Tiba-tiba terjadi pemandangan tidak terduga. Amelia, yang sebelumnya bersikap sombong, berjalan mendekati Michael dan berlutut. "Ini ...""Apa yang terjadi dengan Amelia?""Kenapa dia tiba-tiba berlutut?"Orang-orang jadi kebingungan. Sebelumnya, Amelia mengaku masuk dikenal oleh dua puluh orang terkaya di dunia. Bahkan dia menyombongkan diri depan Chaterine dan mengejeknya. Sekarang, dia berlutut di depan putra Chaterine. Ini benar-benar tidak terduga. "Agustin, apa yang terjadi?" tanya salah seorang dari mereka. Dia melihat Agustin dan Amelia berbicara sebelumnya. Raut wajah Agustin pucat waktu itu. Jadi Agustin mungkin tahu sesuatu. Agustin menggelengkan kepala. Michael sudah menunjukkan sesuatu yang dia sendiri tidak berani membicarakannya. Dia khawatir Michael akan marah padanya. "Aku tidak tahu," ujar Agustin."Kenapa kamu tidak tahu? Aku lihat sendiri kamu berbicara dengan Amelia barusan. Apa yang membuatmu takut?" tanya orang itu. Dia penasaran dengan apa yang t
Para pelayan berdatangan dan mulai menyediakan makanan. Selama itu, Jefferson berdiri menyaksikan kejadian ini. Dia tidak ingin terlibat. Lagi pula dengan kemampuan yang Michael miliki, bagaimana dia bisa membantu? "Chaterine, ini hari reuni kita. Lupakan saja. Meskipun sikap Amelia memang sedikit menyebalkan, tapi itu tidak serius.""Ya, kita sudah lama tidak bertemu. Kenapa urusan begini harus diperpanjang?""Menurutku, ayo kita sudahi saja urusan ini."Setelah situasinya menjadi sedikit memanas, teman-teman Chaterine memilih untuk berdamai. Namun sebenarnya, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tidak ada jalan lain. Amelia sudah disingkirkan dari daftar nama di ponsel dua puluh orang terkaya itu. Dia tidak bisa terima hal ini begitu saja. Chaterine sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana dia bisa memaafkan Amelia? Sejak awal, Chaterine benar-benar tidak berminat berurusan dengan Amelia."Chaterine, Amelia kenal dengan orang-orang kaya itu. Meskipun Kelu
"Kakek, mau aku bantu?" tanya Michael penasaran. Pria tua itu terlihat kesulitan menarik ikannya ke permukaan. Sebagai orang yang lebih muda, sudah sewajarnya dia menolong kakek itu. Namun yang tidak disadari Michael, pria itu tersenyum licik."Memangnya kamu bisa memancing?" tanya pria tua itu.Meskipun Michael memang belum pernah memancing, tapi dia merasa bisa melakukannya. "Tentu saja bisa, Kek," jawab Michael. "Anak muda, jangan menganggap remeh. Memancing itu bukan perkara gampang," ujar pria tua itu. Michael tidak merasa seperti itu. Itu kan hanya memancing. Sementara kekuatannya sangat luar biasa. Apa susahnya memancing? "Kakek, berikan saja padaku. Jangan takut," kata Michael sambil mengulurkan tangannya. Pria tua itu tersenyum dan menyerahkan alat pancingnya pada Michael.Bagi Michael, ini hanya kegiatan fisik biasa. Dia bisa menarik ikannya ke permukaan. Saat dia memegang alat pancingnya, Michael mencoba menariknya ke atas. Namun saat dia menariknya, kail panc
Mata pria tua itu melebar dengan pandangan tidak percaya. Pemandangan barusan seperti bukan mimpi. Ikan yang ada di tangan Michael itu jelas-jelas menunjukkan bahwa itu bukan mimpi, tapi kenyataan.Bagaimana dia bisa melakukannya? Apa benar dia memiliki kekuatan melebihi orang biasa? Bulu kuduk pria tua itu tiba-tiba berdiri. Sebelumnya, dia hanya menyangka Michael itu orangnya sombong sekali. Michael berhasil menang di Pertandingan Bela Diri Dunia dan lolos dari hadapan balas dendam organisasi pembunuh itu. Namun, sekarang, setelah dipikir-pikir lagi, kemampuan Michael memang melebihi apa yang orang lain miliki!Setelah berpikir, pria tua membalikkan badan dan mengejar Michael."Michael, aku minta maaf. Ucapanku sudah keterlaluan," Si pria tua tidak peduli bahwa dia lebih tua dari Michael. Dia meminta maaf pada Michael karena dia sudah merendahkannya. "Tidak, kita kebetulan bertemu. Tidak ada yang perlu dimaafkan," ujar Michael. Pria tua merasa menyesal. Jika bukan kar
Michael membalikkan badannya. Namun, dari balik punggungnya dia tahu pria tua itu masih berlutut. Hal ini membuatnya tidak nyaman. Meskipun dia tidak mau terlibat urusan pria tua itu, tapi Michael tahu pria tua itu hidupnya tidak akan lama. Pria tua itu bersedia berlutut di depan Michael. Itu tandanya dia sudah merasa sangat putus asa. Kalau Michael tetap menolak, hatinya tidak akan terima. Namun, keberangkatan dia ke Yuncheng akan tertunda lagi.Di dunia ini, hanya Bella yang menjadi prioritasnya. Dari kejauhan, Jefferson dan anak buahnya mengamati apa yang terjadi. "Bos, siapa pria tua itu? Kenapa dia berlutut untuk Michael?" tanya si asisten kebingungan. Jefferson menarik napas panjang dan berkata, "Dulu, pria tua itu dikenal sebagai sosok macan tangguh. Namanya sangat terkenal di Yanjing. Di usianya yang muda dulu, prestasinya bisa mencapai langit. Namun, sejak ada sebuah kejadian, dia lalu mengundurkan diri.""Kejadian apa?" tanya si asisten penasaran. "Putranya men
Michael tidak mengerti mengapa Amelia datang padanya. Reputasinya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Apa yang bisa dilakukan Michael? "Kamu ingin aku menerima permintaan maafku atau kamu ingin aku menolongmu?" tanya Michael. "Aku ingin tinggal di Yanjing. Dengan begitu, aku bisa membantumu mengurus bisnis di sini," Amelia berusaha untuk membuat penawaran. Karena dia sudah ditolak di lingkungan pergaulan luar negeri, dia harus tinggal di sini. Karena itu, dia pikir membantu Michael adalah langkah yang bagus. Meskipun Amelia belum tahu reputasi dan identitas Michael di Yanjing, tapi melihat sikap bos hotel dan Jefferson, sepertinya dia orang penting. Kalau dulu, kesempatan seperti ini akan dimanfaatkan oleh Michael. Dia melihat Amelia memiliki potensi besar. Sebagai wanita yang terbiasa berinteraksi dengan orang-orang kaya, Amelia memiliki potensi. Namun, sekarang, Michael tidak punya keinginan untuk mengurus bisnis di Yanjing.Meskipun dia mau mengurusnya, apa yang bisa dila
Michael sudah dikepung banyak orang. Jika saja pengepungan ini terjadi pada orang biasa, mereka pasti akan menyerah. Tapi kejadian ini terjadi pada Michael. Dan Michael menghadapinya dengan cara berbeda.Fritz sudah sangat berhati-hati menghadapi masalahnya dengan Michael. Dia mengutus banyak orang untuk meminta Michael datang ke rumah Keluarga Wang tapi tidak pernah berhasil.Dikepung banyak orang tidak akan pernah menjadi ancaman bagi orang yang punya kemampuan luar biasa, yang melihat dunia bagai semut kecil.“Hanya segini saja?” ucap Michael tersenyum sambil menatap pengepungnya yang berjumlah lebih dari sepuluh orang.“Aku tahu kamu jagoan. Bisa jadi kami bukan lawanmu yang seimbang apa lagi kalau satu persatu dari kamu harus melawanmu. Tapi apa mungkin kamu bisa melawan kami semua sekaligus? Baiklah, bisa saja kamu akan selamat. Tapi apa kamu bisa menjamin keselamatannya?” ucap ketua pengawal sambil melirik Chaterine yang menjadi incarannya.Senyum di wajah Michael menghilan
Michael menarik napas dalam dan menutup matanya sebelum sampai ke rumah Keluarga Wang. Dia menerawang situasi di seluruh area rumah Keluarga Wang. Seperti yang sudah dia duga, ada banyak pembunuh dari Organisasi Pembunuh Internasional bersembunyi di banyak titik yang siap menerkamnya.Si ketua pengawal melihat apa yang dilakukan Michael. Dia pikir Michael ketakutan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.Anak ini tidak bisa lagi membual!“Cepat turun. Tuan Fritz sudah lama menunggu,” desak si ketua. Michael membuka mata, tersenyum dan berkata, “Orang macam apa dia? Akhirnya aku mengetahui Fritz telah menjadi boneka mereka.”Si ketua pengawal tidak mengerti apa maksud ucapan Michael dan dia tidak ingin pula mengerti. Dia hanya fokus pada tugasnya membawa Michael ke rumah Keluarga Wang. Dan dia sudah hampir menyelesaikan tugasnya.Michael berjalan memimpin masuk rumah. Si ketua pengawal merasa aneh. Mengapa bukan dia yang jalan di depan? Mengapa Michael tahu di mana Fritz berada?
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua