Michael tersenyum lalu menutup matanya. "Sebelas juta empat ratus untuk kesempatan pertama!” "Sebelas juta empat ratus untuk kesempatan kedua!” "Hamis!!" rengek Kristy. Sikapnya terlihat bagai wanita penggoda oleh seluruh orang yang hadir. "Sebelas juta empat ratus untuk kesempatan ke tiga, sah!” Keputusan Larson membuat Hamis menunduk dalam-dalam dengan putus asa. Seluruh pengunjung gempar. Sementara Kristy membalikkan badannya dengan marah. Dia tidak lagi mendengarkan apa yang dikatakan Larson. Hamis akhirnya mengangkat kepala dengan enggan setelah tertunduk sekian lama. Dia melirik Kristy di sampingnya lalu berusaha menenangkan, “Kristy, Teratai Salju itu tidak layak dibeli dengan harga lebih dari sepuluh juta. Walaupun aku punya uang tapi tidak ada gunanya membuang-buang uang demi Teratai Salju. Bagaimana kalau kita pakai uang ini untuk membeli barang berharga yang lain?” Kristy mendengus. Ucapan Hamis tidak masuk akal baginya. Apa yang bisa mereka lakukan
"Apakah isinya benda sakti yang ditemukan di tempat terdingin di dunia? Ya Tuhan, benda apa itu? Walaupun benda tersebut terbungkus di dalam kotak tapi aku bisa merasakan auranya.” "Baunya kuat sekali!” "Ada yang tahu benda apa ini? Gila, benda apa yang ada di dalam kotak itu?” Larson tersenyum santai. Dia melambaikan tangan lalu membuka kotak berwarna emas. Sebuah telur warna warni terlihat di dalamnya. Semua orang yang hadir bisa merasakan energi magis dari benda tersebut walaupun benda tersebut hanyalah sebuah telur. "Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya, bintang pelelangan hari adalah penguasa dari tanah yang sangat dingin. Bayi monster emas Tian Lu Pixiu. Telur ini dibuka dengan harga sepuluh juta!” Semua orang terkejut begitu pelelangan terakhir dibuka. Bukan karena harganya saja yang sangat mahal tapi juga karena munculnya Tian Lu Pixiu, monster emas istimewa yang memiliki kekuatan tingkat tinggi muncul di pelelangan. Monster tersebut merupakan raja dari tempat
Kristy tercengang melihat Larson berhenti di hadapan Michael. Hamis juga kaget hingga mulutnya menganga. Tamu kehormatan lain yang duduk di samping Hamis pun terbelalak matanya. "Larson, apa kamu gila? Kamu tahu apa yang kamu lakukan? Kamu membungkuk pada seorang sampah?” gertak Hamis. Larson melirik ke arah Hamis di belakang dengan tatapan merendahkan. Larson harus menghormati seluruh tamu kehormatannya. Tapi menghormati para tamu bukan berarti dia bisa bersikap ceroboh. Terutama di hadapan Michael. "Mohon bicara dengan sopan. Atau aku akan bersikap kasar padamu,” ujar Larson dingin. Wajah buruk Hamis semakin marah begitu mendengarnya. Dia sangat kesal karena merasa dirampok selama pelelangan berlangsung. Kini, juru lelang pun bersikap kasar padanya. Dia kehilangan wibawa. Hamis membanting kursinya dengan marah, “Kamu pikir sikapmu bagus? Larson, kamu tahu siapa aku?” "Tuan Mpaling tua dari Keluarga Zhou. Benar kan?” Larson mencemooh. "Mengapa kamu berani bersi
Empat ratus tujuh puluh juta! Besar sekali! Semua orang yang hadir mulai mengagumi Michael walaupun mereka para bangsawan. Meskipun Michael adalah Kepala Pengawal Keluarga Fu tapi pendapatannya hanya tiga ratus ribu per bulan. Bagi kebanyakan orang, uang sebanyak empat ratus tujuh puluh juta sangatlah banyak. "Larson, apa maksud ucapanmu? Jadi, dia pria misterius yang menawar semua barang dengan harga paling tinggi itu?” Mata semua tamu terbelalak. Mereka semua bertanya dengan tatapan tidak percaya. Larson tersenyum lalu mengangguk, “Benar. Dia pria yang mengilhamiku untuk terus menaikkan harga.” Ucapan Larson sangat santai tapi dampaknya bagai sebuah bom yang jatuh ke dalam danau yang tenang. Para tamu di sekeliling Michael yang jauhnya beberapa meter darinya terlihat pucat ketakutan. Hamis bahkan sampai sempoyongan. Dia berusaha kembali berdiri namun karena kaget, pantatnya kembali jatuh ke kursi. Dia tidak menyangka sama sekali, sang penawar super y
Michael berjalan menuju belakang panggung ditemani Larson. Di belakang panggung, para petugas rumah lelang sudah memasukkan semua barang yang di lelang ke dalam masing-masing kotak. Semua kotak dalam posisi terbuka menunggu diperiksa oleh Michael. Semua orang membungkuk hormat saat Michael datang, “Selamat malam, tamu kehormatan.” Michael mengangguk sopan, “Semua orang sudah bekerja keras. Aku tidak akan mengecek lagi barang-barangnya. Aku percaya pada kalian semua. Apa uangnya cukup?” Larson tersenyum, "Kami telah menghitung semua depositmu di ruang khusus. Kamu masih memiliki sisa tujuh ratus ribu kecubung setelah pelelangan malam ini.” Michael mengangguk lalu membawa semua barang yang telah didapatkannya dengan kedua tangannya. Larson kembali tersenyum, “Tamu kehormatan, sebagian besar barang yang kamu beli di rumah lelang kami malam ini digunakan untuk menyaring pil dan obat-obatan. Maafkan atas pertanyaanku ini. Apa kamu ingin mengobati seseorang?” Michael
"Petugas penaksir barang menilai kuali yang dibawa pria tua itu tidak berharga sehingga dia tidak memberikan harga,” bisik petugas rumah lelang. "Mereka tidak mengerti apa-apa. Mereka bahkan tidak mengerti barang bagus sehingga tidak mengeluarkan harga untuk kuali ini,” jelas Pak Tua dengan wajah terlihat begitu kecewa. Larson tersenyum. Tentu saja dia meremehkan penjelasan Pak Tua. Penilaian petugas itu pasti sangat profesional. Kuali itu tidak berharga tapi Larson berbaik hati menerimanya, “Kalau begitu, boleh aku melihat dari dekat kuali itu?” Si pria tua mengangguk dan menyerahkan kuali kotor dan tuanya pada Larson. Larson menerimanya tanpa benar-benar melihatnya. Dia hanya melirik sebentar lalu menggelengkan kepala, “Pak Tua, pembuatan kuali hijau ini sangat kasar. Selain itu, kuali ini sudah cukup tua dan usang. Jadi barang ini tidak terlalu ... berharga. Namun karena Pak Tua sudah datang ke sini, bagaimana kalau aku beri kamu harga sepuluh kecubung? Kamu mau menjualnya
Sebuah rumah tua terlihat di ujung jalan setelah melewati deretan pepohonan tua berdaun putih merah dan kuning. Rumah yang sudah dimakan zaman tersebut tidak bisa lagi menahan gempuran angin dan hujan selama bertahun-tahun. Tembok-temboknya mulai miring dan runtuh. Atapnya bocor. Halamannya dipenuhi rumput liar. Sebuah papan kayu tergantung miring di depan rumah. Keadaannya menyedihkan sekali. Di halaman, Pak Tua berhenti lalu masuk perlahan ke dalam rumah. Setelah masuk ke dalam rumah, dia mengeluarkan sekantong besar obat-obatan yang dibawanya kemudian membuka gorden usang sebelum berjalan lebih dalam. Michael juga masuk ke dalam rumah. Dia memanfaatkan kegelapan di ruang utama. Empat dewa jahat yang muncul tidak membuatnya menjadi lemah. Mereka malah semakin ganas. Di malam hari, mereka seperti empat roh jahat dengan gigi bergoyang-goyang. Udara di dalam rumah dipenuhi bau busuk. Lantainya dipenuhi jerami yang berantakan di mana-mana. Sebuah tumpukan jerami tersusun s
Nourman menghempaskan debu yang menempel di tangannya. Dia melirik kuali lalu berkata, “Inilah kuali naga kembar sebenarnya yang multi guna. Tahan panas dan paling unik di dunia.” Michael menarik napas dalam. Dia tidak percaya dua kuali usang tiba-tiba berubah menjadi kuali yang berkilau. Penampakan kualinya berubah menjadi luar biasa. Belum lagi ditambah pola dua naga meliuk-liuk perlahan di badannya yang seperti nyata. Michael tidak mengerti apa yang membuat kuali tersebut berubah drastis. Namun dari penampilannya, kuali tersebut menjadi harta karun yang sangat berharga. Sangat jauh berbeda dibandingkan kuali yang dia beli seharga lebih dari satu juta. "Ambillah cepat sebelum aku berubah pikiran,” ucap Nourman. "Tidak, tidak,” Michael segera menggelengkan kepala setelah sadar dari keterkejutannya. Nourman mengernyit. Dia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Michael, “Bukankah kamu menginginkannya?” "Tidak,” jawab Michael yakin sambil menggelengkan kep
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua