Sebuah mobil berhenti di dekat Bella dan Suzy. Orang-orang yang hidup di Desa Bilin adalah kebanyakan orang tua yang anak-anaknya sudah pindah ke kota besar. Bella merasa aneh dengan kehadiran mobil tersebut. Apa ada pengunjung lain? Sampai beberapa orang keluar dari dalam mobil dan mendatangi mereka, Bella merasakan ada sesuatu yang salah. "Bu, cepat lari," kata Bella berbisik pada ibunya. Suzy yang tidak menyadari kehadiran orang-orang itu bertanya, "Ada apa?"Bella tidak punya banyak waktu menjelaskan. Dia menggandeng tangan Suzy dan segera membawanya lari. Seketika orang-orang itu mengejar mereka. Kecepatan lari Suzy lebih lambat dari Bella. Mereka pun dicegat oleh orang-orang itu. "Kalian mau ke mana? Ayo ikut kami wahai perempuan cantik. Kami akan melayanimu dengan baik," kata salah satu pria yang mengejar mereka sambil tersenyum. "Siapa kalian?" tanya Bella."Tentu saja kami pengagum rahasiamu. Ayo ikut kami," kata pria lain. Suzy menyadari orang-orang ini se
Jerry benar-benar mengeluarkan uang untuk urusan dengan preman. Dia tidak peduli dengan Bella dan Michael. Yang dia nantikan adalah dia mendapatkan banyak uang dan minum-minum, merasakan menjadi orang kaya. "Bu, jangan bodoh. Memangnya Bella tahu kita yang melakukannya?" kata Jerry."Dasar lamban, memangnya uang sebesar itu cukup? Kalau kamu tidak melihat bukti pekerjaan mereka secara langsung, buat apa mengeluarkan uang?" tanya Leny. "Memangnya uang yang diberikan pada Jo bisa ditarik kembali? Itu sama saja dengan bunuh diri. Semua orang juga tahu, kalau membuat masalah dengan Jo, kita bertiga akan mati," kata Jerry. "Istriku, kita tidak bisa main-main. Kamu tahu kan siapa Jo?" Ben tidak ingin istrinya melakukan hal yang ceroboh, jadi dia mengingatkannya. "Memangnya kenapa? Kalau ada masalah, tinggal panggil polisi," kata Leny.Ben mendesah, "Kamu terlalu menggampangkan masalah. Reputasi Jo sudah dikenal banyak orang. Kalau ada bukti kejahatannya, dia pasti sudah masuk dalam
Di kediaman Anne.Kondisi Shane terlihat menyedihkan. Seolah-olah dia habis dipukuli orang. Mata Marie bengkak dan merah. Jelas itu bukti dia menangis. Ekpresi Christian tampak sedih. Baru saja ada beberapa orang yang datang ke rumah mereka dan menangkap Anne. Karena tidak tahu apa yang sedang terjadi, Christian tidak berani menelepon polisi. "Ini pasti ulah Michael. Siapa lagi yang tidak suka dengan Anne. Dia ingin balas dendam. Ayah, kamu harus menolong Anne," kata Marie sambil sesenggukan menangis. Dia tidak percaya putrinya ditangkap seperti ini. Christian pun menduga hal yang sama. Tapi kalau pun benar Michael yang melakukannya, bagaimana caranya Keluarga Jiang bisa menanggapinya. Ini semua salah Anne. Christian sudah mencoba menasehatinya, tapi hasilnya tetap seperti ini. "Apa Anne melakukan sesuatu di belakangku?" tanya Christian. Menurutnya, Michael tidak akan bertindak ekstrim seperti ini kalau bukan karena tingkah laku Anne. "Ayah, memangnya tidak kasihan pada
"Kamu ..." kata Christian dengan marah. "Bella ditangkap. Kalau sampai dia terluka, semua anggota keluarga Jiang akan mati," kata Michael. Tak berapa lama kemudian dia meninggalkan kediaman Christian. Christian merasa umurnya semakin pendek. Dia pikir Anne akan menikah dengan Stanley dan membuat keluarga mereka lebih sejahtera. Bahkan dia sempat menaruh harapan pada Anne. Sekarang harapannya hancur lebur. Christian cukup kaget melihat Michael yang begitu marah karena membela Bella. Mungkin di matanya, keluarga Jiang hanya seperti semut. "Ayah, apa yang harus kita lakukan? Dia akan membunuh Anne. Kita harus secepatnya menolong Anne,“ kata Marie sambil menangis."Anne selalu bersikap sombong. Dia pikir Bella adalah musuhnya, dia ingin selalu mengalahkan Bella dalam hal apapun. Dia tidak percaya Bella bisa hidup lebih baik dari dirinya.""Michael benar-benar menyukai Bella. Kupikir selama ini hubungan mereka biasa-biasa saja. ""Aku tidak percaya. Michael bisa bertindak se
Kata-kata Bella membuat yang lain tertawa terbahak-bahak. Bahkan Anne ikut tertawa, “Bella, kamu pikir dirimu bisa mengancam Jo.“Jo memegang dagu Bella. "Aku sarankan kamu dengar perkataan Anne. Dia pintar dan dia tahu aku bukan orang sembarangan.""Suamiku berteman baik dengan James," kata Bella.James!Kata-kata Bella membuat Brother Jo. Dia pun melepaskan tangannya. Istri dari teman James. Benarkah? "Jo. Jangan percaya begitu saja. Dia pasti berbohong. Dia sepupuku yang artinya juga masih keluarga Jerry. Tidakkah kamu mengetahuinya?" kata Anne.Siapa Jerry? Orang yang kemarin datang padanya? Bagaimana bisa Bella mengenal James? "Sialan kamu. Kamu berani mempermainkanku," kata Jo sambil menarik rambut Bella, "Kamu lebih cantik dibanding Anne. Jika suamimu tidak membawa uang, biar aku yang mengurusimu. Asalkan kamu melayaniku dengan baik, aku akan melepaskanmu."Anne pikir dia lebih cantik dari Bella. Ternyata di mata Jo sekalipun, Bella lebih cantik. Tapi Anne tidak pe
Di Happy Billiard, James tiba. Michael juga datang tak berapa lama kemudian. Jo melihat Michael dengan aneh. Siapa pria ini? Apa mungkin dia asisten James?"James, Anne sudah ditangkap. Ada lagi yang bisa kulakukan?" tanya Jo. James melirik ke arah Michael, "Tanyakan padanya di mana dia menyuruh orang menangkap Bella. Orang di sampingku ini adalah suami Bella, Michael."Michael!Bella!Kalimat James membuat Jo kaget. Bella ditangkap dan dikurung di ruang bawah tanah. Kalau saja James tidak tidak meneleponnya, pasti Jo sudah meniduri Bella sekarang. Michael!Siapa orang ini? Sepertinya James sangat menghormatinya. Kalau James tahu apa rencananya barusan, pasti dia sudah dikuliti hidup-hidup!"Michael, aku tahu di mana Bella," kata Jo sambil menelan ludah. "Di mana dia?" tanya Michael tidak sabar. Pasti sekarang Bella sedang menderita. Jo menelan ludahnya sekali lagi, "Dia … dia ada di ruang bawah tanah sekarang.""Kamu menangkap Bella?" kata James dengan nada marah.
Bukannya Leny ingin melihat Bella mengalami nasib tragis? Dia sendiri yang bilang seperti itu. Jadi kenapa dia sewot dengan permasalahan uang ini. Kenapa juga dia tidak tahu putranya berbohong? "Jo, aku setuju. Tapi Bella tidak akan tahu itu perbuatan dari Jerry, kan?" tanya Leny. Melihat senyum lebar Leny, Jo terheran-heran. Bagaimana bisa ada perempuan seperti Leny?"Tentu saja, serahkan sisanya padaku,“ kata Jo. Leny tersenyum sambil berkata, "Baiklah."Jerry merasa ada yang aneh. Jo dikenal sebagai pria yang tidak banyak bicara. Kenapa dia bisa jadi baik begini? Saat mereka tiba, di tempat billiard, mereka langsung menuju ruang bawah tanah. Anne dan Bella berada di ruangan yang berbeda. Bagi orang awam, hanya akan terlihat seperti ada bayangan orang di dalam ruangan. Saat Jerry dan ibunya masuk ke dalam ruangan bawah tanah, mereka tidak memperhatikan ada orang yang berdiri di sudut ruangan. Mereka hanya memperhatikan sekilas seisi ruangan. "Jangan khawatir, Bell
"Michael, aku sudah melakukan apa yang kamu minta. Tolong lepaskan aku," pinta Jo. "Michael, rupanya ini ulahmu ya,“ kata Leny. Sekarang dia mengerti situasinya, Jo membawa mereka bukan untuk melihat Bella tapi karena perintah dari Michael. "Sebelumnya aku sudah melepaskanmu, Leny. Ternyata kamu berulah lagi," kata Michael. Leny pura-pura tidak mendengar. Tapi kali ini sepertinya Michael tidak akan melepaskannya."Memangnya kenapa? Kamu berani membunuhku?" kata Leny. Michael menarik napas dan berkata pada Bella, "Bella, biar James mengantarmu pulang.”Walaupun Bella marah pada bibinya tapi dia menyerahkan semuanya pada Michael."Michael, aku ...""Kali ini, dengarkan aku," kata Michael sambil menahan emosinya. Bella tahu Michael sudah di ambang batas sabarnya. "Baiklah, aku pulang dulu."Saat dia dan James sudah keluar dari ruangan, dia bertanya, “Kamu tahu apa yang akan dilakukan Michael?"James menggeleng kepalanya. Dia sudah merasakan aura membunuh Michael. Kalau h
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua