"Pasien telah melewati masa kritisnya, saat ini sedang menunggu pemulihan dan nanti akan dipindahkan ke ruang rawat," ucap perawat dengan tenang.
Alex lega mendengar perkataan sang perawat, tetapi dia langsung tegang karena belum mendengar kondisi kandungan Freya. "Bagaimana dengan kandungan istri saya? Apakah tidak berpengaruh pada janin yang dikandungnya?" tanya Alex.Kandungan Freya baru memasuki enam bulan, tentunya hal itu sangat rentan. Hatinya tidak tenang ketika mendengar kecelakaan yang menimpa sang istri. Pria itu tidak akan memaafkan pelaku yang telah menabrak Freya."Tidak apa-apa, Pak. Sepertinya Nyonya Freya melindungi kandungannya dengan baik, kondisi janin juga baik-baik saja. Hanya luka yang terdapat di kaki Nyonya Freya memerlukan waktu yang cukup lama untuk pemulihan," jawab perawat."Syukurlah, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri bila terjadi hal buruk pada Freya dan anakku," balas Alex.Nafas Alex mulai berat"Claudia! Jawab pertanyaanku, apa yang telah kau lakukan?" tanya Tania sambil memegang bahu sahabatnya.Bahu Claudia bergetar, dia baru menyadari kesalahannya yang amat fatal. Sejak awal, dia telah merencanakan semuanya. Tidak peduli dengan hal yang akan terjadi di masa depan. Dia ingin melihat Freya dan Alex merasakan hidup merana seperti yang dia alami. Setelah menabrak Freya, yang dirasakannya bukanlah sebuah kepuasan. Ketakutan menghantuinya ketika melihat Freya jatuh terkapar dengan tubuh bersimbah darah. Untuk menoleh ke belakang pun Claudia tidak tega. Usai melakukan hal yang membahayakan nyawa Freya, Claudia terus melajukan mobil dengan cepat menuju apartemen. Yang dia pikirkan hanyalah harus pergi dari apartemennya dengan segera. Perempuan itu akan bersembunyi hingga tidak diketahui keberadaannya."Ki.. ta harus ber... sembunyi, Tani! Aku... tidak punya waktu untuk menjelaskan," jawab Claudia dengan gugup lalu memasuki mobil Tania.
Alex menunggu Freya yang masih terlelap. Dia melihat infus di tangan sang istri dengan sendu. Menyesali kecerobohannya yang menyebabkan dirinya tidak bisa menjaga Freya dengan baik. "Sebaiknya, kau pulang saja Renata. Aku akan mengabarimu bila Freya telah siuman," ucap Alex yang melihat Renata masih setia menunggu Freya di ruang rawat. Perempuan itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah Alex. Tolong jaga Freya, aku khawatir pelakunya masih menargetkan dirinya," pinta Renata pada suami sahabatnya itu."Tidak perlu kau pinta aku akan selalu menjaganya. Kau tidak perlu khawatir. Terima kasih atas perhatianmu," balas Alex masih menggenggam tangan Freya yang bebas dari selang infus. "Kalau begitu aku pulang terlebih dahulu, hubungi aku bila Freya telah siuman," pamit Renata kemudian melangkahkan kaki untuk beranjak dari ruang rawat. Alex merenungkan semua yang terjadi, bila memang Freya dicelakai oleh Claudia. Dia tidak akan memaafkan semua perbuatan yang dilakukan perempuan itu. Sepertiny
Alex memandangi Freya yang tidur terlelap, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas semua perbuatan Claudia. Pria itu mengambil ponsel yang berada di saku jas. Menekan tombol yang sangat familiar, dia menunggu panggilan di angkat. "Bagaimana pencarianmu tentang pelaku?" tanya Alex memancing sang asisten. Pria itu mendengar jawaban dari Felix, kemudian dahinya mengeryit. Tidak ada ekspresi yang dapat menjelaskan keterkejutan Alex. Entah harus bagaimana Alex harus mengomentari hal yang menimpa Claudia. Namun, Alex tidak menampik, pria itu cukup puas dengan hal yang menimpa mantan kekasihnya."Lalu, di mana dia sekarang? Tidak mungkin wanita itu sengaja menabrakkan dirinya sendiri, bukan? Aku yakin Claudia bukan orang yang mudah putus asa!" balas Alex. Telah lama mengenal Claudia, Alex tahu watak wanita yang pernah mengisi hari-harinya itu. Dia tidak mungkin begitu saja menyerah pada keadaan. Dengan Claudia menabrak Freya, sudah membuktikan bahwa wanita itu masih berambi
Pada saat Freya tidur, kedua kakek tua yang menyayanginya datang menjenguk. Diikuti pula dengan Irene. Mereka mengkhawatirkan keadaan Freya dan bayi yang masih berada dalam kandungannya.Menyayangkan kecerobohan Alex dalam menjaga Freya, kedua pria paruh baya itu memandang tajam Alex. "Sudah aku katakan berkali-kali untuk menjaga cucuku dengan baik! Mengapa kau tidak menganggap pesanku sebagai sesuatu yang penting?" tanya Liam pada cucu menantunya.Alex yang menyadari kesalahannya tidak membalas perkataan Liam. Dia tidak ingin berdebat pada sesuatu yang sudah jelas. Tidak mendapatkan tanggapan dari Alex, Liam hanya bergumam kesal. Andai saja di tempat ini tidak ada Brian dan Irene pasti Liam akan menghajar Alex seperti waktu lampau. Namun, dia memilih mengendalikan dirinya. Yang paling penting adalah mengetahui kondisi Freya."Bagaimana kondisi cucuku? Tidak terjadi apa pun pada kandungannya, bukan?" tanya Liam.Pria yang ditanyai oleh Liam menolehkan kepala untuk menjawab pertanyaan
Usai melihat keadaan Claudia secara langsung, Alex tidak iba sedikit pun. Dia akan tetap melanjutkan kasus yang ditimbulkan akibat keserakannya sendiri. Sampai akhir, Claudia tidak sadar dengan perbuatan yang dia lakukan. Oleh karena itu, Alex tidak akan melepaskan wanita itu dengan mudah.Sampai di ruang rawat Freya, sang istri melihat kedatangan Alex dengan dahi yang berkerut. "Kamu dari mana?" tanya Freya penasaran dengan Alex."Ada sesuatu yang harus aku lakukan. Maaf meninggalkanmu sebentar," jawab Alex tidak ingin membuat Freya khawatir."Apa kau menemui wanita itu?" tanya Freya dengan kesal. Alex mendekat ke sang istri lalu menggenggam tangan Freya. Dia tidak ingin berbohong dan menimbulkan masalah lagi pada hubungan keduanya. "Aku hanya ingin melihatnya, tidak ada yang aku sembunyikan darimu. Aku telah berjanji untuk membuatnya membusuk di penjara," jawab Alex dengan tenang. Sebenarnya masih tersisa rasa cemburu dalam hari Freya. Dia membayangkan Alex menatap kasihan pada Cl
Seorang wanita memandangi langit-langit tempatnya berbaring. Sudah dua Minggu, dia terbaring di brankar rumah sakit dengan merenungi semua nasibnya. Claudia mengira dengan sengaja mencelakai dirinya sendiri, semuanya akan selesai.Tidak menyangka perbuatannya berimbas pada sang sahabat. Perasaannya tidak menentu ketika mendengar ucapan Alex mengenai keadaan Tania. Pria itu mengatakan kalau Tania mengalami cacat di tubuhnya. "Apa yang harus aku lakukan untuk menebus semua perasaan bersalah ini?" gumam Claudia membayangkan keadaan Tania.Tania telah menemaninya dalam suka dan duka selama ini. Namun, apa balasannya? Dia tidak pernah membahagiakan Tania. Selalu saja membuat masalah yang membuat Tania kerepotan. Ketika masih merenungi semua keadaan yang menimpanya, perempuan itu tidak menyadari beberapa petugas kepolisian masuk ruang rawat. "Maaf, Nona. Kami harus menjalankan perintah untuk meminta keterangan pada Anda tentang sebuah kejadian yang diduga melibatkan Anda," ucap sang petu
"Memang benar bukan? Semua yang terjadi padaku dan dirimu adalah akibat dari perbuatan Alex!" ucap Claudia.Wanita itu telah melupakan alasan menemui Tania. Layaknya orang tidak tahu diri. Claudia menimpakan hal yang terjadi pada Alex dan Freya. "Semua bersumber pada dirimu. Aku menyesal terus berada di sisimu. Seharusnya, sejak awal aku tidak pernah terlibat denganmu. Kau adalah sumber masalahku, Claudia!" desis Tania yang membuat Claudia membelalakkan mata. "Tega sekali kau mengatakan hal itu padaku! Kalau kau menyesal, mangapa tidak sejak awal kau menjauhiku!" balas Claudia sakit hati pada ucapan Tania."Aku tidak menjauhimu semata karena kasihan. Tidak ada lagi yang peduli dengan dirimu. Akan tetapi, semua yang aku lakukan sia-sia. Kau membuatku cacat seperti ini. Selain itu, kau adalah orang yang tidak tahu terima kasih. Kau selalu menyalahkan orang lain atas semua kesalahanmu," ucap Tania kesal dengan kelakuan Claudia. "Baiklah, kalau begitu tidak usah pedulikan diriku mulai
Beberapa hari dirawat di rumah sakit, Freya dilanda kejenuhan. Akan tetapi, dia tidak dapat melakukan apa pun selain menatap dinding rumah sakit. Alex tidak membiarkan dirinya untuk turun dari tempat tidur."Aku bosan, Sayang. Kapan aku boleh pulang?" tanya Freya pada sang suami.Alex terdiam menatap Freya yang terlihat kesal. Freya memanyunkan mulutnya karena tidak tahan dengan rasa jenuh yang melandanya. Kegiatannya selama di rumah sakit hanyalah menonton televisi dan makan. Bahkan, Alex tidak membiarkan dirinya untuk bermain ponsel. Pria itu beralasan kalau Freya tidak akan bisa beristirahat bila terus menatap ponsel. Istri ahli waris Perusahaan Kingston itu memiliki hobi baru yaitu membaca novel online. "Kau boleh pulang setelah keadaanmu membaik, aku ingin kau benar-benar memanfaatkan waktu untuk istirahat di rumah sakit," jawab Alex yang diiringi oleh senyum khas sang suami."Bagaimana kalau kita ke taman? Aku sangat rindu menghirup udara di luar. Maukah kau mengantarkanku ke