"Michael sudah menghadapi Marcus dan terkena jurusnya sebanyak tiga kali. Dia berhasil bertahan. Berarti benar apa yang dikatakan Pam, Michael menolong Pam di area terlarang. Kali ini, aku tidak akan memperpanjang tapi kalau ada kejadian seperti ini lagi, kamu akan dihukum berat," ujar pimpinan. Michael mengangguk, "Baik pimpinan.""Sedangkan Pam, dia tidak memiliki kesalahan apa-apa. Apa dari kalian ada yang keberatan?" tanya pimpinan. Semua murid mengangguk satu per satu. Michael berhasil membuat mereka terkejut. Tidak ada yang menyangkal bahwa Michael selamat dari Jurus Enam Cermin Harmoni Marcus. Sulit bagi mereka mengakui Marcus yang menang. Tidak banyak orang yang bersedia mengakui bahwa lawan yang tadinya mereka remehkan sekarang berbalik jadi pemenang. Semua orang boleh berprasangka apa pun tapi kenyataan sudah berbicara. Hanya sedikit orang yang bisa mengubah cara pandang mereka dengan cepat.Kehidupan di bumi seperti itu, juga dengan Dunia Xuanyuan dan Dunia Bafang. D
Nadine tersenyum, "Michael benar-benar aneh dan tidak bisa diprediksi. Apa Pimpinan ingin aku mencari tahu latar belakangnya?Pimpinan menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak usah, kita bisa meminta Pam untuk memantau dan mengajarinya.""Baiklah," ujar Nadine. "Kamu boleh pergi."Setelah Nadine pergi, pimpinan duduk di kursinya. Dia masih mengingat-ngingat jurus yang Michael keluarkan. Pimpinan tidak habis pikir. "Jurus Dewa Wuxiang? Di mana Michael menemukan jurus yang sudah hilang itu?"Michael memperhatikan kamar Pam. Kamarnya begitu wangi. Tempat tidur Pam yang beralaskan sutra membuat Michael menelan ludah. Dia tidak menyangka di balik reputasi Pam yang berhati dingin, Pam menyukai warna merah. Semua warna dekorasi di kamar itu bernuansa merah. Ada bunga-bunga segar yang ikut mewarnai dekorasi kamar itu. Sebenarnya ini ada kemiripan dengan Bella. Di luar terlihat gagah tapi di dalam lembut. Namun, bedanya adalah Pam bersikap lebih dingin. "Michael, minumlah sup ayam
Sorot mata Mick menunjukkan sebuah hasrat terpendam. Dia mengangguk penuh semangat, "Aku sudah tahu siapa dia. Dirinya membuatku bermimpi."Tyn mengangguk, "Kamu benar-benar sudah tahu ya? Tapi aku dengar juru masak ini dekat dengan Pam.""Hei, hei, wajar saja keduanya cantik," ujar Mick dengan penuh semangat. Tyn mengangguk. Tiba-tiba Mick mengerutkan kening, "Tapi apa hubungannya si juru masakan dengan Michael?"Tyn tersenyum penuh arti, "Tentu saja ada hubungannya."Mick penasaran. Kemudian, Tyn mengeluarkan kotak hitam kecil dari tasnya. Dia membuka kotak itu dengan lembut, menunjukkannya pada Mick dan menutup kotak. Mick tercengang dan berkata, "Apa itu? Wangi sekali.""Ho ho, bagaimana bisa benda paling yang mengeluarkan wangi tidak harum sama sekali?" ujar Tyn sambil tertawa. Mick menjadi tambah bersemangat, "Apa itu sari bunga?"Tyn mengangguk, "Kamu benar. Ini adalah sari bunga Juhua. Begitu ini diteteskan di makanan, kamu akan melakukan apa pun yang ada dalam pi
Michael tidak tahu di mana dia akan menaruh sumpitnya!"Apa itu gajah?" tanya Pam. "Gajah? Oh? Itu seperti naga yang tinggal di kebun sayur di sini," jawab Michael sambil memikirkan apa persamaan gajah di Dunia Bafang."Oh, naga itu kan pemakan rumput. Itu beda," Pam tidak mengerti apa maksud Michael.Michael terdiam dan terlihat putus asa. "Maksudku, aku kan hanya seorang diri. Kamu tidak perlu menyiapkan banyak makanan untukku. Aku tidak bisa menghabiskan semuanya," ujar Michael dengan lesu. Pam menatap makanan itu dan mengangguk. Dirinya menyiapkannya cukup banyak makanan tapi dia ingin Michael cepat sembuh dan Pam juga tidak tahu makanan kesukaan Michael. Jadinya Pam membuat semua jenis makanan yang dia tahu. Pam hendak berkomentar ketika tiba-tiba dahinya berkerut. Tiba-tiba energi dalam tubuhnya bergejolak. Hal ini membuatnya tidak enak badan. Michael yang sedang makan, langsung menyadari apa arti bahasa tubuh Pam. Dari tubuh Pam, keluar energi iblis. Michael cepat-c
Pam menatap Michael dengan sorot mata penuh perhatian. Perasaannya tersentuh. Dia tidak menyangka Michael akan memberikannya burung flamingo.Burung flamingo adalah makhluk yang langka. Habitatnya ada di daerah yang memiliki es dan api. Kalau tidak ada es dan api, tidak akan ada flamingo. Katanya ada flamingo yang tinggal di Hutan Seratus Monster, tapi orang-orang belum pernah melihatnya sejak ratusan tahun terakhir ini. Pam sendiri hanya pernah melihatnya di buku bergambar dan langsung merasa jatuh hati. Orang-orang Perguruan Harapan menganggap flamingo adalah burung legenda. Belum pernah ada yang melihatnya secara langsung. Pam juga menganggap flamingo adalah burung legenda. Tidak pernah ada dalam pikirannya, dia akan melihat flamingo di depan matanya sendiri. Michael merasa Pam memeluknya. Dia mencium bau harum tubuh Pam dan kehangatan kulit Pam. Gadis itu menatap Michael dengan penuh hasrat. Dia berkata sambil melihat flamingo di tangan Michael, "Terima Kasih."Seketika Mic
Si pelayan memandang Michael dengan penuh kebencian. Michael tidak berhak mengejeknya seperti itu. Si pelayan berkata, "Kamu … apa yang kukatakan itu benar.""Apa yang kukatakan itu juga benar," ujar Michael. Michael balik ke tempat Pam tanpa berkata apa-apa lagi. Dia meninggalkan si pelayan yang menghentak-hentakkan kaki dengan kesal. Percuma saja. Sebanyak apa pun perkataan yang Michael ucapkan untuk menghilangkan salah paham ini, tidak akan bisa membuat masalah ini beres. Begitu diberikan bahan gosip, orang-orang itu akan menambah bumbu-bumbu drama yang pada akhirnya merugikan orang yang dibicarakan. Meskipun itu terjadi, mereka tidak peduli. Malahan mereka akan sangat senang melihat ada orang yang hancur reputasinya karena bahan gosip.Karena itulah, apa pun yang Michael ucapkan, si pelayan tidak akan percaya sama sekali. Malahan dia akan menganggap Michael tidak ngomong apa-apa dan memilih apa yang dia ingin percayai. Saat balik ke kamar, Michael duduk lama hingga ada se
"Aku tidak bermaksud kasar," ujar Michael.Peach menangis, "Kalau itu benar, mengapa tidak biarkan Peach memasak untukmu?""Aku ada urusan penting, jadi ...." ujar Michael. Ketika Michael berjalan ke sini, Peach menghalanginya. Michael bergerak ke sanai, Peach menghalanginya lagi. "Oh, baiklah. Kamu boleh masak untukku tapi adakah tempat di mana aku bisa tinggal selain di sini?" tanya Michael sambil berkompromi. Peach menatap Michael sambil berurai mata, "Tuan mau ke mana?""Ke mana saja. Aku tidak bisa tinggal di sini," ujar Michael dengan kepalanya yang sakit. Peach mengangguk, "Ikutlah denganku."Michael mengikuti Peach melewati pondok utama kemudian berjalan menuju dapur Kelompok Empat. Dapur itu cukup besar dengan beberapa pondok yang ada di luarnya. Michael berjalan melihat-lihat pondok itu. Dari pondok besar di daerah utara hingga pondok kecil. "Tuan muda, ada beberapa pondok di dekat dapur sini. Kamu bisa beristirahat di antara pondok itu. Peach akan mengantarkan ma
Dapur tampak berantakan. Beberapa piring pecah dengan sisa-sisa sayuran berserakan di lantai. Sementara makanan yang terlihat lezat sudah tertata dengan baik di talenan siap dihidangkan. Tiba-tiba Peach terpuruk di sudut dapur sambil menangis pilu. Di sebelahnya berdiri seorang wanita paruh baya bertubuh kekar sambil memegang tongkat obor. Wajahnya penuh dengan ketidakpuasan dan kemarahan. "Aku katakan padamu, aku akan mengambil makananmu. Aku tidak peduli padamu. Jangan berbuat hal yang memalukan,” hardik si wanita paruh baya dengan marah. Peach terisak, “Tapi Kak Yang, aku membuat makanan ini untuk Michael. Aku akan membuatkan untukmu sebentar lagi kalau kamu ingin makanan seperti ini.” Si wanita paruh baya menjawab kurang ajar, “Omong kosong! Aku tidak perlu izinmu untuk mengambilnya. Terlebih lagi, buat apa memasak untuk Michael? Dia hanyalah budak sampah. Apa dia mampu membayar semua makanan ini? Dia pikir dia hebat hanya karena Pam baik hati padanya. Menjijikan sekali!”
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua