Orang-orang tercengang melihat kedatangan bos pemilik Hotel Longhu. Begitu juga Agustin. Sebagai pihak yang menyelenggarakan acara reuni, seharusnya Agustin yang menangani hal ini. Si bos pemilik Hotel Longhu adalah seorang laki-laki paruh baya dengan aura yang berbeda. Dia menggunakan jas dan sepatu. Dari penampilannya, dia terlihat berbeda dari orang biasa. "Kamu ..." tanya Agustin hati-hati. Biasanya dia suka pamer di depan teman-temannya, tapi dia tidak tahu diri. Wajar saja, dia sering bepergian ke luar negeri. Seperti kata pepatah, seekor naga tidak akan mau dibandingkan dengan ular biasa. Dia tahu akan hal ini. Apa lagi, Yanjing adalah kota potensial, di mana banyak orang-orang kaya berkumpul. Mereka mungkin lebih kaya daripada Agustin. Jadi dia mesti bersikap hati-hati. "Maaf, apakah ada Tuan Han? Aku bos pemilik Hotel Longhu. Namaku Jefferson," Jefferson memperkenalkan diri. Bos Hotel Longhu!Tidak hanya Agustin yang menahan napas, tamu yang lain juga. Hotel Lon
Ucapan Agustin masuk ke telinga kiri dan keluar dari telinga kanan Amelia. Dia tidak peduli dengan Paviliun Naga. Amelia adalah wanita yang sering datang ke acara-acara di luar negeri. Dia juga mengenal para selebritas dunia. Jadi dalam pikirannya, tidak ada orang yang lebih kaya dari dirinya. Bagaimana bisa dia mengubah sikapnya di depan Chaterine, hanya karena informasi sederhana ini? "Agustin, ucapanmu itu salah," tanya Amelia. Agustin melihat Amelia kebingungan. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud Amelia. "Apa maksudmu?" tanya Agustin. Amelia tersenyum, "Itu sebabnya kamu tidak cepat kaya. Kamu harus memperhatikan hal-hal kecil."Agustin tersenyum mendengar nada suara Amelia yang penuh kebencian. Memang Agustin orang kaya, tapi tetap saja ada orang yang lebih kaya. Agustin sangat menyadari itu. Yanjing adalah kota dengan banyak orang kaya. Paviliun Naga itu sudah menjadi buktinya. Apakah benar putra Chaterine sekaya itu sampai-sampai bos pemilik Hotel Longhu datang?
Orang-orang penasaran dengan Michael. Mereka menatap Chaterine dengan kagum. Tentu saja, Amelia adalah pengecualian. Semakin banyak orang yang berpikir Michael hebat, semakin dia membencinya. Michael hanya seorang bocah. Bagaimana bisa dia membuat Jefferson datang? Jadi menurut Amelia, Chaterine-lah yang mengundang mereka, bukan Michael. Apa Chaterine ingin menyombongkan dirinya? Pertunjukan hari ini sungguh penuh dengan kepalsuan. Jika putranya sudah dewasa, mungkin Amelia bisa percaya. Michael benar-benar masih bocah. Bagaimana hal ini bisa terjadi? "Kalian semua buta. Ini semua hanya sandiwara belaka," ujar Amelia dengan penuh kebencian. "Amelia, Jefferson sendiri datang ke sini. Tidak mungkin ini semua hanya sandiwara," ujar salah satu dari mereka. Mereka tahu antara Amelia dan Chaterine ada permusuhan, tapi sebenarnya Chaterine tidak peduli. Mereka juga melihat Amelia-lah yang sebenarnya memulai semua ini. Jadi begitu Amelia berkata seperti itu, salah satu dari mereka l
Jika Amelia membuat kesal seseorang, dia tahu orangnya yang tak lain dan tak bukan adalah Chaterine. Mungkin Michael adalah orang di balik semua ini. Namun, bagaimana mungkin!Semua ini terlalu kebetulan. Amelia kenal dengan semua orang yang meneleponnya. Bagaimana Michael bisa menggerakkan mereka semua? Agustin menyadari tatapan Amelia pada Michael. Dia terkejut. Apa benar Michael?Tidak mungkin! Apa benar Michael memiliki pengaruh sekuat itu?Kalau itu benar, ini menakutkan! Kamu harus tahu, orang-orang ini masuk dalam daftar orang terkaya. "Tidak mungkin?" tanya Agustin pada Amelia. "Tentu saja tidak." Meskipun kemungkinan itu tetap ada, tapi Amelia tidak percaya Michael yang melakukannya. "Di Yanjing memang reputasi Michael tidak diragukan lagi, tapi di luar negeri? Itu mustahil. Lagi pula, dia kan masih muda," ujar Agustin. Mungkin dia berlebihan. Bagaimana pun juga urusan ini tidak ada kaitannya. Amelia mengangguk dan mencoba untuk tidak berpikir macam-mac
Tiba-tiba terjadi pemandangan tidak terduga. Amelia, yang sebelumnya bersikap sombong, berjalan mendekati Michael dan berlutut. "Ini ...""Apa yang terjadi dengan Amelia?""Kenapa dia tiba-tiba berlutut?"Orang-orang jadi kebingungan. Sebelumnya, Amelia mengaku masuk dikenal oleh dua puluh orang terkaya di dunia. Bahkan dia menyombongkan diri depan Chaterine dan mengejeknya. Sekarang, dia berlutut di depan putra Chaterine. Ini benar-benar tidak terduga. "Agustin, apa yang terjadi?" tanya salah seorang dari mereka. Dia melihat Agustin dan Amelia berbicara sebelumnya. Raut wajah Agustin pucat waktu itu. Jadi Agustin mungkin tahu sesuatu. Agustin menggelengkan kepala. Michael sudah menunjukkan sesuatu yang dia sendiri tidak berani membicarakannya. Dia khawatir Michael akan marah padanya. "Aku tidak tahu," ujar Agustin."Kenapa kamu tidak tahu? Aku lihat sendiri kamu berbicara dengan Amelia barusan. Apa yang membuatmu takut?" tanya orang itu. Dia penasaran dengan apa yang t
Para pelayan berdatangan dan mulai menyediakan makanan. Selama itu, Jefferson berdiri menyaksikan kejadian ini. Dia tidak ingin terlibat. Lagi pula dengan kemampuan yang Michael miliki, bagaimana dia bisa membantu? "Chaterine, ini hari reuni kita. Lupakan saja. Meskipun sikap Amelia memang sedikit menyebalkan, tapi itu tidak serius.""Ya, kita sudah lama tidak bertemu. Kenapa urusan begini harus diperpanjang?""Menurutku, ayo kita sudahi saja urusan ini."Setelah situasinya menjadi sedikit memanas, teman-teman Chaterine memilih untuk berdamai. Namun sebenarnya, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tidak ada jalan lain. Amelia sudah disingkirkan dari daftar nama di ponsel dua puluh orang terkaya itu. Dia tidak bisa terima hal ini begitu saja. Chaterine sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana dia bisa memaafkan Amelia? Sejak awal, Chaterine benar-benar tidak berminat berurusan dengan Amelia."Chaterine, Amelia kenal dengan orang-orang kaya itu. Meskipun Kelu
"Kakek, mau aku bantu?" tanya Michael penasaran. Pria tua itu terlihat kesulitan menarik ikannya ke permukaan. Sebagai orang yang lebih muda, sudah sewajarnya dia menolong kakek itu. Namun yang tidak disadari Michael, pria itu tersenyum licik."Memangnya kamu bisa memancing?" tanya pria tua itu.Meskipun Michael memang belum pernah memancing, tapi dia merasa bisa melakukannya. "Tentu saja bisa, Kek," jawab Michael. "Anak muda, jangan menganggap remeh. Memancing itu bukan perkara gampang," ujar pria tua itu. Michael tidak merasa seperti itu. Itu kan hanya memancing. Sementara kekuatannya sangat luar biasa. Apa susahnya memancing? "Kakek, berikan saja padaku. Jangan takut," kata Michael sambil mengulurkan tangannya. Pria tua itu tersenyum dan menyerahkan alat pancingnya pada Michael.Bagi Michael, ini hanya kegiatan fisik biasa. Dia bisa menarik ikannya ke permukaan. Saat dia memegang alat pancingnya, Michael mencoba menariknya ke atas. Namun saat dia menariknya, kail panc
Mata pria tua itu melebar dengan pandangan tidak percaya. Pemandangan barusan seperti bukan mimpi. Ikan yang ada di tangan Michael itu jelas-jelas menunjukkan bahwa itu bukan mimpi, tapi kenyataan.Bagaimana dia bisa melakukannya? Apa benar dia memiliki kekuatan melebihi orang biasa? Bulu kuduk pria tua itu tiba-tiba berdiri. Sebelumnya, dia hanya menyangka Michael itu orangnya sombong sekali. Michael berhasil menang di Pertandingan Bela Diri Dunia dan lolos dari hadapan balas dendam organisasi pembunuh itu. Namun, sekarang, setelah dipikir-pikir lagi, kemampuan Michael memang melebihi apa yang orang lain miliki!Setelah berpikir, pria tua membalikkan badan dan mengejar Michael."Michael, aku minta maaf. Ucapanku sudah keterlaluan," Si pria tua tidak peduli bahwa dia lebih tua dari Michael. Dia meminta maaf pada Michael karena dia sudah merendahkannya. "Tidak, kita kebetulan bertemu. Tidak ada yang perlu dimaafkan," ujar Michael. Pria tua merasa menyesal. Jika bukan kar
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua