Michael berjalan menuju belakang panggung ditemani Larson. Di belakang panggung, para petugas rumah lelang sudah memasukkan semua barang yang di lelang ke dalam masing-masing kotak. Semua kotak dalam posisi terbuka menunggu diperiksa oleh Michael. Semua orang membungkuk hormat saat Michael datang, “Selamat malam, tamu kehormatan.” Michael mengangguk sopan, “Semua orang sudah bekerja keras. Aku tidak akan mengecek lagi barang-barangnya. Aku percaya pada kalian semua. Apa uangnya cukup?” Larson tersenyum, "Kami telah menghitung semua depositmu di ruang khusus. Kamu masih memiliki sisa tujuh ratus ribu kecubung setelah pelelangan malam ini.” Michael mengangguk lalu membawa semua barang yang telah didapatkannya dengan kedua tangannya. Larson kembali tersenyum, “Tamu kehormatan, sebagian besar barang yang kamu beli di rumah lelang kami malam ini digunakan untuk menyaring pil dan obat-obatan. Maafkan atas pertanyaanku ini. Apa kamu ingin mengobati seseorang?” Michael
"Petugas penaksir barang menilai kuali yang dibawa pria tua itu tidak berharga sehingga dia tidak memberikan harga,” bisik petugas rumah lelang. "Mereka tidak mengerti apa-apa. Mereka bahkan tidak mengerti barang bagus sehingga tidak mengeluarkan harga untuk kuali ini,” jelas Pak Tua dengan wajah terlihat begitu kecewa. Larson tersenyum. Tentu saja dia meremehkan penjelasan Pak Tua. Penilaian petugas itu pasti sangat profesional. Kuali itu tidak berharga tapi Larson berbaik hati menerimanya, “Kalau begitu, boleh aku melihat dari dekat kuali itu?” Si pria tua mengangguk dan menyerahkan kuali kotor dan tuanya pada Larson. Larson menerimanya tanpa benar-benar melihatnya. Dia hanya melirik sebentar lalu menggelengkan kepala, “Pak Tua, pembuatan kuali hijau ini sangat kasar. Selain itu, kuali ini sudah cukup tua dan usang. Jadi barang ini tidak terlalu ... berharga. Namun karena Pak Tua sudah datang ke sini, bagaimana kalau aku beri kamu harga sepuluh kecubung? Kamu mau menjualnya
Sebuah rumah tua terlihat di ujung jalan setelah melewati deretan pepohonan tua berdaun putih merah dan kuning. Rumah yang sudah dimakan zaman tersebut tidak bisa lagi menahan gempuran angin dan hujan selama bertahun-tahun. Tembok-temboknya mulai miring dan runtuh. Atapnya bocor. Halamannya dipenuhi rumput liar. Sebuah papan kayu tergantung miring di depan rumah. Keadaannya menyedihkan sekali. Di halaman, Pak Tua berhenti lalu masuk perlahan ke dalam rumah. Setelah masuk ke dalam rumah, dia mengeluarkan sekantong besar obat-obatan yang dibawanya kemudian membuka gorden usang sebelum berjalan lebih dalam. Michael juga masuk ke dalam rumah. Dia memanfaatkan kegelapan di ruang utama. Empat dewa jahat yang muncul tidak membuatnya menjadi lemah. Mereka malah semakin ganas. Di malam hari, mereka seperti empat roh jahat dengan gigi bergoyang-goyang. Udara di dalam rumah dipenuhi bau busuk. Lantainya dipenuhi jerami yang berantakan di mana-mana. Sebuah tumpukan jerami tersusun s
Nourman menghempaskan debu yang menempel di tangannya. Dia melirik kuali lalu berkata, “Inilah kuali naga kembar sebenarnya yang multi guna. Tahan panas dan paling unik di dunia.” Michael menarik napas dalam. Dia tidak percaya dua kuali usang tiba-tiba berubah menjadi kuali yang berkilau. Penampakan kualinya berubah menjadi luar biasa. Belum lagi ditambah pola dua naga meliuk-liuk perlahan di badannya yang seperti nyata. Michael tidak mengerti apa yang membuat kuali tersebut berubah drastis. Namun dari penampilannya, kuali tersebut menjadi harta karun yang sangat berharga. Sangat jauh berbeda dibandingkan kuali yang dia beli seharga lebih dari satu juta. "Ambillah cepat sebelum aku berubah pikiran,” ucap Nourman. "Tidak, tidak,” Michael segera menggelengkan kepala setelah sadar dari keterkejutannya. Nourman mengernyit. Dia tidak percaya dengan apa yang diucapkan Michael, “Bukankah kamu menginginkannya?” "Tidak,” jawab Michael yakin sambil menggelengkan kep
Nourman mengabaikan Michael yang kebingungan. Dia menatap telapak tangannya lalu mengarahkan pandangannya ke langit seperti sedang memikirkan sesuatu. Setelah beberapa saat, dia tersenyum sambil memandang Michael, “Michael, kuali naga kembar ini bukanlah barang baru. Tetapi kuali ini bisa mengolah semua jenis bahan menjadi obat mujarab yang bisa merajai dunia.” Michael mengangguk ragu. Dia berkata, “Baiklah, aku mengerti sekarang.” "Jadi, apa kamu mau menguasai caranya?” Harapan Michael langsung melambung tinggi. Tapi dia menyadari dia tidak menguasai ilmu kimia, bahkan ilmu dasarnya sekali pun. Begitu pula dengan orang-orang Dunia Bafang. Banyak dari mereka memimpikan menjadi seorang ahli kimia. Namun karena keterbatasan bahan dan teknologi yang masih rendah membuat mereka hanya bisa menerka-nerka saja. Jika banyak orang di Dunia Bafang yang menguasai ilmu kimia, mana mungkin semua perguruan membeli segala jenis pil spiritual yang dibutuhkan untuk peningkatan kekuatan?
Michael berlutut. Angin tiba-tiba berhenti bertiup. Cahaya lilin tegak berdiri. Ruangan tersebut hanya diterangi cahaya remang tipis sekali cenderung gelap. Penglihatan Michael perlahan mulai terbiasa melihat dalam gelap. Dia melihat sebuah peti mati beberapa meter di hadapannya. Peti mati tersebut tertanam setengah meter di bawah lilin. Michael lalu berlutut. Apa mungkin itu leluhur yang lepas? Saat Michael menduga-duga, sebuah suara serak tiba-tiba terdengar, “Nourman, ada masalah apa denganmu?” Michael terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka ada orang lain di kuil itu. Terlebih lagi, walaupun suara perempuan tapi terdengar begitu kasar. Dan yang paling membuat Michael terkejut, suara tersebut berasal dari peti mati di hadapannya. "Murid Nourman datang untuk melapor pada Guru kalau aku telah menerima Michael sebagai murid,” jawab Nourman sambil menepuk Michael dengan tangannya. Michael menundukkan kepala dan berkata, “Murid Michael. Senang bertemu dengan Guru!”
Michael tidak tenang setelah keluar dari rumah yang hampir rubuh itu.Michael hanya ingin mengembalikan kuali tapi ternyata keputusannya salah. Akhirnya dia malah mendapat penghormatan berbayar pada seorang guru. Apa yang terjadi malam itu di luar perkiraannya. Tiba-tiba dia menjadi murid Pulau Xianling. Di mata Michael, Nourman hanyalah pria biasa. Dia tidak menduga ternyata Nourman seorang yang menguasai ilmu kimia. Ironisnya pula, seorang peramu pil hidup di tempat yang jorok. Kemampuannya meramu pil sangat dibutuhkan oleh semua perguruan dan juga kelompok tertentu. Nourman bisa bekerja di banyak tempat jika dia mau. Nourman bisa menjadi mesin pembuat pil yang menghasilkan banyak keuntungan. Pil di Dunia Bafang sangat berharga. Sebagai pendatang baru, Michael tahu, mereka yang bisa meramu pil dengan sendirinya akan semakin berharga. Dan Michael bernasib baik. Tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang diinginkannya walaupun orang tersebut telah bekerja keras. Sement
Michael gelisah. Matanya terus tertuju memandang kuali. Kemudian dia memandang ke sekeliling. Setelah yakin tidak ada seorang pun melihatnya, Michael mengambil benda hitam di tengah kuali. Benda hitam tersebut seperti bola karbon seukuran ibu jari dengan bau terbakar yang menyengat. Harapan Michael terlalu besar. Dia sudah mengikuti semua langkah yang diinstruksikan buku tapi mengapa jadinya hanya sebesar itu? Apa mungkin ada sesuatu yang salah?” Kini Michael mulai penasaran ingin mencobanya. Dia memasukkan pil hitam tersebut ke dalam mulutnya dan tanpa menunggu lama, panca inderanya menggeliat. Rasa pil tersebut membuat Michael serasa mencapai puncak dalam hidupnya. Pil tersebut membuat Michael melambung ke angkasa tanpa bisa menginjakkan kaki lagi ke tanah. Michael juga merasakan sakit saat angin berhembus di antara kedua kakinya. Michael menggelengkan kepalanya. Untuk pertama kalinya, Michael merasa ingin menyerah saja. Padahal Michael bukan orang yang mudah meny
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua