Orang-orang tertegun menatap patung itu.Patung itu menunjuk kejauhan dan memimpin ratusan prajurit. Meskipun begitu, penampilannya benar-benar aneh.Wajahnya manusia tapi telinganya menonjol. Matanya menonjol. Mulutnya besar. Hidungnya mancung!“Wajah seperti apa itu?” Spence terkejut."Ini aneh. Aku belum pernah melihat orang dengan wajah seperti itu," Bulan mengerutkan dahi. Danu mengangguk, "Aku sudah melihat banyak orang tapi penampilan seperti itu ...." Danu tidak dapat menahan diri untuk menggelengkan kepalanya.Haikal, Eddy dan yang lainnya juga menggelengkan kepala. Mereka juga belum pernah melihatnya wajah orang seperti itu. "Lihat itu ...." ujar Sissy. Orang-orang mengikuti arah pandangan Sissy. Jauh menjorok ke dalam, ada bangunan seperti kuil. Penampakan kuil tersebut tampak tidak aneh, tapi ada dua patung batu. Mereka adalah patung anak laki-laki dan anak perempuan dengan pakaian yang diukir detail. Keduanya tersenyum. "Ada yang duduk di dalam kuil itu!" ujar
"Ini ....""Apa yang sedang terjadi? Apa kita berpindah tempat?""Ilusi?""Ilusi. Ini pasti ilusi. Mark, pukul aku!" ujar Spence. BUKKK!Mark memukul Spence dengan kencang dan membuat kepala Spence pusing. Namun, tidak ada yang mempedulikan Spence. Mereka saling menatap cemas. "Kenapa kamu memukulku dengan keras?!" Spence memarahi Mark. Kepalanya muncul benjolan. “Apa ini bukan ilusi?” Mark mengerutkan dahi. "Mustahil!" ujar Bulan. Sebelumnya mereka melihat pemandangan patung batu. Sekarang patung-patung itu hidup. Bagaimana mungkin ini bukan ilusi?!“Aku tidak percaya lagi,” Sissy mencabut pedangnya dan berjalan maju. Orang-orang mengikuti jejak Sissy.Yang membuat mereka semakin bingung adalah patung-patung batu itu tampak tidak memperhatikan keberadaan Sissy dan lainnya. Mereka tetap melakukan kegiatannya masing-masing.Sissy dan lainnya tidak ingin menambah masalah. Mereka benar-benar tidak mau membuang waktu. Sissy terus berjalan melewati kerumunan orang-or
"Laki-laki bertelinga lancip itu?""Benar. Yang duduk di dalam kereta," Bulan mengerutkan dahi. Ketika suara dengungan itu terdengar, Bulan menatap sekelilingnya. Patung-patung itu kembali hidup dan sibuk melakukan kegiatan mereka. Namun hanya laki-laki bertampang aneh itu yang tidak bergerak. Bulan merasa ada yang aneh dan baru menyadari keanehan orang bertampang aneh tersebut.“Karena Bulan berkata seperti itu, aku jadi menyadari ada yang aneh juga dengan patung laki-laki itu,” ujar Mark. “Apa jangan-jangan suara dengungan itu berasal dari dia?” tanya Spence. "Kalau kamu ingin menangkap pencuri, tangkap orang yang mencurigakan dulu," Sissy memberikan perintah. Orang-orang mengangguk. Detik berikutnya, dua puluh satu jagoan itu bergegas menuju kereta tempat patung laki-laki itu berada. Mereka mengerumuni kereta. Para prajurit di belakang kereta itu mematung dengan sikap seperti sedang dalam pelatihan. Tombak yang mereka pegang cukup panjang. Ada yang duduk di atas pung
Patung-patung batu itu bermunculan di sini!"Kita dikepung," ujar Mark. "Ini makam. Tidak ada jalan keluar!" ujar Sissy. "Apa yang harus kita lakukan?"“Tentu saja melawan mereka,” Spence mengangkat pedangnya dan menerjang maju. "Spence, jangan gegabah," Mark mencoba menghentikan Spence tapi terlambat.Eddy dan Haikal saling memandang. Yang ada di hadapan mereka adalah para patung yang sebelumnya mereka lihat. Tidak peduli itu penduduk biasa atau para prajurit, mereka menyerang Eddy dan lainnya. Eddy dan Haikal mengangguk. Mereka tidak mungkin melawan semua patung tersebut. Kemampuan mereka tidaklah sejago Michael yang bisa melawan seribu, bahkan puluhan ribu musuh!Para jagoan itu tahu mereka tidak punya pilihan selain menangkap raja. Eddy dan Haikal mencoba menahan datangnya prajurit dan patung-patung itu. Sementara yang lain menyerang laki-laki bertampang aneh bersama-sama!“Aku, Eddy dan Haikal akan melawan laki-laki itu,” Bulan berkata pada Sissy. Kemudian dia terba
Michael mengerutkan dahi, "Ada apa?"“Ada lonjakan energi yang kuat. Ini datang dari arah desa,” ujar si trenggiling sambil memandang Michael, “Tidak bisakah kamu merasakannya?”Ketika Michael membuka mulutnya, si trenggiling itu menepuk dahinya, "Sialan, aku lupa. Energi ini muncul dari bawah tanah. Tentu saja hanya aku yang bisa merasakannya."“Apa terjadi sesuatu di desa?” Giliran Michael mengerutkan dahi."Aku tidak tahu tapi lonjakan energi ini datang ratusan meter dari bawah tanah," ujar trenggiling.“Bawah tanah?” Michael jadi bingung.Kalau ada pertarungan di desa, Michael bisa memahaminya. Namun bawah tanah?"Jangan-jangan kamu berusaha menipuku? Bawah tanah adalah daerah kekuasaanmu," Michael meragukan ucapan si trenggiling. Si trenggiling menjadi kesal, "Hei, apa kamu pikir aku menipumu setelah apa yang terjadi di Gunung Xian? Kalau aku mau menipumu kenapa aku bersusah payah mengajakmu ke Keluarga Kilin?""Apalagi, apa yang terjadi di makam bawah tanah itu ada hub
"Kalian .…" Michael tertegun ketika melihat Bulan dan anggota kelompoknya. Dia tidak menyangka mereka ada di sini. "Nah, ternyata benar dugaanku. Mereka ingin mengambil harta karun. Tunggu … kamu kenal dengan mereka?" tanya si trenggiling. "Dasar bodoh," Michael mengumpat. Api Langit Roda Bulan keluar dari tubuhnya dan langsung terbang menjauh.Bang! Bang! Bang!Prajurit batu yang menyerang Sissy dan yang lainnya segera terlempar dengan senjata Michael."Serang!"Michael mengayunkan pedang gioknya ke sekeliling sekitar Bulan. Prajurit-prajurit batu itu terhempas jauh. Michael tidak berhenti sampai situ. Dia membantu Bulan menyingkirkan musuh. Si trenggiling tidak punya pilihan selain ikut bertarung. Dengan jurus yang dia gunakan, trenggiling membantu Sissy mengalahkan musuh. Setelah beberapa saat bertarung, si trenggiling meringis kesakitan. Tangannya terasa sakit. Kalau bukan karena perempuan cantik yang ada di depannya, sudah pasti sekarang ini si trenggiling memaki kar
Michael mengerutkan dahinya. Dia menarik pedang gioknya dan menatap si laki-laki bertampang aneh yang muncul di depannya. Si trenggiling terjatuh dengan suara keras. “Berpindah tempat?” tanya Michael. Ini menarik!"Michael, dia bisa mengubah posisi semua orang. Kamu harus berhati-hati.""Bulan benar. Kami berusaha menyerangnya bersama-sama, tapi hasil akhirnya kami terluka parah."Michael mengangguk setelah mendengar ucapan para anggota kelompoknya. Pedang giok melepaskan diri dari tangan Michael dan melayang di udara. Michael menatap tajam pada si laki-laki bertampang aneh itu dan tersenyum. "Mantra Empat Jiwa Laut Utara!"Wuuuz!Seketika ada delapan sosok Michael!"Apa yang dilakukan Michael? Apa dia gila?" Haikal mengerutkan dahi. Musuh mereka menguasai waktu dan tempat. Jika Michael memperbanyak dirinya, situasinya akan semakin kacau. Musuhnya ini bisa berpindah lokasi sesuka hati.Michael akan dikacaukan olehnya. Sang musuh bakal membuat Michael bingung. Haikal
Ketika ujung pedang Michael melukai leher laki-laki bertampang aneh itu, muncul gas putih dari luka pedang tersebut!Wuuuz!Michael mengerutkan dahi. Dengan cepat dia membawa Bulan segera menyingkir dari tempat tersebut. Gas putih itu semakin lama semakin banyak. Orang-orang segera menghindar. Begitu gas putih itu mengenai tanah, tanah tersebut langsung rusak seolah-olah habis dituang oleh asam sulfat!“Hancur!” Gas Kekacauan segera membentuk medan pelindung. Begitu pelindung itu melindungii Michael dan lainnya, gas putih itu tertahan di tempatnya. "Kenapa diam saja?! Ayo pergi!" Bulan segera terbang ke udara. Orang-orang mengikuti jejak Bulan. Gas putih itu dengan cepat menyebar ke seluruh tempat di mana prajurit-prajurit emas itu berdiri. Tak butuh waktu lama, seluruh kawasan makam bawah ditutupi oleh gas putih. Suara desisan terdengar di semua tempat. Patung-patung batu diselimuti oleh gas putih. Orang-orang tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalamnya!"Apa-apaan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua