Cepat atau lambat, Keluarga Fu akan menjemputnya. Bella tahu hal ini dengan jelas. Ketika Michael mengatakan hal ini, Bella sudah memutuskan dalam hatinya. Sementara itu, Michael mencoba tersenyum, meskipun dalam hatinya dia merasa putus asa. Hidup yang dia jalani sesuka hati akan berakhir. "Aku akan pergi berjalan-jalan," ujar Michael."Ya," jawab Bella dengan lembut. Dia membiarkan Michael pergi. Michael pergi menuju halaman vila. Mark dan istrinya sudah mengurus halaman vila selama ini. Sekarang adalah musim bunga tapi Michael tidak melihat ada bunga di kebun itu. Jantungnya berdegup kencang. Dia takut jika nanti dia bertemu dengan Bella, dia tidak akan mengenali Bella yang baru. Hal ini membuatnya gelisah. Dia selalu berpendapat bahwa cintanya pada Bella tidak akan berubah. "Michael," tegur Spence. Michael terkejut. Dia melamun dan tidak menyadari kedatangan Spence. "Ada apa?" tanya Michael. "Sepertinya kamu melamun. Kenapa?" Spence balik bertanya."Tidak," Michael te
Michael terdiam. Sikap Bella yang kembali normal membuat hati Michael menjadi lega. Dia sudah memikirkan macam-macam tapi setelah Bella bersikap biasanya, sepertinya keadaan tidak berubah. "Kenapa kamu berdiri saja? Kamu ingin melihat diriku mati kelaparan?" tanya Bella sambil berjalan mendekati Michael. Dia memeluk Michael. Michael lalu berkata, "Tunggu, aku akan segera membuatkan makanan."Michael segera memasak di dapur sedangkan Bella duduk menunggu di ruang tamu. Ketika Michael beres memasak dan mendekatinya, Bella tersenyum. Michael tidak sabar ingin tahu apa yang terjadi tapi Bella belum berkata apa-apa. Dia menunggu Bella selesai memakan mie-nya. Sebenarnya, tubuh Bella tidak membutuhkan makanan tapi dia perlu melakukan aktifitas supaya perasaannya menjadi lebih baik dan menceritakan beberapa kenangan pada Michael. Setelah selesai makan mie, Bella mendesah puas. Sambil menatap raut wajah Michael, Bella berkata, "Aku pergi dari rumah karena aku melarikan diri dari perni
Bella terdiam tapi Michael tidak terburu-buru. Dia menunggu dengan tenang. Akhirnya, Bella berkata, " Di Keluarga Fu ada seorang peramal. Dia meramalkan akan ada titisan dewa yang muncul di Keluarga Fu, yaitu anakku."Michael jadi paham kenapa Keluarga Fu bersikeras mengadakan pernikahan ini. Mereka berharap sosok dewa muncul di Keluarga Fu. Namun, belum ada yang bisa membuktikan ramalan itu. "Apa … apa itu benar?" tanya Michael. Bella menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak tahu tapi aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai."Michael bisa merasakan kegelisahan Bella, Kalau tidak, dia tidak akan meninggalkan rumahnya dan datang ke bumi."Tapi!" seketika Michael mendapat ide, "Kamu punya anak sekarang. Apa itu berarti anakmu menjadi seorang dewa?"Bagi Michael, meskipun dirinya pasti tidak dianggap oleh Keluarga Fu, setidaknya Bella bisa menjadi pusat perhatian mereka. Hanna bisa menjadi sosok dewa. Bella menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak mungkin
Tiga hari sebelum hari ulang tahun Keluarga Su.Reputasi Keluarga Su di Yuncheng berbeda dengan sebelumnya. Si laki-laki tua menjadi pusat perhatian bagi anggota Keluarga Su yang muda. Banyak dari mereka yang ingin menyenangkan laki-laki tua itu. Karena itu, orang-orang berdatangan mengantarkan hadiah sebelum hari ulang tahun. Keluarga Su tidak pernah menerima perlakuan ini sebelumnya. Wajah si laki-laki tua itu selalu tersenyum. Hari ini dia tidak berhenti tersenyum. Betapa gembiranya si laki-laki tua. Ulang tahun Keluarga Su bukanlah acara biasa. Banyak keluarga terpandang di Yuncheng mengantarkan hadiah. Pemandangan inilah membuat si laki-laki tua tersenyum tanpa lelah. Dulu dia tidak pernah membayangkan akan memiliki cukup kekuasaan. Sejujurnya, laki-laki tua itu cukup terkejut dengan kejadian ini. Para pemilik bisnis memberinya hadiah. Inilah namanya impian yang terwujud. Laki-laki tua itu tahu dia tidak bermimpi. Meskipun kejadian ini terjadi bukan karena kemampuannya tapi
Di jalan utama yang banyak lalu lalang orang, Bella memegang tangan Michael dan melihat-lihat toko. Michael tidak keberatan. Setiap toko Bella kunjungi. Bagi Michael aktivitas belanja bersama dengan Bella adalah hal yang menyenangkan. Apalagi setelah ini mereka berdua akan mengalami masa-masa yang tidak bisa diprediksi. Ketika mereka berada di toko perhiasan, Bella melihat sepasang cincin. Dia ingin cincin itu tapi sepertinya tidak pantas dia ingin meminta pendapat Michael. Dia lalu memanggil Michael. "Menurutmu kalau aku memakai kalung ini, bagus atau tidak?" tanya Bella sambil menunjuk ke kalung yang ada di dalam etalase. "Cantik," Michael tidak ragu untuk memuji. Bella cocok menggunakan kalung itu. "Baiklah, aku akan mencobanya."Bella mencoba satu kalung dan perhiasan lainnya. Di mata Michael, semua perhiasan itu cocok digunakan oleh Bella tapi Bella sendiri tampak tidak puas. Hal ini membuat Michael merasa aneh. Setahu dia, Bella bukan orang pemilih dalam soal perhiasa
"Bos, apa pesananku ada?"Michael dan Bella mendengar kalimat itu ketika mereka masuk ke dalam toko. Suaranya tampak mereka kenal. Kebetulan sekali. Jonathan menerima sejumlah uang yang cukup banyak dari wanita tua. Wanita tua menyuruhnya membeli teh dengan kualitas bagus. Teh itu akan diberikan sebagai hadiah untuk si laki-laki tua sebagai bentuk permintaan maaf. Jika Jonathan ingin kembali ke perusahaan, dia harus meminta maaf pada laki-laki tua. Tentu saja, si wanita tua yang merencanakan ini. Setiap langkah Jonathan sudah dipikirkan oleh si wanita tua. Si wanita tua suka mengatur orang. Dia berharap Jonathan akan kembali ke perusahaan sehingga si wanita tua itu akan kembali mendapatkan kekuasaan. Dia menikmati setiap kali Jonathan melakukan perintahnya. "Tuan Su, bagaimana mungkin pesananmu tidak ada. Ini dia teh-nya," jawab si pemilik toko dengan senyum lebar. Hanya anggota Keluarga Su yang tahu bahwa Jonathan sudah diusir dari rumah. Sementara di kehidupan luar, Jonath
Melihat keduanya tidak bisa membayar, si pemilik toko menjadi marah. "Kalian berdua mempermainkanku?" teriak si pemilik toko. Michael dan Bella saling melihat dan tersenyum bersalah. Michael berkata, "Bos, bagaimana kalau begini? Aku ambil uangnya dulu.""Kalau dari awal kamu tidak punya uang, jangan buang waktu ku lagi. Aku pikir kalian mau membeli. Ternyata tidak punya uang." Meskipun si pemilik toko marah-marah, Michael tetap terdiam. Tidak ada cara lain selain mengusir Michael pergi. Setelah keluar dari toko itu, Michael dan Bella tidak marah. Mereka tidak akan marah untuk hal sekecil ini. Apalagi sebenarnya mereka yang salah. Wajar saja si pemilik toko marah. "Tidak," ujar Bella."Ada apa?" tanya Michael."Kamu kan baru membeli cincin untukku. Bagaimana bisa kamu tidak ada uang di toko teh itu? Apa yang kamu rencanakan?" tanya Bella kebingungan. Kalau Michael memang tidak punya uang, bagaimana Bella bisa membeli hadiah buat si laki-laki tua? Padahal menurut Bella, M
Kemudian Michael membuka kotak hadiah yang disiapkan oleh Jonathan."Ngomong-ngomong, kenapa kamu membeli jam?" tanya Bella penasaran. Saat perjalanan mereka ke rumah ini, Michael berhenti di toko jam. Bella tidak tahu kenapa Michael membeli sebuah jam. Sekarang, dia baru paham. "Memangnya kamu tidak bisa melihat apa yang ingin aku lakukan?" tanya Michael sambil tersenyum. Bella menggelengkan kepala. Dia bingung. Saat Michael membuka kotak hadiah itu, dia mengeluarkan teh dan menggantinya dengan jam tangan. Dia berkata, "Sekarang apa kamu mengerti?"Bella menjadi paham tapi dia tidak terlalu mengerti. "Kenapa kamu menukar hadiah Jonathan?" tanya Bella penasaran. Kali ini Michael yang tidak paham. Memangnya Bella tidak mengerti apa yang mau dilakukan Michael? "Kamu tidak tahu dengan arti menjadikan jam sebagai hadiah?" tanya Michael. "Maksudmu, oooh ….!""Ya, itu maksudku."Akhirnya Bella paham. Pantas saja Michael membeli jam tangan. Bella sama sekali tidak kepikiran sa
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua