Ketika Raven mendekat dengan tatapan menakutkan, Michael melangkah mundur. Tiba-tiba tubuhnya terhempas ke belakang hingga membentur dinding gua. Terdengar suara benturan yang sangat keras. Tubuhnya terjatuh. Butiran-butiran pasir jatuh dari atas langit-langit gua. Apa jangan-jangan ini adalah akhir hidupnya? Michael mencoba berdiri. Dia mengabaikan darah yang mengalir keluar dari hidungnya. Ketika tubuhnya bisa berdiri, Raven berdiri tepat di hadapannya. Michael tersenyum masam dan berkata, "Biarkan aku menarik napas."Dirinya dihempaskan lagi oleh kekuatan tidak terlihat. Kali ini dia menabrak dinding gua yang berseberangan dengan tempat sebelumnya. Timbul retakan di dinding tersebut. Tulang-tulang Michael terasa sakit semuanya. Padahal level kekuatannya adalah kekuatan dewa tapi Michael tidak bisa melawan Raven. Bahkan dia mencium bau kematian. Michael putus asa. Kalau saja dia tahu kejadiannya bakal seperti ini, tentu Michael tidak akan masuk ke dalam gua."Sialan kamu.
Dalam satu kali kedipan mata, Michael sudah berada di luar gua. Susan dan Webie terkejut melihat penampakan Michael yang tiba-tiba ini. Di mata mereka, kemampuan Michael tidak diragukan lagi. Buktinya dia bisa membuka pintu area terlarang. Namun, Michael sendiri masih mencerna apa yang terjadi. Dia tidak menyangka, hari ini dia mendapatkan seorang majikan. Situasi ini membuatnya sedikit kurang bersemangat. "Bagaimana aku memanggilmu? Meskipun kamu sedang menggunakan tubuh Raven, kupikir tidak pantas aku panggil namamu dengan nama pemilik tubuh itu," tanya Michael. Makhluk itu terdiam. Tidak ada yang pernah memanggil namanya sekian ribu tahun. Dia sendiri hampir lupa dengan namanya. Kemudian, dia berkata, "Namaku adalah Ava, tapi kamu memanggilku dengan sebutan tuan."Mau tak mau, Michael merasa kecewa. Tuan? Sulit dipercaya dia akan menjadi pelayan. Ava merasakan keragu-raguan Michael. Dia berkata, "Kenapa? Susah buatmu?"Michael cepat-cepat menggelengkan kepala. Dia hampir m
Setelah Michael ditunjukkan di mana medan tempur kuno itu, dia terkejut. Naga Unicorn sendiri juga tidak percaya. Tempatnya ini sangat mereka kenal. Ava sendiri menunggu di Perguruan Kabut Fajar. Michael dan Naga Unicorn pergi ke hutan gelap. Medan tempur kuno ada di sana. "Bagaimana rasanya punya seorang majikan?" tanya Naga Unicorn.Michael mencoba untuk mengambil sisi positifnya. "Aku dilihat cukup berharga di matanya. Karena itu dia tidak membunuhku. Kalau aku bisa menemukan apa yang dia cari, aku bisa menjadi muridnya. Ini kesempatan baik," jawab Michael. "Kamu mau dia mengangkatmu jadi murid? Ke Dunia Bafang?" tanya Naga Unicorn lagi.Michael mengangguk. Wajar saja. Level kemampuannya sekarang tidak berarti apa-apa di Dunia Bafang. Apalagi Keluarga Fu ingin membunuhnya. Tentu saja, hidup Michael akan terancam jika dia pergi ke sana. Kalau Michael punya guru seperti Ava, Keluarga Fu tidak akan berani berbuat macam-macam. "Tanpa pelindung, bagaimana menurutmu aku bisa hid
"Memangnya kamu tidak takut?" tanya Naga Unicorn. "Apa aku terlihat berani?" Michael berkata jujur. Dia tidak berpura-pura. Tentu saja, ada potensi bahaya ke depan. Apalagi medan tempur kuno. Mungkin malah di sana mereka akan mati. "Kalau aku memang takut, tapi apa boleh buat," kemudian, Naga Unicorn masuk ke dalam terowongan. Meskipun kematian menunggu mereka, Naga Unicron tidak akan mundur. Dia sendiri juga penasaran. Tidak bisa mundur lagi. Michael juga tidak bisa mundur lagi. Kalau dia tidak mati di medan tempur kuno, mungkin dia akan dibunuh oleh Ava.Tak lama kemudian, keduanya tiba di medan tempur kuno. Angin berhembus kencang di atas permukaan tanah. Di langit terlihat bulan merah terang. Bayangan Michael langsung tertuju pada pemandangan di sana. Persis seperti inilah pemandangan neraka. "Medan tempur kuno itu benar-benar berbeda. Bahkan bulan saja merah," canda Michael."Bisa-bisanya kamu bercanda," ujar Naga Unicorn sambil melihat ke sekeliling dengan cemas.
Di Dunia Bafang. Bella sedang bertemu dengan anggota Keluarga Fu untuk pertama kalinya. Di aula kediaman Keluarga Fu, sebuah kursi keluarga tampak terlihat mencolok dengan pulasan warna emas. Seorang laki-laki tua duduk di sana. Dia bernama Cameron, Kepala Keluarga Fu.Laki-laki tua memiliki rambut berwarna putih. Meskipun dia terlihat tua dan lemah, tapi auranya cukup kuat. Matanya berwarna keemasan yang membuat orang melihatnya takut. Tidak ada yang bisa disembunyikan dari mata itu. Namun, Bella berdiri di sana tanpa takut. "Apa kamu tahu konsekuensi yang kamu timbulkan?" tanya Cameron. Suaranya terdengar dingin seolah-olah dia ingin menyingkirkan Bella.Bella tidak menunjukkan tanda-tanda dia menyesal. Dirinya memang tidak melakukan kesalahan. Bella tidak ingin dinikahkan dengan calon yang mereka pilih. "Apa kamu akan membunuhku?" tanya Bella.Sikap Bella membuat Cameron marah. Dia tidak menduga Bella akan menantangnya. "Jangan kira aku tidak berani melakukannya," ujar Ca
Bella tidak tersinggung ketika mendengar mereka menertawakannya. Bahkan dia tersenyum karena dia tahu mereka lah yang akan membayar harganya. Mereka tidak tahu mulai hari ini mereka akan menyesal. Melihat ekspresi Bella yang tidak berubah, tawa Cameron berhenti. Dia sudah tidak sabar ingin menghukum, tidak, dia ingin membunuh Bella.Namun, Cameron tidak akan melakukannya. Karena kalau begitu, Bella tidak akan bisa melahirkan calon penerus dewa selanjutnya. Reputasi Keluarga Fu akan hancur. Jika itu terjadi, akan banyak musuh Keluarga Fu yang berdatangan. Nasib Keluarga Fu bakal terancam. Ini konsekuensi yang tidak boleh terjadi. "Alina, karena kamu tidak mau mengakui kesalahanmu, pergilah ke penjara. Renungi kesalahanmu. Aku yakin di sana kamu bisa berpikir."Seketika dua pengawal memegang ke dua tangan Bella, dan membawanya ke penjara. Bella tidak melawan karena dengan begini dia tidak perlu menghadapi Keluarga Fu untuk sementara waktu. Lagi pula Hanna mungkin ditawan oleh mer
"Apa kamu tahu alasannya?" tanya Nolan. Bella menggelengkan kepala. Dia sendiri juga penasaran. Cameron dan Nolan tumbuh bersama sejak kecil. Hubungan mereka baik-baik saja hingga suatu hari, keduanya berkelahi hebat. Tidak ada yang tahu apa penyebabnya. Tentu saja, banyak orang yang penasaran tapi mereka tidak berani mencari tahu lebih banyak. Karena mereka sadar, jika mereka bertanya, Cameron tidak akan mau menjawabnya. Lama kelamaan anggota Keluarga Fu yang lain mencoba melupakan kejadian itu. Yang paling penting adalah nyawa mereka. Bisa-bisa nanti mereka yang dihabisi Cameron. "Aku hanya tahu hubunganmu dengan kakakmu begitu dekat. Kenapa kalian jadi bermusuhan? Banyak orang yang penasaran dengan cerita kalian," ujar Bella. "Dekat?" Nolan mendengus, "Di mata dia, aku ini hanya batu pijakan. Dia yang selalu memanfaatkanku dan mengangkat dirimu menjadi kepala keluarga.""Memanfaatkanmu?" tanya Bella terkejut. Apa jangan-jangan Nolan yang seharusnya menjadi kepala keluarga
Setelah mendengar penjelasan Nolan, Bella tercengang. Selama ini dia pikir pergantian kepala Keluarga Fu tidak ada masalah. Bahkan penjaga Paviliun Loulan tidak boleh keluar dari tempatnya. Jadi Bella pikir, tidak ada motivasi bagi penjaga untuk menukar nama. Namun, penjelasan Nolan masuk akal. Cameron memasukkan Nolan ke penjara alih-alih membunuhnya langsung. Bukankah dengan membiarkan Nolan hidup, Cameron jadi memiliki bukti kesalahannya? Bella menarik napas dan berkata pada Nolan, "Kalau pun ceritamu benar, motivasi apa yang dimiliki si penjaga villa? Aku tidak bisa membayangkan Cameron bisa menyuap penjaga itu."Nolan mendesah dan berkata, "Itulah yang kupikirkan selama aku berada di penjara ini.""Tidak ada kemungkinan lain yang terpikirkan olehmu?" tanya Bella. Kalau Nolan menemukan alasannya, maka semua cerita nya itu masuk akal. Nolan menggelengkan kepala. Villa Loulan memiliki arti penting bagi Keluarga Fu. Meskipun begitu, sulit dipahami kenapa si penjaga bisa disuap
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua