"Kamu ingin membunuhku? Aku menganggapmu sebagai saudaraku. Bisa-bisanya kamu memperlakukanku seperti ini?" Kemarahan Cheryl semakin besar. Dia dan Franny sangat dekat. Mereka sama-sama punya orang tua tunggal. Hal ini membuat mereka saling tolong menolong. Franny tahu dirinya sangat bersalah. Dia menangis, "Maafkan aku Cheryl, maafkan aku.""Pergilah, kita bukan saudara lagi," kata Cheryl."Cheryl ... aku …." Franny ingin mengatakan sesuatu. Tapi kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya. Dia tahu kali ini kesalahannya sungguh besar. Kemudian, seorang pria tua masuk ke dalam restoran bersama putrinya. Dia adalah ayah dari Dessy, Hans Shen.Setelah menerima telepon dari putrinya, Hans segera datang ke kampus. Putrinya pun menceritakan detail kejadiannya. Setelah selesai, Hans merasa sangat ketakutan. Bagi Hans, orang yang bisa memanggil keempat selebritas Chengdu itu tidak bisa dianggap remeh. Dia harus cepat menemukan orang itu dan meminta maaf. Setelah menemukan Michael d
Hans terkejut. Dia menggelengkan kepalanya, "Aku tahu kamu ingin menikah dengan keluarga kaya lainnya. Tapi orang ini punya status sosial di atas kita. Kamu bukan orang yang tepat. Kalau diteruskan, bisa-bisa dia membencimu."Dessy menganggukkan kepalanya. Apa yang barusan dia bilang itu murni dari kata hatinya. Tapi setelah ayahnya bilang seperti itu, dia jadi berpikir lagi. Setelah mereka keluar dari restoran, Michael mengantarkan Cheryl ke kampus, "Jika kamu mencari kerja sambilan, kamu bisa mencoba ke perusahaan Hans. Dia pasti akan menerimamu.""Kak Michael, terima kasih banyak," kata Cheryl."Aku sudah banyak menerima kata itu darimu hari ini. Jangan ucapkan kata itu lagi," kata Michael.Karena Cheryl tidak tahu bagaimana membalas kebaikan Michael, dia terus-terusan mengucapkan terima kasih. Setelah itu, dia berkata, "Aku akan mengumpulkan banyak uang. Jadi saat aku pulang ke tempat ibu, aku akan mentraktirmu banyak makanan.""Aku akan tunggu. Kita akan pergi ke banyak ked
"Hai, aku bebas nih malam ini. Bagaimana kalau kamu mengajakku makan malam?" kata si perempuan sambil mengedipkan matanya pada Michael.Michael melihatnya dari bawah sampai ke atas, "Aku hanya seorang sopir."Setelah mendengarnya, ekspresi perempuan itu langsung berubah, "Ciiih, bilang dong dari tadi.""Memangnya aku harus pakai tanda pengenal?" kata Michael.Si perempuan yang kehilangan minat, berjalan menjauh dari Michael. Michael menghela napas. Sepertinya masyarakat di kota ini sangat memperhatikan kekayaan seseorang. "Beruntunglah kamu. Perempuan sepertinya hanya akan menguras kekayaanmu," kata seseorang di belakang Michael. Michael membalikkan badan. Walaupun orang itu sudah mengubah gaya berpakaiannya, Michael masih mengingatnya dengan jelas. "Kamu ….""Kamu!" Stephan menatap Michael dengan ekspresi kaget. "Apa yang kamu lakukan di sini? Membuka tempat ramalan?" tanya Michael. Terakhir mereka bertemu, orang ini berpura-pura menjadi pendeta Tao dengan jasa membaca
"Michael Han," kata Michael. "Kupikir kamu mengajakku ke tempat murah. Kenapa jadi ke tempat mahal begini?""Bro, jangan bilang begitu. Gini-gini juga aku … uhuk … mendapatkan hasil lumayan dari membaca ramalan. Mungkin ada setahun sekali aku makan di sini," kata Stephan.Michael kehabisan kata-kata. Dia tidak bisa membayangkan si brengsek ini menipu orang-orang dengan jubah Tao.Stephan segera mengambil menu restoran itu. Satu jenis makanannya setara dengan jatah makan hariannya. Saat makanan datang, Stephan makan seperti orang kesetanan. Michael mengamatinya. Pelanggan lain jijik melihat cara Stephan makan. "Tidak usah makan terburu-buru. Minimal jaga penampilanmu," kata Michael.Stephan menggelengkan kepalanya, “Yang penting itu penampilan di depan perempuan cantik. Mengapa harus menjaga penampilan di depan hidangan makanan?"Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, Stephan selesai makan dan dia bersendawa. Kemudian dia melihat Michael yang belum menyentuh makanannya, "Kenapa
Michael tidak ingin mengundang keributan. Dia pun membawa pergi Stephan.Tapi Stephan tidak mau. Dia mengolok-ngolok si perempuan itu kepada orang-orang yang lewat. "Aku tidak menyangka kamu begitu baik. Kamu mengkhawatirkan aku ya? Jangan cemas. Perempuan itu hanya berani bicara. Dia tidak akan membalas dendam," kata Stephan sambil tersenyum.Michael melihat Stephan dengan pandangan tajam. Benar-benar bikin masalah. Kalau Stephan sampai membuat masalah besar, Michael tidak akan mau ikut campur sekalipun dia akan dibunuh. Stephan merasakan aura intimidasi Michael. "Aku akan menjaga sikapku."Michael menarik napas dalam, "Kenapa kamu mengikutiku?""Karena aku lapar," jawab Stephan tanpa ragu."Apa lagi?""Bro, lihat aku. Aku belum pernah berkencan dengan perempuan. Kalau kamu berbaik hati, kamu bisa membantuku menemukan pacar," kata Stephan."Ok, aku akan membiarkanmu mengikutiku. Tapi jangan khianati aku. Kalau tidak, aku akan membunuhmu,” kata Michael dengan nada dingin.S
"Lark, kamu takut? Ada orang yang disegani oleh tuan muda Keluarga Ning?" kata Georgia memanas-manasi Lark.Lark melihat Georgia dengan tajam. "Apa kamu meragukan kemampuanku?"Georgia sedikit takut. "Lark, aku tidak bermaksud begitu. Sudah pasti kamu orang hebat. Siapa yang tidak takut berhadapan denganmu?""Aku hanya memikirkan dia yang bukan orang sini. Agak beresiko. Tapi itu bukan masalah besar," kata Lark.Tiba-tiba Georgia teringat sesuatu. Bukankah kedua orang itu masuk ke klub ini tadi?"Lark, mereka ada di sini. Aku melihatnya saat hendak menemuimu," kata Georgia sambil menunjuk bar di lantai bawah.Lark langsung berdiri. Walaupun wajah mereka tidak kelihatan jelas, jelas sekali dari gaya mereka, mereka bukan orang lokal. "Ayo, kita pergi. Oh ya, jangan lupa janjimu tentang kencan dengan kakakmu," kata Lark sambil tersenyum.Georgia mengikuti Lark. Dia penasaran bagaimana Lark mengatasi masalahnya dengan Michael. Georgia masih mengingat dengan jelas, ejekan pria it
Perkataan Michael membuat Lark tersenyum, "Kamu pintar juga ya? Baiklah, aku tidak akan berlama-lama. Kamu pasti sudah membayangkan apa hukumannya karena kamu sudah menggoda cewekku.""Sebelum itu, kenapa tidak kamu telepon Ayahmu dan Alexander. Tanyakan padanya hukuman apa yang bisa diberikan padaku," saran Michael. Ini kebetulan. Baru saja dia menyelesaikan urusan Cheryl dan bertemu Alexander. "Telepon ayahku?" tanya Lark. "Kenapa ayahku jadi dibawa-bawa ke urusan ini. Aku sendiri bisa melakukannya.""Lark, biarkan aku membantumu. Nanti tanganmu kotor.""Lark, aku saja. Aku akan menghajar orang itu.""Aku …. Aku. Tinjuku terkenal mampu membuat orang pingsan."Hampir sebagian orang yang ada dalam klub, dengan sukarela memberikan bantuan pada Lark. Bagi mereka, ini kesempatan untuk mencari muka. Siapa tahu mereka akan kecipratan kekayaan Lark yang banyak itu. "Sepertinya banyak pengagumku yang bersedia menghajarmu," Lark tertawa. Tentu saja, reputasi dirinya sudah ke mana-mana
Lark mengernyitkan dahi. Semua orang tahu siapa dia dan mereka patuh padanya. Meskipun Michael bukan dari Chengdu, Lark tidak takut menghadapinya. Tapi bukan gayanya untuk mempersulit diri demi seorang wanita. Karena Stephan sudah meminta maaf, tidak ada gunanya memperpanjang urusan ini. "Aku cukup puas melihatnya. Tapi aku peringatkan, jangan sampai aku melihat wajah kalian lagi. Nasib kalian tidak akan seberuntung ini nantinya," kata Lark.Sebaliknya, Georgia masih belum puas karena Michael tidak ikut berlutut dan meminta maaf. "Lark, orang itu juga menghinaku. Kenapa dia ...""Sayangku, siapa yang membantumu?" kata Lark dengan nada tajam.Melihat Lark yang kesal, Georgia menjadi takut. "Tentu saja, dirimu.""Bagus. Kamu mengerti. Kalau tidak, aku akan memberikan hukuman," kata Lark."Ya," jawab Georgia dengan ketakutan."Pergilah," kata Lark pada Michael."Cepat pergi. Kenapa masih berdiri di situ?""Keluar dari klub ini. Awas saja kalau kalian muncul lagi di sini.""Da
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua