Si pembunuh jelas terkejut.Terbang di udara?Tanpa menjejak tanah, seorang jagoan akan kesulitan untuk menyerang. Bahkan kalau bisa, jagoan tersebut tidak akan optimal mengeluarkan tenaganya. Apalagi di tempat seperti Penjara Langit ini!Ini bukan mimpi. Ini adalah kesempatan baik untuk menguji kekuatan masing-masing. Apa pun hasilnya nanti, kejadian ini sudah memprovokasi si pembunuh. Dia adalah penguasa Penjara Langit!Tidak boleh ada yang memprovokasinya. Ini salah. Tidak bisa ditoleransi!Untuk martabat. Untuk rasa hormat. "Karena kamu mencari mati, dengan senang hati, aku akan mengirimkanmu ke sana. Bersiap-siaplah!" teriak si pembunuh. Detik berikutnya, si pembunuh meluncurkan tinjunya yang langsung mengarah ke Michael.Meskipun tinjunya itu belum sampai, Michael yang berdiri di atas udara, merasakan aliran udara mengalir ke wajahnya. Tinju itu mengeluarkan angin yang sangat kuat. "Kekuatan yang sangat luar biasa!"Bahkan Michael tidak bisa menahan diri untuk tida
“Pemenang adalah raja sedangkan yang kalah adalah pelayan! Kamu ingin membunuh atau memenggal kepalaku, silakan lakukan sesukamu!”Si pembunuh menundukkan kepalanya lagi.Setelah beberapa detik berlalu, tidak ada pukulan yang dia terima. Ketika si pembunuh mengangkat kepalanya lagi, Michael tidak terlihat.Ketika si pembunuh mulai kebingungan, terdengar suara Michael yang datang dari sel penjara, "Sudahlah. Aku tidak ingin membunuhmu. Kamu bisa kembali."“Apa?” Pembunuh itu terkejut bukan main. Di dunia si pembunuh, para musuh dibunuh secara tegas. Mereka yang menang adalah mereka yang berkuasa. Sedangkan yang lemah dibunuh seperti anjing dan kelinci.Si pembunuh itu kalah. Seharusnya dia dibunuh oleh Michael, tapi kenapa …."Apa kamu tidak takut aku akan membalasmu? Di dalam penjara ini, hanya ada kamu dan aku. Aku bisa membunuhmu kapan saja. Apa kamu pikir kamu bisa tidur nyenyak?" tanya si pembunuh, "Atau jangan-jangan kamu menginginkan seorang teman?""Aku berbeda denganmu
Parza segera menghampir Tetua Agung dan putranya, Felix, "Bagaimana? Apa kalian menemukan sesuatu?""Pemimpin, kami sudah memeriksa semua tamu yang keluar dari gerbang rumah ini. Kami sudah periksa dari tamu terhormat hingga warga kota, tapi kami tidak melihat sosok Dewa Es dan temannya."“Ayah, apa jangan-jangan Dewa Es belum meninggalkan rumah ini?” tanya Felix. Parza mengerutkan dahi. Dia dan para tetua sudah melihat sosok Dewa Es sebelumnya. Kalau para tetua sudah memeriksa para tamu dan tidak ketemu, mungkinkah Dewa Es benar-benar tidak pernah pergi?"Pemimpin!"Tetua Kedua bergegas mendekati Parza. Setelah memberi hormat, dia buru-buru berkata, "Aku sudah memeriksa kamar Dewa Es. Barang-barangnya masih ada di sana. Aku juga bertanya pada Nona Sari, tapi mereka belum bertemu lagi.""Ini aneh."Tuan Onn tidak bisa menahan diri untuk tidak berdiri. Dia berkata, "Aku juga tidak keluar dari rumah ini tapi aku tidak melihat sosok Dewa Es. Apa jangan-jangan Dewa Es sengaja mengh
Setiap pembunuh pasti memiliki masa lalu yang kelam. Michael menyadari hal ini.Alasan mengapa para pembunuh itu bisa membantai orang dengan mudah bukan karena mereka dari awal tidak punya perasaan, tapi mereka disiksa hingga sisi baik mereka menjadi hilang!Meskipun ada pembunuh yang sudah dilatih sejak kecil, tapi hal itu tidak mudah dilakukan seperti di novel atau film.Ada juga pembunuh yang awalnya orang baik tapi mereka mengalami suatu kejadian sehingga hati mereka mengeras. Sejak itu, mereka menjadi sosok yang kejam. Hal yang sama terjadi pada si pembunuh yang ada di hadapan Michael!Pembunuh itu memiliki masa kecil yang sama seperti kebanyakan orang-orang. Suatu saat, ada seseorang yang mengurungnya di dalam sangkar bersama katak jantan dalam waktu yang lama.Setiap setiap malam, orang itu memberi si pembunuh semacam obat sehingga dia kuat melawan katak jantan itu setiap hari. Suatu hari, katak itu menyerangnya dan tubuh mereka menyatu. Si pembunuh mulai kehilangan ras
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge