Mendengar ucapan Marcus, perasaan Pam terluka. Dia menatap Michael. Michael hendak dihukum. Hukuman cambuk.Pam hendak berbicara dan membela Michael, tapi Michael hanya tersenyum dan berkata, "Jika peraturannya seperti itu, aku akan mematuhinya."Marcus ingin Pam membela Michael lagi tapi dia tidak menyangka Michael tidak memberikan Pam kesempatan untuk bicara. Pam menatap Michael dengan marah. Kenapa si bodoh ini menerima semua tuduhan seolah-olah diri Pam sama sekali tidak ada kesalahan? Di Hutan Seratus Monster, Michael bersusah payah menyelamatkan Pam. Sekarang, Pam sudah selamat tapi Michael malah bersedia menerima hukuman? Apa Michael tidak mempedulikan nyawanya? Dia lebih memilih reputasi Pam? Pam ingin menjelaskan pada semua orang, tapi Michael menatapnya dan menggelengkan kepala. "Seseorang, bawa dia ke tempat hukuman," teriak Marcus. Ketika beberapa murid hendak menariknya, Michael berkata, "Tunggu!""Kenapa? Apa jangan-jangan sekarang kamu takut?" ejek Marcus.
Boom!!Ucapan Michael berhasil membuat mulut orang-orang terbuka!Sombong sekali!Sombong dan tidak masuk akal!Bagaimana bisa seorang budak berani berkata-kata seperti itu? Apa dia meremehkan kemampuan Marcus, salah satu jagoan di Perguruan Harapan! Alasan Michael tidak menerima tantangan Marcus adalah dia takut Marcus kehilangan reputasi!"Hei, Budak, berani sekali kamu bicara seperti itu. Kamu meremehkan kakak seperguruan Marcus? Kamu cari mati.""Ya, kamu besar mulut. Menangkis tiga jurus Marcus? Menerima satu saja, kamu tidak akan sanggup!""Budak satu ini tidak tahu diri. Dia sangat sombong!"Para murid mengejek Michael. Sementara Nadine menatap Michael dengan pandangan cemas dan kecewa. Meskipun dia sudah memberikan perintah pada Pam untuk mengajarkan Michael jurus-jurus dasar, tapi tetap saja dia tidak akan bisa menangkis jurus Marcus. Sudah bagus kalau Michael bisa menangkis satu jurus. Ini benar-benar tidak selevel! "Michael, apa aku tidak salah dengar? Takut ke
Pada saat yang bersamaan, angin di tangan Marcus mengarah pada Michael. Meskipun posisi Michael tidak dekat, cahaya itu mengenai Michael dan membuat wajahnya terluka!"Kekuatan yang hebat sekali! Padahal itu angin tapi tajam seperti pisau," Michael menjadi lebih waspada. Dia mengumpulkan energi emas di tubuhnya untuk menahan serangan lanjutan dari Marcus. "Michael, berhati-hatilah!" teriak Pam."Boom!"Cahaya biru mengitari tubuh Michael dan membuatnya terjatuh.Ketika cahaya biru itu hilang, muncul angin yang cukup kencang menyapu lantai pondok. Kemudian, cahaya biru muncul kembali setelah menyapu beberapa meter. Seperti mainan, tubuh Michael terbang dihantam angin dan jatuh dengan keras. "Ya, ampun, Marcus sudah menguasai jurus tertinggi Perguruan Harapan. Ini ... ini menakjubkan.""Jurus Pemecah Angin ini sangat hebat. Kamu akan merasa pusing ketika angin menerpa dirimu.""Haha, Marcus masih muda, dan dia sudah menguasai jurus tingkat tinggi seperti itu. Dia contoh yang ba
"Waaaah ….""Ini benar-benar hebat."Para murid terpana. Jurus Enam Cermin Harmoni adalah jurus tingkat tinggi Perguruan Harapan. Untuk mengeluarkan jurus ini, para murid harus menguasai jurus dasar terlebih dulu. Tidak hanya itu, diperlukan tubuh yang cukup kuat. Kalau tidak, tubuh itu tidak akan kuat mengeluarkan jurus bahkan bisa sampai mati. Karena itu, para murid tidak mau mengambil resiko untuk mempelajari jurus ini. Adapun murid yang hendak mempelajari jurus ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, untuk urusan Marcus, karena dia sendiri sudah memiliki level kekuatan yang melebihi yang lain, semua murid tidak terkejut melihatnya. Tidak hanya para murid, tapi para guru tidak gampang mempercayainya. Menurut sejarah Perguruan Harapan, bahkan para murid yang masuk ke pondok harus menghabiskan beberapa tahun di bawah asuhan guru untuk mempelajari jurus dasar. Namun, Marcus sudah menguasainya dengan cepat. Pantas saja dia disebut jagoan!Guru Pertama dan guru lainnya b
Sang pimpinan terdiam. Semua murid berebutan untuk bicara. "Pimpinan, Marcus adalah harapan Perguruan Harapan. Kemampuannya harus dilatih demi masa depan perguruan. Aku harap guru mempertimbangkannya.""Ya, Pam diberi hadiah karena dia memasuki area terlarang. Kenapa Marcus tidak bisa diperlakukan sama? Padahal dari segi kemampuan, Marcus lebih kuat. Guru Pertama juga baru mengatakannya, mungkin Pam hanya kebetulan beruntung saja di area terlarang dan Jurus Enam Cermin Harmoni Marcus sudah menunjukkan buktinya.""Ya, tolong pikirkan, Pimpinan."Guru Pertama benar. Apalagi area terlarang roh orang mati sudah hilang. Situasi ini membuat kondisi jadi lebih sulit. Apa memang jangan-jangan Pam hanya beruntung saja?Terlebih lagi, Marcus sudah menunjukkan kemampuan Enam Cermin Harmoni. Semua orang sudah melihatnya. Terkadang, sulit mendengarkan orang-orang tertawa dan orang-orang tua menangis. Sang pimpinan mengangguk. Sebenarnya, kali ini dia melanggar peraturan dengan mempromosikan
"Michael sudah menghadapi Marcus dan terkena jurusnya sebanyak tiga kali. Dia berhasil bertahan. Berarti benar apa yang dikatakan Pam, Michael menolong Pam di area terlarang. Kali ini, aku tidak akan memperpanjang tapi kalau ada kejadian seperti ini lagi, kamu akan dihukum berat," ujar pimpinan. Michael mengangguk, "Baik pimpinan.""Sedangkan Pam, dia tidak memiliki kesalahan apa-apa. Apa dari kalian ada yang keberatan?" tanya pimpinan. Semua murid mengangguk satu per satu. Michael berhasil membuat mereka terkejut. Tidak ada yang menyangkal bahwa Michael selamat dari Jurus Enam Cermin Harmoni Marcus. Sulit bagi mereka mengakui Marcus yang menang. Tidak banyak orang yang bersedia mengakui bahwa lawan yang tadinya mereka remehkan sekarang berbalik jadi pemenang. Semua orang boleh berprasangka apa pun tapi kenyataan sudah berbicara. Hanya sedikit orang yang bisa mengubah cara pandang mereka dengan cepat.Kehidupan di bumi seperti itu, juga dengan Dunia Xuanyuan dan Dunia Bafang. D
Nadine tersenyum, "Michael benar-benar aneh dan tidak bisa diprediksi. Apa Pimpinan ingin aku mencari tahu latar belakangnya?Pimpinan menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak usah, kita bisa meminta Pam untuk memantau dan mengajarinya.""Baiklah," ujar Nadine. "Kamu boleh pergi."Setelah Nadine pergi, pimpinan duduk di kursinya. Dia masih mengingat-ngingat jurus yang Michael keluarkan. Pimpinan tidak habis pikir. "Jurus Dewa Wuxiang? Di mana Michael menemukan jurus yang sudah hilang itu?"Michael memperhatikan kamar Pam. Kamarnya begitu wangi. Tempat tidur Pam yang beralaskan sutra membuat Michael menelan ludah. Dia tidak menyangka di balik reputasi Pam yang berhati dingin, Pam menyukai warna merah. Semua warna dekorasi di kamar itu bernuansa merah. Ada bunga-bunga segar yang ikut mewarnai dekorasi kamar itu. Sebenarnya ini ada kemiripan dengan Bella. Di luar terlihat gagah tapi di dalam lembut. Namun, bedanya adalah Pam bersikap lebih dingin. "Michael, minumlah sup ayam
Sorot mata Mick menunjukkan sebuah hasrat terpendam. Dia mengangguk penuh semangat, "Aku sudah tahu siapa dia. Dirinya membuatku bermimpi."Tyn mengangguk, "Kamu benar-benar sudah tahu ya? Tapi aku dengar juru masak ini dekat dengan Pam.""Hei, hei, wajar saja keduanya cantik," ujar Mick dengan penuh semangat. Tyn mengangguk. Tiba-tiba Mick mengerutkan kening, "Tapi apa hubungannya si juru masakan dengan Michael?"Tyn tersenyum penuh arti, "Tentu saja ada hubungannya."Mick penasaran. Kemudian, Tyn mengeluarkan kotak hitam kecil dari tasnya. Dia membuka kotak itu dengan lembut, menunjukkannya pada Mick dan menutup kotak. Mick tercengang dan berkata, "Apa itu? Wangi sekali.""Ho ho, bagaimana bisa benda paling yang mengeluarkan wangi tidak harum sama sekali?" ujar Tyn sambil tertawa. Mick menjadi tambah bersemangat, "Apa itu sari bunga?"Tyn mengangguk, "Kamu benar. Ini adalah sari bunga Juhua. Begitu ini diteteskan di makanan, kamu akan melakukan apa pun yang ada dalam pi
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua