Kim sekarang berpikir, apakah karena Zenith anak perempuan satu satunya? Apa karena dulu teramat dekat dengan Empat kakak laki-lakinya?Ketika Zenith kecil, mereka berempat berebut untuk mendekati Zenith. Mereka sangat senang mendapatkan adik perempuan. Seperti anugrah ketika adik si bungsu terlahir sebagai Perempuan. Apapun yang lakukan mereka, Zenith harus ikut serta. Jadi, Zenith terbentuk menjadi seorang gadis dengan kepribadian Seorang Pria. Kuat dan tangguh.Kim terduduk, membayangkan jika Nona Emily melahirkan bayi perempuan. Wajah yang cantik dan semanis Nona Emily tapi bersifat seperti singa dari keturunan keluarga sang Ayah.Tiba- tiba Kim tersenyum membayangkan itu. "Sungguh akan sangat bagus! Akan menjadi hal menarik!"Kim terus membayangkan. Wajah manis dengan tatapan mata yang teduh, namun sekali berucap orang akan gemetaran. Sekali tangannya bergerak, orang akan ketakutan."Putri Singa!"Ah… itu pasti sangat lucu."Benar, benar! Itu sangat lucu."Kini Kim sudah memikir
Malam ini, Tania langsung memberi kabar kepada Melda dan menyampaikan kabar gembira jika Putrinya juga telah menyetujui Perjodohan mereka.Malam itu juga, orang tua Kim datang ke kediaman rumah orang tua Sunna untuk melamar secara resmi.Mereka bahkan nekad berangkat berdua saja tanpa Kim. Begitu sampai, Mereka langsung disambut dengan hangat oleh kedua orang tua Sunna yang juga merupakan sahabat mereka.Kini mereka berempat telah duduk di ruangan tamu.Tania sempat mengedarkan pandangannya, kemudian beralih pada pasangan suami istri yang saat ini telah duduk dengan baik di hadapannya itu."Ini adalah acara lamaran. Melamar, tapi bagaimana ceritanya? Yang melamar tidak ikut hadir, yang dilamar juga tidak ada." Ucap Tania, dia berkata sesuai dengan kenyataan yang ada.Yang dikatakan Tania benar. Lamaran macam apa ini! Kim, Pria yang melamar tidak ikut hadir. Mungkin tanpa kejadian Kim, Ini masih tidak menjadi masalah, karena sudah ada perwakilan dari Kim yaitu kedua orangtuanya. Tetap
Aaron mengira jika saat ini Emily sedang marah padanya karena sempat tidak menyukai kehadiran bayi dalam perutnya itu. Tiba-tiba dia merasa takut jika Emily akan meninggalkannya karena sikapnya yang keterlaluan."Emily sayang… Aku sudah menyukainya sekarang. Aku juga sangat senang dengan kehadirannya. Aku bahkan merasa tidak sabaran menunggu dia lahir ke dunia ini." Ucap Aaron, dia membuatnya begitu natural agar Emily percaya pada ucapannya.Emily sedikit tercengang, "Benarkah Aaron? Kamu sudah menyukainya?" Emily bertanya dengan perasaan yang sangat senang."Tentu saja." Aaron sekarang menaruh telapak tangannya di perut Emily. Kemudian mengelus dengan lembut, lalu menunduk untuk mencium perut itu."Dia adalah putraku, buah cinta Kita Emily. Jagoan Ayah yang akan lahir dengan wajah yang sangat tampan seperti Aaron Albarez dan mata indah seperti Emily."Baru saja Emily bernafas lega, dia harus menarik senyumannya kembali karena Aaron lagi-lagi menyebut calon Bayi Mereka sebagai Putra.
Saat ini Dokter Jimmy telah meluncur ke kediaman Aaron Albarez.Sepanjang perjalanan, jujur saja perasaan Dokter Jimmy tidak bisa tenang. Apakah Aaron akan menyuruhnya untuk mengubah jenis kelamin bayinya jika benar nantinya akan terbukti berjenis kelamin perempuan?"Bukankah itu permintaan gila?"Hingga mobilnya berhenti didepan Rumah besar Aaron, Dokter Jimmy melangkah dengan pikiran sedikit linglung.Seorang pelayan berlari menyambutnya dan segera membawa Dokter Jimmy untuk menemui Aaron."Mati silahkan Masuk Dokter Jimmy. Sebentar lagi Tuan Muda Aaron akan turun." Pelayan membukakan Pintu.Dokter Jimmy menarik nafas sesak, kemudian masuk dan duduk dengan resah di Ruangan kerja milik Aaron.Tidak berapa lama terdengar langkah kaki. Dokter Jimmy Menoleh. Aaron telah datang dengan senyuman yang berkembang bersama Emily.Meskipun wajah Aaron terlihat lebih pucat, tetapi bagi Dokter Jimmy tetap saja, Aura dingin dari Aaron masih saja kental dan hampir membuatnya gemetar."Jimmy.. Aku s
Dokter Jimmy keluar dari Kediaman Keluarga Albarez dengan tarikan nafas lega. Langkahnya terasa ringan, rasanya dia telah terlepas dari beban yang tadinya mencengkram pundaknya dengan sangat kuat."Tidak ada lagi masalah. Tuan muda Aaron tidak menuntut bayi berjenis kelamin laki-laki lagi. Haha.. tidak kusangka ternyata sangat mudah menghadapi singa itu." Dia berkata sendiri sambil melangkah menuju Mobilnya yang terparkir."Huh…" Beberapa kali Dokter Jimmy terlihat menghela nafas panjang kemudian meninggalkan halaman besar milik kediaman Keluarga Albarez.Jika saat ini Dokter Jimmy bisa bernafas dengan lega, lain hal yang dirasakan oleh Emily. Setelah kepergian Dokter Jimmy, entah kenapa Ekspresi wajah Aaron kembali berubah. Aaron terlihat cemberut lagi.Melihat perubahan ekspresi wajah suaminya, Emily mendekati Aaron yang duduk di pinggir Ranjang."Aaron.. apa kamu kecewa?" Tanya Emily dengan hati-hati.Aaron hanya melirik sedikit kepada Emily lalu menggelengkan kepalanya. Kemudian m
Sunna menelan ludah. Tenggorokannya terasa kering dan seperti tercekik kali ini.'Tidak kan? Bukan dia kan Wakil Ketua Dewan?' Sunna bermonolog didalam hati sendiri.Tiba-tiba Sunna merasa tubuhnya gemetaran. Dia mulai khawatir jika Pria yang sudah diperlakukan kasar oleh-nya tadi ternyata adalah Wakil ketua Dewan atau Sekretaris Perusahaan ini. 'Aa.. Apa yang harus aku lakukan?' Hati dan pikiran Sunna mendadak panik.Kim belum mengatakan apapun, dia juga belum bergerak sama sekali hanya terlihat elirik padanya.Kemudian terdengar suara Kim bertanya dengan nada datar, "Ada keperluan apa Nona Sunna mencariku?"'Dia mengenal namaku?' Sunna kembali menelan ludah. Pikirannya mulai linglung.'Kalau dia mengenal namaku, artinya dia.., Astaga! Matilah aku!'"Kenapa diam?Apa telingamu tuli? Tidak mendengar aku bertanya?" Kim sekarang berdiri. Kembali mengibaskan jasnya dengan angkuh."Aku bertanya sekali lagi padamu Nona Sunna! Apa kamu datang mencariku atas permintaan Sepupu kamu yang bern
Sunna sungguh merasa sangat kesal dan merasa jika Kim sepertinya sengaja ingin mempersulit hidupnya. Sunna berkacak pinggang tanpa takut lagi,"Heh, kamu pikir aku ini Mesin atau apa? Aku ini manusia! Butuh makan dan istirahat! Seharian ini aku bahkan tidak beristirahat dan makan hanya untuk menyelesaikan pekerjaan ini!""Aku tidak mau alasan apapun! Cepat kerjakan. Pulang setelah ini selesai!" Perintah Kim tanpa peduli dengan protes dari Sunna.Sunna mengepalkan tangannya dmagan keras."Ini bukan jam kerja lagi. Jadi kerjakan saja sendiri kalau mau selesai semuanya. Saya Permisi, Tuan Wakil Ketua Dewan yang terhormat!" Selesai bicara Sunna berbalik badan dengan cepat dan melangkah pergi.Kim terbengong sejenak, "Sunna! Berhenti kamu!" Kim memanggil.Tapi Sunna tidak peduli lagi pada Kim yang berteriak memanggilnya. Dia begitu kesal dan marah.Sepanjang perjalanan Sunna terus merasa kesal dan menyesal sudah melamar pekerjaan ini."Dia bukan hanya angkuh, tapi kejam dan tidak punya p
Sore ini, setelah mengantar Tuan Muda Aaron ke Rumah Besar, Kim langsung berpamitan untuk undur diri pada Aaron.Kim segera memasuki mobilnya kembali. Dia menjalankan kendaraan dengan tak bergairah menuju Rumah orang tuanya.Pandangannya memang fokus ke jalanan, tetapi pikirannya linglung.Kim sedang memikirkan tentang perjodohan, memikirkan hari pernikahannya yang tinggal menghitung hari saja. Kim nampak sangat gelisah.Sebenarnya bukan karena perjodohan ini yang membuatnya gelisah. Tapi lebih kepada pekerjaannya yang perlu menyita waktu dan pikiran. Tanggung jawabnya sebagai Wakil ketua dewan itu bukanlah hal yang bisa dikatakan ringan. Sangat berat dan harus sepenuh hati.Jika dia menikah, otomatis dia harus membagi waktu dan pikirannya menjadi dua. Satu untuk istrinya dan satu Lagi untuk Tuan Aaron. Apalagi mengingat akan janjinya kepada Aaron yang akan lebih mementingkan Aaron daripada istrinya.Bukan kah itu akan kacau?Tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah diatur oleh orang tuan