Bella menggelengkan kepala. Dia tidak keberatan menunggu dua puluh jam, asalkan Michael pulang. Bagi Bella, Michael adalah orang nomor satu. Bahkan dia memimpikan Michael kembali ke rumah. Sekarang dia bisa melihat Michael. Apa lagi arti menunggu dua puluh jam? "Aku akan menunggunya," ujar Bella.Mark mengerti perasaan Bella, tapi cuacanya sedang dingin dan banyak orang yang sudah menunggu Michael. "Kakek, bagaimana kalau kamu pulang saja?" tanya Mark pada Warren."Menurutmu, aku tua renta?" tanya Warren.Mark terkejut. Dia tidak berani meremehkan Warren. Dia cepat-cepat menjelaskan, "Kakek, aku tidak bermaksud seperti itu."Warren tersenyum, "Aku hanya bercanda. Jangan takut."Mark mendesah lega. Dia harus berhati-hati bicara. Untung saja dia dan Michael memiliki hubungan baik. Kemudian dia melihat Quin. Tubuhnya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk menghalangi angin. "Quin, coba berdiri di belakang Bella," perintah Mark.Quin punya utang budi pada Michael. Jika Michael tid
Seketika Jayden merasa orang-orang sedang menunggu dirinya. Lagi pula ayahnya ada di sana. Jayden melihat ayahnya mengedipkan mata padanya dan berkata sesuatu padanya. Hal ini membuat Jayden bingung. Apa yang ingin disampaikan ayahnya? Suaranya tidak kedengaran jelas. Ayah Jayden ingin menyeretnya keluar dari pesawat dan memukulnya. Ini karena Jayden menghalangi Michael. Banyak orang datang ingin menemui Michael."Jika kamu tidak turun, tolong menyingkir," ujar Michael.Jayden menatap Michael dengan penuh kebencian, "Lihat di depanmu. Kamu mau ke sana? Orang-orang itu menantikan kedatangan seseorang.""Kalau aku tidak salah, mereka ingin menjemputku. Jadi aku sarankan kamu jangan menghalangi jalanku," ujar Michael. Dia melihat Bella di antara kerumunan orang. Michael tidak sabar untuk bertemu dengannya.Jayden terkejut. Orang-orang ini datang untuk menyambut Michael? Apa dia orang terkenal. Seketika perasaannya tidak enak. Kalau memang benar, dia sudah melakukan kesalahan besar.
Jayden tidak menyangka efek dari sikapnya di pesawat akan menjadi serius seperti ini. Melihat raut wajah ayahnya yang putus asa, dia lalu berlutut. "Ayah, tolong aku. Aku tidak ingin mati," kata Jayden sambil menangis. "Menolongmu?" Sang ayah menggelengkan kepala dengan sedih, "Aku juga tidak ingin mati. Kesalahanmu ini tidak bisa aku tutupi. Kamu sudah berurusan dengan orang nomor satu di Yuncheng."Semua orang menghormati dan takut pada Michael. Dulu mereka menertawakannya. Bahkan Edward dari Keluarga Su suka mengolok-ngoloknya. Sekarang perusahaan Edward sudah bangkrut dan dia sudah lama tidak muncul di depan umum. "Cepat lakukan sesuatu," pinta sang ibu. "Ayah, aku akan meminta maaf dan berlutut padanya," ujar Jayden."Aku berharap dia bisa melupakan kesalahan bodohmu. Kalau tidak, kita semua akan mati."Di vila lereng gunung.Chaterine mengambil Hanna dan memberikan kesempatan Michael dan Bella berduaan. Bella memeluk Michael seakan-akan dia tidak ingin melepaskannya.
Suzy ketakutan. Raut wajahnya menjadi putus asa. Michael tega membunuh neneknya. Apa yang bisa menghalanginya untuk membunuh Suzy? Apalagi Suzy tidak pernah mendukung Michael dari awal. Tapi penyesalan itu tidak ada gunanya. Semakin lama, tekanan Michael bertambah kuat. Suzy tidak bisa bernapas. Wajahnya semakin biru. Saat Michael datang ke ruang tamu, tidak ada yang berani bertanya. Bella menundukkan kepala. Bagaimana pun Suzy adalah ibunya, dan tetap saja dia merasa sedih. Sedangkan Robert masih tidak bisa bergerak tapi keadaannya tambah lebih baik. Dia mendatangi Michael dengan menggunakan kursi roda dan berkata, "Michael, aku tidak akan menyalahkanmu. Itu nasib yang cocok untuknya.""Kamu mau menguburnya?" tanya Michael."Tidak, aku dan dia sudah bercerai. Dia sudah bukan bagian Keluarga Su. Aku akan memberitahu Keluarga Jiang dan menyuruh mereka untuk membawa jasadnya," ujar Robert. Michael mengangguk dan berjalan ke Bella. Tangan Bella menjadi dingin."Aku tidak
"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi antara dirimu dan Keluarga Nangong?" tanya Warren pada Michael.Meskipun Warren mengetahui apa yang terjadi pada Michael di Amerika, tapi untuk urusan Keluarga Nangong, Warren tidak tahu apa yang terjadi pada Michael. Hal ini membuatnya penasaran. Warren adalah salah satu dari sedikit orang yang mengetahui identitas Keluarga Nangong. Dia ingin mengetahui apa yang terjadi antara Michael dan keluarga itu. Selama bertahun-tahun pernikahan dirinya dan Florence yang berasal dari Keluarga Nangong, Warren sudah menjadi pion catur Keluarga Nangong. Sampai sekarang, dia tidak tahu motivasi keluarga itu. Sekarang Michael bisa membantu memuaskan rasa penasarannya. "Kakek, aku tidak menyangka keluarga Florence seperti itu," ujar Michael sambil mendesah. Dia mengira setelah neneknya mati, informasi keluarga neneknya itu tidak akan terungkap. Setelah terlibat dengan Keluarga Nangong, Michael mengerti alasan Warren menikahi Florence. Kakeknya tidak memiliki b
"Michael," ujar Bella sampai berjalan ke luar vila. "Petugas keamanan bilang, ada yang sedang berlutut dan ingin bertemu denganmu. Mereka tidak bisa diusir. Apa kamu mau melihatnya?"Hari ini Bella mendapat informasi dari petugas keamanan. Dia segera memberi tahu Michael soal ini."Apa kamu ingin melihatnya?" tanya Bella lagi."Ya, aku akan melihatnya," jawab Michael sambil tersenyum.Saat keluar villa, Michael melihat pria berambut merah yang dia temui di pesawat. Melihat kedatangan Michael, ayah Jayden berbisik pada Jayden, "Dia datang. Kamu minta maaf dengan tulus. Nasib keluarga kita bergantung padamu."Jayden mengangguk. Sikap sombong yang dia perlihatkan di pesawat, hilang total digantikan rasa takut pada Michael."Bro Michael, aku minta maaf. Aku menyadari kesalahanku. Aku benar-benar minta maaf," ujar Jayden. Dia berlutut dan bersujud pada Michael. "Aku ingat kamu yang mengancam putriku, betul kan?" tanya Michael.Ayah Jayden gemetar ketakutan. Sudah jelas tindakan put
Melihat raut wajah Michael yang kebingungan, Bella bertanya, "Kenapa pandanganmu kosong seperti itu? Apa yang kamu pikirkan?"Michael menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa."Bella tidak percaya begitu saja, "Jika kamu mau tidur di sana, aku akan menyuruh Cheryl memindahkan barangnya."Michael tidak memikirkan seperti itu. Tidak mungkin dia tidur berpisah dengan Bella."Aku tidak bermaksud begitu. Jangan salah paham," ujar Michael.Bella mendengus dan menunjukkan raut wajah kesal. Michael mendesah. Sepertinya dia harus membujuk Bella.Saat makan malam, seluruh anggota keluarga di vila itu makan malam bersama. Terlihat jelas perbedaan saat Michael antara berada di rumah dengan dirinya tidak berada di rumah. Kehadiran Michael membuat mereka merasa aman."Bella, sini, aku saja yang menjaga Hanna," Berta berkata pada Bella."Tidak apa-apa, kamu istirahat saja. Aku akan membawanya tidur bersamaku," kata Bella. Dia sudah berpisah dengan Hanna begitu lama. Bagaimana mungkin dia tidak
Michael membeli vila lereng gunung agar Bella bisa lari pagi. Namun setelah melahirkan, Bella tidak lari pagi lagi. Tentu saja bukan karena dia malas, tapi karena kenyataannya seperti itu. Sekarang sebagai seorang ibu, Bella sudah memiliki banyak hal penting yang harus diurus. Di jam enam pagi, Michael terbangun tanpa alarm. Ini adalah kebiasaan yang sudah dilatih. Setelah melihat Bella masih tertidur, Michael pelan-pelan berdiri dari tempat tidur dan memakai baju. Kemudian dia meninggalkan villa.Kondisi udara di vila lereng gunung masih yang terbaik di Yuncheng. Karena Michael tinggal di sini, harga villa langsung naik. Meskipun banyak orang yang ingin menjadi tetangga Michael tapi ternyata tidak ada penghuni lama yang mau menjual vila mereka. Dulu Michael sering lari bersama dengan Bella. Sekarang saat dia berlari, banyak kenangan datang ke dalam ingatannya. Michael tahu dia akan berusaha menjadi suami dan seorang ayah yang baik. Saat dia tiba di puncak gunung, angin dingin men
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua