Michael menggelengkan kepala, "Menurutmu aku mau melakukan ini? Aku dijual sebagai budak ke Kelompok Empat.""Budak? Murid Caden dijual sebagai budak? Nadine brengsek itu harus mati," geram suara itu. Michael tidak tahu kenapa suara itu membenci Nadine. "Siapa Nadine?""Kamu, mendekatlah ke sini," perintah suara itu. Michael terdiam. Sebelumnya, kekuatan Kapak Pangu membuat musuhnya ini mundur. Seharusnya tidak bakal terjadi apa-apa. Michael melangkah maju. Gua itu begitu gelap. Semakin kamu masuk ke dalam daerah gua, semakin terasa udaranya lembab. Kegelapan gua semakin pekat. Seketika, ada cahaya api yang menyala. Tiga meter dari Michael, terlihat ceruk batu yang beralaskan lumut-lumut hijau. Sesosok tulang dan setengah badan manusia duduk di sana. Ketika Michael datang, sosok itu menengadahkan kepalanya. Matanya hanya terlihat bagian putih. Tatapannya sungguh menyeramkan. Sosok itu menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak ada bau perempuan brengsek itu dari tubuhmu tapi
Michael merinding ketakutan. Dia melangkah mundur dan merasakan ada sesuatu yang aneh. Dia melihat ke bawah, menyadari dia memegang tulang belulang. Dengan panik, Michael melempar tulang itu dan menatap ketakutan dengan sepasang mata yang sedang menatapnya. Namun, saat melihat lebih seksama, Michael merasa pernah melihatnya. Vye. Michael belum mati!Namun, penampilan Vye kali ini lebih menakutkan.Sebelumnya, Michael melihat rambut Vye menutupi hampir sebagian kepalanya. Sekarang, rambut itu rontok, menunjukkan setengah dari kepalanya yang penuh dengan luka. Bahkan dagingnya hanya tersisa sedikit. Vye menolehkan kepalanya yang buruk rupa setelah melihat reaksi Michael yang takut. Saat Michael melihat Vye, dia otomatis merasa malu. Dia ingin meminta maaf, tapi sebelum itu terjadi, tubuh Michael terangkat tinggi ke udara!Michael berusaha menyeimbangkan badannya tapi percuma saja. Bahkan kepalanya menyentuh langit-langit gua. Kalau bukan karena badannya yang kuat, mungkin kepala
Pam menghela napas dan kembali ke pondok. Di pondok utama, Nadine sedang minum teh. Ketika dia melihat Pam kembali lebih awal, alisnya naik. "Pam, ada apa? Kenapa kamu pulang lebih cepat? "Nadine meminta bantuan pada Pam untuk membantu Michael beradaptasi di Kelompok Empat. Seharusnya Pam belum kembali ke pondok. "Michael pergi ke Gua Ciyun," ujar Pam. Cangkir teh yang dipegang Nadine terjatuh dan pecah. "Apa? Dia pergi ke Gua Ciyun?" wajah Nadine terlihat pucat. "Mick bilang ketika dia ingin menegur Michael di kebun, Michael ketakutan dan lari menuju Gua Ciyun," lanjut Pam.Tentu saja, Pam tidak percaya dengan ucapan Mick. Jarak Gua Ciyun cukup jauh dari kebun sayur. Jadi bagaimana bisa Michael tersesat ke sana? Nadine terdiam. Dia menggelengkan kepala dan berkata, "Kalau kamu masuk ke Gua Ciyun, itu sama saja dengan mendatangi kematian. Pam, kamu harus menghukum Mick.""Apa tidak berlebihan menghukum Mick demi seorang budak?" tanya Pam. Memang Pam tidak percaya deng
"Lapor, Guru. Sebuah ledakan aneh yang sangat keras terjadi dari arah timur!” seru murid yang sedang berpatroli sambil berlutut pada Nadine. Wajah murid itu pucat dan napasnya terengah-engah.“Ledakan?” Nadine mengerutkan kening keheranan. Seluruh Perguruan Harapan sudah dilindungi. Sangat sulit bagi orang luar untuk menyerang pertahanan yang telah dibangun oleh pendiri Perguruan Harapan.Para murid perguruan pun saling berpandangan. Mereka heran. Bagaimana mungkin bisa terjadi ledakan?!“Kamu tahu apa yang terjadi?” tanya Nadine sambil mengerutkan kening.Si murid menjawab dengan gugup, “Lapor, Guru. Pusat ledakan di sekitar Gua Ciyun. Aku tidak berani mendekatinya.”Gua Ciyun?!Nadine terkejut, “Gua Ciyun memiliki pertahanan aura kekuatan yang sangat kuat. Mengapa bisa terjadi ledakan di sana? Apa mungkin …”Wajah para murid berubah pucat mendengar ucapan Nadine. Apa mungkin monster Gua Ciyun melarikan diri? Cerita legenda monster Ciyun sudah lama didengar oleh seluruh murid K
Nadine tiba-tiba berteriak. Para murid penakut membuang pedangnya dan lari tunggang langgang. Sementara Ren dan Pam menarik pedang mereka untuk menyerang.Sebuah gerakan dari dalam Gua Ciyun terlihat dari kejauhan. Nadine bagai melihat musuh bebuyutan. Keringat mengucur deras dari keningnya. Para muridnya tidak mengerti tapi Nadine sadar betul Kelompok Empat akan mengalami pertumpahan darah jika penghuni gua keluar dari Gua Ciyun."Semuanya, serang!” Nadine memberi aba-aba. Dia yang sudah bersiap menyerang tiba-tiba tercengang. Seorang pria tanpa senjata tiba-tiba muncul dari mulut gua ketika semua orang gemetaran. Pam terkejut melihat pria yang dia kenal keluar di luar gua. Dia terus memandangnya untuk memastikan matanya tidak salah.Bukankah dia Michael?Mengapa dia keluar dari Gua Ciyun?!Pam sama terkejutnya dengan semua murid perguruan. Termasuk Nadine."Gua Ciyun adalah gua kematian bagi Kelompok Empat. Aku tidak tahu sudah berapa banyak murid perguruan kita yang mati d
Seorang murid mengejek tanpa menunggu jawaban Michael, “Menurutku, seorang budak seharga sebutir kol tidak akan mungkin bisa selamat di tempat seperti Gua Ciyun. Mungkin statusnya terlalu rendah hingga membuat monster Gua Ciyun malas meliriknya.”"Ya, kami bisa membunuhnya hanya dengan satu jari. Apalagi monster Gua Ciyun.”"Seorang budak tetaplah budak. Dia hanyalah seorang budak pemetik buah walaupun terbang tinggi hingga ke dahan.”Para murid saling bersahutan melontarkan kata-kata sinis tapi Michael tidak peduli. Pengalamannya melewati dua dunia dan dua masa kehidupan membuat dirinya menganggap tanggapan sinis para murid perguruan sebagai sikap kekanak-kanakan.Michael membiarkan mereka mengejeknya tanpa membalas.Michael tidak ingin menjelaskan apa yang dialaminya di dalam gua. Vye sudah memberitahunya siapa Nadine sebenarnya. Oleh karena itu, Michael tidak ingin memuaskan rasa penasaran manusia sok suci pemimpin Kelompok Empat itu. "Guru, aku pamit kalau tidak ada lagi yan
Pam pikir Michael akan mematuhi perintahnya ketika Michael bangkit. Dia tidak menyangka sama sekali Michael teguh dengan pendiriannya. Pam adalah gadis tercantik dalam Perguruan Harapan. Dia cukup menjentikkan jari untuk memerintahkan apa yang dia mau. Sudah tidak terhitung berapa banyak pria yang patah pinggangnya sia-sia demi menarik perhatiannya. Dia juga dikenal sebagai satu dari tiga murid elit di Perguruan Harapan. Para budak biasanya tidak berani membalas ucapannya ketika dia memberikan perintah pada mereka. "Kamu ingin mati!” gertak Pam. Kemarahannya membuat dia menghunuskan pedang perak ke leher Michael. Michael menundukkan kepala tidak berdaya. Dia berkata, “Nona, tidak ada gunanya membunuhku. Bukannya aku tidak ingin mematuhi perintahmu tapi aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku.”Amarah Pam mereda setelah mendengar ucapan Michael. “Mengapa?” tanyanya."Mick memerintahkan, mulai hari ini aku harus mengerjakan pekerjaan di empat wilayah lahan kebun sendirian. Dan ak
Kemarahan Mick kembali terbakar dalam perjalanan menuju kebun timur. Di kebun, Michael sedang memberikan pupuk kandang pada tanaman. Bau kotoran pun langsung menusuk hidung. Mick yang datang tergesa-gesa langsung menendang Michael dengan kaki gendutnya. Michael memilih untuk menerima perlakuan Mick dengan sabar walaupun dia sudah waspada dari sejak awal. Tubuhnya pun berlumuran kotoran karena dia terjatuh ke dalam ember berisi pupuk. "Michael, kamu pengecut! Berani sekali kamu mengadukanku pada Pam. Percaya atau tidak, aku akan membunuhmu,” gertak Mick sambil menggulung lengan bajunya.Michael tersenyum sinis. Dia berdiri dan menatap Mick, “Aku tidak percaya!”Tidak percaya!Ucapan Michael membuat Mick terkesiap. Dia merasa harga dirinya dihancurkan tanpa sisa oleh orang lain. Melihat Mick hendak beranjak pergi, Tyn cepat-cepat mendekati Mick dan berbisik, "Mick, Pam menunggu di pondok jerami.”Mick terlihat bagai bola mati mendengarnya. “Jangan banyak bicara. Bereskan barang
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua