"Kak, apa yang membuatmu penasaran?" tanya Emilia dengan curiga. Nino tersenyum dan berkata, "Aku hanya penasaran mengapa dia menyukai bunga. Aku belum pernah melihat ada laki-laki yang menyukai bunga."Emilia tersenyum. Nino adalah kakaknya. Dia percaya seratus persen pada Nino."Iya Kak, dia sangat marah padaku. Dia bilang aku tidak boleh menggali tanah lagi. Kalau tidak, aku akan diusir," ujar Emilia.Jantung Nino berdebar lebih kencang. Mungkin Michael menyembunyikan sesuatu di halaman itu. Kalau tidak, dia tidak mungkin bereaksi seperti itu. Michael menyukai bunga? Bagi Nino, hal itu mustahil. Apa yang Michael sembunyikan di halaman?Utusan kerajaan yang baru-baru ini datang ke Longyung sedang mencari keberadaan rekannya yang sudah datang duluan. Mati? Dikubur di halaman? Apa jangan-jangan Michael membunuh utusan kerajaan dan menguburnya di halaman? Kalau dugaannya ini benar, Nino bisa menghancurkan Michael, asalkan dia bisa membuktikan kecurigaannya dengan menem
Setelah Nino muncul, suasana dalam rumah langsung berubah. Baik Michael dan John tahu, Nino pasti datang dengan tujuan yang tidak baik. Namun saat ini mereka belum tahu maksud kedatangannya. Emilia berjalan mendekati Nino dan bertanya, "Kak, kenapa kamu ada di sini?"Nino melihat ke arah Michael sambil mengejek, "Aku akan membongkar semua kebohongannya.”Raut Wajah Michael tidak berubah. Dia tidak takut dengan apa yang dilakukan Nino. Bahkan jika rahasia Michael membunuh utusan kerajaan terbongkar, dia juga tidak takut. Namun, berbeda dengan John. Mukanya mulai pucat. John lahir di sini. Dia tahu sehebat apa pengaruh kerajaan. Jika mereka tahu Michael membunuh utusan kerajaan, pihak kerajaan tidak akan tinggal diam dan mereka sudah ada di depan Michael."Kak, jangan membuat masalah di sini," ujar Emilia dengan semangat. Akhirnya dia menemukan kesempatan untuk menyelamatkan Michael. Meskipun dia tidak tahu hasilnya akan seperti apa, dia tetap akan mencoba menyelamatkan Michae
Benjamin ingin Fay dan Wesley mengendalikan emosi mereka. Jika Michael berani membuat urusan dengan pihak kerajaan, mereka tidak boleh ikut campur."Tuan Han, apa yang dituduhkan padamu itu benar?" tanya Benjamin.Michael menghadapi dilema. Jika dia berbohong, dia akan hidup, tapi Benjamin akan tahu kebohongannya. Jika dia mengaku, apa boleh buat, Michael akan membunuh Benjamin dan yang lainnya, dan dia akan segera pergi dari tempat ini. "Ya."Jawaban Michael mengejutkan mereka semua!John menatap Michael dengan takut. Dia tidak menyangka gurunya akan mengaku. Bukannya itu sama saja dengan cari masalah?Tidak hanya John, Emilia juga terkejut!Dia tidak pernah menyangka Michael berani melawan utusan dan membunuhnya. Apakah dia akan dibiarkan hidup atau diberi hukuman?Michael berkata jujur. Dia menunggu reaksi ketiga utusan kerajaan di depannya ini. Kalau dilihat lebih jelas, kemampuan ketiga utusan ini pasti lebih kuat dibanding utusan sebelumnya. Bagaimana Michael bisa meny
"Tuan Benjamin, dia sudah membunuh utusan kerajaan. Bagaimana kamu bisa melepaskan dia begitu saja?" Nino menjadi resah. Kejadian ini tidak seperti yang dia harapkan. Dia ingin melihat Michael dihukum mati oleh pihak kerajaan. Benjamin menatap Nino. Dia tahu apa yang ada di dalam hati Nino. Sayangnya keinginannya itu tidak akan terjadi. Sebentar lagi dia akan tahu bagaimana sang kaisar menyukai Michael.Lebih baik mengorbankan nyawa ketiga utusan daripada membunuh Michael. "Sebelum aku datang ke sini, sang kaisar memberiku perintah. Jika ketiga utusan kami sudah membuat masalah dengan Tuan Han, maka kami diperintahkan untuk tidak membunuhnya," ujar Benjamin.Kaisar! Nino terpaku mendengar ucapan Benjamin. Sebelumnya dia menyangka sang kaisar tidak akan senang utusannya dibunuh Michael. Namun ternyata dia malah memihak Michael? "Tuan, apa aku tidak salah dengar?" tanya Nino. Dia tidak mau menyerah. Benjamin menatap dingin Nino dan berkata, "Kamu mempertanyakan perintah Kai
"Hei, kamu kenapa?""Wesley, ada apa?"Benjamin dan Fay tidak mengerti kenapa rekannya ini tiba-tiba terjatuh. "Aku … aku tidak tahu," ujar Wesley dengan keringat di dahinya. Tubuhnya ditekan sedemikian kuatnya sampai Wesley mengira dia akan mati. "Baru...baru saja, aku seperti ditekan oleh kekuatan tak terlihat," Wesley mencoba menjelaskan pada mereka. Kekuatan tak terlihat?Raut wajah Benjamin tiba-tiba panik. Dia langsung berkata, "Kita harus segera pergi dari tempat ini. Cepat!" Meskipun Fay dan Wesley tidak mengerti apa yang terjadi, mereka segera menuruti perintah Benjamin. Di kediaman Michael. Lutut Nino masih terasa lemas. Dia tidak mengira rencananya bakal gagal total. Meskipun ketiga jasad utusan kerajaan sudah ditemukan, Benjamin tidak menyalahkan Michael. Bahkan sang kaisar sudah memberi perintah untuk melepaskan Michael. Hanya orang-orang yang memiliki reputasi tinggi yang menerima perlakuan istimewa tersebut. Sekarang Nino sudah membuat masalah deng
Michael tersenyum tanpa mengucapkan kata. Bagaimana dia bisa ingat dengan perilaku Emilia? Perempuan seperti Emilia tidak pantas untuk mendapatkan perhatiannya. "Bagaimana? Kamu ingat?" tanya Leticia."Tidak. Aku tidak ingat apa pun. Bahkan aku juga tidak akan ingat dengan apa yang sudah kamu lakukan. Apa kamu puas?" tanya Michael sambil berdecak. Emosi Leticia mendadak naik. Mereka sedang membahas soal Emilia. Lalu kenapa jadi dirinya yang dibahas? "Aku akan pastikan kamu tidak akan melupakanku," ujar Leticia sambil menggertakkan gigi. Michael tidak memberi komentar lagi dan masuk ke dalam kamar. Sekarang pihak kerajaan sudah tahu soal dirinya. Bahkan sang kaisar memihak dirinya. Mungkin ini adalah hal yang baik. Namun Michael yakin segala sesuatu akan terjadi di luar kendalinya. Huangting adalah salah satu kerajaan di Dunia Xuanyuan. Rasanya sungguh tidak bijaksana jika Michael terlibat dengan pihak kerajaan tapi dirinya belum banyak mengetahui mengenai dunia ini. Tentu
Di pikiran semua orang, Michael adalah seorang pecundang yang sudah diusir dari Keluarga Chen. Mereka semua ikut-ikutan menertawakan Michael. Namun sekarang, mereka mendengar sendiri bahwa guru John adalah Michael! Selama ini mereka juga mengikuti perkembangan level kekuatan John dari yang cahaya dua hingga kemampuannya yang sekarang. Namun, bagaimana bisa Michael diperlakukan seperti pecundang oleh Keluarga Chen?"Tuan Huang, Anda tidak bercanda kan?""Apa benar Michael yang kamu katakan itu adalah Michael yang kami kenal selama ini?""Jika dia adalah jagoan, bagaimana mungkin dia bisa diusir oleh Nino?"Semua orang tidak langsung percaya dengan ucapan John. Hal ini melebihi apa yang mereka perkirakan. Jika Michael memiliki level kekuatan yang tinggi, tidak mungkin dia membiarkan Nino merendahkannya. "Kalian tidak salah dengar. Guruku adalah Michael. Alasan kenapa dia diusir oleh Nino adalah guruku itu tidak mau membuang waktu dengan Nino," ujar John.Melihat orang-oran
Dulu Keluarga Chen memiliki kekuasaan lebih di Kota Longyun. Sebagai anggota Keluarga Chen, Nino juga cukup memiliki reputasi. Sekarang, orang-orang mulai membicarakan nasib Nino. "Ternyata punya kekuasaan itu tidak terlalu penting. Yang lebih penting itu adalah kekuatan.""Ya, aku ingat Nino pernah berkata dengan sombong bahwa dia akan berlatih giat untuk menaikkan level dan masuk ke kerajaan. Sayangnya, dia mati dengan usia yang masih muda.""Nino sudah mencari guru yang bisa melatihnya. Tak diduga sosok guru itu ada di dekatnya. Dia tidak menghargai sosok itu. Aku pikir ini memang kesalahan Nino sendiri.""Siapa yang bisa menebak identitas guru itu ternyata pecundang yang diusir oleh Keluarga Chen?"Semua orang sepakat dengan apa yang sudah terjadi. Tidak ada yang bisa menduga identitas asli Michael. Wajar saja, sikap Michael saat dia masih tinggal di Keluarga Chen tidak menunjukkan sikap seorang guru. Namun, semua orang juga jadi paham alasan Michael melakukannya. Hal itu k
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua