Saat si tikus bertanduk itu kelelahan, Michael melihat ketiga orang itu melakukan sesuatu. Salah satu dari mereka berjalan mendekati si tikus bertanduk. Orang itu menuliskan sesuatu di dahi si tikus bertanduk. Seketika tikus bertanduk itu menggerakkan ekornya seperti seekor anjing yang siap untuk bermain. "Apa yang orang itu lakukan? Kenapa tikus bertanduk tiba-tiba menjadi jinak?" tanya Michael dengan penasaran. Saat John hendak menjelaskan pada gurunya, Emilia tiba-tiba menginterupsi. "Itu adalah simbol. Dengan menuliskan simbol itu, seekor hewan buas bisa dikendalikan. Bahkan orang itu bisa membunuhnya. Si tikus bertanduk tahu sekarang hidupnya sudah di tangan orang itu. Jadi dia bersikap seperti hewan peliharaan," Emilia mencoba menjelaskan. "Itu bukan hewan peliharaan. Itu namanya perbudakan," ujar Michael.Emilia tersenyum lalu bertanya, "Memangnya kenapa? Kamu bersimpati?"Setelah Emilia mengucapkan hal itu, Michael merasa ular putih yang melingkari lengan tangannya be
"Tidak mungkin. Bagaimana bisa mereka ada di sini?" John sungguh kaget saat melihat melihat mayat tiga orang di depannya. Ketiga orang itu ternyata orang yang sama dengan yang mereka temui sebelumnya. Mereka dari Kota Xiaoling itu!Setelah berpisah, John pikir ketiga orang itu akan segera meninggalkan lingkar dalam. Mereka sudah menangkap tikus bertanduk itu. Tak disangka, mereka akan mati di sini. Wajah Emilia terlihat pucat. Tikus bertanduk adalah hewan buas bintang empat tapi hewan buas itu tidak ada di antara ketiga mayat. Berarti hanya ada satu kemungkinan tikus bertanduk itu sudah dibawa pergi dan dibunuh oleh hewan buas yang lebih ganas. Hewan buas yang lebih ganas!Hewan buas itu tidak hanya bisa membunuh Michael, tapi juga bisa membunuh Emilia. Saat John ingin mengecek lebih jauh, Michael berkata dengan nada tajam, "Jangan ada yang bergerak."Kaki John terdiam. Dia tidak berani melangkahkan kaki. "Pasti tikus bertanduk sudah dimakan habis. Di antara ketiga orang i
John terpana. Dia kira Michael sendiri yang akan membunuh si harimau bersayap. Tidak disangka Michael menyuruh ular putih itu melawan hewan buas! "Guru, kamu … kamu ..." John tidak tahu harus mengucapkan kata-kata apa. Michael mengelap keringatnya. Ular putih itu tampak ditakuti di Gua Iblis. Ternyata ular itu akan dibunuh oleh harimau bersayap di Dunia Xuanyuan.Menurut informasi dari John, seharusnya ular putih adalah ular piton mata merah. Ya, ular itu adalah hewan buas bintang sembilan. Bagaimana ular putih itu akan dikalahkan oleh hewan buas bintang tujuh? Apa jangan-jangan ular ini belum menunjukkan wujud aslinya? Habis sudah nyawa mereka. Sudah jelas Michael tidak bisa melawan hewan buas bintang tujuh. Jika si ular putih saja tidak bisa melawan si hewan buas, tamat sudah riwayat mereka. "Jangan takut," Michael mencoba menenangkan John. Meskipun dalam hatinya, dia sendiri tidak yakin tapi Michael mau menunjukkannya di depan mereka.Mendengar ucapan Michael, John men
"Jangan dibunuh," pinta Michael pada ular piton mata merah.Si ular piton mata merah mendengar ucapan Michael. Karena Michael sudah berkata seperti itu, si ular menghentikan aksinya. Harimau bersayap memandang Michael dengan rasa penuh terima kasih. Sepertinya hewan buas itu punya akal. Namun, saat si hewan buas ingin melarikan diri, Michael berkata, "Hanya karena aku tidak membunuhmu, bukan berarti kamu boleh pergi begitu saja."Harimau bersayap terkejut mendengar ucapan Michael. Michael menatap John dan bertanya, "Kamu menginginkannya?""Ya?" John bingung dengan pertanyaan Michael, "Apa maksud Guru?""Harimau bersayap itu, tentu saja," ujar Michael.Seketika John merasakan bulu kuduknya berdiri. Harimau bersayap?Apa jangan-jangan sang guru memintanya menaklukkan si harimau bersayap?John memerlukan waktu untuk mencerna keadaan yang sedang terjadi ini. Mimpi John adalah menaklukkan hewan buas bintang tiga. Mimpi itu saja sudah cukup baginya. Namun, di hadapannya sek
John masuk ke kota dengan harimau bersayap.Kejadian ini langsung menarik perhatian orang-orang. Tak kurang dari setengah jam, semua orang sudah tahu kedatangan John. Mereka menyaksikan John yang mengendarai harimau bersayap dengan sorot mata iri. Sudah pasti kejadian ini tercatat sebagai bagian dari sejarah Kota Longyun. John juga tercatat dalam sejarah karena belum pernah ada seorang pun di Kota Longyun yang berhasil menaklukkan hewan buas bintang tujuh. Dia adalah kebanggaan Kota Longyun.Di kediaman walikota, Jevan cemas karena John mendobrak dua perbatasan. Memang John sudah membantu reputasi Jevan semakin bagus. Namun putranya itu pergi ke lingkar dalam. Jevan juga mendengar kemunculan harimau bersayap. Semua orang tahu betapa kuatnya harimau bersayap itu. Sebagai hewan buas bintang tujuh, John yang memiliki kemampuan cahaya empat tidak akan bisa bertahan hidup. Bagi Jevan, nasib John sudah pasti berakhir. Tidak hanya dia bakal kehilangan putranya, tapi dia juga akan kehil
Sosok guru!Nino meragukan hal itu. Dia sudah bertahun-tahun mencari guru yang hebat tapi tidak kunjung dapat. Sedangkan John, dia tidak terlihat berupaya mencari guru, malah dapat guru yang bisa menaklukkan hewan buas bintang tujuh. Kenapa dunia ini tidak adil?Kemudian, seorang pelayan buru-buru mendatanginya, "Tuan, Tuan Muda, nona sudah kembali.""Kembali!"Mereka pun segera datang ke pintu masuk. Michael memanggul Emilia di bahunya. Saat Nino mendekati Michael, dia berkata dengan nada kesal, "Michael, apa yang sudah kamu lakukan? Lepaskan adikku. Dasar pecundang."Michael menatap Nino dan menjawab, "Dia pingsan. Jika aku tidak membawanya pulang, sudah pasti dia akan menjadi santapan hewan buas di Gunung Longyan."Nino tidak bisa berkata-kata lagi. Apa yang diucapkan Michael itu ada benarnya. "Lepaskan dia. Kalau tidak, aku akan bersikap kasar," ancam Nino.Michael tersenyum. Nino berusaha menantang dirinya tapi dia hanya jagoan cahaya dua. Darimana asal kepercayaan di
Michael sedang beristirahat di kamar saat Emilia datang dengan kondisi marah. Michael sudah menduga Emilia akan datang. Informasi mengenai John yang menaklukkan hewan buas bintang tujuh pasti sudah terdengar oleh Emilia. Michael rasa tidak ada gunanya dia berbohong pada Emilia. "Jangan tanya aku. Aku tidak tahu apa-apa," kata Michael sebelum Emilia bertanya. Emilia menatap Michael dengan sorot mata penuh kemarahan. Instingnya mengatakan bahwa Michael tidak pingsan saat kejadian John menaklukkan hewan buas bintang tujuh itu. "Michael, kamu itu tinggal di kediaman Keluarga Chen. Kamu juga makan dari masakan koki Keluarga Chen. Hidupmu bergantung dari belas kasihan Keluarga Chen. Jika aku tidak membawamu ke sini, kamu sudah pasti mati di jalan. Jadi kamu punya utang yang banyak pada Keluarga Chen," ujar Emilia panjang lebar."Bukannya kamu membawaku karena ingin memanfaatkanku?" tembak Michael."Tapi aku sudah menyelamatkan nyawamu. Kamu mau mengelak dari kenyataan itu?" balas Emi
Meskipun John tidak banyak berbuat apa-apa saat menaklukkan harimau bersayap, dia begitu bangga sudah dibantu gurunya. Makannya John menjawab pertanyaan ayahnya dengan jujur. Jevan tidak akan membuat John rendah diri karena putranya cukup beruntung sudah memiliki seorang guru yang hebat. "Gurumu ini, berapa level dunianya? Dia pasti sakti karena bisa menaklukkan hewan buas tingkat tujuh," tanya Jevan dengan penasaran. John mengingat kembali saat proses penaklukkan pada saat itu. Dia masih mengingatnya dengan jelas. Apalagi saat ular piton mata merah itu menunjukkan wujud aslinya. Ular piton mata merah adalah sosok legendaris hewan buas bintang sembilan! "Ayah, aku tahu kamu sangat penasaran tapi aku tidak bisa memberitahumu karena ini sifatnya sangat rahasia," bisik John.Jevan mengangguk. Dia tidak asing dengan informasi rahasia. Gurunya John ini bersikap hati-hati dengan menyembunyikan identitasnya. Pasti ada alasan kuat yang membuat guru John melakukan hal itu. Mungkin sa
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua