David menarik napas. Dia tidak pernah melihat kemampuan seperti itu. Sepertinya dia meremehkan sudah Michael."Kakek," kata Adam sambil menggertakkan gigi, "Tidak mungkin anak buahku bisa dikalahkan. Dia pasti bermain curang.""Adam, aku paham kamu kecewa, tapi ini sudah terjadi. Mau bagaimana lagi," kata Ronan dengan bangga. Adam selalu meremehkannya. Setelah sekian lama, sekarang dia bisa melampiaskan rasa frustasinya. Raut muka Adam berubah. Anak buahnya berhasil dikalahkan, tapi dia mulai melihat dirinya sama sekali tidak ada kesempatan menang kali ini. Adam bukan orang bodoh yang mau memalukan dirinya di depan David."Kamu beruntung kali ini," kata Adam.Ronan tersenyum kemudian dia melihat ke arah Andy, "Sekarang giliran kamu."Raut muka Andy sama seperti Adam. Jagoannya jelas tidak ada yang lemah tapi Michael terlalu kuat. Sebelum dia mencari tahu siapa Michael sebenarnya, dia tidak akan mengorbankan jagoannya. "Kek, bagaimana kalau kita tunda dulu pertandingan hari
Jagoan yang berdiri di depan Andy adalah Max. Otot-ototnya terlihat menonjol. Sepertinya tenaganya luar biasa kuat. Apalagi sorot matanya yang seperti tidak ada emosi, menjadikannya seperti mesin. "Mungkin nasibku akan sama dengan orang itu," kata Max. Saat pertandingan itu Michael seperti tidak memperlihatkan seluruh kekuatannya, jadi Ronan belum bisa mengukur kemampuan Michael.Namun dia menduga hasilnya akan sama saja. Ucapan Max membuat raut muka Andy semakin tidak senang. Dia tidak menyangka Ronan akan menemukan jagoan yang kuat di penjara bumi. Di mata orang biasa, penjara bumi itu seperti tempat misterius tapi bagi Keluarga Nangong, Penjara Bumi seperti tempat seleksi jagoan. Sekarang Andy menyesal kenapa dia tidak memegang tempat itu. Kalau tidak, pasti dia yang menjadi majikan Michael. Sudah terlambat untuk menyesal. "Saat hari pertandingan, banyak orang yang akan melihat kemampuan Michael. Ronan akan besar kepala. Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi," kata A
Tidak hanya Bella, Keluarga Tian dan Mark juga menunggu kepulangan Michael. Setelah mendengar ucapan Bella, Chaterine mengalah. Dia bisa melihat betapa Bella mencintai anaknya dan Michael. Kemudian Mark datang ke villa. Chaterine menyuruhnya naik ke atas, tempat Warren berada. Di lantai dua ada kamar Suzy dan Robert. Di lantai tiga ada Warren. Balkon yang mengarah keluar adalah tempat kesukaan Warren. Meskipun udaranya dingin, tapi dia menyukai pemandangannya. Dalam penjara bumi, Warren tidak bisa melihat pemandangan. Karena itulah di villa ini, dia menghabiskan waktunya duduk di balkon. "Kakek Han," sapa Mark.Warren mengangguk, "Setelah musim dingin, tiba waktunya musim semi."Mark tidak mengerti maksud Warren. Setelah musim dingin, apakah akan datang musim semi atau musim gugur? Warren sangat menantikan datangnya musim semi. "Duduklah," pinta Warren.Mark tidak berani duduk. Bagaimana dia bisa duduk di tempat yang sama dengan Warren ?Warren bertanya lagi, "Ada k
Di kediaman Keluarga Nangong.Saat Michael terlelap, ada yang mengetuk pintu kamarnya. Di dalam mimpi Michael, dia sedang memeluk Hanna. Saat terbangun karena suara ketukan itu, Michael menghapus air matanya. "Mau apa?" kata Michael sambil melihat sosok Ronan di depan kamarnya. Raut muka Ronan terlihat pucat dan sorot matanya menunjukkan kemarahan, "Ikut aku."Michael tidak ragu mengikutinya. Dia sudah tidak sabar ingin melihat wajah Hanna setelah melakukan tugas dari Aron. Malam begitu larut. Seharusnya orang-orang sudah tidur, tapi saat Michael masuk ke ruang tamu, semua orang hadir. Apa mereka mengadakan pertemuan tengah malam? Kalau memang begitu, kenapa dirinya dipanggil? "Dia orangnya.""Betul, itu dia.""Dia. Dia."Michael menatap ke sumber suara dan menemukan anak-anak yang sedang menudingkan jarinya ke arahnya. Seketika dia merasakan ada sesuatu yang salah. Ini anak-anak yang sama dengan yang dia lihat tempo hari. Mereka ada di sana saat Michael bersama an
Setelah mendengar ucapan Michael, Ronan tersadar. Memang benar, sekarang dirinya bisa melawan Andy. Tentu Andy tidak akan membiarkan ini apalagi saat melihat kemampuan Michael di arena pertarungan. "Aku akan memberitahu kakek," kata Ronan."Belum saatnya," kata Michael. Dia curiga level kecerdasan Ronan menurun setelah dia kembali ke sini. Buat apa dia memberitahu David soal ini. Ronan memang sering bertindak terburu-buru karena dia ingin menaikkan reputasinya di depan David. "Kenapa? Kakek jadi tahu kamu tidak bersalah. Dia akan menghukum Andy," kata Ronan. "Hm," kata Michael, "Lalu apa buktinya? Jika David minta buktinya, apa yang bisa kamu tunjukkan? Ingat Andy juga dekat dengan David."Ronan terdiam.Ya, tidak mungkin kakeknya akan langsung percaya. Dia malah bisa rugi. "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Ronan.Michael menarik napas. Sepertinya situasi ini merugikan mereka berdua. Anak idiot itu! "Apa kamu mengenal seorang anak idiot? Kemarin aku melihatnya be
Ucapan Michael membuat Kent terdiam. Tapi tak lama kemudian, Kent tersenyum bodoh pada Michael. Meskipun begitu, Michael cukup puas. Setidaknya ada ucapannya yang mempengaruhi Kent. Jika anak ini tetap berpur-pura idiot, pasti ada hubungannya dengan sang ibu. "Apakah alasanmu berpura-pura idiot selama ini ada hubungannya dengan kematian ibumu?" tanya Michael.Kent mengulurkan tangannya yang berlumpur. Dia bermain dengan lumpur kering yang ada di dalam sel Michael. Sepertinya dia ingin mengajak Michael bermain.Michael menyambut uluran tangan itu dan berkata, "Aku ingin keluar dari sini, sementara kamu mungkin ingin membalas dendam ibumu. Kita bisa bekerja sama."Kent merasa tidak senang. Dia menarik tangannya dan kembali bermain lumpur. "Dengan kemampuanmu sekarang, tidak mungkin kamu bisa melakukannya sendirian. Aku pikir setiap malam kamu bermimpi tentang ibumu. Bagaimana dia meninggal. Pasti dia merasakan sakit yang begitu hebat tapi ternyata kamu belum juga membalaskan d
Kebohongan Kent membuat semua anggota keluarga Nangong terkejut. Saat David memerintahkan anak buahnya untuk mencari bom di kastilnya, semua orang terkejut. Ditemukan 100 kilograms bom di bawah kastil. Jika semua bom itu meledak, dipastikan tidak ada yang selamat. Tidak ada yang menyangka Kent bisa melakukan ini semua di balik sikap berpura-puranya itu. "Dasar gila. Tidak kusangka dia ingin membunuh kita semua.""Untung saja bom itu berhasil ditemukan.""Aku sampai merinding mendengarnya."Semua orang menyuarakan ketakutan mereka dan menyalahkan Kent. Kent tampak putus asa. Dia berlutut di ruang tamu. Selama sepuluh tahun, dia berpura-pura idiot untuk membalaskan dendam ibunya. Rencananya dia akan meletakan bom itu di kamar David dan meledakkan bom itu. Namun tidak ada yang menyangka rencananya akan gagal!"Michael, ini semua gara-gara kamu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi meskipun aku menjadi hantu," kata Kent sambil menggertakkan gigi. David menatap tajam pada Kent.
Setengah bulan kemudian.Keluarga Nangong sedang bersiap-siap karena hari ini adalah saat di mana banyak orang datang ke kediaman Nangong. Pagi-pagi sekali, David memanggil semua anggota keluarga bangun dan pergi ke bandara. Bagi David, mereka harus menunjukkan kehadiran. Hari ini adalah hari spesial. Di pulau kecil ini, Keluarga Nangong begitu berkuasa. Jadi saat orang-orang melihat anggota keluarga Nangong muncul, mereka menjadi terkejut dan penasaran. Sebuah pesawat mendarat di bandara. Kemudian muncullah penumpang pesawat yang ditunggu-tunggu. Seorang pria tua terlihat. Dia terlihat sosok berpengaruh tanpa ada kekejaman di wajahnya. David sendiri terlihat kalah darinya. Lalu ada pria muda yang mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Dia tampak tidak peduli dengan kehadiran Keluarga Nangong. Namun semua perempuan tertarik padanya termasuk Lily."Kalau orang setampan dia mau menghabiskan malam bersamaku, mungkin aku termasuk perempuan paling beruntung," kata Lily. David merap
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua