Semua murid segera mengangkat senjata mereka mendengar nama Michael disebut. Walaupun cahaya itu sudah pergi jauh dari langit mereka tapi mereka tetap waspada. Perginya Michael dari hadapan para murid Marcus membekas dalam di hari mereka. "Kurang ajar! Apa benar itu Michael?” "Mau pergi ke mana dia malam-malam seperti ini?” "Apa mungkin dia sedang memindahkan para penyelamat?”Mereka saling berpandangan. Wiley dan Marcus juga menggerutu ke arah cahaya menghilang. Sorot mata mereka sangat pelik. "Apa mungkin Michael melarikan diri?” Tiba-tiba Guru Pertama mengeluarkan dugaannya. "Bagaimana menurutmu?” tanya Marcus sambil mengernyit. Wiley menggelengkan kepala dan berkata, “Dia tidak mungkin melarikan diri. Kalau dia mau melarikan diri, dia pasti sudah melakukannya dari sejak awal. Namun dari bayangan yang baru saja melintas, memang sepertinya itu Michael, karena Kapak Pangu-nya begitu mencolok. Hanya saja aku tidak mengerti. Dia melintas di atas kepala kita di
Marcus mengalami gangguan mental setelah peristiwa semalam yang tidak ada habisnya. Guru Kelima dan Keenam menatap Marcus yang berubah garang. Bagaimana cara mengatasinya? Marcus tidak bisa tidur. Begitu juga dengan mereka. Guru Kelima dan Keenam hanya berdiri dan patuh akan perintah Marcus. Dia tidak berani memancing kemarahan Marcus. Marcus duduk di kursi utama dan memukul meja dengan marah, “Kurang ajar sekali Michael ini! Dia ingin mati sepertinya. Kita sampai tidak bisa tidur sepanjang malam karena tingkahnya yang terus terbang bolak balik sepanjang malam tanpa tujuan.” Wiley menundukkan kepala. Dia tidak tahu harus berkata apa. "’Katakan, apa yang harus kita lakukan?” Marcus berteriak dingin sambil menatap mereka yang ada di hadapannya. Wiley masih berpikir. Guru Pertama memberanikan diri berkata saat tidak ada satu pun yang berani bicara, “Marcus, tenanglah. Semakin kamu marah, akan semakin berantakan kita. Bukankah ini yang Michael inginkan? Dia melakukan sem
Pasukan lini tengah yang masih dalam keadaan mengantuk yang berjumlah 30.000 orang bergegas maju saat melihat pasukan garda depan runtuh. Namun mereka segera membuang baju perangnya dan lari kocar kacir untuk menyelamatkan diri saat berhadapan dengan pasukan monster yang rapi dan ganas. Pasukan monster yang sangat banyak seperti memasuki wilayah tak berpenghuni. Mereka menginjak-injak pasukan Paviliun Dewa Pengobatan dengan telapak kaki besi dan mengaum garang. Pasukan yang berjumlah hampir 10.000 orang bergerak. Pasukan yang dipimpin Jenderal Chen yang berjumlah 30.000 orang juga ikut membantu dengan panik. Namun pasukan yang dipimpin Jenderal Chen yang berada di lini tengah kocar-kacir. Semangat mereka hilang dan memutuskan untuk melarikan diri. Mereka berlari dan saling bertabrakan karena melarikan diri dengan tergesa-gesa tanpa arah yang jelas. Pasukan yang berjumlah 40.000 orang itu tidak bisa menghindar dari orang-orang yang berusaha melarikan diri. Sepuluh ribu monst
Suasana hati Marcus tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata saat melihat para penolongnya ketakutan sampai mati oleh ancaman Michael. "Aku ingatkan kamu, Marcus. Kamu hanyalah seekor semut di tanganku. Aku bisa membunuhmu dengan hanya mencubitmu kapan pun aku mau,” Michael tiba-tiba memberi peringatan dengan suara dingin. Detik selanjutnya, tangan Michael bergerak tanpa diduga. Bang!Marcus merasa seperti tertindih sebuah gunung yang besar. Seluruh tubuhnya melayang beberapa langkah dan menghantam tanah dengan keras. "Kamu masih ingin hidup?” Michael mendekati Marcus dan menginjak wajahnya saat Marcus berusaha keras untuk bangkit. Kepala Marcus pun menempel di tanah. Marcus merasa benar-benar dipermalukan. Dia menggertakkan giginya dan berusaha bergerak namun dia tidak dapat melepaskan diri dari belenggu kaki Michael. Dia pun hanya bisa membiarkan Michael menginjak wajahnya seperti anjing mati. "Apa yang kamu inginkan?” teriak Marcus dingin. Michael semakin men
”Apakah aku harus melakukannya lagi? Kesabaranku ada batasnya!” ujar Michael. Michael tiba-tiba memutar tangan kanannya dan mengambil pisau kemudian memotong tangan kanan Marcus tanpa ragu. "Sebuah luka sayatan besar menganga di tangan kanan Marcus. Lukanya sebesar mangkuk tanpa terlihat daging dan juga tanpa darah yang mengalir. Namun sebuah tulang putih terbuka jelas. "Kamu!” Wiley menjadi cemas. Dia menggertakkan gigi, “Baiklah, aku berjanji.” "Bagus!” Michael tersenyum merendahkan. Dia mengangkat kakinya dan melepaskan Marcus. Wajah Marcus penuh dengan bekas jejak kaki di salah satu sisinya. Sementara sisi lainnya dipenuhi lumpur dan rumput mati. Dia terlihat memalukan sekali. Atau bahkan lebih tepatnya menyedihkan. Wiley cepat-cepat mengusir sekumpulan gagak setan yang mematuki tangan Marcus dan maju untuk membantu Marcus. Dia dengan sigap menyuntikkan energi tenaga dalam ke tubuh Marcus untuk melindungi tangannya lalu menatap Michael penuh dengan kewaspadaan
Marcus memimpin pasukannya menemui Huw dengan wajah dingin. Wajah Huw semakin lama semakin muram. Dia menatap Marcus yang datang mendekat. Huw marah. Dia menampar wajah Marcus dengan keras sebelum Marcus sempat bicara. Tamparan Huw begitu keras hingga membuat Marcus terjerembab ke tanah. Marcus memegang wajahnya yang panas. Sorot matanya penuh dengan amarah. Namun tidak lama kemudian, dia berlutut. "Sampah. Dasar sampah. Kamu benar-benar tidak berguna! Kamu diberi kepercayaan untuk menjaga kaki gunung Perguruan Harapan. Tapi begini caramu menjalankan perintahku?” Huw berteriak marah. Keadaan Paviliun Dewa Pengobatan sudah dalam bahaya sebelum bala bantuan datang karena mendapat serangan dari kedua belah pihak. Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan kewalahan saat menghadapi serangan kedua belah pihak pada saat bersamaan. Dan situasi berbahaya itu disebabkan oleh Marcus. Mana mungkin Huw tidak marah dengan apa yang terjadi sekarang karena dia telah memperingatkan Marcus seb
Jenderal Chen mendengus dingin, “Pemimpin, apakah mungkin ada kebetulan seperti itu? Michael menyerang dan menang tapi tidak ada satu pun dari komandan kita yang terbunuh. Jika kamu jadi Michael, apa semua itu masuk akal?” "Hush!" Huw menghembuskan napas perlahan. Michael sudah melakukan banyak hal dan akhirnya memenangkan pertempuran. Huw pun berpikir, sungguh tidak masuk akal Michael memotong ekor tanpa kepala musuhnya. "Kalaupun memang Michael ingin menggunakan Marcus untuk melawan kita, lepaskan saja Marcus sendiri. Mengapa dia juga melepaskan Wiley dan pemimpin lainnya? Melepaskan mereka semua sama saja dengan melepas harimau kembali ke habitatnya. Terutama saat kedua pasukan masih bertarung!” ujar Jenderal Chen dingin. Saat dua pasukan berperang, mereka akan berusaha membunuh lawannya sebanyak mungkin yang mereka bisa dengan semangat tempur yang tinggi. Cara ini yang sudah bisa dilakukan oleh semua orang dalam peperangan. "Maksudmu adalah ....” Huw mengernyit.
Perjalanan mereka dipenuhi canda tawa di sepanjang jalan. "Pemimpin, strategimu luar baik sekali. Marcus pasti bingung. Kamu mengatakan kita akan menyerang mereka tapi kita tidak muncul sama sekali. Lalu kamu mengatakan kita akan kembali menyerang mereka dan berpura-pura menyerangnya. Dan saat mereka mengurangi kewaspadaannya, kita menyerbu dengan tiba-tiba. Pikiran Marcus pasti sangat berdengung saat ini,” Sheila tersenyum. Pasukan Marcus terus berjaga dalam kegelapan tanpa tahu apa yang terjadi selama Michael melancarkan rencananya. Mereka hanya tahu hasil akhirnya saja. Pertama, pasukan elit yang membantu keluarga untuk menyerang disergap. Kedua, pasukan Paviliun Dewa Pengobatan di kaki gunung juga diserang. Keisya menutup mulut dengan tangannya. Dia tersenyum, “Mereka tidak tahu serangan mana yang benar dan serangan mana yang palsu.” Michael tersenyum tipis. Kadang kala dia mengirimkan agen rahasia untuk melihat pergerakan musuh secara berkala. Namun hasilnya akan sang