Di kampung Berta. Ada banyak kubis dan jejak telur busuk di pintu, bahkan banyak orang yang masih membuang sampah ke halaman, karena banyak orang yang berpikir kalau Berta masih mempermalukan mereka dan merusak reputasi kampung mereka, dan mereka benar-benar ingin mengusir Berta dari kampungnya. Sekarang banyak orang yang mempercayai gosip-gosip yang beredar, dan banyak orang berpikir kalau Berta sudah melakukan sesuatu yang tidak banyak diketahui banyak orang, dan ada yang ingin balas dendam padanya. Melihat banyaknya sampah di halaman dan air yang lumayan bau, Berta terduduk lemas di depan ruangan utama. Setelah suaminya meninggal, ada kepercayaan kalau rumah janda itu berbahaya. Kalau ada laki-laki yang muncul di rumahnya, pasti Berta dituduh sudah mencuri laki-laki dari pasangannya. Setelah Berta mendengar hal ini, untuk mempertahankan reputasinya, dia tidak mau berhubungan dengan laki-laki yang berasal dari kampungnya dan tidak pernah membiarkan seorang laki-laki pun yang mend
"Berta, coba lihat di sekelilingmu. Tidak ada yang percaya padamu. Mengapa kamu berani kembali ke sini?” ujar Rian dengan tatapan sinis. Dia merasa mendapatkan dukungan semua orang. “Aku tidak butuh pengakuan mereka semua. Ini rumahku, aku berhak untuk tinggal di sini,” ujar Berta sambil menggigit bibirnya. “Ya ampun, benar-benar tidak tahu malu.”“Kalau kamu tidak mau pergi, apakah kita semua harus menanggung malu?”"Berta, dasar murahan. Kalau kampung sebelah mengetahui kedatanganmu, kami semua pasti akan dipermalukan. Dasar perempuan jahat, bisa kah kamu berbuat baik sedikit saja?”Setelah melihat Berta tidak mau pergi, mereka benar-benar marah dan saling mencaci maki, dan beberapa orang bahkan melempar batu pada Berta. Berta mulai kesakitan, terlihat dari wajahnya. “Aku tidak pernah melakukan apa-apa, semua hanya gosip saja. Apakah kalian bisa membuktikannya?”Tiba-tiba saja terdengar suara rem mobil yang lumayan keras. Semua orang melihat ke arah suara rem tadi, sebuah mobil
Bang!Terdengar suara Rian terjatuh, Michael menendang Rian dengan keras. Rian berdiri lagi lalu mengambil beberapa langkah kembali tapi lalu jatuh lagi ke tanah.Warga yang menyaksikan hal ini lalu mendadak diam. Laki-laki ini bahkan berani menendang Rian. Dia mau mencari mati rupanya. Di kampung ini, siapapun yang berani macam-macam dengan Rian, tidak akan berakhir baik. "Hei anak muda, cepat minta maaf!”“Aku sarankan, kalian yang sebaiknya minta maaf pada Berta,” ujar Michael. “Minta maaf pada Berta? Wah, otakmu benar-benar tidak beres.”“Berlutut di depan perempuan bodoh ini? Bagaimana bisa?”"Atas dasar apa kami harus minta maaf?”"Kalau kamu tidak tahu apa yang sudah dilakukannya, mending diam saja. Wanita murahan seperti dia memang pantas tinggal di dalam kendang babi."Michael tidak tahu mengenai gosip yang beredar, tapi dia yakin Berta bukan perempuan seperti itu. "Apakah kalian memang biasa membicarakan dan menghina orang seperti ini?” kata Michael. Sejauh yang dia lih
Rian mengerti arti ucapan Michael dan berkata kepada semua yang hadir dengan panik, “Tunggu apa lagi? Ayo cepat berlutut dan meminta maaf."Para warga berpikir ini semua tidak ada hubungannya dengan mereka. Mereka hanya melempar sayuran dan telur busuk saja, mengapa harus berlutut dan minta maaf? Karena melihat tidak seorang pun berlutut, Rian berkata dengan ekspresi wajah marah, “Jika kalian tidak mau berlutut, jangan salahkan aku. Aku tidak akan bisa melindungi kalian di masa yang akan datang.”Para penduduk kampung tidak takut pada Michael, karena mereka tidak bisa merasakan kekuatan Michael, tetapi ancaman Rian membuat mereka khawatir. Bagaimana pun Rian adalah orang yang paling berkuasa di sini. Kalau bukan dia yang bisa melindungi mereka, siapa lagi? "Aku beri kalian waktu tiga detik,” ujar Rian sambil melirik ke arah Michael. Wajahnya yang dingin membuat tubuh Rian bergetar hebat. Di bawah ancaman Rian, penduduk kampung berlutut dengan enggan. Berta melihat Michael dengan ta
Michael membantu Berta mengemasi barang-barangnya lalu mereka pergi.Rian, yang tubuhnya sudah penuh dengan keringat, akhirnya bisa bernapas lega. Dia lalu berdiri dan berkata, "Sekarang kalian sudah melihat sendiri, jadi jangan berani macam-macam. Kalau sampai aku mendengar kalian mengucapkan hal-hal yang buruk tentang mereka, aku tidak segan-segan akan bertindak tegas.""Rian, tapi siapa mereka sebenarnya? Kamu bahkan tidak berani melawan,” seorang penduduk bertanya pada Rian. Rian sudah tidak takut untuk kehilangan reputasinya. "Kalian tidak tahu, Mark adalah preman yang paling kuat di daerah pinggiran Yuncheng. Aku khawatir kalau anak muda tadi ada hubungannya dengan Keluarga Tian,” ujar Rian. Status Keluarga Tian memang sudah sangat kuat di Yuncheng dan terkenal hingga ke luar Yuncheng. Oleh karena itu, ketika orang-orang mendengar Michael mungkin ada hubungannya dengan Keluarga Tian, mereka sungguh terpana. "Tidak mungkin Berta bekerja untuk Keluarga Tian.""Mengapa dia sanga
Di Hotel Peninsula, Evie dengan make up tipis, terlihat lebih cantik seperti dari dunia peri. Kecantikan Evie pasti akan membuat iri perempuan lain. Sambil duduk di tempat tidur, kakinya yang langsing dan jenjang duduk menyilang, semakin membuatnya terlihat menarik. Kale menundukkan kepalanya."Nona, kenapa Penn ikutan hadir? Seingatku, mereka tidak pernah sekalipun datang ke China," Kale berkata dengan raut muka bingung. Keluarga Han adalah keluarga China terkemuka di Amerika. Hampir semua orang China mengenal mereka. Oleh karena itu, Evie juga akrab dengan Keluarga Han. Kali ini, masalah Keluarga Qi sangat berhubungan dengan Keluarga Han. Terutama Evie, dia ingin mengenal lebih dekat Keluarga Han.Keluarga Han sudah tinggal di Amerika sudah cukup lama. Mereka adalah keluarga yang memiliki sejarah lebih dari 100 tahun dan memiliki keunikan tersendiri. Tapi, mereka tidak pernah kembali ke China. Evie menduga Keluarga Han memiliki pantangan dan aturan tertentu. Tapi hari ini,
Di luar Hotel Peninsula, Mark sudah menunggu. Karena punya pengalaman dihajar habis-habisan saat makan sendirian, Michael ingin lebih berhati-hati kali ini. Dia tidak ingin hal itu terulang lagi. Sekali saja sudah cukup. "Aku tidak menemukan informasi lebih banyak, tapi mereka adalah keluarga berpengaruh dari luar negeri," ujar Mark."Baiklah, coba kita lihat nanti," kata Michael. Dia sudah memperkirakan kemungkinan itu tapi masih belum yakin. Di saat yang bersamaan, seorang perempuan datang menghampiri Michael dengan sikap arogan. Meskipun tinggi tubuhnya tidak melebihi Michael, tapi dari sikapnya menunjukkan dia adalah seorang perempuan yang suka memerintah. "Apa kamu yang bernama Michael?" Nama perempuan itu adalah Amy Han. Meskipun nama terakhirnya adalah Han, tapi dia tidak memiliki darah di keluarga itu. Amy tumbuh besar di Keluarga Han dan bertugas mengurusi kebutuhan Teresa. Pekerjaan utamanya adalah asisten rumah tangga Keluarga Han."Siapa kamu?" tanya Michael. Am
Kebencian Teresa untuk China, yang seolah-olah meresap sampai ke seluruh tulang di tubuhnya, membuat Michael naik pitam. Dia tidak mengerti mengapa Teresa bersikap seperti itu. Michael, yang sebenarnya menghargai negara asing, tidak menyukai sikap Teresa. Meskipun Teresa hidup cukup lama di luar negeri, seharusnya dia bisa lebih menghargai asal usul leluhurnya. "Jadi kamu tidak memandang sejarah keluargamu?" tanya Michael dengan nada tajam. Hampir semua anggota Keluarga Han bersikap sama seperti Teresa. Mereka sangat membenci China. Dia tidak merasa ada yang salah dari ucapannya. Saat mendengar Michael berbicara seperti itu, membuatnya semakin emosi. Punya hak apa Keluarga Han dari Yanjing ini menasehati Keluarga Han dari Amerika? "Kamu menyalahkanku? Lihat dirimu sendiri. Kamu hanya sampah. Saking tidak punya apa-apa, jadi kamu bersikap nasionalis!" Teresa tertawa terbahak-bahak. Michael melihat Teresa dengan sorot mata membara. Dia mengepalkan tangannya hingga jari je
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua