Michael gelisah. Matanya terus tertuju memandang kuali. Kemudian dia memandang ke sekeliling. Setelah yakin tidak ada seorang pun melihatnya, Michael mengambil benda hitam di tengah kuali. Benda hitam tersebut seperti bola karbon seukuran ibu jari dengan bau terbakar yang menyengat. Harapan Michael terlalu besar. Dia sudah mengikuti semua langkah yang diinstruksikan buku tapi mengapa jadinya hanya sebesar itu? Apa mungkin ada sesuatu yang salah?” Kini Michael mulai penasaran ingin mencobanya. Dia memasukkan pil hitam tersebut ke dalam mulutnya dan tanpa menunggu lama, panca inderanya menggeliat. Rasa pil tersebut membuat Michael serasa mencapai puncak dalam hidupnya. Pil tersebut membuat Michael melambung ke angkasa tanpa bisa menginjakkan kaki lagi ke tanah. Michael juga merasakan sakit saat angin berhembus di antara kedua kakinya. Michael menggelengkan kepalanya. Untuk pertama kalinya, Michael merasa ingin menyerah saja. Padahal Michael bukan orang yang mudah meny
Tata ruang dan gaya rumah kristal itu begitu romantis. Namun tulisan ‘Paviliun Pemenggal Orang' dengan huruf dan desain penuh darah seperti menggambarkan rumah neraka pembantaian. Michael percaya perbedaan antara gaya dekorasi rumah dan papan nama bukanlah suatu ketidaksengajaan. Pasti ada maksud tertentu yang disembunyikan. Seluruh ruangan ditutupi dengan tirai putih. Tapi kekuatan dewa Michael merasakan dengan jelas ada suara helaan napas yang tertahan di baliknya. Nalurinya berkata pasti ada banyak orang di balik tirai. Sepertinya ini benar-benar sebuah pesta jebakan. Sepertinya banyak orang sudah dikirim ke sini untuk dibunuh. Michael tersenyum sepanjang jalan. Si pria paruh baya beserta empat orang anak buahnya menyambut Michael dengan hangat saat dia melihat kedatangan Michael, “Masuk, pahlawan muda. Duduklah di dalam.” Si pria paruh baya menuangkan teh untuk Michael setelah Michael duduk. Dia tertawa kecil, “Kamu sudah kami nantikan cukup lama. Minumlah.”
Si pria paruh baya pikir Michael tertarik dengan tawarannya saat mendengar apa yang Michael ucapkan. Dia tertawa seketika dan menunjuk pada rumah kristal di belakangnya, “Kamu lihat kasur gantung di tengah rumah itu?” Michael mengangguk. Si pria paruh baya tampak sangat bangga. Dia melihat pada papan nama di depan rumah kristal lalu lanjut berkata, “Itu Paviliun Pembantaian. Kamu pasti merasa heran mengapa disebut Paviliun Pembantaian, kan?” Si pria berbaju hitam berkata sambil tersenyum dingin, “Arti dari Paviliun Pembantaian bukan untuk memenggal kepala orang. Begitu juga dengan teh. Teh bukan untuk diminum tapi ...” Si pria berbaju hitam melayangkan pandangan pada semua gadis yang ada di sel. Michael langsung mengerti maksudnya. "Kami sengaja membuat kamarnya tembus pandang agar kami bisa menikmati teh dengan pemandangan ribuan orang. Menarik sekali,” terang si pria berbaju putih tersenyum. Dalam hatinya, Michael mengutuk mereka semua orang yang menurutnya abnor
"Para penjaga yang berjaga di depan pintumu sudah mengkhianatimu," Michael tersenyum. "Penjaga?" Pria paruh baya itu terkejut. "Meskipun kamu menyuruh mereka menggunakan pakaian pelayan, tapi ada satu hal yang kamu lupakan," Michael tersenyum sambil menatap mata si pria paruh baya. Dia berkata, "Tanda di tangan! Saat aku masuk Kota Lushui, aku melihat senjata yang dipegang penjaga Kota Lushui. Senjata yang mereka pegang adalah tombak raksasa. Jika mereka memegang senjata itu terlalu lama, ada bekas di tangannya.""Penjaga yang berjaga di pintu gerbangmu memiliki bekas di tangan. Berarti mereka adalah penjaga yang sama dengan di luar. Mereka adalah penjaga yang berkeliling di kota ini. Apakah ada penjaga di sampingmu, wahai Wali Kota Lushui?" Michael tersenyum. Wajah keempat orang itu menjadi pucat. Mereka tidak mengira penyamaran mereka terbongkar di depan Michael.Mereka lebih terkejut lagi ketika Michael bisa mengamati hal-hal kecil yang biasanya orang lain abaikan. Michael
"Apa kalian siap?" tanya si pemimpin dengan nada tegas. Di tengah malam itu angin dingin berhembus. Para prajurit itu mengangguk. "Demi kemenangan bersama, ayo pergi!"Di rumah kristal.Meskipun enggan, Karla akhirnya mengatakan semua yang dia lihat selama tiga hari pada Michael. Selama dia di penjara, Karla melihat para perempuan keluar masuk penjara. Namun, dia tidak melihat wajah mereka dengan jelas. Yang tinggal di penjara ini hanya yang cantik. Mereka disiksa. Hampir setiap malam, Karla melihat penghinaan itu. Sekarang pun, dia masih mengingat dengan jelas tangis dan teriakan perempuan-perempuan itu. Setelah dipermalukan, mereka langsung dibunuh. Michael mengangguk. Ini sudah dia bayangkan sebelumnya. Mereka mengurung para perempuan di sini dan disingkirkan. Mereka selalu milih yang cantik. Setelah perempuan itu disiksa, mereka langsung dibunuh!Bukankah ini sama saja dengan perdagangan manusia?!Apa jangan-jangan mereka bukan sekedar memperdagangkan manusia?!"Apa kamu
Michael terkejut. Tanpa diduga, dia bertemu dengan teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Si ketua adalah orang yang Michael kenal. Michael tahu dia dan orang-orang yang berdiri di belakangnya. Stephen, Ketua Perguruan Harapan, Wiley, Marcus, Guy dan Pam. Michael kenal dengan semua orang yang ada di hadapannya itu!Stephen terpana ketika mereka melihat Michael. Mereka tidak menyangka Michael masih hidup dan bertemu di sini. "Michael? Bukankah dia yang punya kapak Pangu?"Stephen terkejut. Dia tahu Kota Lushui penuh dengan kedatangan para jagoan yang hendak mengikuti perlombaan bela diri. Meskipun para jagoan itu mengaku ikut perlombaan karena hadiahnya tapi semua orang tahu kapak Pangulah yang mereka incar. Kemudian ketika mereka mendengar sebuah nama, mereka terkejut dan siap bergerak."Ini Michael murid Perguruan Harapan, bukan Michael yang terkenal itu," ujar Stephen.Katanya Michael yang terkenal itu berasal dari Keluarga Fu. Dia sudah menikah dengan Alina sebelumnya
Begitu mereka mendengar nama Peach, semua anggota Perguruan Harapan menganggukkan kepala berulang kali. Begitulah prasangka bekerja. Ketika mereka sudah punya anggapan sendiri tentang seseorang, mereka akan tetap beranggapan hal yang sama. Meskipun faktanya berbeda, tetap saja mereka akan mengabaikannya dan lebih mempercayai prasangka mereka. Meskipun faktanya berbicara lain, hati manusia juga yang berbicara. Hati manusia itu kadang bisa menjadi sangat jahat. "Pimpinan, aku percaya Michael bukanlah orang seperti itu," seru Pam. Setelah melihat Michael, perasaannya bercampur aduk. Rasanya dia sudah lama tidak bertemu Michael. Begitu anggota perguruan lainnya mulai menyudutkan Michael, Pam dengan cepat membela Michael."Kakak seperguruan Pam, ada pepatah yang bilang bahwa kamu bisa mencuri jarum ketika muda dan emas ketika kamu tumbuh dewasa. Kamu tidak melihat apa yang terjadi pada Peach dengan mata kepalamu sendiri. Kamu pasti tidak akan percaya. Sedangkan kami melihatnya secara
Michael berdiri dengan raut wajah yang dingin. Dia memegang pedang panjang dengan aura marah terpancar dari tubuhnya. Sekelebat angin menerpa dirinya. Dengan wajahnya yang tampan, Michael tampak seperti Dewa Perang. Jantung para perempuan yang melihat Michael pasti berdetak lebih kencang. Michael sudah memanggil Marcus dengan sebutan orang bodoh. Harga diri Marcus terinjak dan dia tidak terima. Dia menggertakkan gigi dan menatap Michael dengan tajam, "Beraninya kamu bilang aku tolol? Memangnya kamu merasa punya hak untuk mengatakan hal tidak terpuji seperti itu? Dasar sampah! Mati saja sana!""Apa otakmu tidak ada isinya? Kamu menghabiskan waktumu bertarung di sini. Apa kamu lupa tujuanmu datang ke sini?" tanya Michael.Stephen tersadar. Dengan kibasan tangannya, dia segera menyuruh para anggotanya untuk membebaskan para perempuan itu. "Kakak seperguruan Marcus, Michael benar. Kita datang ke sini untuk menyelamatkan mereka. Jangan membuang waktu lagi," ujar Pam. "Diam. Kalian
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua