"Tidak penting siapa kamu. Cepat minta maaf pada temanku," kata Tommy berusaha membela Helen. Dia muncul di momen yang tepat. Pria muda itu melihat Tommy dengan pandangan tidak suka. Dia berkata, "Siapa kamu?"Tommy tidak ingin membuat keributan, tapi dia akan membela Helen. Jika dia tidak melakukannya, bagaimana dia akan mendekati Helen. Tommy merenggut baju pria muda itu. Dia mengancam sambil berkata, "Hei, aku peringatkan kamu. Minta maaf pada temanku."Pria muda itu juga marah. Meskipun dia tidak punya uang banyak, nama baiknya akan tercoreng. Jika dia tidak menyelesaikan persoalan ini, bagaimana mungkin dia berani keluar rumah?"Sialan, kamu tidak bisa melakukan ini," kata pria muda itu sambil memukul perut Tommy dengan keras.Tommy lengah. Dia terjatuh ke lantai. Biasanya memang sering terjadi keributan di dalam klub. Bentuk pertikaian itu tidak selalu serius. Tapi jika menjadi parah, biasanya Boris turun tangan. Michael dan Mark melihat situasi ini dari lantai atas
"Jaga temanmu. Jangan macam macam kalau kamu tidak bisa melawan," kata pria muda itu sambil pergi menjauh. Tommy menghela napas lega. Sepertinya pengaruh nama Keluarga Tian berhasil juga. Kalau tidak, masalahnya akan semakin rumit."Kamu baik-baik saja?" tanya Tommy pada Helen. "Aku tidak apa-apa. Kamu bagaimana? Apa perlu ke rumah sakit?" tanya Helen. Merasakan perhatian Helen, rasa sakit Tommy menjadi pudar. Kalau saja dia bisa membuat Helen jatuh cinta padanya. "Tidak apa-apa," kata Tommy.Helen sebenarnya tidak begitu menyukai Tommy, tapi dibanding Michael, dia merasa Tommy lebih baik. Paling tidak dia mau membelanya, sedangkan Michael hanya bisa meninggalkannya membereskan masalahnya sendiri. Meskipun Tommy bukan tipe pria yang diinginkan Helen, tapi paling tidak dia memiliki keberanian, tidak seperti Michael, yang bersikap pengecut. Bagaimana mungkin Sally bisa tertarik pada pria pengecut seperti Michael? Saat pulang nanti, Helen akan menasehatinya. Setelah Mich
"Brian, ini si pecundang yang ditargetkan nona," kata Amy sambil tersenyum. Sorot mata Brian menjadi tajam. Dia tertawa dan berkata, "Rupanya kamu yang membuat masalah. Sia-sia saja kamu melawannya, dan kamu pasti akan kalah. Lebih baik turuti keinginan nona. Kalau tidak, kamu yang akan berhadapan denganku."Michael mengepalkan tangannya dengan penuh amarah. Setelah menderita selama tiga tahun, ternyata kata-kata itu masih membuatnya marah.. Bukan itu saja, tapi dia juga diminta untuk menuruti keinginan Teresa. Mengubah namanya?Memangnya siapa dia bisa mengatur hidupnya. "Bagaimana kondisimu?" tanya Michael pada Spence. Spence terlihat kesusahan. Badannya gemetar, lalu dia tersenyum lemah. "Michael, maafkan aku. Aku tidak bisa melawannya.""Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu minta maaf," kata Michael. Pada saat itu, para penonton menjadi semakin tidak sabar. Mereka ingin melihat kelanjutan pertandingan. "Ayo, lanjutkan. Kenapa dihentikan?""Jangan ditunda-tunda. Kami in
"Sialan kamu Michael, tidak tahu malu. Kamu melibatkan nona. Padahal kamu bisa mengatasinya sendirian," ujar Kale sambil berjalan mendekati Michael. "Jika kamu keberatan, bilang pada Evie dan kami sudah sepakat. Apa kamu keberatan?" tanya Michael.Seketika Kale mengepalkan tangannya. "Suatu hari nanti, aku akan membunuhmu," kata Kale. Kemudian dia masuk ke arena tinju. Melihat lawannya yang bertubuh kecil, Kale berkata, "Cepatlah, aku tidak punya banyak waktu."Sorot mata Brian menjadi tajam. Dia tersenyum dan berkata, "Jangan remehkan aku. Kalau tidak kamu akan menyesal."Saat mereka bertanding, kemampuan mereka hampir setara. Kecepatan dan kekuatan mereka seimbang. Para penonton ikut bersemangat. Bahkan Michael tidak bisa menahan napas. Dia merasa menjadi salah satu penonton dan menurutnya Kale lebih unggul dari Brian. Michael penasaran, seperti apa lingkungan Kale dibesarkan. Mengapa dia bisa memiliki kemampuan sehebat itu!Padahal Michael sudah dilatih oleh guru terhe
"Hei ….""Ada apa? Kenapa dia mundur?""Apa yang terjadi? Jadi dia menyerah?"Para penonton terpana. Brian yang begitu kuat tiba-tiba mengaku kalah, mereka sulit mempercayai hal ini. Michael juga heran. Brian sudah mengalahkan dua orang hebat. Kenapa dia tiba-tiba mengaku kalah. Apa yang terjadi?Semua orang mencari jawaban, tapi tidak ada yang tahu kecuali BrianSaat Michael masuk ke dalam ring, Brian melihat seorang sosok orang tua. Dia merasakan aura yang sangat kuat. Ini membuatnya tiba-tiba takut. Orang tua itu kelihatannya bukan orang sembarangan. Brian takut jika dia nekat melawan orang tua itu, dia akan kalah. Jadi Brian memutuskan untuk menyerah saja. Memang memalukan, tapi ini lebih baik dari kehilangan nyawa. Amy melihat kejadian ini dengan marah. Dia tidak bisa membuat Michael kalah. Dia akan melaporkan kejadian ini pada Teresa. Padahal ini kesempatan baik untuk mempermalukan Michael. Ternyata hal ini tidak terjadi. Michael keluar dari arena dan mendeka
Orang tua itu melihat Brian, dan meninggalkan gang itu. Seketika suasana di sekitar terasa sunyi. Brian berusaha duduk. Dia terlihat menyedihkan. Meskipun dia tidak tahu siapa orang tua itu, tapi jelas Michael punya guru yang hebat. "Nona, sepertinya kamu akan kesulitan menundukkan Michael."Amy ikut meninggalkan ring. Dia kembali ke hotel dan menunjukkan Teresa rekaman videonya. Saat Teresa melihat video Michael, dia merasa tidak ada yang spesial. "Biasa saja. Ada video yang lain?" kata Teresa sambil tersenyum. Amy mengangguk. Dia pikir Teresa akan senang. Tapi ternyata nonanya merasa video itu biasa saja. "Ada Nona.""Ngomong-ngomong, di mana Brian?" tanya Teresa. "Saat Brian hendak melawan Michael, tiba-tiba saja dia menyerah," kata Amy."Menyerah?" Wajah Teresa menjadi kaku, dia lalu bertanya, "Apa yang terjadi?"Amy menjelaskan apa yang terjadi. Ini membuat emosi Teresa memuncak. Meskipun dia tidak langsung melihat kejadiannya, tapi Brian adalah anak buahnya
Di dalam ring tinju, Michael meminta seseorang untuk memeriksa kamera pengawas. Ucapan Kale membuat Michael penasaran. Dia ingin tahu siapa orang yang berdiri di tengah-tengah penonton sebelumnya. Tapi saat menonton kamera pengawas, Michael tidak menemukan orang yang mencurigakan. Hal ini membuatnya bingung. Pasti ada alasan mengapa Brian tiba-tiba pergi. Siapa orang itu sebenarnya?"Michael, beberapa orang memang punya aura sendiri dan mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa. Bukan hal yang aneh kalau mereka juga terlihat seperti orang biasa. Karena dia berhasil membuat Brian takut, seharusnya dia tidak berbuat jahat pada kita. Kamu tidak perlu khawatir," kata Spence mencoba menenangkan Michael.Meskipun dia terluka serius dan Michael memintanya untuk pergi ke rumah sakit, tapi dia tidak pergi. Dia tidak tahu apakah itu dilakukan untuk menghemat uang atau karena kondisi tubuhnya memang tidak memungkinkan untuk bisa pergi ke rumah sakit. Michael menghela napas panjang lalu b
Di villa lereng gunung, ada yang sedang merindukan seseorang. Bella juga sedang memegang foto pernikahan mereka. Dia melihat Michael dalam foto dan bergumam sendiri. Saat dia kesepian di malam hari, perasaan rindu pada Michael membuat Bella menangis. Selama bekerja, dia bisa menyibukkan dirinya dengan pekerjaan dan tidak memikirkan Michael. Tapi pada malam hari, situasi ini tidak bisa dihindari. Melihat ke samping tempat tidurnya, seharusnya ada sosok Michael. Dia adalah suaminya. "Suamiku, aku rindu padamu." Air mata Bella terus berjatuhan. Keesokan paginya, Bella bersiap untuk pergi kerja setelah lari pagi. Suzy berkata padanya, "Pulanglah lebih awal. Bakal ada tamu."Bella mengernyitkan dahi. Sejak kapan keluarga mereka menerima tamu?"Apa itu kakek? Mereka akan datang?" tanya Bella."Bukan mereka, ini temanku. Pulanglah lebih awal," pinta Suzy.Bella terkejut. Hal ini jarang terjadi. Apakah Suzy ingin pamer villa ini pada teman-temannya?Dengan karakter Suzy, mungk
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua