"Ini ....""Apa-apaan ini?""Apa jangan-jangan aku salah lihat?""Bukankah ada bayangan yang bergerak? Apa dia yang melakukannya?""Sepertinya begitu. Bayangan itu bergerak dengan kecepatan tinggi. Aku sampai tidak bisa melihatnya dengan jelas."Orang-orang tercengang. Bukankah bayangan itu Michael? Tapi kenapa seolah-olah dia tidak bergerak sama sekali dari tempatnya berdiri?Ini sangat sulit dipercaya!Sekarang orang-orang menyadari mengapa si cebol kalah. Mata mereka melebar karena menemukan fakta yang menakutkan! Michael adalah seorang jagoan dengan kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh!Tapi kalau memang benar dia jagoan, kenapa baru sekarang dia menunjukkan kemampuannya?"Atau jangan-jangan dia sedang berpura-pura? Nyatanya dia memang tidak bergerak sama sekali?""Atau kekuatannya jauh melampaui yang kita bayangkan?"Tidak ada yang tahu jawabannya. Tidak ada waktu bagi mereka untuk menemukan jawabannya. Otis saat ini benar-benar mengamuk.Harga dirinya seperti d
"Anak muda itu sudah bersikap sombong. Sekarang dia kena batunya. Rasakan itu!""Dia pasti berpikir level kemampuannya sangat tinggi sehingga menjadi sombong. Dia belum tahu di Dunia Bafang ini pasti ada orang yang memiliki level kekuatan lebih tinggi.""Dia akan membayar harga yang mahal untuk kesombongannya. Harganya adalah nyawanya."Si cebol dan si raksasa tidak tahan untuk memaki. "Dia pikir dia adalah jagoan, tapi sebenarnya dia hanyalah orang bodoh.""Bagaimana mungkin dia bisa menghadapi Api Legenda dengan tubuhnya? Apa dia pikir tubuhnya terbuat dari besi? Bahkan besi sekali pun pasti leleh oleh Api Legenda."Para penonton menggelengkan kepala dan menghela napas panjang.“Haha!” Otis tertawa kencang. Dia melihat situasinya berbalik menguntungkan untuk dirinya. Yogi yang berdiri di dalam kerumunan akhirnya bernapas lega. Level kemampuan Michael memang lebih tinggi dari Yogi. Itu adalah fakta yang harus diakui setelah dirinya dikalahkan. Namun satu hal yang jelas, k
Inikah kekuatan Api Legenda?Meskipun itu hanya kata-kata sederhana, tapi bagi Otis pertanyaan Michael itu benar-benar menampar dirinya. Sebelumnya dia sangat gembira melihat jurus kebanggaannya melahap Michael. Detik berikutnya, Api Legenda yang sangat dia banggakan menghilang tanpa jejak.Kejadian ini seperti berbalik mengejek Otis. "Kamu ...." Otis tidak bisa berkata-kata. “Meskipun jurus api ini lumayan, tapi sebenarnya kualitas apinya buruk. Aku akan mengembalikannya padamu,” Michael melemparkan api itu.Api itu terjatuh di atas tanah. Seketika api berkobar lebih tinggi dari sebelumnya. “Apa?” Mata Otis melebar. Dia adalah pemilik jurus Api Legenda. Dia tidak menyangka jurus andalan Keluarga Liu ini akan berbalik melawannya. "Tuan, hati-hati," teriak si raksasa dan si cebol. Mereka berusaha menyelamatkan Otis, tapi apa daya tubuh mereka sendiri mulai terluka. Si raksasa dan si cebol langsung melawan jurus Api Legenda itu. Api itu sangat panas. Tubuh mereka langs
Si cebol menyerang Michael. Api Legenda menyusul berikutnya. Si raksasa ikut menghantam Michael. Michael dikepung oleh Otis dan pasukannya!"Michael!" teriak si trenggiling dengan cemas.Terlambat.Pukulan keras itu langsung mendarat di wajah Michael.Hantaman si raksasa bisa mengubah Michael jadi bubur. Michael berusaha menghindar, tapi sudah terlambat."Mantra Empat Jiwa Laut Utara!"Wuuuusss!!Delapan tubuh emas bermunculan mengepung Otis dan lainnya. Booom!Serangan Otis, si cebol dan si raksasa bertemu. Michael menerima serangan itu. Pada saat yang sama dia memegang tangan si cebol dan melemparnya.Boom!Si cebol terbang puluhan meter. Tanah berguncang menyebabkan debu tebal mengaburkan pemandangan. Sosok kedelapan Michael mundur. Setiap sosoknya bersinar dengan cahaya keemasan. Otis dan lainnya menyerang Michael dengan curang dan tiba-tiba, tapi Michael bisa mengelak dengan delapan sosok serupa. Semua orang yang hadir di sana cuma bisa melongo. Mengelak dan
Michael melangkah pasti. Satu langkah. Dua langkah. Tiga langkah ….Otis terjatuh. Meskipun begitu dia berusaha mundur dan sekuat tenaga menjauhkan diri dari Michael. Otis tahu kalau dirinya tertangkap, ajal pasti akan menjemputnya. "Hei, tahan dia ...." Otis terlihat panik. Selama hidupnya Otis belum pernah merasakan hal seperti ini. Dia belum pernah kalah dan tidak tahu bagaimana rasanya menghadapi kematian. Sekarang dia merasakan apa yang dirasakan korban-korbannya terdahulu sebelum mati. Ini benar-benar memalukan, tapi dia tidak punya pilihan lain. Mendengar perintah majikannya, si raksasa maju tapi ketika melihat Michael yang semakin dekat, tubuhnya bergerak mundur tanpa sadar.Menahan Michael?Bagaimana bisa!"Jangan mendekat. Apa kamu tidak tahu siapa aku? Aku adalah tuan muda dari Keluarga Liu," teriak Otis dengan putus asa. Michael tersenyum. Bagi Michael semua orang di dunia ini sama saja. Bukankah dia sudah memberi kesempatan? Mereka sudah menyia-nyiakannya ke
Lengan yang setebal gunung itu terpelintir begitu parah hingga membuat orang-orang meringis. Tulang di lengan itu keluar menembus otot. Orang-orang bisa melihat tulang tersebut bercampur darah yang mengalir keluar. Pemandangan ini sungguh menyeramkan."Itu .…"Semua orang terpana. Lengan si raksasa lebih tebal dari lengan Michael. Namun siapa yang menyangka lengan setebal itu yang terluka parah? "Hoeeek!"Si raksasa muntah darah. Sorot matanya memancarkan ketakutan yang luar biasa dan rasa tidak percaya. Dia ... dia kalah. Kekuatannya jadi tidak berguna. Otis yang masih dicekik oleh Michael juga merasa ketakutan. Sekarang gambaran sosok Michael di pikirannya sudah berubah. Michael adalah jelmaan Iblis. Dia mengerikan!Boom! Menggunakan tangan kanannya, Michael mencengkram lengan si raksasa dan melemparkannya hingga beberapa ratus meter. Si raksasa terjatuh dengan keras ke atas tanah. Debu-debu beterbangan. Semua orang terdiam. Mereka tidak bisa berkata-kata.Ini benar-
"Aku ..." karena namanya yang dipanggil, si trenggiling otomatis menjawab. Si pelayan mengerutkan dahi. Bukan si trenggiling itu yang si pelayan itu maksud. "Ah, dia ..." si trenggiling tahu yang dimaksud adalah Michael, tapi dia jadi ragu. Si pelayan menatap Michael. Matanya melebar. Bukankah itu ... Tuan Otis?Otis, si raksasa dan si cebol … mereka kalah? Bagaimana mungkin? Si pelayan yang tidak tahu apa-apa melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Dia terpana. Beberapa detik kemudian, dia tersadar kenapa dirinya ada di sini. Si pelayan mendekati Michael. Setelah memberi salam, dia bertanya, "Tuan, apa kamu Tuan Trenggiling?"Michael mengangguk. Dia menatap Otis dan melepaskannya. Otis terjatuh di atas genangan air hasil karyanya. Dia tidak mempedulikan keadaannya. Cepat-cepat dia berdiri dan menjauh dari Michael. "Aku akan datang," Michael masih memandang Otis. Kemudian dia membalikkan badan dan mengikuti si pelayan masuk ke dalam restoran. Si trenggilin
Michael dan si trenggiling mengikuti pelayan masuk ke dalam Restoran Meriah. Di restoran itu tidak ada siapa-siapa. Semua orang sudah keluar menyaksikan pertarungan Michael dan Otis. Yang terlihat hanyalah meja-meja kosong yang di atasnya ada makanan dan minuman. Di sudut ruangan itu tampak kerumunan perempuan. Mereka berdiri dengan pakaiannya yang indah. Wajah mereka cantik. Ada perempuan yang duduk di kursi dengan sikap tenang. Perempuan itu mengenakan cadar. Matanya begitu indah dan tetap mempesona.Michael tersenyum. Dia tahu siapa perempuan itu. "Tuan Han ... bukan, Tuan Trenggiling," Sari berdiri dan memberi salam pada Michael. Hampir saja dia kelepasan memanggil Michael dengan nama asli.Para perempuan yang cantik-cantik itu adalah pelayan Sari. Mereka terpana melihat sikap nona mereka yang menyapa duluan.Sari adalah perempuan sempurna. Selalu ada laki-laki yang datang ingin mendekatinya. Sari selalu menolak mereka dengan halus. Lagipula Sari selalu berada di balik