Dalam perjalanan ke rumah sakit, Bella punya sejuta pertanyaan. Apa yang sebetulnya terjadi? Tapi dia tidak berani bertanya, waktu akan menjawab semuanya. Termasuk siapa sebenarnya Michael.Selama Michael masih mencintainya, itu saja sudah cukup.“Michael, apakah kamu mengenal Denis?” kata Michelle yang duduk di kursi belakang. Suasana dalam mobil terasa tegang. “Aku pernah bertemu dengannya sekali,” jawab Michael. Setelah bertemu dengan Denis tiga tahun lalu, Michael tidak muncul lagi. Dia memang tidak pernah bertemu lagi dengan Denis. Michelle cemberut. Dia tidak percaya dengan ucapan Michael tapi Bella yang duduk di kursi penumpang tidak banyak bertanya. Sadar dengan kondisinya, Michelle terdiam.Namun, Michelle yakin, bahwa Michael tidak seperti anggapan orang-orang di Yuncheng. Dia sangat kuat sehingga mereka salah mengira. Sayang sekali pria seperti dia sudah menikah, dengan sahabat baiknya pula. Setelah diperiksa di rumah sakit, luka Bella hanya luka ringan. Dia bisa pu
"Michael, kamu benar-benar pintar. Jika bukan kamu yang memberikan saran ini, Edward pasti akan membuat ulah," ujar Bella sambil tersenyum. Kemarin Michael memintanya untuk datang ke lokasi proyek. Sebelumya Bella bingung kenapa Michael memintanya datang ke sana. Sekarang dia mengerti, Edward benar-benar pantang menyerah untuk membuatnya kalah."Aku tahu sifat Edward seperti apa. Dia selalu menunggu waktu yang tepat untuk menaikkan popularitasnya di perusahaan. Jika aku jadi dia, aku pun akan menggunakan kesempatan ini," jawab Michael. Michael bersyukur kondisi Bella baik setelah kejadian kemarin.Bella melihat Michael sedang memandanginya dengan tajam. Tiba-tiba dia teringat dengan apa yang Michael katakan saat meninggalkan Kebun Buah. "Michael, jika benar-benar ada bekas luka di wajahku, apa kamu akan mengirimkan Denis peti mati?" tanya Bella.Michael menggelengkan kepalanya. "Bukan hanya Denis, tetapi juga untuk seluruh keluarganya."Bella terpana saat mendengar ucapan Micha
Keluarga Su tiba di lokasi proyek. Melihat perkembangan pekerjaan proyek membuat nenek sangat senang. Daerah yang sedang mereka garap ini kemungkinan akan menggantikan wajah utama Kota Yuncheng. Keluarga Su akan ketiban pamor dan menjadi keluarga kelas pertama. Nenek tidak sabar untuk melihat mimpinya terwujud. “Aku pikir tidak akan bisa melihat keluarga kita menjadi keluarga ternama di Yuncheng. Semoga Tuhan masih berbaik hati dan memberiku kesempatan ini.” Nenek terharu melihat kesempatan yang terbentang luas di depannya. "Nenek, jangan khawatir. Di bawah kepemimpinanku, keluarga Su pasti bisa mengejar keluarga Tian. Bahkan mungkin melebihi kekayaan mereka,“ ujar Edward sambil tersenyum pongah. Nenek menganggukkan kepalanya. “Ya, kamu punya ambisi. Aku senang mendengarnya."“Nenek, aku akan menelepon Bella. Kita lihat apakah dia benar-benar ada di sini.” Edward segera mengeluarkan ponselnya. “Nenek, dia mungkin sengaja berbohong. Nenek harus benar-benar hati-hati,” ujar Aman
"Bella, karena pemilik Weak Water Property sangat menghargaimu, kamu tidak boleh mengecewakannya," ujar nenek tegas.Bella mengangguk dan tersenyum. "Nenek, jangan khawatir, aku akan melakukan yang terbaik. tapi masih banyak hal yang harus aku tangani. Saat aku tidak pergi meninjau langsung ke lapangan, mungkin nenek dapat menunjuk seseorang untuk membantuku menjadi pengawas lapangan."Hanya mengawasi, tidak ada kerjaan lainnya. Nenek melirik Amanda. Edward tidak bisa diizinkan melakukan ini. Di lokasi proyek, pemegang keputusan tetap Bella. Sedangkan pengawas lapangan tidak memiliki hak itu. Ini bisa mengurangi pengaruh Edward.Amanda melihat nenek memperhatikan dirinya. Dia panik. Dia tidak ingin menghadapi matahari setiap hari. Jika kulitnya yang putih terkena sinar ultraviolet terlalu banyak, bukankah kulitnya akan menjadi hitam?“Nenek, aku tidak akan melakukannya. Jangan harap aku melakukan ini.” Amanda menolak sebelum nenek berbicara.Nenek menghela napas. Amanda akan men
Tercipta keheningan di dalam ruangan. Semua orang saling melirik. Edward tidak menyangka Bella benar-benar berani melakukan hal ini. Tidakkah dia takut menyinggung semua orang?"Bella, kan kamu yang pegang uangnya? Kenapa tanya kami? Tanya saja dirimu sendiri,” kata Edward.“Kantong siapa yang sudah terisi duit perusahaan? Aku tahu betul. Apa kamu ingin aku yang membeberkannya?” ancam Bella.Wajah Edward mengkerut. Jumlah uang yang diambil setiap orang berbeda-beda. Ketika hal seperti ini dibahas, bukan saja hanya memunculkan wajah-wajah marah, tapi juga timbul kekecewaan dari setiap keluarga. "Bella, apakah kamu sengaja ingin menciptakan masalah?" tanya Edward.“Bella, mereka semua juga bekerja untuk perusahaan ini. Jangan lakukan hal ini lagi,” perintah nenek sembari berdiri.Begitu saja komentar nenek? Bella terheran-heran melihat sikap nenek barusan. Memang dia sudah menduga nenek tidak akan memberikan hukuman, tapi seharusnya ada pernyataan lain darinya. Apa nenek masih
"Bella, lihat saja nanti. perusahaan ini akan jadi milikku," kata Edward dengan nada dingin.“Ketika aku menikah dengan keluarga Han nanti, aku akan membuatmu tidak bisa mengangkat kepala selama sisa hidupmu.” Selesai berbicara, Amanda meninggalkan ruangan bersama Edward."Dia tidak tahu benih apa yang dia tabur.""Kita tunggu saja. Mungkin nanti dewi keberuntungan akan memihak kita.”"Dia salah memilih musuh."Setelah semua orang meninggalkan ruangan, Bella kembali ke kantornya. Dia tahu sudah memancing permusuhan, tapi itu tidak masalah. Bagaimanapun, tidak akan ada yang meremehkannya. Tidak ada alasan untuk bersikap lembutSaat waktunya pulang, Bella masuk ke mobil. "Sekarang mereka semua menginginkanku mati."Michael tidak berkomentar. Tapi jika ada yang berani menyentuh Bella, dia sendiri yang akan membuat mereka menemui ajal.Seminggu kemudian. Di rumah, Berta sedang sibuk membuat sup. Dia mendengar bahwa Bella akan kembali hari ini. Jadi dia ingin menyambut kedatangan
Ketika Bella bangun di pagi hari, dia tersipu malu saat dia melihat postur tidurnya salah.Bella memandang Michael dengan sembunyi-sembunyi. Untungnya dia masih tertidur yang membuat Bella merasa lega.Jika Michael melihat posisi ini, pasti akan memalukan.Baru saja Bella menarik kakinya secara diam-diam, tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan meraih pergelangan kakinya.Dengan wajah tersenyum, Michael membuka matanya. "Kamu ingin kabur ya setelah menindihku sepanjang malam?""Ah! Kamu ... kapan kamu bangun?" Bella berkata dengan panik.Sebetulnya Michael sudah bangun duluan. Tapi dia tidak bergerak karena takut mengganggu istirahat Bella. Selain itu, sentuhan kulit ke kulit semacam ini sangat berharga. Tentu saja, perlu dihargai setiap menit dan setiap detik.“Kakimu berada di atas dadaku. Tentu saja aku terbangun,” ujar Michael.Mendengarnya, wajah Bella berubah kesal. "Maksudmu, kakiku gemuk?” Wajah Michael tercengang. Dia tidak menyebutkan beratnya. Bagaimana Bella bisa sa
Keduanya berangkat menuju ke sebuah desa kecil di pinggiran Kota Yuncheng.Setelah bertanya sana-sini, mereka menemukan rumah Spence. Rumah bata merah tua itu tampak goyang jika diterpa angin dan hujan. Sulit membayangkan bahwa sosok seperti Spence benar-benar tinggal di tempat yang lusuh seperti itu.Michael tidak berani mengetuk pintu kayu itu. Dia takut pintu itu akan copot. Dengan suara berderit, Spence mendorong pintu. Saat dia melihat Michael dan Mark, matanya tidak berkedip.Setelah masuk pintu ada halaman kecil. Walaupun becek, tidak ada rumput liar. Sepertinya dia biasa menjaga kebersihan rumah.Dalam waktu singkat, beberapa penduduk desa datang ke halaman dan berteriak."Kamu berhutang kepada kami. Kapan kamu akan membayarnya kembali?""Kamu bersembunyi di rumah setiap hari. Kamu pikir hutangmu akan lunas? "Sialan, kalau kamu tidak bisa membayar, kenapa kamu tidak menjual putrimu?"Ketika orang-orang itu berbicara, mereka juga melemparkan batu ke arah Spence. Mer
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua