Ava masih belum mau berdamai. Dia masih saja terus mencari cara membebaskan diri dari Michael. Dia ingin menguasai Dunia Xuanyuan di masa yang akan datang.Dia tidak ingin menjadi alat bagi makhluk lemah. Di matanya, Michael tidak pantas menjadi tuannya.Naga Unicorn mengejek, “Tidak bisa. Aku sangat membenci orang yang lebih memilih menjadi kepala ayam daripada ekor burung phoenix. Ya kan, Michael?”Michael tersenyum pahit. Bagaimana mungkin si bajingan Naga Unicorn berani mengatakan kata-kata memalukan pada Ava?“Aku tidak akan membuka pintu surga kalau kamu tidak setuju dengan syarat dariku. Aku tahu alasanmu memintaku membuka pintu surga agar bisa masuk diam-diam ke Dunia Bafang. Aku tidak akan merendahkan diriku dengan menyusup bersamamu. Kalau kamu tidak menyetujui syaratku, aku lebih baik mati terhormat!”“Bah, berani-beraninya kamu mengatakan mati terhormat. Kalau kamu mati, aku akan menghancurkan pedang giok dan meyabotasenya untuk melindungi wajah tampanku,” ucap Naga Un
Michael mendatangi perkampungan itu. Di depan setiap pondok, tergantung bendera dengan bertuliskan “harapan” yang sudah compang camping diterpa angin dan hujan. Michael berjalan memasuki perkampungan. Pondok-pondok itu seperti sudah tidak dirawat lagi oleh penghuninya. Setelah itu, tidak ada apa-apa lagi. "Tidak disangka, di Dunia Bafang, ada tempat terpencil seperti ini," ujar Michael sambil tersenyum masam. Naga Unicorn tersenyum tidak berdaya dan berkata, "Ke mana pun kamu pergi, selalu ada tingkatan kelas masyarakat. Ada hukum alam. juga Hal yang sama terjadi di Dunia Bafang."Michael hendak berkomentar ketika dia mendengar suara yang cukup keras dari sebuah rumah. Seorang laki-laki dengan jubah biru sedang tertawa mengejek.Di hadapan laki-laki itu, berdiri seorang laki-laki tua yang didorong hingga terjatuh. Sorot mata laki-laki tua itu menunjukkan bahwa dia sedang tidak berdaya dan sedih. Selain itu, ada orang-orang yang sedang membuang barang-barang dari dalam pondo
"Baiklah, ikut aku," ujar Caden pada Michael. Dia masuk ke dalam rumahnya. Kemudian, dia memakai jubah putih dengan bordiran emas dan berjalan keluar. Atas permintaannya, Michael mengikutinya keluar perkampungan dan berjalan ke arah gunung. Ketika setengah perjalanan menuju gunung, Caden mengeluarkan sebuah benda dari lengan bajunya. Dia membuat gerakan di udara. Sebuah pintu muncul tiba-tiba di depan mereka. Mereka pun masuk melalui pintu itu menuju tempat yang sama sekali berbeda. Terlihat gunung dengan banyak pepohonan dan air yang biru. Burung-burung berterbangan. Ikan-ikan berenang di sungai. Di tengah-tengah pemandangan itu, ada pondok besar. Di sepanjang mata melihat, pegunungan membentang luas seperti di dunia mimpi.Mereka berjalan pelan di atas tangga yang mengambang dari pintu masuk. Saat mereka hendak masuk ke dalam pondok, ada suara-suara yang terdengar."Oh, lihat. Siapa yang datang ini? Paman Guru Ketujuh datang."Melihat kedatangan Caden, semua murid dari Kelo
Ketika Pam tiba, seketika arena latihan menjadi gaduh. Di samping Pam ada Marcus, Michael pernah melihat dia sebelumnya. Lalu ada Guy, murid dari Kelompok Satu. Melihat Marcus berdiri di atas arena, sorot mata Pam penuh kebencian. Kemudian dia menatap Michael dengan dingin. "Ho ho, Paman Guru Ketujuh, kamu bisa jalan rupanya. Terakhir kita bertemu, aku sudah bilang untuk tidak berharap. Memangnya bijak menerima murid begitu cepat?" Marcus tertawa. Marcus tidak cemas ketika dia mendengar mantan gurunya menerima murid baru. Setelah melihat sosok Michael, Marcus juga tidak merasa panik. Ini adalah perpaduan sempurna untuk sampah bertemu dengan sampah. Marcus mendengus. Dia terlalu malas menjelaskan pada orang-orang. Guy tersenyum, "Paman Guru Ketujuh, mengingat situasi yang kamu hadapi, aku tahu kamu begitu bersemangat untuk menerima murid, tapi kamu tidak perlu cemas. Mungkin kamu bisa membawa persembahan lain untuk perguruan."Guy melirik ke arah Michael. Meskipun tampakny
Keriuhan terdengar. Orang-orang segera mencari tahu apa yang terjadi. Di tengah-tengah aula, berkelebat debu-debu tebal. Pecahan-pecahan keempat batu berserakan di lantai. Tubuh Michael berkeringat. Badannya seperti mau ambruk. "Ini …" Semua murid-murid tercengang. Para guru ikut tercengang. "Selama empat ratus tahun perguruan ini berdiri, belum pernah ada satu pun yang berhasil merusak empat batu. Orang ini ...""Tapi dia tampak seperti orang biasa. Bagaimana dia bisa punya kekuatan seperti itu?"Batu itu sangat keras dan berat, karena khusus dibuat oleh Perguruan Harapan. Dibutuhkan kekuatan besar untuk mendorong mereka apalagi menghancurkan mereka. Caden bernapas lega dengan tindakan Michael. Ya, mungkin murid-murid perguruan bisa menghancurkan batu tapi tentunya sulit dilakukan murid baru. Jadi Caden merasa percaya diri. Namun, Wiley tersenyum dingin dan berkata, "Aku sudah memutuskan, murid baru ini tidak bisa masuk ke Perguruan Harapan."Caden mengerutkan kening, "
"Pam ..."Caden merasa gembira ketika melihat Pam.Pam tidak berbicara. Dia melemparkan dua botol hijau. Michael mengetahui botol itu adalah botol energi hijau. Dia cukup kaget bahwa Pam yang melemparkan botol itu. Sejujurnya, Pam adalah wanita tercantik yang pernah Michael lihat sejak dia datang ke Dunia Bafang. Bahkan Bella saja kalah. "Minum itu."Pam cuman mengatakan itu tapi suaranya terkesan dingin dan sulit didekati. Caden mengangguk dan mengambil kedua botol, kemudian memberikannya pada Michael.Ketika meminum cairan itu, Michael langsung merasa hangat. Kehangatan ini turun dari mulutnya hingga ke pembuluh darahnya. Michael merasakan tubuhnya jadi lebih baik. Luka-luka yang dia derita perlahan-lahan menghilang. Bahkan Caden, juga meminum cairan itu. Dalam hitungan detik, Caden tidak terlihat seperti orang tua lagi. Malah dia terlihat seperti sepuluh tahun lebih muda. "Pam, terima kasih," ujar Caden sambil tersenyum. Pam menatap Caden seperti dia menatap orang mati
"Pam, kamu datang ke sini. Mick siap membantu."Laki-laki gendut berkulit gelap. Mungkin dia berbaring di tanah, kamu tidak akan mengetahui dia ada di sana. Laki-laki itu menatap Pam dengan senyum mesum dan menjilat bibirnya. "Aku membawakan budak baru," ujar Pam. Pita putih yang membungkus badan Michael terlepas. Michael bisa menghembuskan napas lega. Mick melirik Michael kemudian tersenyum lagi pada Pam, "Ini orangnya?" Mick mendatangi Michael dan memukul kepalanya, "Budak baru, beraninya kamu merepotkan Pam."Michael menjadi bingung. Kenapa tiba-tiba dia dipukul? Setelah memukul Michael, Mick tersenyum pada Pam, "Pam, karena kamu sudah di sini, kenapa kamu tidak mengambil beberapa buah persik untuk dimakan? Sekarang sedang musim persik. Dagingnya lebih banyak dan lembut!""Tidak perlu. Aku masih ada urusan," ujar Pam dengan dingin. Kemudian, dia pergi meninggalkan mereka. Melihat punggung Pam, air liur Mick menetes. Setelah perempuan itu pergi, dia kembali tersadar. Denga
Michael mencoba menahan rasa marahnya. Apa perbedaan antara 9999 dan 102? Itu seperti bumi dan langit. "Ada berapa banyak budak di seluruh daerah Kelompok Empat?" tanya Michael. "102 orang."Seketika Michael tersadar. Sepertinya rencananya untuk mencari keuntungan dari tempat ini terhambat. Dari sekedar jadi tempat untuk tinggal dan makan, sepertinya Michael akan menghadapi tantangan lebih banyak ke depan. "Setelah berganti baju, kita akan pergi ke daerah utara untuk mengangkut air. Setelah itu, kita pergi ke daerah selatan untuk menaburkan pupuk. Sebelum itu kita pergi ke daerah barat untuk mengambil pupuk di kandang," ujar Fen sambil menyerahkan baju pada Michael. Setelah berganti baju, Michael pergi ke bagian utara. Tempat itu sangat luas. Beberapa sungai kecil muncul dari hamparan tanah luas. Airnya begitu bersih dan terdengar gemericik aliran sungai. Beberapa ikan yang belum pernah Michael lihat, berenang di sungai itu. Tugas Michael adalah mengisi tangki air. Setelah m
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua