Bagi orang-orang yang hadir, jurus seribu pen emas adalah jurus mematikan. Semua orang menatap kejadian ini tanpa berkedip. Mereka tahu pen emas yang melayang itu hanya ada satu yang asli. Sedangkan lainnya palsu. Meskipun begitu yang palsu itu bisa mematikan. Jimo menguasai sihir. Senjata andalannya adalah pen emas dan kipas giok. Kipas giok adalah senjata pelindung. Sedangkan pen emas adalah senjata penyerang. Jika dia sudah mengeluarkan pen emas, pen emas akan menduplikasi dirinya sebanyak mungkin. Itu seperti hujan!Michael terdesak. Dia tidak menyangka ada seribu pen emas. Cepat-cepat dia mengumpulkan energinya untuk bisa menggunakan kembali baju zirah tidak terkalahkan."Habis kamu, anak muda. Jimo sudah mengeluarkan senjata andalannya.""Kalian tidak tahu berapa banyak jagoan yang mati gara-gara jurus ini. Katanya pen emas Jimo sudah menelan banyak korban. Tidak ada yang bisa berhasil bertahan hidup-hidup.""Katanya juga untuk mematahkan jurus itu, harus ditemukan pen
Michael terkejut!Apa yang dimaksud Dana? Kamu harus merasakan aura si pen emas?Dana sibuk melawan serangan para pengawal. "Bertahanlah."Michael mencoba tenang dan mengeluarkan jurus Tianyin. Energi hitam keemasan muncul di tangannya. Para pengawal langsung terjatuh. "Ini ..." Jimo terkejut. Michael menggunakan energi hitam. Pertama, Jimo mengerutkan kening kemudian dia gembira. Energi hitam? Jangan-jangan Michael orang yang sama seperti dirinya?"Berhenti," ujar Jimo sambil mundur. Dia berkata, "Banjir menyapu kuil Raja Naga. Aku akan kembali mencarimu. Ayo pergi,"Jimo pergi bersama para saudaranya. Orang -orang yang ada di sana terkejut ketika melihat kepergian Jimo. Jimo kan datang untuk membalaskan dendam kepada Michael tapi secara mendadak dia pergi bersama dengan para pengawalnya. Apa dia menyerah? "Apa yang terjadi? Jimo mengakui kekalahannya?""Mustahil. Bagaimana bisa Jimo menerima kekalahan?""Selama ini Jimo selalu menang. Aku baru melihat dia bersikap sepe
"Lihat matamu. Aku tahu kamu penasaran," Dana tersenyum bangga. Michael terdiam. Dana sungguh tidak bisa diprediksi. Namun Michael tidak ingin membuat dana sombong. Dia menggelengkan kepala dan tersenyum masam. "Jurus Gu adalah seni magis. Aku sudah membuat pertahanan sendiri untuk berjaga-jaga jika menemui kesulitan. Ketika nanti aku butuh, aku tinggal mengaktifkan jurus itu. Apa kamu mengerti?"Michael mengangguk. Begitu rupanya. Pantas saja, Dana bisa menghadapi jurusnya Jimo. Michael mengerti kenapa tiba-tiba Dana menjadi kuat. Itu karena dia menggunakan jurus istimewa itu."Begitu rupanya. Menarik juga," Michael tersenyum. Dana membusungkan dadanya, "Itu hanya urusan kecil. Aku beritahu kamu ya, sebagai murid dari guruku, aku bisa melakukan lebih dari itu. Aku juga punya jurus yang lebih kuat.""Seperti?""Aku tidak bisa memberitahumu. Guruku bilang mekanisme itu rahasia. Kalau aku memberitahumu, bagaimana aku bisa memberi kejutan di masa depan?"Michael mengangguk, "
"Aku melihat kedatangan putri."Seorang pria muncul. Rambutnya sangat panjang. Dia berlutut di depan Rahel."Hantu Tua, apa kamu sehat?" tanya Rahel tanpa ekspresi. "Tuan puteri begitu peduli. Apa boleh aku makan?""Ini waktunya kamu menerima murid baru."Si hantu mengangguk, "Tuan Putri, silahkan ikuti aku.""Ini ada laki-laki dan roh spirit. Aku ingin menggunakan mereka di pertempuran hantu, manusia dan pedang!"Si hantu menatap Raven dan Ava. Meskipun dia sudah tahu keberadaan mereka, tapi si hantu tidak berani menolak perintah Rahel."Tapi Tuan Putri, formasi ratusan hantu akan diketahui orang-orang dari seluruh penjuru dunia.""Itulah yang kuinginkan. Biar saja orang-orang dari seluruh penjuru dunia tahu. Mereka bisa menjadi sumber energi," Rahel tersenyum licik. Dia membekukan mutiara di udara, "Ini adalah Pil Api Surga. Ketika kamu membuka pusaran energi, lemparkan pil ini. Roh jahat dari formasi ratusan hantu akan dilindungi. Orang-orang bodoh itu mengira ada senjata
Michael mengikuti si pelayan keluar restoran. Kemudian dia naik ke atas tandu yang dipegang oleh delapan orang. Setelah berjalan lebih dari sepuluh menit, tandu itu berhenti di depan sebuah rumah. Si pelayan meminta Michael untuk keluar dari tandu. Di pintu masuk, ada patung singa yang terbuat dari batu giok. Beberapa pelayan berpakaian lebih bersih dari yang dipakai Michael. Ketika Michael melirik ke pelayan terdekat, si pelayan memandang Michael sambil senyum meremehkan. Michael melihat ke papan nama yang bertuliskan huruf Taman Qinxin.Di dalam halaman, kamu bisa melihat suasana mewah dan makmur. Emas dan giok menghiasi halaman itu. Setelah Michael melewati rumah, dia bertemu halaman lagi. Di halaman ini ada danau yang cukup besar. Airnya jernih dan biru. Di tengah-tengah danau ada dibangun paviliun. Michael menaiki perahu dan menuju ke paviliun itu. Di dalam paviliun, seorang pria tua sedang menunggu Michael. Dia menatap Michael sambil mengelus janggutnya. Pria itu terseny
Di luar rumah, seorang pelayan memberikan hadiah kepada Michael tapi Michael menolak. Masih ada waktu untuk pertemuan tengah malam nanti. Michael memutuskan berjalan kaki. Sudah lama Michael tidak merasa santai seperti ini. Sejak dia datang ke Dunia Bafang, dia selalu merasa bertemu dengan bahaya. Saat itu, dirinya tidak tahu hidup dan matinya Bella. Michael juga tidak tahu apakah dirinya bisa hidup atau tidak. Dia merasa tidak aman. Michael banyak mempelajari hal di Dunia Bafang. Tiba-tiba Michael mendengar suara keramaian orang. Dia merasa kehidupan ini cukup aman. Setelah menyelesaikan masalah yang dia hadapi, Michael akan membawa Bella dan Hanna tinggal di desa terpencil dan hidup dengan aman. Michael tersenyum membayangkan hal itu terjadi. Dia berjalan melewati kedai pembuat tanah liat. Michael melihat-lihat cetakan tanah liat yang cantik. Penjualnya adalah seorang laki- laki, seorang perempuan dan anak laki-laki. Pemandangan ini mirip dengan keluarga intinya. "Berapa ha
Michael menarik napas panjang. Dia malas berurusan dengan orang seperti pria ini. Michael tidak ingin membuat masalah. Dia membalikkan badan dan pergi. Pria itu merasa bangga. Dia melemparkan bunga lima warna itu pada si pria tua dan berkata, "Bungkus untukku, Tuan Muda."Si pria tua melirik ke arah Michael. Dia tersenyum canggung dan membungkus bunga itu. Dari yang harganya 100 kecubung menjadi 3000 kecubung."Hamis, 3000? Bukankah itu kemahalan? Kamut tidak perlu mengeluarkan uang sebanyak itu," ujar si perempuan cantik. Dia yang menerima bunga lima warna dari si pria tua. Dia menatap sinis pada Michael dan bermanjaan dengan pria berbaju putih. "Ho ho, kamu harus menginjakkan kaki ke lumpur untuk bertemu dengan si sampah ini. Jangan berbaik hati pada mereka. Aku selalu membelikanmu barang yang kamu suka termasuk emas dan perak di gunung," ujar si pria. Si perempuan itu tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Tuan Hamis."Michael menggelengkan kepala dan berjalan ke kedai yang la
Hamis tidak merasa terancam dengan ucapan Michael. Bahkan dia ingin menertawakannya. Hamis menggelengkan kepalanya. Dia menatap kepada si pria tua, "Apa kamu dengar apa yang dia katakan? Si sampah ini bilang dia harus masuk?"Si pria tua tertawa sama seperti Hamis, "Tuan Hamis, seperti yang kamu tahu ada banyak orang bodoh di dunia ini. Dia pikir dia bisa masuk ke tempat ini sesuka hatinya."Ekspresi Michael menjadi dingin, "Apa ini sikapmu terhadap tamu rumah lelang ini?""Huh, tamu? Rumah lelang ini sudah ada ratusan tahun. Orang sepertimu bukanlah tamu rumah lelang ini. Pergilah sebelum kamu kehilangan muka," ujar si pria tua dengan kesal. Michael tidak marah ataupun tertawa, "Ok, apa rumah lelang ini punya fasilitas menukarkan kecubung?""Memangnya kamu tidak lihat? Di sebelahku ada kamar kecil. Kamu bisa menukar di sana. Tunggu, kenapa kamu bertanya seperti itu? Kamu mau membuatku takut?" tanya si pria tua itu. Tentu saja pria tua itu tidak percaya dengan apa yang dibila
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua