Ekspresi wajah semua orang menunjukkan ketidakpercayaan. Tidak ada yang menyangka Richard akan berlutut!Michael mengambil tangan Bella dan mendekati Marley.Marley menundukkan kepalanya. Dia tidak berani melihat Michael.Semua ini gara-gara Michael. Keluarga Tian menyarankan untuk berlutut, bukan karena dia salah paham dengan Ruby tapi karena hal ini semakin menjelaskan perbedaan status dirinya dan Michael. Marley tidak bisa menahan diri untuk menyalahkan Derbie. Kalau saja Derbie tidak terpikir untuk mempersulit Michael, bagaimana hal ini bisa terjadi?"Takut?" tanya Michael.Marley berkeringat. Bagaimana dia tidak takut? Tapi dia berharap hal ini tidak perlu terjadi. "Michael, hari ini adalah hari pernikahanku. Tolong jangan memperkeruh suasana,” pinta Marley dengan suara memelas. "Jangan cemas. Aku tidak akan melakukannya, terima kasih" kata Michael. Bagaimana Marley bisa mempercayai Michael yang berterima kasih padanya? Dia pasti menyembunyikan sesuatu. Tidak mungki
Pemandu acara itu hanya karyawan biasa. Dia hanya menuruti permintaan atasannya. Mendengar perkataan Suzy, dia berkata dengan cepat, "Aku tidak ada hubungannya dengan kejadian ini. Lagipula aku hanya mengikuti arahan Marley.""Memangnya dia bilang apa?" tanya Suzy.Pemandu acara itu menjawab dengan suara gemetar, "Dia.. dia ingin mempermalukan Michael."Suzy melihat Marley dan bertanya, "Siapa yang memberimu ide ini dan apa tujuanmu?"Marley pikir dia bisa meremehkan Michael hanya sekedar untuk bersenang-senang. Tidak ada hal yang perlu dibikin serius. Tapi Derbie adalah ibunya. Karena Derbie ingin mempermalukan Suzy lewat Michael, jadi dia menuruti keinginan ibunya."Tidak ada yang memberiku ide. Aku tidak punya tujuan apa-apa," kata Richard.Suzy tersenyum dan berkata, "Tidak ada tujuan lain? Jika bukan karena ibumu, pasti kamu tidak akan terpikir ide itu."Suzy melihat Derbie dan melanjutkan, "Aku tahu kamu tidak menyukaiku. Kamu pikir aku mencuri perhatian, tapi aku tida
"Teresa Han, kamu sedang apa di sini?" tanya Michael dengan raut muka curiga. Alfred terkejut. Perempuan ini bermarga Han. Mungkinkah dia berasal dari Keluarga Han?Jika ini konflik dalam Keluarga Han, Keluarga Tian tidak boleh ikut campur. Teresa melihat Richard. Dia tidak mendengarkan perkataan Michael dan berkata, "Kamu takut dengan Keluarga Tian? Aku bisa memberimu modal untuk melawan Keluarga Tian dan membuatmu menjadi keluarga nomor satu di Yuncheng. Kamu mau?"Richard tidak pernah membayangkan akan mengalahkan Keluarga Tian. Pengaruh Keluarga Tian ada di mana-mana. Meskipun Grup Ian bersebrangan dengan Keluarga Tian, mereka tidak pernah mengambil tindakan. Mereka takut akan melakukan sebuah kesalahan, jadi tidak berani berbuat apa-apa. Tapi bukan berarti Richard akan tergoda saat ada kesempatan. Hanya saja perempuan ini menawarkan kesempatan yang tidak pernah ditawarkan orang lain. Richard tidak percaya padanya. "Aku tidak mengenalmu," kata Richard.Teresa tersenyu
"Michael, jika kamu tidak bisa mengontrol istrimu, dengan senang hati aku akan melakukannya," kata Teresa."Teresa, jika kamu berani menyentuh selembar rambut istriku, aku akan membunuhmu," kata Michael dengan tegas. Teresa tidak takut. Dia malah tersenyum dan berkata, "Waktu kita masih panjang. Aku akan membuatmu berlutut dan menyesali kesalahanmu. Kamu akan merasakan apa itu namanya kekuasaan."Setelah mengatakan itu, Teresa beralih ke Richard dan berkata, "Apa kamu mau menjadi anak buahku?"Dilihat dari momen ini, nampaknya perempuan ini memang punya kekuasaan. Alfred tidak mengatakan apa-apa. Kecemasannya terbukti. Setelah beberapa lama dia berpikir, Richard berkata, "Aku mau.""Kamu pintar. Berikutnya aku akan mengajarimu bagaimana cara bermain di Yuncheng. Baik Michael atau Keluarga Tian, mereka akan bertekuk lutut di hadapanmu," kata Teresa.Karena dia memutuskan untuk mempercayai Teresa, Richard tidak ragu-ragu. Dia berkata pada Alfred dan Michael, "Rasa malu keluarg
Setelah meninggalkan Rumah Buah, Alfred segera kembali ke villa Keluarga Tian.Teddy dan Carlsen masih bermain Go. Saat mereka melihat Alfred pulang, mereka terkejut. "Kenapa kamu cepat sekali pulang? Kamu sudah bertemu dengan Keluarga Xie?" tanya Teddy penasaran. Meskipun suatu masalah terjadi di acara itu, tapi Keluarga Xie rasanya sudah menyelesaikannya. Terlebih lagi jika Richard pintar, dia akan minta maaf pada Michael.Setelah dia melihat Carlsen, Alfred berkata pada Teddy dengan raut muka yang serius, "Ayah, ada sesuatu yang aku ingin sampaikan. Temui aku di ruang kerja."Teddy mengernyitkan dahi. Sepertinya memang sesuatu yang serius sudah terjadi. "Ruby, temani kakek Carlsen bermain Go," ujar Teddy pada Ruby.Ruby juga ingin ikut ngobrol dengan ayah dan kakeknya, tapi saat dia melihat raut muka ayahnya, dia tidak jadi melakukannya. Dia bisa bertingkah seperti nona kaya pada umumnya, tapi dia tetap takut pada ayahnya. Setelah menutup pintu, Teddy bertanya, "Ada apa?
"Apa ayah masih percaya padanya?" tanya Alfred.Teddy tidak mengangguk. Ekspresi wajahnya sangat serius. Karena keputusan yang dia ambil akan menentukan nasib Keluarga Tian. Alfred tidak terburu-buru dan menunggu dengan tenang keputusan Teddy. Dia tahu hal ini merupakan keputusan yang sulit dilakukan Teddy.Setelah menunggu beberapa lama, Teddy berdiri dan tersenyum. Dia berkata pada Alfred, "Michael sudah menjadi abang dari Ruby, bukan?"Alfred menghela napas. Meskipun Teddy tidak mengatakannya dengan jelas, dia paham apa yang dimaksud ayahnya. "Ayah, apapun keputusanmu, aku akan mendukungmu," ujar Alfred."Dalam masalah ini, kita hanya cukup berdiri di belakang Michael dan memperhatikan dalam diam," Teddy tersenyum kecut dan melanjutkan, "Di mata orang-orang Yuncheng, Keluarga Tian seperti keluarga nomor satu tapi kita tahu di luar sana masih banyak keluarga yang lebih hebat dari kita.""Ya," Alfred mengangguk. Yuncheng hanyalah kota kecil diantara semua kota di China, dan k
Mendengar perkataan Suzy, seketika Bella menjadi kesal. Sepertinya di mata ibunya, hanya ada masalah selingkuh. "Bu, bagaimana ibu bisa berpikir seperti itu? Michael berusaha mencari jalan keluar, tapi ibu ingin mengusirnya dari villa?" kata Bella sambil menggertakkan gigi. Melihat kemarahan Bella, Suzy tidak perduli sama sekali. Dia berkata, "Aku hanya menyebutkan fakta. Siapa yang tahu isi pikirannya? Putriku, jangan terlalu mudah percaya pria."Bella menghela napas panjang. Dia tahu persis karakter Michael seperti apa. Memang benar ada pria hidung belang, tapi semua itu kembali pada karakter masing-masing, apakah mereka bisa mengontrol diri atau tidak. Bella percaya Michael bisa mengontrol dirinya. "Bu, aku peringatkan, jangan sekali-kali ibu mengungkit hal ini," kata Bella dengan nada tajam. Mendengar ucapan Bella membuat Suzy tidak senang dan berkata, "Aku adalah ibumu. Kamu berani bilang seperti itu pada ibumu?""Meskipun ibuku, ibu tidak berhak berbicara Michael s
"Aku akan keluar," kata Michael pada Bella.Bella dengan ragu mendekati Michael dan bertanya, "Apa yang sesungguhnya terjadi?""Tidak ada apa apa, tenang saja. Aku hanya mau berkunjung ke tempat teman, jangan cemas," Michael tersenyum.Bella tahu Michael sedang menghiburnya. Dia bisa merasakan kegundahan Michael. Tapi sebagai seorang perempuan, yang bisa dia lakukan hanyalah mendukung dan berdiri di samping Michael."Hati-hati," kata Bella."Mungkin aku sudah makan saat aku pulang nanti," kata Michael sambil tersenyum. Setelah Michael pergi, Suzy berkata, "Hati-hati. Mungkin dia akan pergi ke hotel untuk menemui seseorang."Bella memelototi Suzy dengan marah dan berkata, "Bu, ibu ingin menghancurkan hubunganku dengan Michael?""Aku hanya ingin kamu waspada. Jangan percaya Michael begitu saja," kata Suzy. Bella menghela napas. Bertengkar dengan ibunya tentang masalah ini membuatnya sakit kepala. Michael pergi menuju Hotel Kaiwei. Ada seorang pria yang menunggu di depan pi
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua