Tuan muda itu perlahan menekan tuts piano. Terdengar lantunan musik piano. Musik yang terdengar memiliki nada tinggi dan nada rendah.Para tamu itu mengangguk. Mereka menikmati suara musik piano."Luar biasa.""Benar-benar jagoan. Dia bisa memainkan lagu dengan alat musik asing itu tanpa ada kesalahan.""Memang suara musik ini begitu merdu.""Dalam keterampilan memainkan musik, aku rasa tidak perlu dibandingkan. Dialah yang menang."Para tamu itu saling memuji keterampilan permainan piano tuan muda itu.Perempuan berbaju hijau menikmati suara piano. Dia menatap perempuan berbaju putih yang mengangguk. Dia setuju."Bagus!"Semua orang bertepuk tangan begitu permainan piano berakhir. Sudah jelas mereka terhanyut dengan permainan piano tuan muda. Michael tersenyum. Dia ikut setuju. Di telinga Michael, permainan piano tuan muda ini cukup bagus. Nadanya konstan dimainkan. Orang-orang tidak menemukan kekurangan permainan piano tersebut. Hanya saja Michael tidak merasakan ada e
Suara permainan Michael terdengar merdu. Seolah-olah ada Buddha yang hadir di tengah-tengah mereka. Orang-orang terpesona.Meskipun sudah beberapa menit Michael menyelesaikan lagunya, orang-orang masih tersihir oleh permainan Michael tersebut. Waktu berjalan begitu lambat. Seketika terdengar suara tepuk tangan. Trenggiling!Trenggiling bertepuk tangan. Dia sangat terpukau dengan permainan Michael. Orang-orang tersadar. Mereka saling memandang satu sama lain. Kemudian mereka saling berpandangan. "Ini ... lagu apa yang dimainkan si sampah itu?""Aku baru pertama kali mendengar lagu seindah tadi.""Benar. Bulu kudukku masih berdiri. Rasanya seperti mimpi.""Memang bagus. Benar-benar bagus.""Bagaimana mungkin sampah itu bisa memainkan lagu sempurna seperti ini?""Apa dia berpura-pura?""Kamu benar. Bisa jadi dia sedang berpura-pura. Tidak mungkin dia bisa memainkan lagu sesempurna itu."Para tamu itu masih belum percaya dengan apa yang mereka dengar barusan. Meskipun be
"Apa?" Si trenggiling terkejut.Para tamu itu mendengar ucapan Michael. Yogi maju ke depan. Dia mengibaskan kipasnya. Kemudian salah satu pendukungnya berkata, "Hei sampah, Tuan Yogi menantangmu bertarung!""Pfft!"Trenggiling menyemburkan anggur dari mulutnya.“Brengsek, kenapa aku yang kena semburan minumanmu?” Para pendukung Yogi mulai tersulut emosi dan hendak menyerang si trenggiling. Namun mereka dihentikan oleh Yogi.Seorang prajurit tidak boleh mempermalukan sang jenderal. Kalau hal ini diteruskan, bisa-bisa reputasi Yogi menjadi tercemar. Yogi memiliki kemampuan membuat puisi lebih baik di antara yang lain. Kemampuan bela dirinya juga sangat baik. Namun Yogi lebih suka dikenal dengan kemampuan membuat puisi dibandingkan kemampuan bela dirinya. Yogi lebih suka mengalahkan orang lewat tantangan membuat puisi dibanding bela diri. Dia menyukai tantangan itu. Yogi tidak menghiraukan si trenggiling sama sekali. Michael adalah lawan utamanya. Kalau kamu ingin memukul s
Michael tersenyum, "Sepertinya kamu begitu percaya diri bisa menang.""Tentu saja. Kamu tidak kenal dengan Tuan Yogi.""Tuan Yogi ini punya julukan Sepuluh Ribu Prajurit. Dia bisa melawannya musuh-musuhnya sendirian karena kemampuannya setara dengan sepuluh ribu prajurit.""Kamu memang memiliki kemampuan tapi kamu pasti kalah dari Tuan Yogi dalam hal kemampuan bela diri.""Kalau kamu tidak ingin mati, menyerah saja. Berlutut dan panggil Tuan Yogi dengan sebutan tuan.""Hahaha!"Para tamu itu tertawa terbahak-bahak. Mereka membayangkan dalam pikiran masing-masing bagaimana Michael dikalahkan oleh Yogi sebentar lagi. Michael tersenyum misterius. Dia mengambil pena dan menuliskan namanya."Trenggiling!"Orang-orang tertawa melihat nama palsu Michael. Benar-benar sampah. Namanya saja seperti itu. Sementara si trenggiling yang asli menggelengkan kepalanya. Dia tidak habis pikir dari mana orang-orang ini memiliki nyali untuk melawan Michael. Hanya ada dua jenis orang yang be
Si trenggiling bergegas mengambil beberapa kacang dan meletakkannya di meja depannya. Kemudian dia menuangkan segelas wine dan bersiap-siap untuk menonton pertunjukan.Para tamu kembali ke tempat duduk masing-masing. Mereka berbicara dan tertawa. Mereka sedang mendiskusikan betapa menyedihkan nasib Michael. Perempuan berbaju putih sedikit khawatir. Namun perempuan berbaju hijau itu tidak peduli. Dia mengetahui kemampuan Yogi dalam hal membuat puisi.Meja dan kursi segera dibawa ke pinggir. Bagian tengah kapal itu menjadi kosong.Pakaian Yogi diikatkan di pinggangnya. Dia menyimpan kipas di dadanya. Kemudian pelayan menyerahkan dua pedang. Pedang itu berwarna hijau dan luar biasa besar.Yogi berkata dengan nada meremehkan, "Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu. Pedang ini adalah terbuat dari besi dingin. Ini sangat tajam. Aku akan memberimu satu."Yogi segera melemparkan pedang tersebut pada Michael.Michael menangkapnya. Kemudian dia melemparkan balik ke Yogi, "Seperti yang
Penonton tercengang!Mereka pikir Michael akan kalah. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Yogi merupakan seorang master. Dia duluan menyerang, tapi sekarang malah dia yang diserang. Orang-orang tidak bisa percaya begitu saja akan hal ini. "Tidak. Ini tidak mungkin.""Tuan Yogi jelas menyerang duluan. Kenapa malah dia yang kalah?""Selain itu, sampah itu tidak ... tidak memegang senjata. Dia mengalahkan Tuan Yogi!""Bagaimana mungkin tubuh orang itu lebih keras dari pedang Tuan Yogi?""Besi dingin adalah salah satu bahan yang paling keras di Dunia Bafang. Senjata itu mampu memotong apa pun, apalagi kalau cuma tubuh manusia.”"Benar. Senjata yang terbuat dari besi dingin benar-benar luar biasa. Mustahil pedang itu patah. Apalagi lawan Tuan Yogi tidak terlihat memegang senjata."Mereka semua menggelengkan kepala. Namun kenyataannya tetap sudah terjadi. Perempuan berbaju hijau di balik bilik tirai manik-manik itu ikut tercengang. Mulutnya terbuka lebar. Matanya memandang le
Yogi menyerang Michael dengan Cakar Pembunuh Iblis. Namun serangannya berbalik padanya. Yogi terpental hingga menabrak dinding kapal. Boom!Dinding kapal itu retak! Mata semua orang melebar. Mereka tercengang. Tirai manik-manik bergoyang setelah terkena hembusan energi yang cukup besar. Perempuan berbaju putih itu melindungi mukanya dengan lengan bajunya. Setelah beberapa saat, perempuan itu menurunkan lengannya. Wajahnya menunjukkan keterkejutan. Raut wajah yang sama juga terlihat pada perempuan berbaju hijau. Matanya yang indah melebar. Mulutnya terbuka! "Ini ...." ujar si perempuan berbaju hijau. Dia tidak tahu harus berkata apa."Aduh!"Tuan Yogi meringis kesakitan. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Yogi menyeka darahnya. Setelah menatap darah di tangannya, raut wajahnya menunjukkan kemarahannya. Darah! Hari ini Yogi yang bermartabat tidak hanya dipermalukan oleh sampah itu, dia juga terluka! Selama puluhan tahun dia hidup, baru kali ini Yogi diperlakukan
Si trenggiling menatap Yogi seolah-olah dia tidak memiliki otak. Apa matanya buta?Michael tidak bergerak atau menyerang. Dia hanya bertahan. Bukankah bisa dibilang Yogi sangat beruntung?Bagaimana Yogi bisa tahu kalau Michael tidak ingin membuat masalah semakin parah? Dia sengaja tidak menyerang supaya Yogi bisa kalah dengan cepat. Namun Yogi hanya memikirkan harga dirinya yang terluka. Dia tidak terima diperlakukan seperti itu oleh Michael. Sekarang Yogi menantang Michael untuk menyingkirkan senjatanya. “Baru kali ini aku mendengar permintaan bunuh diri,” ujar si trenggiling sambil menggelengkan kepala. Dia langsung meneguk minuman winenya. "Tuan Yogi benar. Sampah itu hanya bisa melindungi dirinya. Padahal sebenarnya dia sama sekali tidak punya jurus untuk menyerang."“Cangkang kura-kura itu sangat keras sehingga raja hutan sekali pun sulit menyerangnya. Setiap kali raja hutan ingin memakan si kura-kura, dia akan kewalahan menghadapi cangkang si kura-kura. Apa ini berarti