Dikira Michael, Mick, Tyn dan Fen hendak berlatih energi tenaga dalam. Ternyata, mereka hanya ingin melihat perempuan mandi. Pada hari ini setiap bulan, ini waktunya mandi berendam untuk budak perempuan di antara 102 budak di Kelompok Empat. Para perempuan itu berendam di air panas yang dicampuri rempah untuk meningkatkan tenaga dalam. "Ada pengintip!"Michael berdiri dan celingukan. Suara itu mengagetkan Mick, Tyn dan Fen. Mereka lari tunggang langgang. Michael tersadar dan segera lari menyusul mereka.Setelah memastikan kondisi mereka aman, Mick bernapas lega, "Sialan, kalau saja tidak ada yang berteriak, pasti sekarang kita masih menikmati pemandangan indah."Setelah itu, Mick menatap aula pemandian itu sambil menggelengkan kepala. Dia masuk ke pondoknya. Sementara itu, Fen dan Tyn tidak ketahuan di mana keberadaan mereka. Michael keluar dari tempat persembunyian. Dia tidak melihat siapa-siapa. Seketika, dia mendengar suara para perempuan yang mengejar pengintip mereka. M
Ketika mereka menengok ke pemilik suara itu, Pam berjalan mendekati mereka. Dia menatap setiap orang yang hadir di sana, lalu berkata, ”Biarkan dia pergi."Semua orang tercengang dengan pernyataan Pam tapi Pam tahu pengintip itu bukan Michael.Sebelumnya, Pam mendengar kabar bahwa pengintip pemandian perempuan semalam sudah ketahuan. Tentu dia penasaran. Apa jangan-jangan pengintip itu orang yang sama masuk ke dalam air terjun miliknya? Namun, ketika mereka menuduh pengintip itu adalah Michael, Pam terang-terangan menolak. Dia membeli Michael dengan harga satu botol energi hijau. Orang seperti itu tidak mungkin bisa masuk ke dalam tabir pelindung yang dia buat sendiri. Pam tidak mengira bahwa Michael lah yang masuk ke dalam tabir pelindungnya. "Pam, apa maksudmu? Sudah jelas Michael adalah pengintip semalam. Kenapa kamu membela dirinya?" tanya Ren dengan kesal. Ren selalu iri dengan Pam. Jika bukan karena Pam, Ren lah yang akan menjadi murid perempuan tercantik di Perguruan H
Keesokan paginya. Seperti sebelum-sebelumnya, Michael hendak bersiap-siap mengambil air. Fen berjalan mendekati Michael dan menatapnya. Melihat sikapnya yang aneh, Michael berhenti dan berkata, "Ada apa Fen?""Tidak, tidak ada apa-apa. Kamu hampir telat. Cepat sana bekerja. Ngomong-ngomong, ingat kamu siram kebun sayur di sebelah timur berkali-kali," perintah Fen sambil melirik ke arah Mick dengan panik. "Berkali-kali?" Michael tidak mengerti. Area timur kebun sayur itu cukup luas. Tidak mungkin Michael menyiram semua sayur-sayuran itu dalam waktu seharian. Bahkan butuh waktu seminggu untuk mengerjakan semua itu. Siram sayur berkali-kali. Insting Michael mengatakan Fen ingin menyampaikan sesuatu. Michael tersenyum, "Fen, katakan saja. Apa yang kamu sembunyikan?"Fen sempat ingin memberitahu Michael tapi seketika Mick sudah ada di belakangnya dan menepuk pundak Fen, "Hei, Fen."Fen langsung menundukkan kepala, "Mick.""Kenapa kamu belum pergi? Apa kamu mau aku yang turun t
Mick menyuruh Michael untuk mengantarkan makanan. Namun, dia memikirkan jika Michael gagal melakukan tugasnya, setidaknya tugas sebenarnya Michael bisa digantikan. Sambil membawa makanan itu di tangannya, Michael berjalan menuju ke dalam gua. Gua itu sangat gelap. Setelah berjalan lima meter dari gua, sudah tidak ada cahaya yang masuk. Terdengar suara tetesan air dari dalam gua, angin dingin berhembus masuk ke gua. Michael menyalakan api lewat tenaga dalamnya. Di atas tangannya, api itu menyinari jalan masuk gua.Di dalam gua itu, terhampar tulang belulang manusia. Kondisinya menyedihkan. Di dinding gua, tampak goresan benda tajam. Mungkin orang yang mati di sini menggores dinding saking putus asa. Seketika, terlintas sekelebat bayangan melintasi Michael. Api di tangan Michael hampir padam. Dia mengerutkan kening. Apa dia salah lihat?Sekali lagi bayangan itu melintas. Kemudian sebuah kepala melayang di depan Michael. Rongga matanya kosong menatap muka Michael. Meskipun diri
"Mi ... Michael? Dia pergi bekerja di kebun," ujar Mick sambil menundukkan kepala. Pam tahu jadwal budak. Dia berkata, "Jemput dia sekarang.""Se … sekarang?"Pam menjawab dengan nada dingin, "Kenapa? Kamu mau membuat aku menunggu lebih lama?""Tidak, aku ..." jawab Mick ketakutan. Pam mengarahkan pedangnya ke leher Mick. Pam berkata, "Kamu bohong."Mick berkeringat dan melihat ke arah Fen. Bajingan itu diam menatap Mick. Sorot matanya menantang Mick untuk menjawab. "Di mana Michael?"Pam bukan perempuan sabaran. Jika Mick tidak menjawab dengan jujur, leher Mick akan dipenggal.Mick menelan ludah. Apa boleh buat. Dia harus mengatakan yang sebenarnya. Ujung pedang Pam menekan lehernya lebih dalam. Mick berkata, "Dia … dia pergi ke Gua Ciyun!""Gua Ciyun!"Wajah Pam berubah. Kenapa Michael pergi ke sana? Apa dia mau cari mati?Pam segera menarik pedangnya dan terbang menuju Gua Ciyun. Namun, di tengah perjalanan, dia berubah pikiran. Pam harus membawa bantuan dari saudara-
Michael menggelengkan kepala, "Menurutmu aku mau melakukan ini? Aku dijual sebagai budak ke Kelompok Empat.""Budak? Murid Caden dijual sebagai budak? Nadine brengsek itu harus mati," geram suara itu. Michael tidak tahu kenapa suara itu membenci Nadine. "Siapa Nadine?""Kamu, mendekatlah ke sini," perintah suara itu. Michael terdiam. Sebelumnya, kekuatan Kapak Pangu membuat musuhnya ini mundur. Seharusnya tidak bakal terjadi apa-apa. Michael melangkah maju. Gua itu begitu gelap. Semakin kamu masuk ke dalam daerah gua, semakin terasa udaranya lembab. Kegelapan gua semakin pekat. Seketika, ada cahaya api yang menyala. Tiga meter dari Michael, terlihat ceruk batu yang beralaskan lumut-lumut hijau. Sesosok tulang dan setengah badan manusia duduk di sana. Ketika Michael datang, sosok itu menengadahkan kepalanya. Matanya hanya terlihat bagian putih. Tatapannya sungguh menyeramkan. Sosok itu menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak ada bau perempuan brengsek itu dari tubuhmu tapi
Michael merinding ketakutan. Dia melangkah mundur dan merasakan ada sesuatu yang aneh. Dia melihat ke bawah, menyadari dia memegang tulang belulang. Dengan panik, Michael melempar tulang itu dan menatap ketakutan dengan sepasang mata yang sedang menatapnya. Namun, saat melihat lebih seksama, Michael merasa pernah melihatnya. Vye. Michael belum mati!Namun, penampilan Vye kali ini lebih menakutkan.Sebelumnya, Michael melihat rambut Vye menutupi hampir sebagian kepalanya. Sekarang, rambut itu rontok, menunjukkan setengah dari kepalanya yang penuh dengan luka. Bahkan dagingnya hanya tersisa sedikit. Vye menolehkan kepalanya yang buruk rupa setelah melihat reaksi Michael yang takut. Saat Michael melihat Vye, dia otomatis merasa malu. Dia ingin meminta maaf, tapi sebelum itu terjadi, tubuh Michael terangkat tinggi ke udara!Michael berusaha menyeimbangkan badannya tapi percuma saja. Bahkan kepalanya menyentuh langit-langit gua. Kalau bukan karena badannya yang kuat, mungkin kepala
Pam menghela napas dan kembali ke pondok. Di pondok utama, Nadine sedang minum teh. Ketika dia melihat Pam kembali lebih awal, alisnya naik. "Pam, ada apa? Kenapa kamu pulang lebih cepat? "Nadine meminta bantuan pada Pam untuk membantu Michael beradaptasi di Kelompok Empat. Seharusnya Pam belum kembali ke pondok. "Michael pergi ke Gua Ciyun," ujar Pam. Cangkir teh yang dipegang Nadine terjatuh dan pecah. "Apa? Dia pergi ke Gua Ciyun?" wajah Nadine terlihat pucat. "Mick bilang ketika dia ingin menegur Michael di kebun, Michael ketakutan dan lari menuju Gua Ciyun," lanjut Pam.Tentu saja, Pam tidak percaya dengan ucapan Mick. Jarak Gua Ciyun cukup jauh dari kebun sayur. Jadi bagaimana bisa Michael tersesat ke sana? Nadine terdiam. Dia menggelengkan kepala dan berkata, "Kalau kamu masuk ke Gua Ciyun, itu sama saja dengan mendatangi kematian. Pam, kamu harus menghukum Mick.""Apa tidak berlebihan menghukum Mick demi seorang budak?" tanya Pam. Memang Pam tidak percaya deng
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua