Bel sekolah berbunyi, aku dan teman–temanku segera masuk kedalam ruang praktek.
“Anak–anak, perkenalkan ada guru baru disini yang akan menggantikan saya untuk mengajar informatika.” Ucap Ibu Tanti.
Setelah itu masuklah seorang laki–laki, menurutku laki–laki itu berumur diatas 25 tahun, memakai kacamata, kulitnya bersih, wajahnya tampan, lalu ia memperkenalkan diri.
“Nama saya Aidan Daifullah, panggil saja Pak Aidan, disini saya akan mengajar mata pelajaran informatika menggantikan Ibu Tanti.”
“Silahkan Pak, bisa dimulai pelajarannya sekarang!” Ucap Ibu Tanti.
“Iya, terimakasih ya, Bu!”
Hari ini Ibu Tanti sudah tidak mengajar disekolah ini, yang kudengar dari teman-temanku, ia mengundurkan diri dan sekarang digantikan oleh Pak Aidan.
Pak Aidan mulai menjelaskan pelajaran hari ini, aku menyimaknya, lalu aku mulai menyalakan komputer untuk praktek. Kulihat–lihat Pak Aidan saat tersenyum manis juga.
“Hei kamu yang duduk dibangku ketiga, kenapa senyum-senyum?” Tegur Pak Aidan.
Aku menoleh kekanan dan kekiri, “Cieee Deeva... Ngapain senyum-senyum sendiri?” Ledek salah seorang teman laki-lakiku
Astagfirullah... ternyata yang ditegur itu adalah aku. Aku jadi salah tingkah, semua teman-teman sekelasku melihat semua ke arahku dan mereka semua menertawakanku, aku jadi malu. Aku tak menyadari bahwa tadi aku senyum-senyum sendiri mendengarkan Pak Aidan menjelaskan materi hari ini.
"Ada yang aneh sama saya?" Tanya Pak Aidan sambil melihat dirinya sendiri.
Aku hanya menggelengkan kepala.
"Oh, kirain ada yang aneh dengan saya sampai kamu senyum-senyum melihat saya!"
"Deeva terpesona sama Bapak, kali!" Celetuk teman saya yang bernama Rian.
Aku paling malu jika sudah ada teman yang meledek. Ketika Pak Aidan menjelaskan, aku memang memandang wajahnya yang tampan. Suaranya pun enak didengar. Baru kali ini ada guru laki-laki yang terlihat masih muda. Walaupun masih terlihat muda, tapi aku belum tahu pasti usianya berapa dan apakah ia sudah menikah atau belum.
***
Jam istirahat tiba. Aku dan teman-teman langsung menuju ke kantin.
"Eh Deev, tadi kamu benar senyum-senyum melihat Pak Aidan sedang menjelaskan pelajaran?" Tanya teman sebangkuku, Tiara, saat kami sedang berjalan menuju kantin.
"Iya Ti, aku juga nggak tau kenapa bisa senyum-senyum melihat Pak Aidan."
"Wah, mungkin kamu terpesona dengannya!" Sahut Salsa.
"Menurutku, dia memang ganteng sih, seneng aja aku melihatnya." Pujiku.
"Ciee… Cieee…" Ledek Salsa.
"Memang iya sih, Pak Aidan ganteng. Aku juga melihatnya begitu." Ucap Alwa.
Berati bukan hanya aku yang terpesona dengan Pak Aidan, Alwa pun mengatakan bahwa Pak Aidan itu ganteng.
Sampai di kantin, aku langsung memesan semangkuk bakso dan juga minum es teh manis. Begitu juga teman-temanku yang lain, yang juga memesan makanan dan minuman lain.
"Eh, itu Zian lewat!" Ucap Salsa.
"Zian, anak kelas berapa?" Tanyaku.
"Zian anak kelas 12 IPA 4, masa kamu ga tahu sih?" Tutur Salsa.
"Iya, aku baru lihat lho!"
"Idola cewek-cewek anak IPA lho dia itu." Ujar Salsa.
"Aku juga mengidolakannya." Ucap Tiara.
Aku baru melihat cowok yang bernama Zian, memang ganteng, pantas kalau ia jadi idola cewek-cewek di sekolah ini. Mungkin karena banyaknya murid di sekolahku, jadi tidak semua aku mengenalnya, apalagi jurusan IPA, karena aku berada di kelas 12 IPS 11, kelas paling akhir untuk jurusan IPS dan letaknya ada di paling pojok.
Setiap tahun, temanku selalu berganti, tidak hanya itu-itu saja, mungkin tujuannya agar saling mengenal satu sama lain. Tidak masalah bagiku, karena selama ini semua teman yang dekat denganku selalu asyik.
Aku termasuk orang yang mudah bergaul, makanya teman-temanku banyak. Tiap kumpul bersama teman, tak jarang rumahku jadi markas mereka. Orang tuaku tidak pernah mempermasalahkan itu, karena mereka tahu kalau aku memang senang bergaul dengan teman-teman disekolah, maupun dirumah.
Kalau masalah pacar, sudah lama aku menjomblo. Seingatku, terakhir pacaran pada waktu SMP, itu pun tidak lama dan bukan pacaran yang serius. Aku termasuk orang yang sulit untuk jatuh cinta, mungkin karena lebih fokus memperbanyak teman dan aku cuek dengan masalah cinta. Bagiku, pacaran atau tidak, itu tak jadi masalah, yang terpenting hidupku tidak terasa hampa karena teman-teman yang selalu menemaniku.
Bel masuk sudah berbunyi. Aku dan teman-teman kembali masuk kedalam kelas. Mata pelajaran setelah ini adalah sosiologi. Guru sosiologi sudah memasuki kelas, lalu mulai menjelaskan materi hari ini.
"Hoaammm…" Aku menguap, ngantuk sekali.
Mendengar guruku bercerita, aku seperti di dongengi, tak tertahankan ngantuknya. Aku mencari cara agar ngantuknya hilang dengan mencubit-cubit diriku sendiri, namun tetap ngantuknya masih menghinggapi diriku. Tiba-tiba aku teringat Pak Aidan, wajahnya, senyumnya, anehnya ngantukku seketika hilang setelah aku mengingatnya. Lalu khayalanku jadi semakin menjauh. Aku berkhayal, akan berpacaran dengannya. Ah berpikir apa aku ini?
Perbedaan usiaku dengan Pak Aidan pastinya sangat jauh, tapi bukan berati kami tidak bisa saling mengenal, lalu…. Astagfirullah, lagi-lagi aku berpikiran seperti ini. Padahal aku tidak tahu, apakah Pak Aidan sudah beristri atau belum. Andaikan belum, apakah ia masih jomblo atau sudah mempunyai pacar, aku tidak tahu.Aku sama sekali tidak fokus dengan apa yang dijelaska
Kami makan malam bersama. Karena dari tadi membahas tentang pernikahan, aku jadi membayangkan kalau nanti aku sudah menikah, lalu aku ikut dengan suamiku, pasti dirumah ini akan terasa sepi, hanya ada Mama dan Papa. Rasanya aku ingin tetap tinggal disini bersama mereka, menemani sisa usianya. Menjaganya jika mereka sakit, itu adalah tugasku sebagai seorang anak satu-satunya, karena hanya aku harapannya. Hanya aku yang mereka punya.
Aku terbangun, kulihat jam dindingku sudah menunjukkan pukul 5.10, aku segera bangkit dari tempat tidurku menuju kamar mandi, aku berwudhu lalu melaksanakan sholat dua rakaat. Setelah itu aku mandi, lalu sarapan. Mama sudah membelikanku sebungkus nasi uduk. Selesai serapan, aku bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.Pagi ini jalanan cukup padat, karena banyak anak sekolah, mahasiswa dan juga para pekerja yang melewa
Aku membuka lagi akun instagramnya Pak Aidan, kulihat lagi semua fotonya. Kalau dilihat disini memang sepertinya ia masih jomblo, tak ada satupun foto wanita yang ia posting kecuali foto ibunya. Kelihatannya ia dekat dengan sang ibu. Aku pernah mendengar, jika seorang wanita sedang mencari jodoh, pilihlah seorang laki-laki yang sayang dengan ibunya, karena jika seorang laki-laki sudah tahu cara menghargai dan menyayangi ibunya dengan baik, maka ia akan menghargai dan juga menyayangi wanita yang bersanding dengannya nanti.Lalu pilihlah laki-laki yang senantiasa menghargai dan mencintai ibunya dengan baik dan bijaksana. Karena laki-laki akan senantiasa menghargai hati seorang wanita yang dicintainya, jika memang hatinya sudah terlatih untuk terus menghargai hati ibunya.Lalu pilihlah laki-laki yang beramah tamah kepada ibunya karena kelak, laki-laki yang seperti itu akan beramah tamah kepada wanita yang dicintainya. Lalu pilihlah laki-laki yang berlemah lembut kepada ib
Hari ini mata pelajaran informatika, aku senang karena akan bertemu Pak Aidan, aku ingin segera melihatnya. Mata pelajaran pertama sudah berganti, aku dan teman-teman ke ruang komputer. Tak lama kemudian pak Aidan datang, ia hari ini memakai kemeja berwarna biru elektrik, terlihat tampan sekali.Aku tak berani menatapnya lama-lama karena aku benar-benar jatuh cinta padanya. Ia sedang menjelaskan materi hari ini, lalu mempraktekkannya.Ketika aku ingin menyalakan perangkat komputerku, tiba-tiba tidak nyala."Tiara, komputer aku ga nyala. Gimana nih?" Tanyaku yang kebingungan."Bilang aja sama Pak Aidan!"Tiba-tiba Tiara bilang pada Pak Aidan bahwa komputer diuser 12 tempatku duduk tidak nyala. Pak Aidan langsung memghampiriku, disaat ia mendekat jantungku berdetak lebih kencang. Ia berusaha menyalakan perangkat komputer ini, namun tetap tidak bisa. Wangi parfumnya sangat menyengat dihidungku."Kamu lihat ke pc teman sebelah kamu dulu ya
Saat masih berada dijalan, ada sebuah mobil yang mendekat ke motorku, tiba-tiba mobil itu mengenai motorku, lalu aku jadi hilang kendali.Brakkk!Astagfirullah, aku terjatuh kepinggir jalan. Aku sangat kaget. Orang-orang berusaha membangunkan motorku, lalu menolongku, aku dituntun untuk duduk disebuah warung kopi. Diantara orang-orang tersebut ternyata ada Pak Aidan, aku baru melihatnya. Ia duduk disebelahku."Minum dulu teh hangatnya!" Pak Aidan memberikan aku secangkir teh hangat."Iya. Kok Bapak ada disini?" Tanyaku."Tadi kan motor saya jalan dibelakang motor kamu.""Oh!" Aku tidak tahu kalau ternyata motornya ada dibelakangku."Bagian tubuh kamu ada yang luka ga?""Belum tau Pak, tapi tangan dan kaki saya sakit banget."Tidak mungkin aku membuka auratku dihadapan Pak Aidan hanya untuk melihat bagian tubuhku yang terluka, sepertinya tidak ada yang berdarah, mungkin hanya lecet karena terbentur aspal.Ia masih
"Kok bisa sih kamu ditolong sama guru kamu itu?" Tanya Mama."Iya, jadi dia lagi naik motor dibelakang aku, lalu pas lihat aku terserempet motor, orang-orang langsung menolongku, setelah aku sadar diantara orang-orang itu ternyata ada Pak Aidan. Yaudah, dia anterin aku pulang."
Aku bangun dipagi hari dengan kaki dan tangan yang masih sakit. Perlahan aku bangkit dari tempat tidurku untuk melaksanakan sholat subuh, lalu aku kembali duduk diatas kasur."Deeva, gimana keadaan kamu?" Tanya Mama.
Hari ini aku sudah mulai masuk sekolah, alhamdulillah kaki dan tanganku sudah tidak sakit, tapi aku tetap belum boleh mengendarai motor sendiri, jadi aku berangkat kesekolah diantar oleh Papa.Aku masuk kedalam kelas, langsung duduk di bangkuku, "Hai Deev, udah sehat?" Tanya Tiara.
Aku bangun dipagi hari dengan kaki dan tangan yang masih sakit. Perlahan aku bangkit dari tempat tidurku untuk melaksanakan sholat subuh, lalu aku kembali duduk diatas kasur."Deeva, gimana keadaan kamu?" Tanya Mama.
"Kok bisa sih kamu ditolong sama guru kamu itu?" Tanya Mama."Iya, jadi dia lagi naik motor dibelakang aku, lalu pas lihat aku terserempet motor, orang-orang langsung menolongku, setelah aku sadar diantara orang-orang itu ternyata ada Pak Aidan. Yaudah, dia anterin aku pulang."
Saat masih berada dijalan, ada sebuah mobil yang mendekat ke motorku, tiba-tiba mobil itu mengenai motorku, lalu aku jadi hilang kendali.Brakkk!Astagfirullah, aku terjatuh kepinggir jalan. Aku sangat kaget. Orang-orang berusaha membangunkan motorku, lalu menolongku, aku dituntun untuk duduk disebuah warung kopi. Diantara orang-orang tersebut ternyata ada Pak Aidan, aku baru melihatnya. Ia duduk disebelahku."Minum dulu teh hangatnya!" Pak Aidan memberikan aku secangkir teh hangat."Iya. Kok Bapak ada disini?" Tanyaku."Tadi kan motor saya jalan dibelakang motor kamu.""Oh!" Aku tidak tahu kalau ternyata motornya ada dibelakangku."Bagian tubuh kamu ada yang luka ga?""Belum tau Pak, tapi tangan dan kaki saya sakit banget."Tidak mungkin aku membuka auratku dihadapan Pak Aidan hanya untuk melihat bagian tubuhku yang terluka, sepertinya tidak ada yang berdarah, mungkin hanya lecet karena terbentur aspal.Ia masih
Hari ini mata pelajaran informatika, aku senang karena akan bertemu Pak Aidan, aku ingin segera melihatnya. Mata pelajaran pertama sudah berganti, aku dan teman-teman ke ruang komputer. Tak lama kemudian pak Aidan datang, ia hari ini memakai kemeja berwarna biru elektrik, terlihat tampan sekali.Aku tak berani menatapnya lama-lama karena aku benar-benar jatuh cinta padanya. Ia sedang menjelaskan materi hari ini, lalu mempraktekkannya.Ketika aku ingin menyalakan perangkat komputerku, tiba-tiba tidak nyala."Tiara, komputer aku ga nyala. Gimana nih?" Tanyaku yang kebingungan."Bilang aja sama Pak Aidan!"Tiba-tiba Tiara bilang pada Pak Aidan bahwa komputer diuser 12 tempatku duduk tidak nyala. Pak Aidan langsung memghampiriku, disaat ia mendekat jantungku berdetak lebih kencang. Ia berusaha menyalakan perangkat komputer ini, namun tetap tidak bisa. Wangi parfumnya sangat menyengat dihidungku."Kamu lihat ke pc teman sebelah kamu dulu ya
Aku membuka lagi akun instagramnya Pak Aidan, kulihat lagi semua fotonya. Kalau dilihat disini memang sepertinya ia masih jomblo, tak ada satupun foto wanita yang ia posting kecuali foto ibunya. Kelihatannya ia dekat dengan sang ibu. Aku pernah mendengar, jika seorang wanita sedang mencari jodoh, pilihlah seorang laki-laki yang sayang dengan ibunya, karena jika seorang laki-laki sudah tahu cara menghargai dan menyayangi ibunya dengan baik, maka ia akan menghargai dan juga menyayangi wanita yang bersanding dengannya nanti.Lalu pilihlah laki-laki yang senantiasa menghargai dan mencintai ibunya dengan baik dan bijaksana. Karena laki-laki akan senantiasa menghargai hati seorang wanita yang dicintainya, jika memang hatinya sudah terlatih untuk terus menghargai hati ibunya.Lalu pilihlah laki-laki yang beramah tamah kepada ibunya karena kelak, laki-laki yang seperti itu akan beramah tamah kepada wanita yang dicintainya. Lalu pilihlah laki-laki yang berlemah lembut kepada ib
Aku terbangun, kulihat jam dindingku sudah menunjukkan pukul 5.10, aku segera bangkit dari tempat tidurku menuju kamar mandi, aku berwudhu lalu melaksanakan sholat dua rakaat. Setelah itu aku mandi, lalu sarapan. Mama sudah membelikanku sebungkus nasi uduk. Selesai serapan, aku bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.Pagi ini jalanan cukup padat, karena banyak anak sekolah, mahasiswa dan juga para pekerja yang melewa
Kami makan malam bersama. Karena dari tadi membahas tentang pernikahan, aku jadi membayangkan kalau nanti aku sudah menikah, lalu aku ikut dengan suamiku, pasti dirumah ini akan terasa sepi, hanya ada Mama dan Papa. Rasanya aku ingin tetap tinggal disini bersama mereka, menemani sisa usianya. Menjaganya jika mereka sakit, itu adalah tugasku sebagai seorang anak satu-satunya, karena hanya aku harapannya. Hanya aku yang mereka punya.
Perbedaan usiaku dengan Pak Aidan pastinya sangat jauh, tapi bukan berati kami tidak bisa saling mengenal, lalu…. Astagfirullah, lagi-lagi aku berpikiran seperti ini. Padahal aku tidak tahu, apakah Pak Aidan sudah beristri atau belum. Andaikan belum, apakah ia masih jomblo atau sudah mempunyai pacar, aku tidak tahu.Aku sama sekali tidak fokus dengan apa yang dijelaska