”Kamu, apa yang kamu inginkan? Aku pimpinan Tiga Kuil. Kamu berusaha menantang seluruh Apocalypse?” Noah berusaha menggertak Bella untuk terakhir kalinya. Dia berharap Bella ketakutan dan melepaskannya.“Jangan Khawatir. Aku tidak akan membunuhmu. Tapi mulai saat ini, kamu bukan lagi pimpinan Tiga Kuil,” ucap Bella merendahkan.Noah tersenyum garang. Mana mungkin Bella bisa mencopot posisinya sebagai pimpinan Tiga Kuil setelah dia menjabatnya selama bertahun-tahun?Seorang wanita dari dunia sekuler tidak bisa sewenang-wenang bertindak di Apocalypse.Apocalypse tidak akan mematuhi perintahnya walaupun kekuatannya sangat hebat.“Kamu pikir kamu siapa? Apakah ucapanmu itu sebuah titah? Kamu pikir aku dan seluruh Apocalypse mau mendengarkanmu?” ujar Noah sambil menggertakkan gigi.Bella berjongkok dan berkata, “Kamu seharusnya senang Apocalypse tidak sekuat dulu. Jika tidak, aku pasti sudah melenyapkanmu.”“Haha, Michael terlalu banyak bercerita tentang Apocalypse. Dia telah melangg
Ivan dan Dary tidak bergeming. Mereka sudah merencanakan untuk selalu berada disamping Bella dalam suka maupun duka. Mereka tidak akan mundur walaupun harus berhadapan dengan seluruh Apocalypse. Mereka tidak mungkin melupakan jasa Michael yang sudah membawanya sampai sejauh ini.Lagi pula, mereka pasti mati jika mengkhianati Bella dengan kekuatan supernya.“Julia, jangan sia-siakan napasmu. Kalau pun kami harus mati, kami akan mati bersama Bella,” gertak Ivan.Julia melihat mereka berdua sangat teguh pendiriannya. Dia tidak bisa melakukan apa pun untuk meruntuhkan kepercayaan Ivan dan Dary pada Bella. Julia tidak bisa mengambil Hanna dari tangan mereka.Julia tidak lagi berani bicara pada Bella.“Di mana Michael?” tanya Bella pada Noah.Noah menyeringai dan berkata, “Bukankah kamu mengenal Apocalypse dengan baik? Mengapa kamu tidak tahu kemana dia pergi?”Bella menginjakkan kakinya semakin dalam namun tetap mengontrol kekuatannya. Injakannya tidak akan membahayakan Noah walaupun
Simon berusaha membuat Bella mengurungkan niatnya pergi ke dunia kedua. Dia menceritakan pada Bella bahaya-bahaya di dunia kedua. Namun Bella tidak bergeming. Jawaban Bella membuat Simon tidak dapat berkata-kata.“Bagaimana kamu tahu bahaya-bahaya ini? Padahal kamu belum pernah pergi ke sana dan tidak seorangpun yang selamat pulang dari dunia kedua. Apakah semua itu tebakanmu saja? Atau karanganmu?” ucap Bella.Simon kebingungan menjawab pertanyaan Bella.Bahaya di dunia kedua adalah perkiraannya dan dasar perkiraannya adalah mereka yang tidak pernah pulang setelah dikirim ke dunia kedua.Namun alasan kematian mereka masih belum diketahui. Bisa jadi mereka tidak dapat menyelamatkan diri dari bahaya-bahaya di sana atau tidak menemukan terowongan menuju jalan pulang.“Semua yang kamu sebutkan tadi masih belum pasti karena berdasarkan perkiraan saja. Aku semakin penasaran untuk pergi ke dunia kedua walaupun tahu sangat berbahaya,” tegas Bella.“Mengapa?” tanya Simon kebingungan. Sem
”Noah, bubarkan dulu orang-orang ini dan aku akan jelaskan semuanya padamu,” ucap Simon.Noah sudah dikuasai amarah. Dia hanya ingin satu hal. Bella harus membayar kesalahan karena telah meremehkannya. Dia ingin mempertahankan wibawanya sebagai pimpinan tiga kuil agar semua orang tahu konsekuensinya jika sampai meremehkannya.“Simon, aku tahu kamu sudah menganggap Michael sebagai murid hingga kamu membela Bella. Tapi aku peringatkan kamu, jika kamu tetap melindunginya, Tiga Kuil dan level empat akan menjadi musuh mulai saat ini. Kamu mau merusak Apocalypse hanya karena orang sekuler?” ancam Noah.Ekspresi wajah Simon berubah seketika. Apa orang ini gila? Dia akan menghancurkan Apocalypse dengan membuat permusuhan antara Tiga Kuil dan Empat Gerbang.“Noah, sebagai pimpinan Tiga Kuil, tidak seharusnya kamu memprovokasi permusuhan antara Empat Gerbang dengan Tiga Kuil. Kamu tahu seberapa besar dampaknya?” bentak Simon.Noah mencibir, dampak?Dia sudah tidak mempedulikan dampaknya. N
”Noah memprovokasi perang saudara di Apocalypse. Kematiannya tidak perlu diratapi. Siapa lagi yang ingin mengikuti jejaknya?” tantang Bella dengan suara tanpa nada. Ancamannya begitu kuat.Tidak ada seorang pun dari jagoan Tiga Kuil yang berani angkat bicara. Bahkan orang kepercayaan Noah sekalipun harus bisa berkompromi pada saat seperti ini karena mereka tahu membela Noah hanya akan berakhir dengan kematian.Terlebih lagi, Noah memprovokasi perang saudara dan melanggar aturan Apocalypse. Wajar jika dia mati.“Tidak ada yang mau membelanya? Kalau begitu cepat pergi,” perintah Bella.Para jagoan Tiga Kuil langsung membubarkan diri satu demi satu begitu mendengar ucapan Bella. Tidak ada seorang pun dari mereka yang mau mengurus tubuh Noah karena mereka tidak ingin terlihat ada hubungan dekat dengan Noah saat ini. Noah sudah mati. Mereka tidak perlu lagi memujanya.Mengandalkan kekuatan satu orang untuk menakuti semua orang dari Tiga Kuil tidak akan bisa dilakukan oleh Simon. Simon
Di Dunia Xuanyuan.Karena Raven tinggal di rumah Michael, Leticia sudah menganggapnya sebagai saingan. Terkadang dia bertengkar dengan Raven di depan Michael.Saat Leticia bereaksi berlebihan, Raven bersikap biasa saja. Dia sepertinya tidak peduli. Jika Leticia ingin memperebutkan sesuatu, Raven akan memberikannya dengan senang hati. Hari itu, Michael sedang duduk di halaman. Wajahnya cukup sedih dan dia sering menghela napas. Raven lalu berjalan mendekati Michael."Melihat dari raut mukamu yang cemas, pasti kamu ragu datang ke istana," tebak Raven.Wanita ini tahu segalanya. Michael tidak terkejut. Dia memang cemas. Bahkan perasaannya tidak enak. Namun itu bukan karena soal pergi ke istana. "Ini bukan soal istana," ujar Michael."Kalau begitu, apa yang kamu khawatirkan?" tanya Raven dengan penasaran. Michael menggelengkan kepala. Dia sendiri tidak tahu. Ujung matanya berkedut seolah-olah ada sesuatu yang akan terjadi. Padahal dia tidak mengalami sesuatu hal yang mengkhawati
Jevan sudah lama ingin bertemu dengan Michael tapi kesempatannya belum ada. Saat Michael datang ke rumah sebelumnya, Jevan sedang tidak berada di rumah. Sekarang para pengawalnya sedang mengantarkan seorang pria muda. Jevan langsung tahu dia sedang bertemu dengan Michael. Dia ingin banyak mengobrol dengan Michael. Sebagai seorang wali kota, Jevan menunjukkan sikap hormat. Dia menundukkan kepala dan berkata, "Apa kamu guru John, Michael?"Michael tersenyum. Dia melihat sosok walikota di depannya sebagai orang yang sederhana. "Ya, aku Michael. Kamu pasti walikota," ujar Michael.Jevan mengangguk. Dia memberi isyarat pada pengawalnya untuk meninggalkan mereka. "Aku adalah walikota Longyun. Berkat jasamu, aku sudah tidak menjadi walikota boneka," ujar Jevan. Dia teringat masa-masa dia masih menjadi wali kota boneka. Sekarang Jevan sedang berusaha menyingkirkan reputasi jeleknya itu. Berkat bantuan John, pekerjaan Jevan menjadi lebih baik. Tidak hanya usaha John, Michael juga m
Keesokan harinya, terlihat ada empat orang yang meninggalkan Kota Longyun.Jevan mengantarkan kepergian mereka. Tadinya Jevan berencana ingin mengantarkan Michael dengan arak-arakan tapi ide ini ditolak oleh John. John tahu Michael tidak ingin dirinya menarik perhatian banyak orang. Jika Jevan melakukannya, pasti orang-orang akan bertanya ke mana John dan Michael akan pergi. Jevan berdiri di pintu keluar kota. Dia melihat tidak pergi meninggalkan tempat sebelum melihat rombongan anaknya pergi. Ini adalah kepergian John yang pertama meninggalkan Kota Longyun. John tidak tahu kapan dia akan pulang. Tadinya Jevan merasa sedikit khawatir tapi dia berpikir mungkin dengan perjalanan ini, John akan bertambah kuat. Hal ini bisa membuat reputasinya di depan kerajaan akan bertambah. Jevan berharap pada John karena dia mengenal putranya dengan baik. Sekarang John sudah mengguncangkan dunia dengan perubahan besar. Bahkan dia sudah menjadi orang terkuat di sejarah Keluarga Huang!"Micha
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua