"Apa kamu yakin?" tanya Stephen."Guru, kalau satu atau dua monster yang lari, Ren dan murid-murid mungkin tidak melihatnya. Namun, jika yang lari jumlahnya ratusan, tidak mungkin murid-murid yang menjaga tidak melihatnya."Itu benar. Jika ada ratusan monster yang keluar dari lingkungan Perguruan Harapan, tentu hal itu akan segera ketahuan. "Bagaimana mungkin Michael membawa ratusan monster untuk melawan Paviliun Dewa Pengobatan?" Guru Kedua menjadi kebingungan. "Ya. Kalau kita tidak mengetahui, wajar saja pihak musuh juga tidak tahu. Yang terjadi selanjutnya adalah pasukan Marcus di kaki gunung seketika mundur dan lari. Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan Michael pada mereka.""Apapun itu, kemenangan mungkin berpihak pada Perguruan Harapan lagi."Stephen dan Nadine mengangguk. Untung saja Michael bukan musuh mereka. Kalau tidak, mereka akan menjalani nasib yang sama dengan pihak musuh. Orang-orang asyik berdiskusi. Kemudian ada murid yang datang menghadap Stephen. Murid
Meskipun orang-orang kebingungan, tapi karena Pam sudah memberi perintah, mereka menjalankan perintah Pam. Semua murid Perguruan Harapan segera berkumpul. Stephen pun merasakan hal yang sama. Dia mempertanyakan keputusan Pam. Mungkin dia akan mengerti nanti. Sekarang Perguruan Harapan didukung oleh pasukan tambahan. Jika mereka bisa menangkap pasukan Paviliun Dewa Pengobatan di bawah, mereka bisa mengepung markas Paviliun Dewa Pengobatan. Hasil perang ini tidak bisa diprediksi. Pada saat ini, Michael membawa Bella kembali ke perguruan. Namun mereka tidak kembali untuk beristirahat. Marcus sudah menunggu di kaki gunung bersama pasukannya. Setelah kerusuhan semalam, para pengikutnya sudah kelelahan. Namun, mereka tidak memiliki waktu untuk istirahat. Marcus menerima tambahan pasukan baru lagi. Jumlah pasukan Marcus menjadi seimbang. Dia menjaga tiga titik di sekeliling Perguruan Harapan. Dia melakukannya untuk mencegah kedatangan pasukan Perguruan Harapan. Marcus juga mengi
Marcus langsung memandang Jenderal Chen.Jenderal Chen mengerutkan kening. Kemudian dia tersenyum sinis pada Marcus. Dia menunggu keputusan yang diambil oleh Marcus.Marcus menjadi gelisah dan marah. Bisa-bisanya Michael memilih waktu ini untuk menyerang? Jika informasi ini salah, maka wajah Marcus akan tercoreng untuk kedua kalinya. Namun, jika informasi ini benar, maka ini kesempatan yang tidak bisa dilewatkan. Jenderal Chen bisa melihat keragu-raguan Marcus. Dia tersenyum, "Oh, kenapa? Apa jangan-jangan kamu tidak tahu apa yang harus diperbuat? Kalau begitu, aku bisa memberi nasehat.""Jenderal Marcus, jika kamu mengijinkan aku berbicara, lebih baik kamu siapkan pasukan garda depan. Karena jika tidak, musuh akan memanfaatkan kesempatan ini sementara pasukanmu belum siap. Jika tidak, kerugian yang kamu derita akan lebih besar. Mereka akan menang," ujar penasehat Jenderal Chen sambil tertawa. Marcus merasa nasehat itu masuk akal. Jendral Chen tersenyum pada si penasehat, "Aku y
Seketika Hanna memeluk Kelinci Sakti. Dia sudah memutuskan untuk menyukai monster lucu ini.Wajah Kelinci Sakti menjadi merah. Dia dipeluk oleh anak kecil. Padahal dia adalah Raja Monster dan tubuhnya lebih kuat dibanding sebelumnya. Bella dan Michael saling menatap dan tersenyum. Bella tertawa ketika melihat wajah Kelinci Sakti yang kebingungan dan tampak tidak berdaya. "Hanna, kamu mau ditemani Kelinci Sakti atau ikut dengan ayah?""Hanna mau bersama Kelinci Sakti. Kita akan bermain bersama," Hanna tersenyum. Sorot matanya kegirangan. Dia menyukai Kelinci Sakti dan tidak akan melepaskannya.Saking bersemangatnya, dia memeluk tubuh Kelinci Sakti dengan erat. Untuk sesaat, Kelinci Sakti tidak bisa bernapas. Michael memandang Kelinci Sakti sambil tersenyum. Dia tidak akan mencemaskan kalau Raja Monster bakal menyakiti anaknya. Lagi pula, level kekuatan Michael masih berada di atas Kelinci Sakti. Tidak, Michael hanya sedikit takut jika kelakuan Hanna menyusahkan Kelinci Sakti. Kal
Michael berjalan masuk."Lihat, dia bertemu seseorang," ujar suara misterius itu. "Apa yang dilakukannya?"Michael berbicara pada kedua orang di sampingnya. Kedua orang itu datang bersama monster kecil. Kemudian Michael membuat kontrak dengan monster tersebut. Kemudian Michael pergi meninggalkan Dunia Buku dari Langit. Saat balik ke gua, Michael menatap Kelinci Sakti dan Bella. Dia terdiam. Setelah berpikir sesaat, Michael menghancurkan kontrak yang dia buat barusan. Michael kembali lagi ke Dunia Buku dari Langit. Dia membebaskan kedua monster kecil itu. Kondisi kedua monster itu terluka parah tapi setidaknya mereka masih hidup. Di dunia baru ini, mereka bisa memulihkan diri. "Oh, dia baik juga rupanya.""Ya. Dia menggunakan kesempatan antara dua dunia untuk mencoba menghancurkan kontrak antara manusia dan monster. Aku pikir dia tidak sengaja menemukan cara itu.""Kalian tahu? Begitu kontrak itu hancur, monster akan langsung mati. Namun, kematian itu diukur dari waktu di
Wiley mencondongkan badannya dan cepat-cepat menasihati, “Kota terpencil itu sangat penting. Kita tidak akan bisa membayangkan konsekuensi yang akan kita hadapi jika Michael menyerang saat pasukan ditarik.” Marcus mengernyit. Apa yang diucapkan Wiley cukup masuk akal. "Mengapa kamu begitu berhati-hati? Kita sudah menunggu berjam-jam karena pasukan tidak bergerak sama sekali di gunung. Kini semua orang sudah kelelahan. Para murid juga sudah banyak yang mengeluh. Aku yakin Jenderal Chen pasti akan tertawa sampai mati jika kita terus seperti ini. Para murid juga mengutuki kita diam-diam,” gerutu Guru Pertama. "Ya. Apa yang Huw pikir tentang Marcus jika Jenderal Chen memberi tahu Huw tentang ini? Aku yakin dia akan berpikir kalau Marcus tidak mempunyai otak. Musuh hanya mengirimkan sebuah pesan kecil. Sementara kita menghabiskan waktu tanpa hasil sepanjang malam,” keluh Guru Kelima. Semua orang yang telah bergabung dengan Marcus berubah menjadi penjilat karena diperlakukan den
Semua murid segera mengangkat senjata mereka mendengar nama Michael disebut. Walaupun cahaya itu sudah pergi jauh dari langit mereka tapi mereka tetap waspada. Perginya Michael dari hadapan para murid Marcus membekas dalam di hari mereka. "Kurang ajar! Apa benar itu Michael?” "Mau pergi ke mana dia malam-malam seperti ini?” "Apa mungkin dia sedang memindahkan para penyelamat?”Mereka saling berpandangan. Wiley dan Marcus juga menggerutu ke arah cahaya menghilang. Sorot mata mereka sangat pelik. "Apa mungkin Michael melarikan diri?” Tiba-tiba Guru Pertama mengeluarkan dugaannya. "Bagaimana menurutmu?” tanya Marcus sambil mengernyit. Wiley menggelengkan kepala dan berkata, “Dia tidak mungkin melarikan diri. Kalau dia mau melarikan diri, dia pasti sudah melakukannya dari sejak awal. Namun dari bayangan yang baru saja melintas, memang sepertinya itu Michael, karena Kapak Pangu-nya begitu mencolok. Hanya saja aku tidak mengerti. Dia melintas di atas kepala kita di
Marcus mengalami gangguan mental setelah peristiwa semalam yang tidak ada habisnya. Guru Kelima dan Keenam menatap Marcus yang berubah garang. Bagaimana cara mengatasinya? Marcus tidak bisa tidur. Begitu juga dengan mereka. Guru Kelima dan Keenam hanya berdiri dan patuh akan perintah Marcus. Dia tidak berani memancing kemarahan Marcus. Marcus duduk di kursi utama dan memukul meja dengan marah, “Kurang ajar sekali Michael ini! Dia ingin mati sepertinya. Kita sampai tidak bisa tidur sepanjang malam karena tingkahnya yang terus terbang bolak balik sepanjang malam tanpa tujuan.” Wiley menundukkan kepala. Dia tidak tahu harus berkata apa. "’Katakan, apa yang harus kita lakukan?” Marcus berteriak dingin sambil menatap mereka yang ada di hadapannya. Wiley masih berpikir. Guru Pertama memberanikan diri berkata saat tidak ada satu pun yang berani bicara, “Marcus, tenanglah. Semakin kamu marah, akan semakin berantakan kita. Bukankah ini yang Michael inginkan? Dia melakukan sem
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua