Julius tidak bisa bernapas. Wajahnya memerah dan dia mencengkram tangan Michael. Kemampuannya adalah melarikan dari penjara, bukan berkelahi. Dia tidak sanggup kalau harus melawan Michael. Ketika hampir pingsan, Michael menjatuhkannya ke lantai. Sambil menarik napas dalam-dalam, Julius menatap Michael dengan ngeri. "Ada penjelasan lain?" tanya Michael.Perasaan mencekam ini hampir membuat Julius menyesal mendatangi Michael. Kalau dia tidak menjawab pertanyaan Michael, dia bakal mati! "Memangnya penjelasanku masih kurang? Setidaknya biarkan aku membuktikannya," kata Julius. Michael terdiam.Apakah kakeknya masih hidup atau tidak, dia belum tau jawabannya. Tapi keberadaan penjara ini layak diselidiki. Lagipula perkataan Chaterine masih terngiang-ngiang di ingatannya. Jika jasadnya tidak pernah ada, bukan berarti dia sudah mati. Gurunya, Victor, sudah menyelidiki informasi guru spiritual itu, tapi belum ada hasilnya. Mungkin dari penjara itu bisa ditemukan titik terang.
"Kamu ingin uang? Kembalikan dulu uang yang kamu pinjam," kata Suzy dengan marah. Terlebih lagi, Jerry terlihat baik-baik saja sebelumnya. Sekarang dia pasti berpura-pura sakit, menjijikkan sekali. "Uang? Uang apa? Suzy, aku pernah meminjam uang dari kamu. Kalau masih bersikeras, aku akan memanggil polisi," kata Leny sambil menangis tersedu-sedu. Aksi ini membuat pengunjung lainnya melihat mereka. Michael berjalan ke arah Jerry, "Kamu mau masuk rumah sakit, kan? Bagaimana kalau sekalian saja aku patahkan kakimu?"Jerry tersadar kemudian dia bangun dan cepat-cepat berlindung di balik ayahnya, Ben ..."Michael, kamu sungguh keterlaluan. Apa kamu tidak malu?" tanya Ben."Ben, kupikir kamu sudah paham. Tapi sebaiknya kamu pikirkan lagi kalau mau macam-macam denganku," kata Michael.Ben merasa bersalah. Michael kenal baik dengan James. Apakah Ben berani menerima konsekuensinya? Bagaimana kalau James sampai mengetahui hal ini? "Michael, aku ini lebih tua darimu. Jaga sikapmu," kata
Leny memegang lehernya yang dicekik Michael. Dia hampir mau pingsan. Di saat itu, cengkraman Michael seketika lepas. Tenaganya sungguh kuat!"Bu, ibu baik-baik saja?""Istriku, kamu tidak apa-apa?"Setelah Michael meninggalkan mereka, Ben dan Jerry memapah Leny pulang. Leny yang hampir pingsan kali ini ternyata tidak kapok juga. "Jerry, apa kamu punya kenalan preman yang bisa menghajar Michael? Aku tidak akan membiarkan ini begitu saja," kata Leny."Aku akan coba mencarinya Bu," kata Jerry.Pada saat yang bersamaan, suasana di keluarga Jiang berubah. Saat Christian pulang ke rumah, suasana hatinya menjadi buruk. Tidak hanya marah pada Michael tapi juga pada cucunya, Anne. Jika bukan karena Anne, kejadian ini tidak akan ada. "Kakek, ini gara-gara Bella. Dia membuat Stanley putus denganku. Cepat usir dia. Jangan izinkan dia masuk ke rumah ini lagi." Anne menangis tersedu-sedu. Bukan hal mudah mencari pacar yang kaya. Sekarang Stanley sudah tidak menjadi pacarnya. Anne be
Happy billiard. Namanya memang lucu tapi orang-orang di dalamnya tidak termasuk kategori lucu. Suasananya penuh dengan asap rokok dan kata-kata kasar. Sisa-sisa puntung rokok yang belum dibersihkan, membuat lantainya menjadi kotor. Ada beberapa bekas botol bir yang berserakan. Saat Jerry mengikuti temannya masuk ke dalam ruangan itu, baunya membuat mual. Dia harus bersabar supaya bisa bertemu dengan preman terkenal di Binxian. "Bro Jo, ada yang mau bertemu."Seketika semua orang berhenti bicara. Mereka melihat ke arahnya dengan pandangan takut. "Bro Jo," ujar Jerry. Jo menyentuh kepalanya yang botak. Rantai emas mengelilingi lehernya. "Apa kamu bawa uang?" tanya Jo. Jerry yang ketakutan tidak bisa langsung menjawab. Dia menjawab dengan terbata-bata, "Aku … aku bawa.""Aku tidak akan memukulmu kalau kamu membawa uang,” kata Jo."Iya, kamu benar, aku membawa sejumlah uang.” Keringat dingin mulai mengucur di dahi Jerry. Dia pun menyerahkan uangnya.Jo mengambil uang seju
Jerry tidak menyangka Anne begitu antusias. Dia sampai tidak bisa bicara. Setelah berpikir sebentar, dia berkata, "Dua puluh ribu yuan. Kira-kira segitu yang dibutuhkan.""Tidak masalah."Setelah pembicaraan itu selesai, Jerry sangat senang. Dia bisa menghabiskan uang dua puluh ribu dengan minum-minum beberapa hari. Tapi ibunya tidak boleh tahu. Vila milik James. Bella ingin pergi ke desa hari ini. Dia meminta Michael untuk menemaninya tapi Michael sudah membuat janji dengan James. "Kenapa tidak aku batalkan saja dengan James? Toh tidak ada sesuatu yang penting," kata Michael. Dia sangat peduli dengan Bella, jadi tidak masalah membatalkan janji dengan James. "Tidak perlu,“ kata Bella setelah mendengar alasan Michael. Dia tidak masalah jika Michael sudah ada janji dengan James. Baginya urusan Michael lebih penting. "Aku akan menemuinya nanti. Tidak masalah," kata Michael. "Tidak usah. Aku akan meminta ibu menemaniku," kata Bella.Melihat sikap Bella, Michael tidak berkome
Melihat ekspresi bahagia Michael, Suzy baru pertama kali ini melihatnya. Sejak umur dua belas tahun, Michael sudah biasa tidak mendapatkan perhatian. Ditambah dengan perlakuan Matthew yang membuat kondisinya semakin tidak kondusif. Tapi setelah datang ke Keluarga Su, Michael sebenarnya menunggu seseorang untuk menaruh perhatian padanya. Tapi sejalan dengan waktu, dia tidak peduli dengan anggapan orang-orang padanya. Bahkan cemoohan itu tidak pernah dimasukkan ke dalam hati. Dia hanya peduli dengan Bella. Barusan Bella membuktikan kalau dia mencintai Michael. Bagaimana hal itu tidak membuat Michael kegirangan setengah mati? Bahkan Michael ingin seluruh dunia mengetahuinya. Tapi tentu saja itu hanya dalam pikirinnya. Kalau hal ini diketahui banyak orang, mungkin Bella tidak akan mau berbicara lagi dengannya. Pasti sekarang Bella tidak ingin bertemu dengannya. Michael pikir dia tidak ingin tambah malu. Jadi Michael memutuskan untuk keluar vila. Di pintu perusahaan James.
"Kenapa kamu berdiri di situ? Apa kamu ingin jadi pengawalku?" tanya Michael. James pun buru-buru duduk di depan Michael. James harus berhati-hati dalam bersikap. "Ayolah, apa yang kamu ingin sampaikan?" tanya Michael."Michael, aku ingin memberimu perusahaan," kata James. "Kenapa? Apakah aku terlihat seperti seorang pengemis?" kata Michael sambil tersenyum. "Tidak, tidak," James berkata dengan panik, "Michael, aku tidak bermaksud seperti itu. Tolong, jangan salah paham."Melihat reaksi James, wajah Michael berubah. Michael hanya bercanda. Suasana hatinya sedang bagus hari ini. Ternyata James menganggapnya serius. Sepertinya dia tidak bisa bercanda terlalu sering. Buktinya James ketakutan seperti itu. "Jangan takut. Aku hanya bercanda. Aku tidak menginginkan perusahaanmu. Lagipula aku tidak membutuhkan banyak uang,“ kata Michael." Michael ..." ucap James dengan ragu-ragu. Michael menangkap maksud James, "Aku sudah bilang kalau kamu ingin mengembangkan bisnismu di temp
Sebuah mobil berhenti di dekat Bella dan Suzy. Orang-orang yang hidup di Desa Bilin adalah kebanyakan orang tua yang anak-anaknya sudah pindah ke kota besar. Bella merasa aneh dengan kehadiran mobil tersebut. Apa ada pengunjung lain? Sampai beberapa orang keluar dari dalam mobil dan mendatangi mereka, Bella merasakan ada sesuatu yang salah. "Bu, cepat lari," kata Bella berbisik pada ibunya. Suzy yang tidak menyadari kehadiran orang-orang itu bertanya, "Ada apa?"Bella tidak punya banyak waktu menjelaskan. Dia menggandeng tangan Suzy dan segera membawanya lari. Seketika orang-orang itu mengejar mereka. Kecepatan lari Suzy lebih lambat dari Bella. Mereka pun dicegat oleh orang-orang itu. "Kalian mau ke mana? Ayo ikut kami wahai perempuan cantik. Kami akan melayanimu dengan baik," kata salah satu pria yang mengejar mereka sambil tersenyum. "Siapa kalian?" tanya Bella."Tentu saja kami pengagum rahasiamu. Ayo ikut kami," kata pria lain. Suzy menyadari orang-orang ini se
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua