"Apa ada pria yang disukai putri kita?" tanya Fransesca."Sepertinya ada, tapi aku punya perasaan tidak enak. Apa aku perlu menyelidiki siapa dia?" tanya Daniel.Fransesca menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu dimarahi putri kita, aku tidak akan ikut campur."Daniel tersenyum masam. Dia mendesah. Evie adalah perempuan keras kepala. Dia jarang meminta tolong pada kedua orang tuanya. "Putri kita sudah dewasa. Percayalah padanya," kata Fransesca.Daniel mengangguk dan berkata, "Baiklah. Aku harap pria itu tidak mengecewakan. Jika dia berani menyakiti Evie, akan kubunuh dia."Di sisi lain, Michael menikmati melihat Bella memotong apel untuknya."Bella, kapan aku bisa keluar dari sini?" Meskipun Bella sangat memperhatikan kesehatannya, Michael tidak ingin tinggal lebih lama lagi. "Aku sudah bertanya pada dokter. Jika memungkinan, paling cepat seminggu," kata Bella.Michael terlihat sedih dan berkata, "Lama juga.""Kamu ingin sekarang keluar rumah sakit?" Bella melot
Michael sudah bisa membaca gelagat Suzy. Dia pasti menyombongkan dirinya di depan orang yang mau mendengarkan. Dengan karakter Suzy yang suka membesar-besarkan masalah, Michael harus memperingatkannya. "Bu, aku tahu kamu lagi senang. Tapi kamu tidak boleh ngomong berlebihan," kata Michael. Mendengarnya membuat Suzy menjadi terdiam. Seketika dia menjadi kesal. Enak saja Michael menasehati dia. "Michael, jangan berprasangka buruk ya. Aku tidak ngomong macam-macam. Kalaupun iya, itu tidak ada hubungannya denganmu," kata Suzy.Michael menjadi khawatir. Dia tidak percaya sama sekali dengan ucapan ibu mertuanya ini. Michael harus menjaga citra dirinya sebagai pecundang di Yuncheng. "Aku tahu. Tapi pikirkan Bella. Semakin kamu memuji Bella, semakin banyak orang yang ingin Bella menderita," kata Michael. Suzy sangat bangga pada putrinya. Bella adalah topik yang selalu dia perbincangkan di depan teman-temannya. Suzy menikmati pandangan iri di mata mereka. Dia tidak pernah merasakan p
"Shirley, aku tidak akan bisa menandingimu," Michael tersenyum. Dia bisa melihat garis kekhawatiran di wajah Shirley. Dia ingin bertanya, tapi karena anak-anak masih ada di sini, Michael mengurungkan niatnya. "Ngomong-ngomong, Rosamund juga menelponku. Dia bilang dia akan datang hari ini. Kalian berdua sudah lama tidak bertemu," kata Shirley."Tumben sekali. Apa dia sering ke sini?" Rosamund adalah perempuan yang disukai anak-anak. Dia sangat manis. Terkadang dia datang untuk menolong Love Home. Dia mengenal Michael, tapi mereka jarang bertemu selama tiga tahun ini. "Sekarang dia sudah punya pacar. Biasanya dia suka membawa pacarnya," kata Shirley.Kurang dari sejam, Rosamund datang membawa kantong cemilan. Anak-anak langsung mendatanginya dengan semangat. "Kalian pilih kasih, kalau begitu aku tidak mau datang lagi ke sini," canda Michael."Michael, kamu di sini? Sudah lama tidak berjumpa," kata Rosamund dengan terkejut. Pria yang berdiri di sampingnya adalah pacar Rosamund,
Mendengarnya membuat Michael merasa bersalah. Karena dia secara tidak langsung berperan di masalah ini. Tapi asalkan masalahnya adalah uang, Michael bisa membantu. Seketika, Michael menyadari kalau Billy diam-diam mengambil kunci mobilnya. Dalam hati, Michael tertawa. Pria ini ingin pamer, tapi sekalinya berurusan dengan uang, dia mundur. "Shirley, berapa pengeluaran bulanan Love Home?" tanya Michael."Untuk makan, diperlukan sepuluh ribu yuan per anak. Bagaimanapun juga, mereka sedang dalam masa pertumbuhan," kata Shirley. "Biarkan saja mereka makan sedikit. Minimal mereka masih bisa hidup," kata Billy.Mendengarnya membuat Shirley kecewa. Love Home menerima anak-anak tanpa diskriminasi. Tapi Billy adalah pacar Rosamund. Shirley tidak bisa menyalahkannya. "Billy, kamu tidak punya perasaan. Diamlah," kata Rosamund dengan marah. Billy yang dimarahi pacarnya, merasakan reputasinya di depan Michael menjadi jelek. Dia berkata, "Aku hanya berbicara fakta. Memangnya kenapa jika m
"Kamu mau ke mana? Ayo kuantar," kata Billy dengan bangga membuka pintu mobil. Dia sengaja mengajak Michael untuk pamer. "Tidak. Aku bisa pulang sendiri," kata Michael. "Baiklah. Kami pergi duluan," kata Billy sambil tersenyum. Michael pergi meninggalkan mereka. Rosamund berkata pada Billy, "Kamu berlebihan sekali. Kenapa kamu sengaja pamer di depan Michael?""Aku tidak suka dengan pria yang tidak tahu malu seperti itu. Kamu dengar, kan? Dia tidak punya pekerjaan tapi dia ingin membiayai anak-anak itu. Bukannya itu namanya tidak tahu malu?" dengus Billy."Punya uang atau tidak, tidak masalah. Dia sangat menyukai anak-anak itu," kata Rosamund."Kamu masih saja naif. Apa gunanya itu? Dia hanya ingin pamer di depanku," kata Billy.Rosamund mendesah. Sebetulnya, dia berharap Michael dapat membantu. Kalau tidak nasib Love Home akan bangkrut. "Jangan mendesah seperti itu. Aku sudah pesan tempat di restoran yang baru buka. Bergembiralah sedikit," kata Billy.Michael menunggu Bi
Setelah Ruby muncul, Teddy tidak punya banyak kesempatan untuk bicara. Saat Ruby naik ke dalam mobil Michael, dia sama sekali tidak melihat kakeknya. Pada saat ini, di mata Ruby hanya ada Michael. Teddy hanya bisa tersenyum kecut. "Ke mana saja kamu? Sudah lama aku tidak mendengar kabarmu," kata Ruby pada Michael. "Aku pergi ke Pulau Bedrock untuk mengambil foto pernikahan dengan Bella," kata Michael. Mendengar nama Bella, ekspresi Ruby menjadi kaku. Jika dia tahu jawaban Michael seperti ini, lebih baik dia tidak bertanya tadi. "Kamu tahu di mana letak restoran baru itu?" kata Ruby dengan cepat mengganti topik. "Aku baru saja kembali ke Yuncheng. Bagaimana aku bisa tahu?" kata Michael."Aku belum pernah ke sana, tapi kata orang-orang tempatnya memang bagus. Restoran ini sering direkomendasikan. Aku akan menunjukkan padamu alamatnya," Ruby mengambil ponselnya dan menunjukkan alamatnya pada Michael. Gambar screensaver di ponsel Ruby adalah gambar Michael. Ruby dengan cepat
"Nona Tian, aku tidak menyangka anda sendiri yang datang. Aku sungguh beruntung," kata pemilik restoran sambil tersenyum. "Apa kamu masih memiliki meja kosong?" kata Ruby langsung. Melihat wajah pemilik toko yang berubah, Michael menduga Ruby tidak ingin mendengar basa-basi "Ya, tentu saja ada. Nona Tian, silahkan ikuti saya," kata pemilik restoran. Anggota keluarga Tian datang ke restorannya. Dia harus melayaninya dengan baik. Saat memasuki restoran, Michael melihat sekeliling. Tanpa diduga, dia melihat orang yang dia kenal. "Kenapa dia datang ke sini?" kata Billy dengan muka masam. "Tentu saja dia berhak datang ke sini," Rosamund melihat tidak ada masalah. Memangnya kenapa jika Michael datang ke sini untuk makan malam. "Aku pikir dia mengikuti kita. Kamu tidak percaya dengan ucapanku. Dia membawa pengaruh yang tidak baik," kata Billy.Rosamund menggelengkan kepalanya. Hubungan dia dan Michael hanya teman. Tidak pernah sekalipun Michael memperlakukannya dengan tidak bai
Sikap Billy yang langsung masuk ke ruangan tanpa ijin membuat Ruby menjadi marah. Billy tidak bisa menunggu sampai Ruby beres makan malam dengan Michael. Bahkan kakeknya, Teddy, tidak akan Ruby ijinkan mengganggu makan malamnya dengan Michael. "Keluar," kata Ruby dengan nada tajam tanpa melihat Billy. Billy tidak menggubris. Dia melihat Ruby dan berkata, "Nona, kamu tahu siapa pria ini? Dia mencoba menipumu. Kamu sudah ditipu olehnya. Jika aku tidak mengganggu kalian, dia akan menghabiskan uangmu."Malahan Ruby bersedia uangnya dihabiskan oleh Michael. Sayang sekali Michael tidak tertarik padanya. "Aku bilang, keluar," kata Ruby. Billy menjadi kesal. Dia berniat menyelamatkan gadis kecil itu tapi malahan dia mengusir Billy. "Nona, kamu tidak tahu apa yang kamu hadapi. Aku mencoba menolongmu. Apa kamu tahu siapa sebenarnya pria yang bersamamu ini? " kata Billy. Ruby melotot pada Billy dan berkata, "Siapa kamu? Memangnya aku minta tolong padamu?"Michael tersenyum. Dia meni
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua