Kejadian demi kejadian mengarah ke tempat yang sama seolah-olah hal ini sudah direncanakan sebelumnya. Hal ini membuat Michael benar-benar penasaran. Selain itu, dia memang harus pergi ke tempat tersebut.“Apa yang kamu butuhkan?” tanya Rahel. Di mata Rahel, Michael tidak akan menolak perintahnya. Rahel juga tidak perlu meminta pendapat Michael. "Bawa Pam bersamamu," ujar Rahel dengan tenang.Dahi Michael berkerut. Apa maksud Rahel?Dengan sumber daya yang dimiliki Rahel, tidak mungkin Rahel tidak tahu hubungan antara Pam dan Michael. Setelah mengembalikan Hanna pada Michael, sekarang Rahel mengembalikan Pam padanya.Permainan apa yang direncanakan Rahel?Apa kondisi Bella seperti yang tertulis di surat itu? Apa jangan-jangan Rahel selalu mengancam Bella? Sebelumnya Bella berubah pikiran. Tentu saja ancaman buat Rahel menghilang satu. Tidak penting lagi ada tawar menawar. Apa hal ini sudah membuat Rahel tenang? Itu juga sudah menjadi satu kemungkinan.Ada kemungkin Rahel
"Pam benar-benar cantik. Cintanya pada Michael sangat dalam. Aku tidak melebih-lebihkan. Dia akan bersedia menyerahkan hidupnya untuk Michael. Seperti kata pepatah, laki-laki mengejar perempuan seperti membelah tembok, tapi perempuan mengejar laki-laki hanyalah selapis tabir.""Aku yakin ada sesuatu terjadi di antara mereka. Pam adalah wanita yang diam-diam berdiri di belakangnya. Dia tidak akan berani membuat masalah dengan Bella. Bisakah Michael menahan godaan semacam itu?" Ava menyuarakan kecemasannya. Rahel menjawab sambil tersenyum ringan, "Apa yang kamu katakan sangat masuk akal. Alasan itulah mengapa aku mengembalikan Pam pada Michael. Masa depan masih misterius. Kamu harus belajar mempercayaiku.""Nona, apa kamu merindukan mereka?""Itu terserah mereka. Aku hanya menyerahkan segala sesuatunya pada mereka. Aku juga tidak berharap. Michael adalah orang yang sangat serius soal perasaan. Yang terjadi biarkan saja terjadi. Jika kamu pergi ke kiri, kamu akan mati. Jika kamu perg
Michael yang sedang tidur di atas kasur seketika bangun dan berdiri. "Bagaimana?" Michael melihat-lihat keluar tendanya. "Aku sempat tertidur sebentar," sosok itu berkata dengan suara lembut. "Masuklah," Michael mengajak sosok tersebut masuk ke dalam tenda. "Bagaimana luka di tanganmu?"Sosok yang datang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Pam. "Lebih baik kamu tidak usah bertanya," Pam menggelengkan kepalanya. "Beritahu aku," ujar Michael. Michael dan Pam bertemu di tengah malam karena Michael tidak ingin Eddy tahu. "Bella!""Bella?" Michael mengerutkan dahi. Bagaimana mungkin?"Aku juga tidak mengetahuinya dengan jelas!" Pam mengangkat tangannya dan menyentuh dahi Michael. Tiba-tiba sebuah gambar muncul di benak Michael."Sejak kami ditangkap, aku dan Bella ditahan di tempat berbeda. Tiga hari yang lalu ...."Michael melihat kejadian dari sudut pandang Pam. Ada Bella yang berdiri di depan Pam dan melemparkan belati ke lantai. Belati itu berlumuran darah!Bel
"Hoek!"Darah keluar dari mulut Pam. Michael hendak membantunya, tapi Pam menghentikan langkah Michael, "Tidak. Jangan datang ke sini.""Kakak Seperguruan, kamu ...." Michael menatapnya dengan cemas.Pam terdiam. Tubuhnya terasa sangat panas. Dia sendiri tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada tubuhnya. Darahnya terasa seperti mendidih dan tubuhnya terasa aneh seolah-olah sedang dikerubungi semut.Michael tidak tahan melihat penderitaan Pam. Dia lalu melangkah maju. "Roarrr."Kelinci Sakti keluar dari tempat persembunyiannya dan menghalangi Michael. “Kamu mencegahku mendekatinya?” Michael mengerutkan dahi saat melihat kemunculan Kelinci Sakti. “Jika kamu mendekat, dia akan mati,” ujar Kelinci Sakti sambil menggelengkan kepalanya.Michael menghentikan langkahnya. Dia terlihat bingung. Bukankah Pam memiliki tubuh emas dari Kelinci Sakti sebelumnya? Karena itu Kelinci Sakti bisa merasakan perubahan pada tubuh Pam. “Ada sesuatu yang terjadi pada tubuhnya,” lanjut Kelin
Ketika Michael ragu-ragu hendak melakukan apa, dia mendengar suara orang bertarung. Sepertinya kejadian itu dekat dengan tendanya. Michael mengerutkan keningnya. Dia menatap Pam yang masih pingsan dan memutuskan untuk pergi melihat keluar. Angin malam bertiup kencang. Bulan menggantung di langit. Di dalam hutan yang rimbun muncul beberapa sosok yang sedang berlari. Suara mereka memecah keheningan malam.Bulan memancarkan sinarnya yang redup. Orang-orang yang berlari mulai terlihat. Pemimpin mereka mengenakan pakaian hijau putih. Dia seorang perempuan cantik.Meskipun cantik, tapi sepertinya dia sedang tidak sedang dalam kondisi yang prima. Ada bercak darah di pakaiannya. Bahunya terluka, begitu juga lengannya. Darah mengalir dan menetes ke tanah. Perempuan itu menggertakkan giginya. Dia selalu melirik ke belakangnya untuk memastikan keselamatan anggota kelompoknya. "Hei, cepat serahkan barang-barangmu. Kalau tidak, tubuhmu akan membayar harganya. Percayalah, barang itu lebih
Raut wajah pemimpin pria itu berubah. Matanya menyipit sambil berusaha mencari tahu siapa sosok yang menghalangi rencananya ini. "Kenapa? Apa kamu terkejut dengan kemunculanku?" tanya sosok itu."Mi … Michael!"Ternyata pemimpin pria itu mengenali sosok Michael. Dia tidak mungkin lupa dengan wajah Michael. Rasa marah muncul diikuti rasa takut. “Sepertinya kita pernah bertemu,” Michael menurunkan pedangnya. Dia tidak mengenali pemimpin kelompok pria berpakaian hitam ini. "Dasar bajingan. Rupanya kamu belum mati diserang kelompok biksu," ujar pemimpin pria menggertakkan giginya sambil menatap Michael. Michael menatapnya dengan tatapan dingin. Dia mencoba mengingat siapa orang ini. Perempuan yang ada di samping Michael terkejut. Dia menatap sosok Michael. Tubuhnya sedikit gemetaran. Tidak mungkin. Ini tidak mungkin.Bagaimana mungkin Michael masih hidup?Michael dan pemimpin pria itu saling menatap. “Sepertinya kamu kenal denganku,” ujar Michael, “Tapi maaf, aku tidak ingat
"Di dunia ini, sekalinya anjing ditakdirkan menjadi anjing, dia tidak akan berubah menjadi manusia. Tidak peduli seberapa banyak mereka menyeringai, mereka juga tidak akan bisa menjadi harimau.""Apa aku benar?" cibir Michael. Michael sudah menduga siapa sosok pemimpin ini, tapi dia masih sedikit ragu. Pemimpin pria itu menatap Michael dengan marah, tapi tak lama kemudian, dia tersenyum lebar. "Benarkah? Tahukah kamu bahwa ular berubah menjadi naga saat bertemu air?""Michael, sekarang aku berubah. Menurutmu aku takut padamu?" Mata pemimpin pria itu bersinar merah. Nadanya terdengar mengeluarkan segenap kekesalan pada Michael. "Kamu akan tahu nanti. Tidak apa-apa. Aku tidak punya waktu berurusan dengan kalian, tapi aku juga tidak mengira bakal bertemu denganmu di sini. Sepertinya dewa sudah menyusun rencana untukku untuk mengurus sampah," Michael menggertakkan giginya. Dia memegang erat pedang giok di tangannya."Omong kosong. Kita belum tahu siapa yang akan menang.""Bunuh d
Pemimpin pria itu tidak menduga penutup wajahnya diambil Michael. Dia melangkah mundur. Sorot matanya dipenuhi amarah.Wajahnya pucat dan cukup tampan. Mulutnya menyeringai menunjukkan dirinya adalah orang yang jahat. Marcus!Marcus menjilat bibirnya. Dahi Michael masih mengernyit. Seperti yang dia duga, itu benar-benar Marcus. Sebelumnya Michael sudah mencurigai anggota kelompok itu sebagai murid Perguruan Harapan. Hal itu terlihat dari bentuk formasi mereka. Namun, dia masih ragu apakah tebakannya benar. Mantra yang diucapkan orang-orang itu hampir mirip dengan yang dilakukan Pam. Sekarang orang-orang Perguruan Harapan ini sudah berubah jalur menuju jalan Iblis. Michael bisa merasakan aura kejahatan dari mereka.Bagaimana mereka bisa berubah haluan? Michael tidak tahu pasti, tapi sekarang dia harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak lagi di jalan yang sama. Michael melihat tangan Marcus yang sekarang berubah bentuk menjadi cakar. Benar. Marcus yang sekarang bukanlah
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua