"Bukan Perguruan Harapan yang menyerang kami," Marcus menjawab dengan suara rendah. Guru Agung tercengang, "Apa? Bukan Perguruan Harapan? Lalu siapa?"Dengan jumlah pasukan yang ikut bertarung, kata "kalah" tidak pernah masuk dalam kamus Guru Agung.Meskipun Guru Agung tahu identitas Michael, dia tidak menyangka hasil Huw akan seperti ini. Dia tidak mengira akan kalah. Bagaimana bisa kalah?!Marcus menatap mata Guru Agung dan berdiri, "Michael bisa menyuruh para monster untuk datang menolong. Aku pikir ini ada hubungannya dengan area terlarang roh orang mati di Perguruan Harapan."Kemudian Marcus memberitahu Guru Agung soal Raja Monster yang dulu pernah ditawan di area terlarang roh orang mati.Setelah bercerita, Guru Agung berpikir sesaat, "Jadi Michael memiliki Raja Monster?"Marcus mengangguk. "Di saat seperti ini, kita tidak boleh lengah. Kami tidak tahu Michael punya Raja Monster. Para pengikut dikalahkan oleh para monster. Namun, para monster yang terikat kontrak, mer
"Aku mengumumkan bahwa pemimpin Perguruan Harapan yang baru adalah Pam."Para guru sudah menduga bahwa Stephen akan menunjuk Pam. Lagi pula ini adalah hasil diskusi mereka. Namun, para murid menjadi terkejut tapi mereka jadi maklum. Di antara ketiga jagoan Perguruan Harapan, ada Marcus, kemudian Guy dan Pam. Hanya tinggal waktu saja posisi pemimpin jatuh ke tangan Pam. "Selamat, Kakak Seperguruan Pam.""Kakak Seperguruan Pam akan menggiring Perguruan Harapan ke masa kejayaan. Aku percaya hal itu.""Kakak Seperguruan Pam, kami mendukungmu."Para murid memberikan dukungan pada Pam dan bersorak. "Selamat, Pam," Nolan tersenyum. "Pam memiliki karakter yang tenang. Aku pikir ini adalah berkah Perguruan Harapan bisa dipimpin anak muda seperti Pam," Danu juga sudah melihat sepak terjang Pam. Dia setuju dengan Pam dijadikan pemimpin. "Sepertinya kalian akan menjadi rekan kerja yang lebih solid," Bella tersenyum pada Michael. Michael tersenyum. Sejujurnya dia tidak terlalu ber
"Ini jalan terbaik," ujar Pam. Meskipun keputusannya itu akan menimbulkan reaksi dan tekanan dari sekitarnya, Pam sudah memutuskan bertindak tegas. Demi keamanan para murid, terkadang kita memilih jalan berat. "Kalau kamu memilih jalan ini, banyak murid-murid yang akan protes. Mungkin tidak semua murid Guru Pertama dan Wiley mengikuti jejak guru mereka," Michael menggelengkan kepala. "Mungkin aku bisa menggunakan memanfaatkan mereka-mereka yang berkhianat ini," ujar Michael. "Kita sudah dibantu oleh para monster tapi dampak negatifnya, monster yang sudah terikat kontrak dengan pengikut Paviliun Dewa Pengobatan jadi membunuh majikan mereka. Pasti Huw sudah bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini. Berarti kita bisa bergantung dengan para monster untuk mengalahkan pengikut Paviliun Dewa Pengobatan," Michael menceritakan pemikirannya ini pada Pam dan Bella. "Alasan kenapa aku tidak mengikutsertakan pengikut Perguruan Harapan bertarung adalah karena situasi di lapangan yang te
Marcus mengerutkan kening dan berkata, "Ada apa?""Michael menyebarkan berita bohong. Dia berpura-pura sedang berjalan-jalan. Sebenarnya dia memanfaatkan kesempatan untuk mengamati medan pertempuran kita. Diam-diam dia mengarahkan para jagoan keluar dari lingkungan perguruan," ujar murid tersebut. "Apa itu benar?""Benar. Aku melihat sendiri Michael sudah mengumpulkan jagoan Perguruan Harapan. Pasti sekarang mereka sudah bergerak," kata si murid. "Bang!""Brengsek, Michael," Marcus menjadi murka. Dia meninju meja di depannya dengan satu pukulan. Ketenangan Guru Pertama dan Wiley hilang. Mereka juga menjadi murka. "Marcus. Michael bukanlah orang yang kita kira. Tujuan dia berjalan-jalan ke gunung adalah untuk mengecoh kita. Belum terlambat. Kita bisa memanggil pasukan kita yang sedang berjaga di dekat Perguruan Harapan. Kalau kita tidak segera bergerak, dampaknya tidak akan bisa kita bayangkan," Wiley menjelaskan pada Marcus. Marcus terdiam. Ini adalah momen krusial. Jika
Di Perguruan Harapan, semua orang terpana melihat api di kejauhan. Pada pikiran pertama, mereka pikir ada api itu karena ada yang menyerang Paviliun Dewa Pengobatan. Tapi para pengikut Paviliun Dewa Pengobatan juga bingung. "Ini ...."Mereka saling menatap. Jangan-jangan pasukan Michael sudah sampai di markas mereka? Marcus merasakan pipinya nyeri. Giginya hampir rontok. Bagaimana mungkin ini terjadi?"Ini perangkap. Michael pasti sudah tahu mata-mata kita. Jadi dia memasang perangkap, mendorong kita mengirim pasukan. Kemudian dia memasang perangkap lagi. Begitu pertahanan kita lengah, kita sudah mengundang harimau turun gunung," Wiley mengerutkan kening. Dia merasa sangat jengkel. Taktik Michael membuat mereka tidak berkutik. "Michael, dasar sialan. Beraninya kamu mempermainkan kami," Marcus berkata dengan wajah tegang. Sorot matanya menunjukkan dia ingin membunuh Michael. "Wiley, bawa para jagoan dan bantu aku membunuh si sampah itu," Marcus ingin menumpahkan darah Mich
"Apa kamu yakin?" tanya Stephen."Guru, kalau satu atau dua monster yang lari, Ren dan murid-murid mungkin tidak melihatnya. Namun, jika yang lari jumlahnya ratusan, tidak mungkin murid-murid yang menjaga tidak melihatnya."Itu benar. Jika ada ratusan monster yang keluar dari lingkungan Perguruan Harapan, tentu hal itu akan segera ketahuan. "Bagaimana mungkin Michael membawa ratusan monster untuk melawan Paviliun Dewa Pengobatan?" Guru Kedua menjadi kebingungan. "Ya. Kalau kita tidak mengetahui, wajar saja pihak musuh juga tidak tahu. Yang terjadi selanjutnya adalah pasukan Marcus di kaki gunung seketika mundur dan lari. Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan Michael pada mereka.""Apapun itu, kemenangan mungkin berpihak pada Perguruan Harapan lagi."Stephen dan Nadine mengangguk. Untung saja Michael bukan musuh mereka. Kalau tidak, mereka akan menjalani nasib yang sama dengan pihak musuh. Orang-orang asyik berdiskusi. Kemudian ada murid yang datang menghadap Stephen. Murid
Meskipun orang-orang kebingungan, tapi karena Pam sudah memberi perintah, mereka menjalankan perintah Pam. Semua murid Perguruan Harapan segera berkumpul. Stephen pun merasakan hal yang sama. Dia mempertanyakan keputusan Pam. Mungkin dia akan mengerti nanti. Sekarang Perguruan Harapan didukung oleh pasukan tambahan. Jika mereka bisa menangkap pasukan Paviliun Dewa Pengobatan di bawah, mereka bisa mengepung markas Paviliun Dewa Pengobatan. Hasil perang ini tidak bisa diprediksi. Pada saat ini, Michael membawa Bella kembali ke perguruan. Namun mereka tidak kembali untuk beristirahat. Marcus sudah menunggu di kaki gunung bersama pasukannya. Setelah kerusuhan semalam, para pengikutnya sudah kelelahan. Namun, mereka tidak memiliki waktu untuk istirahat. Marcus menerima tambahan pasukan baru lagi. Jumlah pasukan Marcus menjadi seimbang. Dia menjaga tiga titik di sekeliling Perguruan Harapan. Dia melakukannya untuk mencegah kedatangan pasukan Perguruan Harapan. Marcus juga mengi
Marcus langsung memandang Jenderal Chen.Jenderal Chen mengerutkan kening. Kemudian dia tersenyum sinis pada Marcus. Dia menunggu keputusan yang diambil oleh Marcus.Marcus menjadi gelisah dan marah. Bisa-bisanya Michael memilih waktu ini untuk menyerang? Jika informasi ini salah, maka wajah Marcus akan tercoreng untuk kedua kalinya. Namun, jika informasi ini benar, maka ini kesempatan yang tidak bisa dilewatkan. Jenderal Chen bisa melihat keragu-raguan Marcus. Dia tersenyum, "Oh, kenapa? Apa jangan-jangan kamu tidak tahu apa yang harus diperbuat? Kalau begitu, aku bisa memberi nasehat.""Jenderal Marcus, jika kamu mengijinkan aku berbicara, lebih baik kamu siapkan pasukan garda depan. Karena jika tidak, musuh akan memanfaatkan kesempatan ini sementara pasukanmu belum siap. Jika tidak, kerugian yang kamu derita akan lebih besar. Mereka akan menang," ujar penasehat Jenderal Chen sambil tertawa. Marcus merasa nasehat itu masuk akal. Jendral Chen tersenyum pada si penasehat, "Aku y