Ucapan Michael membuat anak muda itu tertawa. Michael itu cacat. Buat apa dia takut pada Michael?Alasan mengapa sang bos berubah sikapnya pada Michael, itu karena dia melihat uang yang dimiliki Michael. Dari situ saja terlihat kalau Michael bukan orang biasa. Namun bagi anak muda itu, dia tidak menangkap tanda-tanda yang dilihat oleh sang bos. Karena itu ini dia hanya menginginkan uang Michael. "Kamu berani juga. Aku sarankan kamu keluarkan uang yang kamu punya," kata anak muda itu."Karena kamu tidak tahu terima kasih, aku akan mengajarimu," ujar Michael.Anak muda itu terkejut."Kamu mencari masalah, jangan salahkan aku," setelah itu anak muda itu dan teman-temannya mendekati Michael tanpa takut.Meskipun Michael belum bisa bergerak bebas, tapi dia bisa mengatasi anak muda ini. Anak muda itu berpikir sederhana saja. Michael berada di kursi roda. Memangnya dia bisa apa? Michael terdiam.Anak muda itu tersenyum dan berkata, "Ayo serahkan uang ...."Sebelum dia selesai b
Saat Michael berhenti, Lucy yang mengikutinya ikut berhenti. Melihat kejadian ini membuat Michael merasa tidak berdaya."Apa yang kamu mau?" tanya Michael."Aku sudah bilang pada mereka, kalau aku tidak mau berteman dengan mereka lagi," ujar Lucy."Kenapa kamu tidak pulang ke rumah dan bertemu dengan orang tuamu?" tanya Michael."Orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil dua tahun yang lalu. Aku tidak punya rumah," ujar Lucy.Michael mengernyitkan dahi. Dia tidak menyangka Lucy memiliki nasib seperti itu. "Karena itu kamu mengikuti mereka?" tanya Michael."Ya," Lucy mengangguk dan menundukkan kepala. Michael tidak bisa melihat ekspresinya tapi dia melihat tubuhnya yang gemetaran. "Kenapa?" insting Michael mengatakan bahwa Lucy bukan orang jahat. Dia memiliki alasan yang masuk akal untuk mengikuti teman-temannya. Alasan yang berkaitan dengan hilangnya sosok orang tua. "Orang tuaku meninggal karena ditabrak. Aku ingin membalas dendam tapi mereka orang kaya," ujar Lucy deng
Michael meraih tangan Lucy untuk menenangkan dirinya.Lucy masih ketakutan tapi dia tidak mundur. Dia lalu melanjutkan, "Orang tuaku meninggal sebelum dibawa ke rumah sakit. Pelakunya tidak muncul hingga keesokan harinya. Dia bilang kalau aku tidak melaporkan kejadian ini, dia akan memberiku banyak uang. Aku tidak mau. Kemudian dia mengancamku, bahwa kalau aku berbuat macam-macam, dia akan membunuhku."Lucy gemetaran saat mengingat hari itu."Aku sangat ketakutan. Tidak tahu harus berbuat apa. Dia terus mengancamku. Kemudian dia datang lagi. Dia bilang dia akan memberiku uang lagi jika aku mau tidur denganya. Aku menolak. Dia memukulku. Lalu dia memberiku sedikit uang dan berkata jika aku butuh uang, aku harus datang padanya."Raut wajah Michael menjadi berubah. Penuh dengan aura membunuh. "Makanlah," ujar Michael.Lucy kehilangan selera makan. "Kak Michael, aku tidak punya pilihan lain selain bergabung dengan kelompok preman itu," kata Lucy.Michael mengangguk. Dia mengerti
Ucapan perempuan itu membuat alis Michael naik. Seperti keluarga kaya pada umumnya. Sombong. Kemudian perempuan itu melihat Lucy. Dia mengenali gadis itu, "Sepertinya aku tahu dirimu."Lucy menundukkan kepala dan tidak berani menatap perempuan ituMichael berkata, "Dua tahun yang lalu, putramu membunuh orang tua Lucy."Perempuan itu berkata, "Ah, kejadian itu. Lucu sekali. Sekarang kamu datang ke sini bersama laki-laki cacat. Kamu ingin balas dendam? Meremehkan Keluarga Li rupanya."Dengan cekatan, Michael memegang tangan perempuan itu, "Dosa putramu harus terbayarkan. Bisakah kamu membayarnya?"Seketika perempuan itu merasa terhina. Beraninya laki-laki cacat ini memegang tangannya. "Lepaskan tanganku atau kupotong tanganmu," ujar perempuan itu sambil berusaha melepaskan tangan Michael. Michael menambah tekanan di tangannya. Perempuan itu meringis kesakitan. "Bisakah kamu melepaskannya? Aku meragukannya," Michael menghentakkan tangannya dan mendorong perempuan itu hingga t
Evan menyesal. Dia tidak pernah menyangka Lucy akan membalas dendam setelah kejadian dua tahun yang lalu. Jika waktu bisa diputar, Evan akan memberikan uang pada Lucy. Namun semua sudah terlambat. Setelah dipukul oleh ayahnya, Evan berlutut di depan Michael. Dia takut dengan orang yang membuat Danny dari Keluarga Han meninggalkan Chinatown. "Bro Michael, aku mengaku salah. Saat itu aku terbawa oleh nafsu. Maafkan aku," Evan meminta maaf sambil menundukkan kepala. Melihat kejadian itu, Lucy menghela napas panjang. Dia memimpikan balas dendam tapi tetap saja dia belum siap menghadapi impiannya terwujud. Dia berterima kasih pada Tuhan karena mempertemukannya dengan Michael. "Nyawa dibalas dengan nyawa," ujar Michael.Wajah ketiga anggota Keluarga Li itu menjadi pucat. Uang tidak bisa membayar dosa mereka. Haruskah mereka membayarnya dengan nyawa? Mereka tidak ingin mati. Masih banyak hal yang ingin mereka nikmati. Bahkan ibu Evan tahu hanya Lucy yang bisa menyelamatkan mere
Meskipun Michael menggemparkan Chinatown, tapi Michael beruntung karena tanpa bantuan pamannya Cooper, Hank, Michael akan mati di tangan Gavin.Semula Cooper melihat Michael adalah orang biasa yang memiliki kemampuan bela diri tapi kemudian dia melihat sisi kejam dari Michael. Dia juga menyadari bahwa Michael bukanlah orang yang bisa dianggap remeh. "Baik," Cooper melakukan perintah Michael.Michael membawa Lucy ke kursi penonton.Meskipun waktu untuk membalas dendam tiba, Lucy merasa takut. Wajar saja, dia masih muda. Apalagi ingatan orangtuanya meninggal setelah ditabrak itu begitu lekat. "Kamu takut?" tanya Michael.Lucy menundukkan kepala. Dia tidak berani bicara. Raut wajah Michael menjadi keras, "Jika kamu tidak berani melihat mereka, bagaimana kamu bisa balas dendam?"Lucy masih tidak berani bicara. Dia tidak tahu harus berkata apa. "Sudah terlambat untuk mundur. Dengan cara inilah, balas dendammu selesai. Apa kamu melupakan bagaimana orang tuamu kehilangan nyawa?"
Meskipun banyak orang yang menyaksikan kejadian ini, tidak ada yang berani menceritakannya pada dunia luar. Semua ini berkat pengaruh Michael. Kematian orang tua Evan akan dilaporkan sebagai kecelakaan biasa. Sebagai rasa terima kasih Lucy pada Michael, dia sengaja berpenampilan menarik. Dengan make up tipis dan baju sedikit terbuka, Lucy tampak berbeda."Apa yang kamu lakukan?" tanya Michael."Aku ingin membalas kebaikanmu," Lucy menundukkan kepala. Wajahnya merona merah.Michael tahu niat Lucy. Menurut Lucy, inilah cara dia membalas kebaikan Michael. "Aku sudah menyiapkan pekerjaan untukmu. Kamu bekerja dengan rajin saja. Itu cukup membuatku puas," kata Michael.Tiba-tiba Lucy menurunkan atasan bajunya yang menunjukkan bahunya yang putih. "Ayolah," bujuk Lucy.Michael mendengus. Apa gadis itu tidak sadar, tulang bahunya kelihatan jelas menunjukkan dia butuh makan banyak. "Jangan cemas, aku belum disentuh siapa-siapa," ujar Lucy."Aku tidak tertarik," jawab Michael.Luc
Dia tidak peduli dengan hidupnya, tapi mungkin saja dia bisa menyelamatkan diri setelah membunuh Michael.Sayangnya Evan tidak tahu dengan hal ini. Dia marah dan ingin membalas dendam. Kemunculan Ronan seperti ditakdirkan oleh langit. Evan merasa jika dia tidak memanfaatkan kesempatan ini, dia tidak akan bisa mendapatkan kesempatan balas dendam. "Apa yang harus aku lakukan?" tanya Evan.Ronan tersenyum. Evan mulai mempercayai dirinya. Ronan bisa memanfaatkan Evan sebagai bonekanya."Evie," ujar Ronan.Evan mengernyitkan dahi dan bertanya, "Apa maksudmu? Ada hubungan apa masalah ini dengan Evie?""Kamu tidak tahu, kalau perempuan itu tinggal dengan Michael? Mereka lebih dari sekedar teman. Aku percaya dia adalah kelemahan Michael. Begitu kamu menangkap Evie, Michael akan menurutimu," bujuk Ronan. "Bagaimana bisa aku menangkap Evie? Keluarga Qi memiliki pengawal untuk menjaga Evie,"ujar Evan."Soal pengawal aku bisa membantumu. Tidak perlu cemas," kata Ronan.Meskipun Ronan
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua