Paula tahu Evie memiliki banyak penggemar, tapi dia justru tertarik Michael si playboy!Bagaimana itu bisa terjadi?Dibandingkan Michael, Evie pasti bisa mendapatkan yang jauh lebih baik. "Nona Qi, apa aku tidak salah dengar?" tanya Paula."Kamu tidak salah dengar. Namun sayangnya dia tidak menyukaiku," ujar Evie sambil menghela napas.Mata Paula melebar. Evie begitu cantik tapi Michael tidak menyukainya!"Kalau … kalau dia tidak menyukaimu, lalu apa yang kamu lakukan di malam itu?" tanya Paula. Otaknya bekerja mencari jawaban. Bagaimana mungkin Evie yang cantik ini berusaha sekuat tenaga mendapatkan perhatian Michael? "Malam itu?" tanya Evie sambil mendesah, "Kalau saja ada sesuatu yang terjadi malam itu, pasti aku akan sangat bahagia. Sayangnya tidak terjadi apa-apa."Paula sama sekali tidak membayangkan playboy seperti Michael menolak godaan Evie. Padahal Michael sudah menggoda pegawai kantor. Yang mana yang benar? "Nona Qi, kamu sungguh-sungguh tidak berbohong?" tany
Setelah melepaskan pelukan Evie, Michael berdiri dan berjalan mendekati jendela. Di luar malam sudah menjelang. Pada saat ini, pikirannya tertuju pada putrinya, Hanna. Apakah Hanna sudah minum susu? Apa dia tidur nyenyak? Michael juga mencemaskan Bella. Apa Bella mengkhawatirkan Hanna seperti dirinya?"Besok aku akan memperkenalkanmu dengan beberapa kenalanku. Mereka adalah orang-orang kaya di Chinatown," ujar Evie sambil menatap mata Michael. Dia sama sekali tidak mau menyerah. Lagipula dia sudah berkali-kali ditolak. Jika dia menyerah, usahanya selama ini akan sia-sia. "Ok," kata Michael.Evie menghapus air matanya kemudian dia meninggalkan rumah Michael. Michael tahu dia harus menjauh dari Evie. Dia tidak bisa bersikap baik pada Evie, karena ini akan membuat Evie berharap lebih padanya. Saat tiba di rumah, Evie mengunci dirinya di kamar. Daniel dan Fransesca tahu putri mereka bertemu dengan Michael hari ini. Saat melihat Evie menutup dirinya di kamar, mereka sudah bisa men
"Temanku ini tertarik untuk membuat tim balap mobil. Apakah kamu mau mengajaknya?" tanya Evie. Dia sudah memikirkan situasinya sebelum datang ke sini. Michael tidak akan mudah untuk bergabung. "Kamu dari keluarga mana?" tanya pengagum Evie nomor satu, Ryan. Sepertinya dia yang paling tidak menyukai Michael karena dia merasa antara Evie dan Michael ada hubungan spesial. Kalau tidak, Evie tidak mungkin secara khusus memperkenalkan Michael."Aku memang tidak terkenal tapi aku punya banyak uang," kata Michael. Sekarang dia mengantongi kartu kredit David. "Apa yang kamu lakukan di Amerika?" tanya Ryan. "Ada urusan tapi keluargaku tidak punya bisnis di Amerika," kata Michael.Ryan menaikkan alis matanya, "Pendatang baru. Siapa yang ingin mengajarinya? Mungkin bisa menyebutkan berapa biayanya.""Bung, mobil balap ini tidak seperti mobil sport biasa. Minimal harus ada beberapa juta," kata seorang perempuan dengan suara mengikik. "Apa sepuluh juta cukup?" tanya Michael dengan polos.
"Ryan, laki-laki tadi, apa benar dia kaya?""Aku pikir tidak. Mungkin dia hanya berpura-pura di depan Evie.""Aku juga pikir begitu. Sepuluh juta dolar untuk membangun sebuah tim."Setelah Michael dan Evie pergi ke workshop, Ryan dan teman-temannya asyik membicarakan Michael. Sebagai pengagum nomor satu Evie, Ryan juga meragukan identitas Michael. Mungkin Michael berbohong supaya terlihat keren di depan Evie. Dengan raut wajah tegang, Ryan berkata, "Jika dia terbukti berbohong, aku tidak akan melepaskannya.""Hey, kamu kan memberinya workshop 44. Aku dengar pemilik workshop itu mendirikan bengkel untuk bertahan hidup.""Tempat itu membawa kutukan. Kalau pun pria itu kaya, uangnya akan cepat habis.""Memangnya ada alasan lain untuk memberinya workshop itu?" kata Ryan sambil tersenyum. Ada hal-hal di dunia ini yang tidak masuk logika. Contohnya, workshop 44. Belum pernah ada pemilik workshop itu yang sukses. Meskipun Ryan sendiri tidak percaya Tuhan, dia menghindari worksho
Santiago menatap tangan Michael. Kata "teman" membuatnya panik. Dulu dia pernah ditusuk dari belakang oleh teman baiknya. Michael melihat raut muka Santiago yang masih ragu. Dia lalu menarik tangannya. Michael berkata, "Jika itu membuatmu gelisah, kamu bisa memanggilku dengan sebutan mitra."Santiago tersenyum kaku. Dia teringat dengan masa lalu yang dia pikir sudah dia lupakan. "Aku tidak akan berada dalam kondisi ini jika bukan karena temanku," kata Santiago."Ingin balas dendam? Kesempatan ada di depanmu sekarang," kata Michael.Santiago menaikkan alisnya dan menatap mata Michael. Dia tidak mengenal pria di depannya ini. Apakah Michael dikirimkan Tuhan untuknya? Terlebih lagi, sebagai pebisnis, Santiago tahu ada maksud tertentu yang diinginkan laki-laki ini. "Apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Santiago.Michael tersenyum. Dia hanya ingin menghabiskan uang. "Aku pikir kamu tidak akan percaya dengan niatku," kata Michael sambil tersenyum.Santiago mengernyitkan dah
Melihat aksi Michael menginterogasi preman-preman itu dengan sedikit kejam, membuat bulu kuduk Santiago merinding. Kemudian Michael dan Santiago pergi menuju tempat bos mereka. Di dalam mobil, Santiago tidak tahan untuk bertanya, "Siapa kamu?""Tidak penting siapa aku tapi aku tidak akan menyakiti dirimu," kata Michael. Dia sendiri cukup kaget mengingat dirinya bisa sekejam itu. Mungkin itu gara-gara pengalamannya di penjara bumi. Dia menghajar semua penghuni sendirian!Santiago tidak ingin dirinya dihajar oleh Michael. Michael melihat raut wajah Santiago. "Kamu tidak perlu takut tapi ingatlah satu hal. Jangan pernah mengkhianatiku," ujar Michael.Santiago menangguk. Tempat yang mereka datangi adalah klub malam. Para pengunjungnya beberapa punya tato. Tato mereka terlihat jelas di bawah lampu klub. Raut wajah mereka terlihat menakutkan. "Banyak sekali mereka. Kamu yakin?" tanya Santiago sambil melihat orang keluar masuk klub. Apakah Michael bisa menghajar mereka semua.
Mendengar pengakuan laki-laki botak itu, mata Santiago menjadi panas. Tubuhnya gemetaran karena menahan marah. Dia berkata sambil menggertakkan gigi, "Aku tidak percaya Cooper bisa melakukannya. Dia merebut perempuan milikku dan merusak reputasiku."Santiago mengepalkan tangan. Selama bertahun-tahun, Santiago sudah menyimpan dendam ini. Dia sudah tidak tahan lagi!Tiba-tiba Santiago berlutut di depan Michael."Santiago, apa yang kamu lakukan?" kata temannya. Dia pun mencoba mengangkat Santiago tapi Santiago menolaknya.Santiago menundukkan kepalanya, "Aku mohon, tolong aku. Sebagai gantinya, aku akan melakukan apapun yang kamu minta.""Tidak perlu berlutut. Cukup bantu aku habiskan uangku," kata Michael."Aku tidak akan mengecewakanmu," kata Santiago.Michael mencekik lagi laki-laki botak itu, "Kalau kamu berulah lagi, aku akan membunuhmu."Laki-laki botak itu mengangguk.Setelah Michael dan Santiago pergi, laki-laki botak itu kembali ke dalam klub dan melihat anak buahnya yan
Kaki Mateo sudah mati rasa tapi dia tidak berani pergi. Setelah Evie menceritakan semuanya, Mateo mencemaskan nasibnya. Teresa hanyalah anjing peliharaan bagi Michael. Dibanding Teresa, Mateo tidak ada apa-apanya. Hanya dengan berlutut inilah, Mateo mencoba menyelamatkan dirinya. Saat Mateo melihat kedatangan Michael, dia berusaha berdiri."Tuan Han, aku minta maaf. Aku tahu aku salah. Aku minta maaf padamu," kata Mateo."Salah?" Michael tersenyum, "Mateo, kamu itu bukan cuma salah, tapi juga rakus.""Ya, apa yang kamu katakan itu benar. Aku harap kamu mau memaafkanku," kata Mateo. Apapun yang Michael putuskan, dia akan menerimanya. "Mateo, bagaimana aku bisa menjelaskan rencanamu untuk merebut perusahaan ini pada Keluarga Nangong?" tanya Michael.Dia menatap Michael dengan takut. Tubuhnya gemetar. "Tuan Han, aku mohon, beri aku kesempatan sekali lagi. Aku akan melakukan apapun," kata Mateo.Dua pegawai perempuan di meja resepsionis menahan napas saat melihat kejadian in
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua