Ketika Bella membuka matanya, dia menoleh ke samping tempat tidurnya. Bella melihat sekelilingnya. Michael sedang berdiri di depan jendela dan menatap sesuatu. Bella tersenyum. Dia berdiri dan memeluk Michael dari belakang, "Kamu sedang melihat apa?"Michael tersenyum dan menunjuk tangannya.Bella melihat ke arah yang ditunjuk Michael. Orang-orang sedang berkerumun di jalan. Tampaknya mereka menunggu sesuatu. "Mereka sedang menunggu apa?" Bella jadi penasaran."Mereka sedang menunggu kita," jawab Michael."Menunggu kita?" Bella mengerutkan keningnya.Tentu saja mereka. Siapa lagi penghuni penginapan yang bisa menarik perhatian banyak orang selain Michael? Wajar saja mereka mengikuti Michael setelah melihat pertarungannya di arena pertarungan Keluarga Fu.Bella tidak paham, "Kenapa mereka datang malam-malam begini?""Di sini adalah daerah kekuasaan Keluarga Fu. Para preman itu tidak akan berani macam-macam. Selain itu, mereka juga penasaran dengan identitasku," Michael ters
"Cameron?""Bukankah itu pemimpin Keluarga Fu?"Semua orang terpana, tapi begitu Cameron memandang mereka, mereka menundukkan kepala karena malu. Michael memang menyuruh Cameron datang, tapi tidak ada orang yang tahu. Cameron menatap orang-orang itu dengan sorot mata menusuk. Raut wajahnya terlihat kesal. Semuanya sudah direncanakan. Bahkan dia sengaja datang malam-malam supaya tidak ada orang lain yang melihat. Ternyata kenyataannya berbeda. "Ya, ini aku," Cameron tersenyum dingin. Dia merasa kesal. Orang-orang memalingkan muka. Mereka menatap Michael yang sedang tersenyum. Rupanya Michael sudah merencanakan ini semua. "Ada apa?" sindir Michael. "Ah, tidak ada apa-apa. Kita sudah sepakat menjalin kerja sama. Sekarang kita bisa diskusikan bersama," ujar salah satu dari mereka."Kalian sudah saling kenal, kan?" tanya Michael. Apa yang sebenarnya Michael rencanakan?"Tidak usah berpikir jauh," Michael paham dengan apa yang dipikirkan Cameron. Dia menatap Rosie di sebe
"Dia ... dia si Pria Misterius itu!" ujar seseorang dengan nada takut. Semua orang terdiam mematung. Mereka seolah-olah berhenti bernapas.!"Ada sebuah rumor kalau ada pria bertopeng yang mengalahkan ribuan pasukan Gunung Tianding di Istana Biyao. Dia adalah adalah si Pria Misterius, tapi dia sudah meninggal. Karena itu, ada yang mengira kalau dia hanya sedang menyamar saja.""Dia menyelamatkan Alina dari jurang tak berdasar. Dia juga yang membobol penjara Keluarga Fu. Lalu dia juga yang sebenarnya menang bertarung di puncak Gunung Qishan. Dia adalah si Pria Misterius itu!"Seseorang menerangkan mengenai Pria Misterius dengan nada ketakutan. "Jika itu benar, pantas saja dia begitu kuat. Bukankah Pria Misterius itu memaksa masuk makam keramat di Gunung Qishan? Di sana kan ada makam dewa sejati.""Yang kamu bilang itu benar. Hanya Pria Misterius yang berhasil melakukan sesuatu yang mustahil dilakukan jagoan biasa.""Jadi, orang ini ... dia benar-benar si Pria Misterius?"Mata o
Cameron menghela napas, "Tadi aku pergi ke penginapan. Memang benar. Alina masih hidup!""Tidak mungkin!" teriak Arum. Para pelayan ketakuan dan pergi meninggalkan Arum. Emosi Arum memuncak. "Tidak mungkin. Bagaimana mungkin perempuan itu masih hidup?""Seharusnya dia sudah mati. Kenapa dia masih hidup? Kenapa?"Arum lalu marah-marah tak terkendali. Rasa cemburunya pada Bella berubah menjadi rasa benci. Dari dulu dia berharap Bella mati. Bagaimana mungkin Bella masih hidup?!"Bukankah dia jatuh ke jurang tak berdasar? Tidak mungkin dia bisa selamat!" Arum tidak habis pikir. "Ada orang yang menyelamatkannya," Cameron berkata dengan nada pasrah. "Siapa?""Laki-laki bertopeng itu. Ternyata dia adalah si Pria Misterius," ujar Cameron. Gigi Arum bergemeletuk saking marahnya, "Pria itu? Orang yang sama dengan yang di Puncak Gunung Qishan? Bukannya dia sudah mati? Kamu tidak salah lihat?""Awalnya aku juga pikir begitu, tapi aku bertemu Alina dalam keadaan sehat bugar. Kemudian ad
"Apa yang kalian lihat? Aku ingin masuk ke penginapan. Minggir kalian semua!"Para pengawal Arum membukakan jalan untuk Arum. Mereka mendorong orang-orang ke belakang.Ekspresi wajah Arum tidak bergeming. Dia menatap orang-orang dengan pandangan meremehkan dan berjalan masuk ke penginapan. Bella menatap kedatangan Arum. Arum berjalan mendekati Bella dan berkata, "Perempuan sialan ini benar-benar beruntung. Dia benar-benar masih hidup!"Bella mengerutkan dahinya, "Tentu saja aku masih ingin hidup!"Arum tersenyum licik, "Sekarang kamu berani bertindak macam-macam. Lihat saja. Akan kutunjukkan pada semua orang, siapa perempuan paling baik di Keluarga Fu!"Bella tidak peduli dengan ucapan Arum. Dia membalas sikap Arum dengan tersenyum."Kenapa kamu tersenyum?" Arum terlihat kesal, "Kamu masih berani tersenyum di depanku?""Arum, jaga sikapmu. Alina adalah dewi dari Keluarga Fu. Sedangkan kamu? Kamu bukan siapa-siapa," Nolan memperingatkan Arum. "Apa yang dikatakan Nolan itu ben
Pada saat perjalanan ke Restoran Mutiara, Arum dan Michael berjalan berdampingan. Arum merasa sangat bahagia. Ini kesempatan yang sangat berharga untuk merayu Michael. Arum terus mencoba mendekati Michael. Dengan sengaja, dia menyentuh pundak dan lengan Michael. Badan Michael memang berbeda dengan yang lain. Michael lebih kuat dan lebih tegap. Jantung Arum berdetak lebih kencang. "Apakah kamu menyukai musik? Kalau kamu mau, setelah makan, aku akan menyajikan musik yang kamu suka. Kita berdua saja di tempat yang sepi," Arum mengajak Michael sambil tersipu malu. Dia kira Michael akan melupakan apa yang sudah terjadi. Michael mengutuk Arum dalam hatinya. Dia berkata sambil tersenyum, "Terima kasih atas ajakanmu, tapi nanti Axel akan berpikiran yang tidak-tidak."Senyum Arum memudar begitu nama Axel disebut. Dia merasa jijik mengingat suaminya itu. Axel sebenarnya adalah laki-laki buruk rupa, tapi dia selalu menuruti apa pun kata Arum. Axel sangat memuja Arum. Namun, di benak Aru
Suara dari alat musik pipa cukup indah. Xilofon juga dimainkan dengan lihai. Kedua perempuan cantik itu memainkan musik tanpa ada yang bernyanyi. Perempuan yang menggunakan baju cheongsam memegang botol kaca. Mereka berjalan mendekati Michael dan menuangkan anggur untuknya. Kemudian, suara musik itu berubah irama. Suasana pun perlahan berubah. Sekumpulan perempuan cantik muncul lagi. Mereka menari mengikuti melodi lagu. Waktu berjalan lambat. Para tamu menikmati sajian penari dan musik seolah-olah mereka sedang berada di dunia lain"Bagaimana sajian pertunjukan ini?" Cameron berkata dengan nada senang. Michael tidak menyangkal. Dia tersenyum dan berkata, "Para perempuan ini cantik. Musiknya bagus. Makanannya juga enak."Sebenarnya Michael tahu ada udang di balik batu, tapi dia berpura-pura memuji Cameron. "Aku harap kamu menyukainya."Para penari menggerakkan badannya dengan gemulai. Kemudian mereka membuat gerakan membentuk bunga. Bunga inilah yang mereka persembahkan pad
Cameron tersenyum, "Aku tidak ada maksud apa-apa, hanya ingin membantumu saja."Michael mengerutkan kening, "Membantuku?"Apakah Cameron berusaha “membelinya?” Apakah ini ada hubungannya dengan kejadian kemarin? Michael tidak paham. "Ya, menolongmu," Cameron tersenyum. Lalu dia berkata, "Aku tahu Alina adalah perempuan cantik dan memiliki tubuh menggoda. Banyak laki-laki mengaguminya. Bahkan, kalau aku masih sendiri, aku juga bakal tertarik pada Alina.""Tahukah kamu? Alina itu pernah menikah. Suaminya berasal dari bumi. Sebelum bertemu denganmu, Alina sangat mencintai suaminya. Sayang, suaminya itu sampah. Beruntung sekali dia sudah mati. Alina memiliki seorang anak dari mantan suaminya itu, jadi …." Cameron mengangguk. Sudah jelas dia memberikan jeda agar Michael penasaran. "Yah, meskipun Alina sudah punya anak, tapi sekarang dia bersamamu. Kami, Keluarga Fu berterima kasih padanya dan menginginkan kebahagiaannya, tapi ...." Cameron terdiam seolah-olah ada sesuatu yang enggan