"Guru, bagaimana kalau kita sarapan bersama? Biar aku yang bayar," kata Teddy.Michael melihat Ruby. Dia tahu alasan mengapa Teddy datang. Tidak hanya bicara soal permainan, ini juga pasti tentang Ruby.Michael bukanlah orang bodoh. Dia tahu bagaimana perasaan Ruby padanya, dan hal itu tidak penting. "Tidak usah repot-repot, istriku menunggu di rumah." Setelah mengatakan itu, Michael berlari arah pulang. Teddy menggerutu, Ruby ditolak lagi.Ruby mengigit bibirnya dan menangis kencang."Ruby, ayo pulang," ajak Teddy.Ruby menghapus air matanya, "Kakek, dia mencintai Bella. Aku iri padanya. Apa yang harus aku lakukan?"Teddy mendekati Ruby. Dia mengusap-usap kepalanya, "Ruby, kakek akan membantumu mencari calon suami yang lebih baik darinya. Ok?"Ruby menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya ingin dia.""Kamu ..." Teddy merasa bingung. Cucunya sudah jatuh cinta terlalu dalam. Sangat sulit mengubah perasaannya. Michael kembali ke rumah. Dia melihat seseorang sudah bangun.
Setiap kali melihat Evie, Michael memberikan perasaan aneh. Dia tidak ingin Bella terlalu dekat dengan Evie, tapi bagaimana dia bisa melarang Bella berteman dengan Evie?Evie adalah perempuan dan Bella adalah teman baiknya. Mereka juga sudah lama berteman. "Sebaiknya kamu tidak membuat masalah dengan Bella. Atau kamu akan menyesal," ancam Michael.Ketika waktu menunjukkan pukul sebelas siang, Bella baru saja bangun. Begitu juga dengan Michelle. Matanya seperti mata panda. Rambutnya pun berantakan. Evie mengenakan kacamatanya dan bayangan perempuan pendiam pun kembali padanya. Tapi Michael tidak akan tertipu lagi dengan penampilannya. "Michael, kami akan pergi berbelanja. Kamu mau ikut?" tanya Bella."Tidak. Aku tidak akan mengganggu waktu kalian, tapi ..." Michael berhenti bicara. Dia hendak memberitahu Bella soal Evie."Ada apa?" tanya Bella penasaran.Tiba-tiba Evie menggandeng tangan Bella dan berkata pada Michael, "Kamu tidak perlu cemas. Aku akan menjaga Bella baik-baik
"Apa yang sudah dia lakukan?" tanya Michael."Dia tidak tahu malu. Dia sudah menggoda pacarku. Aku mau uang seratus ribu yuan, baru aku lepaskan dia," kata sang pria.Si brengsek ini berulah lagi. Michael menghela napas panjang, "Karena dia yang sudah berbuat seperti itu, ya sudah, biarkan saja."Mendengar ucapan Michael, Stephan lalu memelas, "Tolong aku. Aku sudah lama tidak menyentuh perempuan. Hanya seratus ribu yuan, kan. Uangmu pasti tidak akan habis."Pria itu mendengus, "Begini kelakuanmu saat saudaramu datang, ya.""Kalau kamu ingin menghajarnya, silakan saja," ujar Michael datar. "Sudah cepat bayar. Aku tidak punya banyak waktu," kata sang pria dengan nada tidak sabar. Stephan tadi mengaku punya saudara orang kaya. Jadi dia tadi sombong sekali. Sekarang ketika saudaranya datang, dia malah bersikap seperti itu. "Sudah, cepat.""Sebagai kakaknya, kamu harus bertanggung jawab dengan tingkah adikmu ini""Ya, kakak dan adik sama-sama brengsek."Mendengar ucapan itu mem
Ketika sang pria datang menemui Boris, dia makin takut. Kalau dibanding Boris, dia jelas tidak ada apa-apanya. Walaupun status Boris hanyalah anak buah Mark di kota Yuncheng."Boris, kenapa kamu di sini? Apa yang bisa kubantu?" sapa sang pria.Boris mencari keberadaan Michael tapi dia tidak melihatnya, "Di mana Michael?""Michael?" kata sang pria bingung, "Siapa dia?""Dia yang memintaku datang. Kamu tidak membuat masalah dengannya, kan?" tanya Boris dengan mata menyipit. Sang pria tidak tahu siapa Michael. Tapi dia mulai mengerti. Mungkinkah?Jangan-jangan pria tadi yang bernama Michael?Siapa dia? Kenapa Boris memperlakukannya dengan hormat? Gawat, padahal dia tadi mengancam orang itu. "Boris, aku baru saja berurusan dengan dua orang. Tapi rasanya tidak mungkin dia … yang bernama Michael?" Tapi siapa lagi kalau bukan dia?"Cepat bawa aku ke dia. Apa yang sudah kamu lakukan?" kata Boris dengan nada tajam.Sang pria langung mengantarkan Boris ke dalam ruangan. Saat Bo
Stephan mengusap bokongnya, "Kenapa kamu tidak menolongku?""Kamu salah paham. Mengapa aku harus menolongmu di saat kamu selalu membuat masalah?” kata Michael.Stephan menghela napas panjang. Dia menepuk pundak sang pria, "Aku minta maaf. Aku sudah menggoda pacarmu. Tolong maafkan aku."Sang pria merasa seperti dalam mimpi. Stephan membelanya.Kesempatan ini tidak akan datang kedua kalinya. Dia harus memaanfaatkannya. "Tidak, tidak, aku akan merelakan pacarku untukmu kalau kamu benar-benar menyukainya." kata sang pria.Stephan berkata, "Ayo, kita buat perjanjian.""Baiklah. Ngomong-ngomong apa ada kabar baru?" kata Michael pada Boris."Michael, Spence tadi malam terluka parah. Apakah kamu ingin menjenguknya?" kata Boris. Spence sudah bilang untuk tidak memberitahu Michael, tapi Boris tidak tahan untuk memberitahunya. Mendengar ucapan Boris, ekspresi Michael menjadi serius. Dengan kemampuan Spence, bagaimana dia bisa terluka? Dia petinju terbaik di Yuncheng!"Bawa aku ke s
Michael kembali ke vila. Menjelang sore hari, Bella kembali ke rumah bersama Michelle dan Evie. Mereka membawa banyak barang belanjaan. Sampai di rumah, barang belanjaan itu terhampar di sofa. Perempuan memang paling bersemangat saat belanja. Terkadang hal ini membuat para pria ketakutan. Mungkin saat mereka menemani para wanita di mal, mereka tidak pusing. Tapi saat di rumah, mereka pasti pusing. Saat Michelle melihat Michael yang memijit kaki Bella, sebersit rasa iri muncul di hatinya. "Pasti menyenangkan punya seorang suami. Kapan ya aku punya suami?" tanya Michelle.Evie bertanya, "Kenapa memangnya?""Carikan aku pacar, dong," pinta Michelle.Evie tersenyum. Dia berkata pada Bella, "Kenapa kamu tidak di kamar saja ? Kamu sengaja bikin iri, ya?"Bella melihat ke arah Michael. Ekspresinya senang. Dengan hati-hati, Bella menarik kembali kakinya dan berkata, "Memangnya aku tidak boleh dipijit suamiku sendiri?"Michelle menggertakkan giginya dan memandang Bella. Dia mengiba
Pertandingan pertama dimulai pukul sembilan malam. Semua orang sangat menantikan pertandingan ini. Kursi penonton terisi penuh. Melihat antusiasme tersebut, membuat Michael mengagumi kepintaran Spence. Jika tidak ada bayaran uang, mungkin tidak akan ada keramaian seperti ini. Setelah pertandingan kedua petinju, penonton seperti bosan. Mereka asyik mengobrol satu sama lain. "Aku tidak tahu apakah lawan yang Spence hadapi akan muncul lagi malam ini. Tapi aku sudah tidak sabar ingin melihatnya bertanding lagi.""Ya, sungguh membosankan jika tidak ada pertandingan itu. Lebih baik aku menonton TV di rumah.""Kamu benar. Mungkin saja orang itu muncul lagi malam ini."Orang-orang di sekitar Michael juga mengatakan hal yang sama. Mereka sama-sama bosan. Dari sini, Michael bisa mengerti mengapa Spence membuat skema bayaran itu.Jika metode ring tinju sama seperti sebelumnya, cepat atau lambat, bisnis ini akan tutup. Walaupun membuat Spence menjadi terluka tapi penonton semakin berseman
"Benarkah? Aku tidak percaya.""Lawannya pasti tidak akan membiarkannya menang.""Sialan, aku tidak ingin memanggilnya master.""Tenang saja. Paling dalam beberapa menit dia akan kalah dan dibawa ke rumah sakit."Meskipun mereka terkejut dengan tindakan Michael, mereka tidak ingin menepati janji mereka. Pasti Michael tidak akan menang. "Malam ini, kita kedatangan tamu spesial. Siapapun yang tertarik untuk ikut bertanding, Anda dipersilahkan ikutan. Bakal ada hadiah seratus ribu yuan," kata sang manajer dengan suara pengeras. Kalimat ini mengundang keriuhan penonton. Meskipun hadiah itu tidak terlalu banyak, uang tetaplah uang. Michael pikir mungkin lawan Spence semalam harus dipancing. Michael harus maju duluan. Kemudian Michael masuk ke dalam ring."Oke, penantang pertama sudah ada. Siapa yang mau melawannya?" tanya sang manajer.Melihat fisik Michael yang tidak bertubuh besar seperti petinju lainnya, penonton terpana. Dalam pikiran mereka, lawan main Michael pasti akan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua