Michael mengernyit. Apa benar dia sepupu Peach? Dana mendorong Michael ke samping untuk lebih mendekat pada Peach setelah mendengar konfirmasi dari Peach. Dengan bangga dia berkata, “Kamu mendengarnya? Kamu dengar? Aku sepupunya.” Michael tersenyum kecut sambil menggelengkan kepala tak berdaya. Dia sudah malas menanggapi tingkah Dana. Dana pikir dia telah memenangkan permainan melawan Michael. Dia melirik Michael dan membungkukkan tubuhnya pada Peach, “Sepupu, siapa dia? Terus, mengapa kamu datang ke Kota Tianlong? Di mana paman dan bibi? Mereka tidak ikut bersamamu?” "Dana, dia tuan muda Michael. Dan ... dan ...” tiba-tiba Peach merasa tidak nyaman setelah menjawab beberapa pertanyaan. Dia berusaha keras mengingat sesuatu tapi semakin dia berpikir, dia semakin pusing. Peach menutup matanya perlahan lalu pingsan. Respon Michael sangat cepat. Dia dengan sigap menangkap Peach hingga tidak terjatuh ke tanah. Dana cepat-cepat mendekati Peach dan mendorong Michael, “Hei
Malam hampir berganti pagi. Di dalam tenda, Michael menghela napas dengan keringat bercucuran di keningnya. Peach akhirnya membuka mata setelah Michael hampir kehabisan tenaga. Michael berdiri. Dia memandang Peach, “Kamu baik-baik saja?” Peach menggelengkan kepala dan menjawab, “Terima kasih. Aku baik-baik saja. Maafkan aku karena selalu menyusahkanmu.” Michael tersenyum tanpa menjawab lalu berbaring di alas tidurnya. "Tuan muda Michael, di mana sepupuku?” "Ini sudah malam. Kita harus istirahat. Ngomong-ngomong, bukankah Sage dulu mengatakan penduduk Desa Wuyou telah ... mengapa kamu masih mempunyai sepupu? Maafkan aku, aku lupa,” ujar Michael.Peach tersenyum, “Aku dan Dana tumbuh bersama dari sejak kecil. Jadi begitu aku melihatnya, tiba-tiba banyak sekali memori bermunculan saat kami bersama di masa kecil.” Michael mengangguk. Orang terdekat ataupun kebahagiaan yang terjadi di masa lalu memang sering kali sangat mudah membangunkan ingatan seseorang. "Dana or
Michael mengumpulkan energi di tangan lalu mengangkat tangannya menahan laju pisau dapur. Pisau dapur raksasa itu tiba-tiba meleleh seperti es krim yang terkena sinar matahari. Tubuh Michael pun bagai mandi lumpur tersiram lelehan cairan pisau. Walaupun lelehan pisau tersebut tidak membahayakan Michael tapi Michael cukup kecewa karena dirinya tidak menyadari pisaunya akan meleleh. "Serangan datang lagi!” Dana dengan cepat mengeluarkan secarik kertas berisi mantra di tangannya lalu membakarnya di udara. Tiba-tiba sebuah bayangan hitam yang berasal dari abu melesat menuju Michael.Bayangan hitam semakin membesar seiring semakin mendekatnya pada Michael. Alat musik tradisional souna yang begitu besar berdiameter sepuluh meter tegak berdiri tiga meter jauhnya dari Michael. Apa ini? Michael tersenyum pahit. Dia mengarahkan kekuatannya pada souna. Walaupun Michael tidak ingin melukai Dana tapi dia tidak dapat membiarkan Dana mempermainkannya seperti ini. Michael se
Michael ingin mengejar dan memberi penjelaskan pada Peach tapi Arum menghentikannya, “Kak Michael, saat ini dia tidak akan mau mendengarkan apa yang kamu katakan. Dan kita masih mempunyai urusan yang harus diselesaikan.” Michael melihat Peach yang sudah pergi jauh. Dia mendesah, “Ok. Ayo kita pergi.” Michael berjalan juntai sambil menundukkan kepala. Arum tersenyum bangga. Semua yang baru saja terjadi direncanakan dengan baik olehnya. Rencananya memisahkan Michael dengan Peach berjalan dengan lancar. Michael terlihat lesu sepanjang jalan. Dia sudah menghabiskan banyak waktu bersama Peach. Dan kini, dia telah menganggap Peach sebagai adiknya sendiri. Michael memang mengerti, satu saat nanti dia akan berpisah dengan Peach tapi dia tidak menduga mereka berdua akan berpisah dengan cara seperti ini. Michael pun merasa menyesal. "Kak Michael, Kota Lusui sudah di depan mata kita. Mari kita beristirahat sehari di sana dan mengisi tenaga yang mulai lemah,” ujar Arum sambil mendekat
Dia membawa barang besar di dalam karung yang digantung di kedua bahunya. Seluruh kedai bergoyang setiap kali dia melangkah. Semua perhatian pengunjung kedai mengarah padanya. Namun mereka terkejut dengan perawakan dan kekuatannya. Daffa langsung tersenyum melihat semua orang terkejut dengan kehadiran si pria kuat, “Kak Zema, kamu pulang lebih cepat hari ini. Sepertinya panenmu banyak juga. Dapat dua?” Si pria besar menaruh dua karung di meja kosong yang ada di hadapannya. Begitu dia duduk, satu sisi meja langsung penuh oleh dirinya sendiri. Dia menjawab, “Kamu benar. Aku panen dua hari ini. Bantu aku memastikan, apakah tangkapanku ini masih anak-anak?” Si pria besar membuka salah satu karung dan mengeluarkan isinya. Seorang manusia. Perempuan. Para pengunjung kedai yang memperhatikan apa yang dilakukan si pria besar terkejut lalu saling pandang satu sama lain. Si pria besar sudah terlihat kejam dari sejak awal muncul. Tidak ada seorang pun yang berani macam-macam pa
Michael menggunakan pedang giok milik Ava yang digadang-gadang sebagai pedang dengan roh yang sangat kuat. Namun ternyata kekuatannya tidak seperti yang Michael pikirkan. Seharusnya, kalaupun kekuatan rohnya kurang kuat tapi setidaknya kekerasan pedangnya harus bisa diandalkan. Pedang gioknya bengkok dengan hanya sekali pukul dari si pria besar! "Menarik sekali. Pedang ini sia-sia jika tanpa tidak kuat,” Michael mengerutkan alisnya sambil tersenyum. Dia pun cepat-cepat mundur. Zema semakin garang mendengar ucapan Michael. Dia yang semakin percaya diri dengan serangannya, bergegas mencari Michael. Tangan mereka bertemu hanya dalam waktu singkat.Namun Zema kali ini tidak memukul targetnya dengan sekali pukulan seperti serangan awal. Pukulan tajam dilayangkannya secara bertubi-tubi. Michael bergerak mengelilingi Zema seperti hantu sambil sesekali mengangkat pedang. Gerakan Michael tidak akan membahayakan Zema namun Zema sangat terganggu dengan gerakan ke kiri dan kanan se
Siapa dia?Ucapannya terdengar biasa tapi dalam hati Daffa, pertanyaan itu penuh dengan nada sombong. Semua orang yang hadir jadi penasaran. Ya, siapa dia?Semua mata tertuju pada Arum yang datang bersama Michael. Tanpa sadar, Daffa memisahkan diri dari Arum. Sebelumnya dia tidak meremehkan Michael. Sekarang dia menyesal. Setelah Daffa melihat pertarungan Michael, dia menjadi takut. Jika saat itu dia mengikuti emosinya, Daffa yang berada di posisi Zema. Daffa harus menyingkir dari Arum. Masih banyak perempuan cantik. Arum terkejut. Dia terpana melihat semua orang menatap dirinya. Arum masih ingat dengan jelas pertarungan Michael. Bukankah Michael adalah pria impiannya? Dia sangat kuat seperti dewa perang!Namun kenapa?!Kenapa Michael harus menjadi milik Alina?Arum tidak bersedia. Semakin kuat Michael, semakin dia tidak rela. Arum lebih menarik dari Alina. Jelas-jelas dari segi usia, Arum lebih muda. Dia adalah perempuan yang paling menonjol di Keluarga Fu. Jadi, Michae
Dana sudah masuk ke dalam rumah. Michael menggelengkan kepalanya. Karena Dana tidak memberitahunya lebih banyak, Michael tidak mau bertanya lagi. Dia memasukkan kotak kecil itu di balik bajunya. Ketika hendak balik ke rumah, terdengar suara ribut-ribut dari lantai dasar. Kemudian tiba-tiba ada serangan datang yang menuju ke Michael. Michael menghindar tepat pada waktunya. Sosok berpakaian hitam muncul di depan Michael. Seorang pria tua berdiri dengan kipas giok di tangan kirinya dan sikat panjang di tangan kanannya. Tak lama kemudian, segerombolan orang berpakaian hitam dan putih datang ke lantai dasar. Masing-masing dari mereka memegang pisau besar. Di belakang mereka beberapa pengawal membawa pria besar yang berpakaian putih. Dia adalah Daffa. Mereka datang untuk membalas dendam.Segerombolan orang yang sedang minum menatap keramaian ini. Tidak butuh lama orang-orang berdatangan karena penasaran. "Anak muda, apakah kamu yang menyakiti saudaraku?" ujar pria paruh baya itu.
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua