"Apa tadi kamu bilang?""Ulangi sekali lagi.""Kamu pikir kamu siapa? Kami adalah orang-orang terhormat.""Benar. Kami ini terpelajar dan berbakat.""Betul. Bagaimana mungkin sampah seperti kalian pantas menghina kami yang terpelajar ini!"Para tamu itu menjadi tambah marah mendengar hinaan si trenggiling. Si trenggiling menjawab, "Memangnya kenapa? Kalian mau memenggal kepala kami?""Lebih dari sekedar memenggal kepala. Bahkan jika bisa membunuh semua keturunanmu, penebusan kesalahan kalian masih belum usai. Itu kejahatan berat" ujar salah satu dari mereka sambil marah.Si trenggiling mengangguk. Orang-orang jadi tercengang ketika mendengar jawaban si trenggiling selanjutnya, "Kalau begitu kepala kalian semua akan hilang.""Apa yang kamu bicarakan?""Bukankah tadi kamu bilang menghina terhadap orang terpelajar adalah kejahatan berat. Namun kalian sendiri menghina temanku. Dia ini orang cerdas. Bukankah itu juga kejahatan besar?" Si trenggiling menatap Michael, "Dari sekian
Michael jadi teringat ketika dulu dia memainkan musik menggunakan piano. Permainannya disaksikan oleh banyak orang. Michael jadi idola para perempuan. Michael memainkan piano untuk Bella di malam romantis. Hubungan mereka menjadi lebih dekat."Kalian sudah kalah. Buat apa lagi membuat tantangan baru? Aku tidak setuju," ujar si trenggiling. Si trenggiling percaya dengan kemampuan Michael. Dia sudah sering melihat kemampuan Michael. Karena itu si trenggiling berani mendorong Michael ikut tantangan membuat puisi. Namun ternyata para tamu itu membuat tantangan baru lagi. Tantangan bermain musik. Si trenggiling menatap Michael. Sepertinya Michael orang yang bisa bermain musik. Namun dirinya merasa tidak yakin. Tuan muda itu tersenyum penuh kemenangan setelah melihat Michael terdiam, "Kamu takut?"Michael tersadar. Dia teringat pada Bella dan sangat merindukannya. Di balik bilik tirai manik-manik, perempuan berbaju hijau ingin menghentikan taruhan. Namun tantangan ini sudah dis
Tuan muda itu perlahan menekan tuts piano. Terdengar lantunan musik piano. Musik yang terdengar memiliki nada tinggi dan nada rendah.Para tamu itu mengangguk. Mereka menikmati suara musik piano."Luar biasa.""Benar-benar jagoan. Dia bisa memainkan lagu dengan alat musik asing itu tanpa ada kesalahan.""Memang suara musik ini begitu merdu.""Dalam keterampilan memainkan musik, aku rasa tidak perlu dibandingkan. Dialah yang menang."Para tamu itu saling memuji keterampilan permainan piano tuan muda itu.Perempuan berbaju hijau menikmati suara piano. Dia menatap perempuan berbaju putih yang mengangguk. Dia setuju."Bagus!"Semua orang bertepuk tangan begitu permainan piano berakhir. Sudah jelas mereka terhanyut dengan permainan piano tuan muda. Michael tersenyum. Dia ikut setuju. Di telinga Michael, permainan piano tuan muda ini cukup bagus. Nadanya konstan dimainkan. Orang-orang tidak menemukan kekurangan permainan piano tersebut. Hanya saja Michael tidak merasakan ada e
Suara permainan Michael terdengar merdu. Seolah-olah ada Buddha yang hadir di tengah-tengah mereka. Orang-orang terpesona.Meskipun sudah beberapa menit Michael menyelesaikan lagunya, orang-orang masih tersihir oleh permainan Michael tersebut. Waktu berjalan begitu lambat. Seketika terdengar suara tepuk tangan. Trenggiling!Trenggiling bertepuk tangan. Dia sangat terpukau dengan permainan Michael. Orang-orang tersadar. Mereka saling memandang satu sama lain. Kemudian mereka saling berpandangan. "Ini ... lagu apa yang dimainkan si sampah itu?""Aku baru pertama kali mendengar lagu seindah tadi.""Benar. Bulu kudukku masih berdiri. Rasanya seperti mimpi.""Memang bagus. Benar-benar bagus.""Bagaimana mungkin sampah itu bisa memainkan lagu sempurna seperti ini?""Apa dia berpura-pura?""Kamu benar. Bisa jadi dia sedang berpura-pura. Tidak mungkin dia bisa memainkan lagu sesempurna itu."Para tamu itu masih belum percaya dengan apa yang mereka dengar barusan. Meskipun be
"Apa?" Si trenggiling terkejut.Para tamu itu mendengar ucapan Michael. Yogi maju ke depan. Dia mengibaskan kipasnya. Kemudian salah satu pendukungnya berkata, "Hei sampah, Tuan Yogi menantangmu bertarung!""Pfft!"Trenggiling menyemburkan anggur dari mulutnya.“Brengsek, kenapa aku yang kena semburan minumanmu?” Para pendukung Yogi mulai tersulut emosi dan hendak menyerang si trenggiling. Namun mereka dihentikan oleh Yogi.Seorang prajurit tidak boleh mempermalukan sang jenderal. Kalau hal ini diteruskan, bisa-bisa reputasi Yogi menjadi tercemar. Yogi memiliki kemampuan membuat puisi lebih baik di antara yang lain. Kemampuan bela dirinya juga sangat baik. Namun Yogi lebih suka dikenal dengan kemampuan membuat puisi dibandingkan kemampuan bela dirinya. Yogi lebih suka mengalahkan orang lewat tantangan membuat puisi dibanding bela diri. Dia menyukai tantangan itu. Yogi tidak menghiraukan si trenggiling sama sekali. Michael adalah lawan utamanya. Kalau kamu ingin memukul s
Michael tersenyum, "Sepertinya kamu begitu percaya diri bisa menang.""Tentu saja. Kamu tidak kenal dengan Tuan Yogi.""Tuan Yogi ini punya julukan Sepuluh Ribu Prajurit. Dia bisa melawannya musuh-musuhnya sendirian karena kemampuannya setara dengan sepuluh ribu prajurit.""Kamu memang memiliki kemampuan tapi kamu pasti kalah dari Tuan Yogi dalam hal kemampuan bela diri.""Kalau kamu tidak ingin mati, menyerah saja. Berlutut dan panggil Tuan Yogi dengan sebutan tuan.""Hahaha!"Para tamu itu tertawa terbahak-bahak. Mereka membayangkan dalam pikiran masing-masing bagaimana Michael dikalahkan oleh Yogi sebentar lagi. Michael tersenyum misterius. Dia mengambil pena dan menuliskan namanya."Trenggiling!"Orang-orang tertawa melihat nama palsu Michael. Benar-benar sampah. Namanya saja seperti itu. Sementara si trenggiling yang asli menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir dari mana orang-orang ini memiliki nyali untuk melawan Michael. Hanya ada dua jenis orang yang be
Si trenggiling bergegas mengambil beberapa kacang dan meletakkannya di meja depannya. Kemudian dia menuangkan segelas wine dan bersiap-siap untuk menonton pertunjukan.Para tamu kembali ke tempat duduk masing-masing. Mereka berbicara dan tertawa. Mereka sedang mendiskusikan betapa menyedihkan nasib Michael. Perempuan berbaju putih sedikit khawatir. Namun perempuan berbaju hijau itu tidak peduli. Dia mengetahui kemampuan Yogi dalam hal membuat puisi.Meja dan kursi segera dibawa ke pinggir. Bagian tengah kapal itu menjadi kosong.Pakaian Yogi diikatkan di pinggangnya. Dia menyimpan kipas di dadanya. Kemudian pelayan menyerahkan dua pedang. Pedang itu berwarna hijau dan luar biasa besar.Yogi berkata dengan nada meremehkan, "Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu. Pedang ini adalah terbuat dari besi dingin. Ini sangat tajam. Aku akan memberimu satu."Yogi segera melemparkan pedang tersebut pada Michael.Michael menangkapnya. Kemudian dia melemparkan balik ke Yogi, "Seperti yang
Penonton tercengang!Mereka pikir Michael akan kalah. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Yogi merupakan seorang master. Dia duluan menyerang, tapi sekarang malah dia yang diserang. Orang-orang tidak bisa percaya begitu saja akan hal ini. "Tidak. Ini tidak mungkin.""Tuan Yogi jelas menyerang duluan. Kenapa malah dia yang kalah?""Selain itu, sampah itu tidak ... tidak memegang senjata. Dia mengalahkan Tuan Yogi!""Bagaimana mungkin tubuh orang itu lebih keras dari pedang Tuan Yogi?""Besi dingin adalah salah satu bahan yang paling keras di Dunia Bafang. Senjata itu mampu memotong apa pun, apalagi kalau cuma tubuh manusia.”"Benar. Senjata yang terbuat dari besi dingin benar-benar luar biasa. Mustahil pedang itu patah. Apalagi lawan Tuan Yogi tidak terlihat memegang senjata."Mereka semua menggelengkan kepala. Namun kenyataannya tetap sudah terjadi. Perempuan berbaju hijau di balik bilik tirai manik-manik itu ikut tercengang. Mulutnya terbuka lebar. Matanya memandang le