Meskipun banyak orang yang menyaksikan kejadian ini, tidak ada yang berani menceritakannya pada dunia luar. Semua ini berkat pengaruh Michael. Kematian orang tua Evan akan dilaporkan sebagai kecelakaan biasa. Sebagai rasa terima kasih Lucy pada Michael, dia sengaja berpenampilan menarik. Dengan make up tipis dan baju sedikit terbuka, Lucy tampak berbeda."Apa yang kamu lakukan?" tanya Michael."Aku ingin membalas kebaikanmu," Lucy menundukkan kepala. Wajahnya merona merah.Michael tahu niat Lucy. Menurut Lucy, inilah cara dia membalas kebaikan Michael. "Aku sudah menyiapkan pekerjaan untukmu. Kamu bekerja dengan rajin saja. Itu cukup membuatku puas," kata Michael.Tiba-tiba Lucy menurunkan atasan bajunya yang menunjukkan bahunya yang putih. "Ayolah," bujuk Lucy.Michael mendengus. Apa gadis itu tidak sadar, tulang bahunya kelihatan jelas menunjukkan dia butuh makan banyak. "Jangan cemas, aku belum disentuh siapa-siapa," ujar Lucy."Aku tidak tertarik," jawab Michael.Luc
Dia tidak peduli dengan hidupnya, tapi mungkin saja dia bisa menyelamatkan diri setelah membunuh Michael.Sayangnya Evan tidak tahu dengan hal ini. Dia marah dan ingin membalas dendam. Kemunculan Ronan seperti ditakdirkan oleh langit. Evan merasa jika dia tidak memanfaatkan kesempatan ini, dia tidak akan bisa mendapatkan kesempatan balas dendam. "Apa yang harus aku lakukan?" tanya Evan.Ronan tersenyum. Evan mulai mempercayai dirinya. Ronan bisa memanfaatkan Evan sebagai bonekanya."Evie," ujar Ronan.Evan mengernyitkan dahi dan bertanya, "Apa maksudmu? Ada hubungan apa masalah ini dengan Evie?""Kamu tidak tahu, kalau perempuan itu tinggal dengan Michael? Mereka lebih dari sekedar teman. Aku percaya dia adalah kelemahan Michael. Begitu kamu menangkap Evie, Michael akan menurutimu," bujuk Ronan. "Bagaimana bisa aku menangkap Evie? Keluarga Qi memiliki pengawal untuk menjaga Evie,"ujar Evan."Soal pengawal aku bisa membantumu. Tidak perlu cemas," kata Ronan.Meskipun Ronan
"Apa kamu berubah pikiran?" tanya Hank. Dalam hatinya, Hank berharap Michael tidak membuat keputusan bodoh. Dirinya ingin mendapat promosi dalam Apocalypse. Hank berharap Michael akan membantunya. Jika Michael menolak menjadi murid, impiannya tidak akan terwujud. Michael menggelengkan kepala, "Aku ingin bertanya sesuatu padamu."Hank mendesah. Dia tidak habis pikir dengan Michael. Kenapa dia menolak tawaran yang tidak akan datang dua kali?"Apa yang ingin kamu tanyakan?" ujar Hank. Dia tidak menolak permintaan Michael, karena tujuannya datang ke Amerika ini adalah melindungi Michael dan tidak melarangnya melakukan apapun yang ingin Michael lakukan. Itulah perintah dari Simon. Meskipun Michael menolak menjadi murid Simon, Hank akan mencoba memenuhi kebutuhan Michael."Evie telah diculik," ujar Michael."Hmmm … apa penculikan Evie ada hubungannya denganmu?" tanya Hank. Michael mengangguk."Danny sudah tidak berani macam-macam denganmu. Pria tua itu tahu apa akibatnya. Berarti ti
Bagi Ronan, menangkap Evie dengan perantara Evan adalah rencana yang sempurna. Bahkan dia sempat merasa bangga. Pasti Michael akan bertekuk lutut padanya. Ternyata Michael sudah menduga rencananya. Hal ini membuat Ronan menjadi panik. Namun dia berpura-pura tenang di depan Michael. Kalau tidak, mungkin dia akan langsung mati di tangan Michael."Apa kamu punya buktinya? Aku tidak ada hubungannya dengan masalahmu," ujar Ronan. "Memangnya aku perlu bukti untuk bisa membunuhmu?" tanya Michael.Jantung Ronan berdetak lebih cepat. Michael ingin membunuhnya. Tidak peduli ada bukti atau tidak. Kemudian pengawal yang berdiri di depan Ronan berkata, "Langkahi dulu mayatku."Ronan tersadar. Ada yang melindungi dirinya. Michael harus mengalahkan si pengawal itu dulu. "Michael, bisakah kamu mengalahkan dia dengan kursi rodamu?" ejek Ronan.Hank melangkah keluar. Dia menatap si pengawal itu sambil tersenyum, "Lawanmu adalah aku.""Akan kupatahkan badanmu." Setelah mengatakannya, si peng
Menurut Evan, ancaman yang dia berikan ini cukup untuk menakuti Evie. Evi akan memohon ampun padanya. Dengan begitu, dia akan memanfaatkan kesempatan ini. Namun ternyata bukan itu yang terjadi. Raut wajah Evie tidak menunjukkan ketakutan. Dia malah mengejek Evan. "Memangnya kamu tidak takut?" Evan menggertakan giginya.Berkali-kali Evan menampar Evie. Namun bagi Evie, Evan tidak akan bisa mengalahkan Michael. Dia percaya Michael akan menyelamatkan dirinya.Jika dipikir lagi, Evie berterima kasih pada Evan karena sudah menangkap dirinya. Sejak dia meninggalkan Michael, Evie tidak punya alasan untuk dekat dengan Michael. Karena diculik, dia jadi bisa bertemu Michael kembali.Meskipun dirinya terancam bahaya, Evie tidak keberatan asalkan dia bertemu dengan Michael."Kenapa aku mesti takut?" tanya Evie.Evan tidak menyukai reaksi Evie yang ini. Malahan dia menjadi marah melihatnya. "Aku menculikmu. Kenapa kamu tidak takut?" tanya Evan.Evie tersenyum, "Evan, kamu menilai diri
Evie yang sedang mendorong kursi roda Michael, sedang dalam mood yang baik. Dia tidak terlihat seperti habis diculik. Bahkan dia tidak bisa menahan untuk bersenandung, karena dia bisa bertemu dengan Michael kembali.Sedangkan Michael merasa putus asa. Semakin Evie menyukainya, semakin Michael merasa kasihan. Perempuan ini menyerahkan seluruh cintanya pada Michael tapi Michael tidak bisa membalasnya. "Mulai sekarang, kita tidak usah bertemu lagi," ujar Michael tiba-tiba.Evie, yang sedang dalam mood bagus tiba-tiba merasa seperti disiram air dingin saat mendengar ucapan Michael. Namun dia tersenyum dan berpura-pura tidak mendengar Michael.Michael menghentikan kursi rodanya, "Pulanglah. Aku tidak ingin melihatmu."Meskipun Evie masih tersenyum, tapi muncul air mata. Dia berkata, "Michael, kamu tidak perlu mengusirku begitu. Paling tidak, aku cantik. Aku harus menjaga reputasiku.""Mulai sekarang, kamu mau hidup atau kamu mau mati, aku tidak ada hubungannya. Berhati-hatilah. Aku
Villa Keluarga Han. Sepulangnya dari China, Danny selalu panik sepanjang hari. Pertemuannya dengan Warren tidak seindah yang dia bayangkan. Michael masih menjadi bom waktu baginya. Begitu meledak, seluruh anggota Keluarga Han akan punah. Danny begitu risau.Danny tidak dapat menerima kenyataan di mana keluarga Han yang harus menanggung ulah Michael. Namun di satu sisi, dia tidak dapat melakukan apa-apa.Simon, yang ternyata mempunyai status yang tinggi, ada dibalik Michael. Danny benar-benar tak berdaya. Dia putus asa.Danny berjalan ke halaman namun dia mendapati seorang anak muda duduk di kursi yang biasa dia duduki. Orang ini diam-diam muncul di halaman dan luput dari pandangan banyak pengawal keluarga Han. Kedatangannya pasti bukan tanpa alasan.Gavin menjadi orang pertama yang langsung melindungi Danny.“Kamu siapa?” tanya Danny dari kejauhan. Dia tidak berani mendekat.Tamu tak diundang tersebut adalah Jackson. Menurut Hank, Jackson tidak akan berurusan dengan Michael sec
Si pria paruh baya tak berdaya menghadapi pengkhianatan Simon. Dia sendiri yang mengambil inisiatif mempertanyakan masalah ini tapi dia tidak tahu apa yang harus dikatakan.“Jika dibandingkan dengan pertanyaan mengapa kau tidak menerima Jackson sebagai murid, aku lebih penasaran pada keputusanmu memperhatikan Michael,” kata pria paruh baya. Ada begitu banyak anak muda berbakat di Apocalypse yang bisa dipilih untuk memperebutkan posisi sebagai murid jika Jackson tidak memenuhi syarat. Mengapa Michael, seorang yang tidak tergabung dalam Apocalypse, yang justru menarik perhatian Simon.Tawa Simon yang tiba-tiba meledak membuat bingung si pria paruh baya.“Kamu ingin tahu pendapatku tentang anak muda ini?” tanya Simon.“Kau tak akan memberitahuku. Mengapa aku harus susah-susah berpikir?” Si pria paruh baya telah belajar dari kesalahan sebelumnya. Dia tidak memberikan kesempatan Simon kembali membuatnya bingung.Simon berhenti tertawa. Dia berkata, “Aku hanya punya satu kata untuknya.”
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua