Edward berani datang karena kondisi Michael masih lemah. Kalau dia pulih nanti, rasanya Edward tidak seberani ini. Tapi kalau sampai ketahuan orang banyak Edward takut dengan Michael, dia pasti malu. "Michael, apakah ada gunanya kamu mengancamku? Apakah kamu pikir aku takut?” ujar Edward. "Kamu tidak perlu takut padaku. Terserah saja, tapi apakah kamu ingin merasakan pukulanku?” ujar Michael sambil tersenyum."Kalau pukulanmu cukup keras, bagaimana mungkin kamu bisa terluka hebat seperti ini? Dasar pecundang. Kamu pasti sudah menyinggung orang-orang hebat,” ujar Amanda dengan nada menghina. "Aku dipukuli, dan kamu bukan perempuan yang tepat untuk membicarakan hal ini. Walaupun kamu ingin menghinaku, tapi kamu tidak layak melakukannya,” ujar Michael. Wajah Amanda berubah. Michael menganggapnya tidak layak, padahal dulu posisinya lebih tinggi dari Bella. “Benar-benar lucu. Kamu bilang aku tidak layak? Coba lihat dirimu sendiri. Kamu hanya bisa makan makanan murahan” ujar Ama
Hari berikutnya di rumah sakit, seorang tamu datang ke ruangan. Michael merasa curiga pada tamu ini. Karena dia pernah masuk ke toilet laki-laki. Bagaimana bisa Michael menganggapnya sebagai perempuan biasa? Tapi Bella merasa tidak ada yang hal yang aneh. Malahan dia sangat bersemangat. "Evie, bagaimana kamu bisa tahu kami lagi ada di rumah sakit?" Bella dengan hangat mengambil tangan Evie dan memperlakukannya seperti seorang teman baik tanpa ada keraguan. "Bukannya kamu pergi untuk mengambil foto pernikahan? Apa yang terjadi?" Evie tidak menjawab pertanyaan Bella. Dia memperhatikan Michael dan mungkin mengetahui apa yang terjadi di Pulau Bedrock. Tapi dia tidak akan membiarkan Bella tahu. Mendengarnya, membuat Bella terdiam. Michael berurusan dengan Keluarga Lu. Semua ini bermula dari acara pelelangan di mana Ardi kalah lelang dengan Michael. Kejadian ini banyak membuat banyak orang bertanya-tanya. "Tidak ada apa-apa, hanya kecelakaan kecil," kata Bella. Kematian Kepala Kelu
Michael mengertakkan giginya. Dia merasa seperti sedang berjalan di atas es. Dia takut jika Bella akan kembali. "Kamu cantik dan punya tubuh bagus. Kalau pria biasa mungkin tidak akan tahan. Tapi kamu meremehkanku. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang membuat Bella bersedih," kata Michael. Evie mengepalkan tangannya. Dia sudah di tahap ini tapi dia belum bisa mengubah perasaan Michael. Apa ini berarti dia harus bersikap lebih berani lagi?"Kamu ingin tahu siapa aku? Mudah saja. Akan kuberitahu asalkan kamu mau menjadi pasanganku. Aku tidak keberatan kamu sudah menikah," kata Evie.Mendengarnya membuat Michael tersenyum dan berkata, "Evie, kamu terlihat bingung. Meskipun aku tidak tahu apa motivasimu, memangnya kamu merasa layak untuk berhubungan denganku?"Evie merasa terpana saat Michael langsung menusuk hatinya. Dia tidak mengira jawaban Michael seperti itu. "Aku bisa memberimu kekuasan di mana Bella tidak bisa memberikannya," kata Evie."Aku tidak tertarik. Kekuasaan tid
"Nona, kamu tidak bisa mencoba pakaian ini. Bukankah kamu sudah lihat tanda di depan toko? Kami tidak menjual pakaian biasa," kata pelayan toko pada Evie. Sungguh perempuan tidak tahu diri. Kenapa dia tidak datang saja ke toko pakaian biasa? Saat wanita kaya mendengar ucapan Evie, dia tertawa keras dan berkata, "Anak muda, kamu salah masuk toko. Lebih baik keluar dari sini dan cari toko yang sesuai dengan kondisi dompetmu."Evie melihat ke wanita tersebut dan memandangnya dari atas ke bawah, "Apa pakaian itu cocok untukmu?"Ekspresi sang wanita seketika berubah. Dia berkata, "Anak muda, jaga perkataanmu.""Bukannya kamu sendiri yang memulai?" tanya Evie."Dasar perempuan kurang ajar, aku akan memberimu pelajaran," kata wanita itu sambil mendekati Evie. Melihat potensi adanya masalah, si pelayan toko mencoba menengahi, "Nona, tidakkah kamu lihat gaya berpakaian wanita itu. Dia orang kaya. Lebih baik nona tidak mencari masalah dengan orang kaya."Sang wanita itu hendak melampias
"Apa menariknya menghabiskan uang yang sudah disimpan selama bertahun-tahun? Mulai sekarang, kamu akan pulang dan makan roti," kata si wanita itu dengan nada penuh kebencian. Menurutnya Evie pasti sudah menghabiskan uang yang dia tabung untuk membeli pakaian itu. "Uang tabungan? Uang ini bahkan tidak seberapa," kata Evie. Dia melihat sang manager dan bertanya, "Bisakah aku mencoba pakaian ini?""Ya, tentu saja. Ruang gantinya ada di sebelah sana," kata sang manajer. Dia tidak peduli apakah Evie sudah menghabiskan uang tabungan. Selama dia bisa membayar pakaian ini, dia sudah dianggap seperti pelanggan lama. Sedangkan si wanita kaya itu, dia tidak membeli apa-apa. Evie membawa pakaian dan berjalan menuju ruang ganti. "Walaupun dia bisa membeli pakaian itu, tetap saja jatuhnya akan jelek di tubuhnya. Sayang sekali," si wanita itu tertawa. Belum pernah ada yang mencoba pakaian itu. Maka saat Evie hendak memakainya, para pengunjung toko menantikan kemunculannya dari ruang ganti.
Saat Evie meninggalkan toko itu dan berjalan di dalam mal, dia menjadi pusat perhatian. Semua orang menatapnya, terlebih lagi pandangan para pria. Tidak jauh dari situ, terdapat sosok yang menatap Evie dengan tajam. Dia ingin membunuh para pria lain yang menatap Evie dengan pandangan tidak senonoh. Bagi Kale, Evie adalah seorang dewi. Sayang sekali dia tidak bisa mengekang Evie sehingga dia tidak dilihat pria lain. Tapi memang jika Evie melepas kacamatanya, sosoknya yang seperti seorang dewi semakin bersinar. "Nona, kenapa kamu memilih pria pecundang itu? Dia tidak selevel denganmu," kata Kale sambil menggertakkan gigi. Dia tahu bosnya mencari pria yang bisa menanggung beban keluarga tapi Kale bisa mengalahkan Michael! Kale ingin membunuh Michael berkali-kali. Tapi dia tahu jika dia melakukan hal itu, nona-nya akan mengusirnya. Hatinya sakit. Dia tidak ingin pria lain menikmati kecantikan Evie. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Saat berjalan keluar mal, Evie berdiri di s
"Apa ada pria yang disukai putri kita?" tanya Fransesca."Sepertinya ada, tapi aku punya perasaan tidak enak. Apa aku perlu menyelidiki siapa dia?" tanya Daniel.Fransesca menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu dimarahi putri kita, aku tidak akan ikut campur."Daniel tersenyum masam. Dia mendesah. Evie adalah perempuan keras kepala. Dia jarang meminta tolong pada kedua orang tuanya. "Putri kita sudah dewasa. Percayalah padanya," kata Fransesca.Daniel mengangguk dan berkata, "Baiklah. Aku harap pria itu tidak mengecewakan. Jika dia berani menyakiti Evie, akan kubunuh dia."Di sisi lain, Michael menikmati melihat Bella memotong apel untuknya."Bella, kapan aku bisa keluar dari sini?" Meskipun Bella sangat memperhatikan kesehatannya, Michael tidak ingin tinggal lebih lama lagi. "Aku sudah bertanya pada dokter. Jika memungkinan, paling cepat seminggu," kata Bella.Michael terlihat sedih dan berkata, "Lama juga.""Kamu ingin sekarang keluar rumah sakit?" Bella melot
Michael sudah bisa membaca gelagat Suzy. Dia pasti menyombongkan dirinya di depan orang yang mau mendengarkan. Dengan karakter Suzy yang suka membesar-besarkan masalah, Michael harus memperingatkannya. "Bu, aku tahu kamu lagi senang. Tapi kamu tidak boleh ngomong berlebihan," kata Michael. Mendengarnya membuat Suzy menjadi terdiam. Seketika dia menjadi kesal. Enak saja Michael menasehati dia. "Michael, jangan berprasangka buruk ya. Aku tidak ngomong macam-macam. Kalaupun iya, itu tidak ada hubungannya denganmu," kata Suzy.Michael menjadi khawatir. Dia tidak percaya sama sekali dengan ucapan ibu mertuanya ini. Michael harus menjaga citra dirinya sebagai pecundang di Yuncheng. "Aku tahu. Tapi pikirkan Bella. Semakin kamu memuji Bella, semakin banyak orang yang ingin Bella menderita," kata Michael. Suzy sangat bangga pada putrinya. Bella adalah topik yang selalu dia perbincangkan di depan teman-temannya. Suzy menikmati pandangan iri di mata mereka. Dia tidak pernah merasakan p
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua