Di dalam Apocalypse semua orang membicarakan tentang Michael. Mau tak mau nama Jackson juga terbawa-bawa. Michael sudah naik level sampai level bumi sekarang. Michael dan Jackson berada di level yang sama. Gua Iblis adalah tempat yang menakutkan untuk Jackson. Setelah beberapa tahun, Jackson sudah tidak berpikir akan ikut ujian Gua Iblis, sementara Michael tampak sangat bersemangat. Bukan hanya soal kekuatan tapi juga keberanian. Jackson tidak seberani Michael, dan ini membuat kepercayaan dirinya hilang. Lalu ada Julia. Bagi Julia, Michael tetap seorang pecundang. Hanya kurang dari setengah bulan Michael sudah mau ikut ujian Gua Iblis. Ternyata pecundang itu bersinar terang dan mencapai apa yang tidak bisa dilakukan orang-orang di Apocalypse."Ayah, apakah Michael benar-benar akan pergi Gua Iblis?" tanya Julia. Dia pikir informasi itu hanya gosip. Bagaimana Michael bisa ke Gua Iblis secepat itu? Noah terdiam. Dia dan Simon punya pemikiran yang sama. Michael bisa masuk ke ger
"Kali ini kamu membuatku bingung," ujar Noah. Meskipun kemampuan Michael tidak ada yang bisa menandingi, Noah tetap tidak ingin mempercayainya. "Dengan bayaran nyawa?" Michael tersenyum, kemudian dia berjalan melewati Noah. Percuma saja bicara lagi. Tidak penting apakah Noah akan mempercayainya atau tidak. Hanya Michael yang akan masuk ke Gua Iblis. Tidak ada hubungannya dengan pendapat orang lain. "Apa kamu sudah memikirkan ini dengan matang? Masih ada waktu sebelum kamu benar-benar masuk ke sana," Simon mencoba memastikan. "Dengan banyak orang yang datang, jika aku mengundurkan diri, bukannya kamu dan aku akan ditertawakan?" tanya Michael."Lebih baik ditertawakan daripada kehilangan nyawa. Kamu masih punya waktu," ujar Simon. Memang sikap Michael kali ini mengejutkan semua orang. Begitupun jika Michael tidak jadi ikut ujian, itu juga akan membuat dirinya ditertawakan. Namun dibanding kehilangan nyawa, ditertawakan mungkin masih lebih baik."Aku sudah siap," ujar Michael tanp
"Sepertinya tulang-tulang ini hanya ada di sini saja. Semakin ke dalam, semakin sedikit. Mungkin kita sudah melewati daerah berbahaya," Michael mencoba menghibur Cheryl yang ketakutan.Tentu saja itu bukan hiburan tapi memang fakta. Semakin lama mereka berjalan masuk, semakin sedikit tulang yang ada. Ini adalah bukti bahwa pintu gua adalah daerah berbahaya. Raut wajah Cheryl berubah menjadi lega. Meskipun dia masih cemas karena mereka masih berada di dalam Gua Iblis, setidaknya ketakutannya sudah berkurang. "Kak Michael, apa kamu merasakan hal yang sama denganku? Aku merasa ada yang mengamati kita," bisik Cheryl.Michael menahan napas. Dia pikir itu hanya bayangannya saja. Ternyata Cheryl merasakan hal yang sama. Apa jangan-jangan ada makhluk lain di gua ini selain mereka berdua. "Tetap waspada. Mario mengatakan jika ada bahaya, kita harus segera lari. Semakin cepat kita lari, semakin cepat kita melewati ujian ini," ujar Michael dengan nada serius. Cheryl mengangguk.Saat me
Pemandangan selanjutnya antara Michael dan si ular terasa ganjil. Michael menatap ular itu dan ular itu juga menatap Michael. Mereka berdua sama sekali tidak bergerak. Michael berpikir alasan gorila tadi melarikan diri adalah karena ular ini. Bagaimana mungkin ular kecil ini bisa membuat gorila setinggi tiga meter itu takut?"Kak Michael, sampai kapan kita harus menunggu?" tanya Cheryl."Sepertinya ular ini bodoh. Dia tidak akan mengancam kita. Ayo kita pergi saja," ajak Michael.Ular putih itu tiba-tiba berbalik dan tidak bergerak, seolah-olah dia mati seketika. Michael tidak mengerti kenapa ular itu berpura-pura mati. Cheryl berkata, "Kak Michael, sepertinya ular itu menggoda dirimu.""Menggoda?" tanya Michael terkejut. Ular itu makhluk berdarah dingin dan tidak punya emosi. Bagaimana ular itu bisa menggoda Michael. "Bagaimana mungkin? Apakah ular ini juga punya perasaan?" tanya Michael. Ucapan Cheryl mungkin ada benarnya. Karena dia pernah bekerja di Pet Shop, mungkin dia
Semua orang yang ada di dekat Bella merasa cemas. Para dokter yang sudah pulang dari vila kembali lagi ke sana untuk memeriksa Bella. Namun hasilnya tidak menunjukkan tanda yang aneh. Mereka semua menggelengkan kepala. Warren mengusir para dokter keluar dari vila dengan marah. Tidak peduli status para dokter di Yuncheng, mereka menundukkan kepala dan tidak berani melawan Warren. David segera memberi instruksi agar tim dokter kenalannya segera sampai di Yuncheng. Siapa pun yang melawan akan menerima hukuman mati seolah-olah perubahan yang dialami Bella sangat mempengaruhi keadaan sekitar. David tidak segan menggunakan pengaruh Keluarga Nangong. Siapa pun yang berani melawan Keluarga Nangong, akan menerima hukuman mati!Michael yang berada di Gua Iblis sama sekali tidak tahu kondisi Bella. Namun dia merasakan sesuatu yang aneh. Ular kecil itu sangat suka berada di dekat Michael. Kemana pun Michael melangkahkan kaki, ular itu selalu mengikuti Michael. Yang lebih aneh lagi, setelah ke
Kemunculan Julia membuat raut wajah Simon menjadi murung. Sedangkan Noah merasa gelisah. Noah tahu Julia menginginkan Michael mati, tapi seharusnya dia tidak menunjukkan niat membunuh itu dengan jelas di depan Simon. Michael adalah pengganti Simon. Ujian Michael di Gua Iblis sangat berarti bagi seluruh Apocalypse.Selama sepuluh tahun tidak ada yang bisa lolos dari ujian Gua Iblis. Semua orang takut dengan ujian ini. Jika Michael bisa lolos, hal itu bisa berarti anggota Apocalypse yang lain juga bisa menjalani ujian ini.Sekarang tampaknya Michael sudah mati. Dampak kejadian ini akan membuat ketakutan orang-orang pada Gua Iblis bertambah. Siapa yang akan berani memasuki Gua Iblis di masa depan? Tidak hanya menambah ketakutan, tapi juga berpengaruh terhadap minimnya jumlah orang yang akan sampai di level surga. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup Apocalypse.Apapun yang akan terjadi, saat ini adalah momen kritis. Pergerakan di daerah terlarang menjadi bukti b
"Menggelikan sekali, kamu menamparku sekaligus melindungiku. Ayah, kamu bisa mengirimku ke level kuning tapi ibu akan melihatku dari langit," ujar Julia.Noah tidak berani mengangkat tangan lagi. Julia sudah begitu sombong sehingga dia tidak mundur meskipun ditegur Simon. Sebagai ketua tiga kuil, Noah tidak bisa membiarkan Julia bersikap bodoh, apalagi di depan Simon. Kalau tidak, masalah ini menjadi noda yang tidak akan hilang dari tiga kuil. "Noah, karena Julia sudah membuat permintaan, kamu harus bersikap sesuai aturan Apocalypse. Sebelumnya empat gerbang tidak ikut campur, tapi kali ini, hal ini tidak bisa dibiarkan," Setelah itu, Simon meninggalkan Noah. Perasaan Noah tidak menentu. Sepertinya Simon tidak akan berkompromi kali ini. Noah tidak mau jadi penyebab hubungan empat gerbang dan tiga kuil menjadi lebih buruk karena melindungi Julia dari melawan Simon."Simon, Julia sudah keterlaluan. Seharusnya dia dikirim mengikuti pertandingan naik tingkat," ujar si asisten pada Si
Tiga kuil.Julia berlutut di depan peti mati sang ibu. Dia menceritakan kesalahan Noah. Bagi Julia, apa yang dilakukan Noah hari ini sudah melanggar janji Noah pada ibunya. Julia berharap arwah ibunya melihat dirinya saat ini. Bagaimana bisa Noah menampar Julia. Saat ini, Noah sedang merasa cemas. Dia tidak ingin Julia pergi ke level kuning karena lingkungan di sana tidak cocok dengan karakter putrinya yang manja. Namun Simon sudah mempertegas hal ini. Julia masih bersikap sombong. Jika Noah melindungi Julia lagi, dia takut akan menyinggung kehormatan empat gerbang. Dulu Noah tidak akan peduli dengan pendapat empat gerbang. Putrinya bebas melakukan apa pun yang dia mau. Lagipula dia adalah putri dari ketua tiga kuil. Namun sekarang, perubahan dunia kedua di daerah terlarang membuat Noah berpikir lagi soal hubungan antara empat gerbang dan tiga kuil. "Ketua, apa benar nona akan diusir dari level Kuning?" tanya bawahan Noah.Noah mendesah dan berkata, "Dulu Julia hanya membuat
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua