Abimanyu terpukau dengan penampilan Dhilla yang jauh berbeda dengan hari biasanya. Abimanyu yang saat ini sedang duduk di sofa ruang keluarga di rumah Dhilla, tidak sedikitpun pandangannya berpaling dari sosok gadis ayu yang baru saja keluar dari kamarnya.
Dhilla memakai rok warna hitam sedikit di atas lutut. Jaket levis lengan panjang warna biru, dengan di dalamnya memakai tank top warna hitam. Rambutnya digerai, dan kaki jenjangnya dihiasi flat shoes warna putih.
“Dia cantik.” Batin Abimanyu yang berdiri menyambut kedatangan Fadhilla.
Tidak menunggu lama, Abimanyu mengajak Dhilla ke rumah sakit untuk melihat keadaan seseorang yang sudah bertahun-tahun belum juga membuka matanya. Seseorang yang menjadikan Abimanyu untuk menjadi orang hebat meski usianya baru 18 tahun, dimana seharusnya dirinya menikmati masa remaja yang tidak pernah terulang.
Mobil Bugatti yang dikendarai Abimanyu tiba di rumah sakit setelah me
WARNING!!! Damage, dibutuhkan iman yang kuat buat baca bab ini. Dan juga selalu bijak dalam memilih bacaan.----------Dhilla keluar kamar mandi dan melihat Abimanyu sedang memainkan ponselnya sembari bersandar di ranjang. Laki-laki tampan itu mengangkat kepalanya ketika mendengar pintu kamar mandi dibuka. Abimanyu tidak mampu berkedip saat melihat Dhilla keluar dari sana. Dhilla yang melihat itu sontak menutupi dadanya dan memutar tubuhnya membelakangi Abimanyu.Abimanyu meletakkan ponselnya ke meja, lalu melangkah menuju kearah Dhilla yang masih membelakanginya. Saat Dhilla sudah dihadapannya, mata Abimanyu bergerak pelan memperhatikan tubuh gadis ayu itu dari belakang dan ia melangkah lebih dekat dan tangannya bergerak memeluk pinggang ramping milik Dhilla.Dhilla tersentak saat merasakan tangan kekar yang memeluk pinggangnya. Ia yang hendak memutar tubuhnya langsung ditahan oleh Abimanyu, “Ka
WARNING 18++Dhilla membuka matanya, matanya mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan retinanya dengan cahaya ruangan. Sepertinya hari sudah siang, terlihat cahaya matahari yang menembus kaca jendela dihadapan Dhilla.Gadis ayu itu meregangkan ototnya yang terasa lelah. Matanya perlahan mengamati sekeliling. Di tengah silaunya cahaya matahari, Dhilla tidak melihat siapapun, dan kamar itu terlihat asing diingatannya, “Aku dimana?” Gumam Dhilla lirih.Merasakan tubuhnya yang terasa remuk, Dhilla memilih kembali meringkukan tubuhnya dan bergulung didalam selimut tebal nan halus berwarna putih itu. Otak dan nyawa yang belum sepenuhnya tersadar membuat Dhilla sedikit kesusahan mengingat kejadian semalam.“Abimanyu. Semalamkan aku pulang ke apartemant Abi.” Batin Dhilla yang mendadak panik. Ia langsung tersentak bangun, menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.Telanjang bulat. Mata D
Malu? Sangat malu, begitulah yang dirasakan Dhilla saat ini. Bagaimana tidak malu, jika saat dalam keadaan sepenuhnya telanjang berada dalam gendongan laki-laki. Dan yang hanya bisa Dhilla lakukan adalah menunduk, menghindari Abimanyu yang tidak lepas menatapnya.Abimanyu membuka pintu kaca dengan kakinya, membawa masuk Dhilla ke kamar mandi. Dhilla takjub dengan isi kamar mandi itu, begitu mewah. 1:12 jika dibandingkan dengan isi kamar mandi ditempat tinggalnya, 1 untuk kamar mandi ditempat tinggalnya dan 12 untuk kamar mandi Abimanyu. Terdapat wastafel dengan bentuk yang tidak biasa, toilet duduk, pancuran dengan dinding kaca, dan bathup berwarna putih berukuran besar.Abimanyu membawa Dhilla menuju bathup yang sudah diisi air penuh busa dipermukaannya, terlihat begitu menggoda untuk berendam disana. Dengan hati-hati Abimanyu mulai menurunkan tubuh Dhilla. Rasanya sangat hangat, membuat siapa saja ingin menenggelamkan tubuhnya, tidak terkecual
Dhilla dan Abimanyu masuk ke dalam ruang komputer bersama. Suasana ruang komputer kali ini memang sedikit sepi, karena latihan ujian berbasis komputer dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama pagi, sesi kedua siang, dan sesi ketiga sore hari. Dhilla mengikuti latihan ujian disesi terakhir, yang dimulai dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Sedangkan Sabrina, sahabatnya itu mengikuti sesi ujian disesi kedua.Dhilla tetap saja duduk berada di kursi pojok belakang, karena memang nomor urut kelasnya terakhir. Sedangkan Abimanyu? Laki-laki itu sepertinya sudah memakai kekuasaannya untuk menempati tempat duduk di sampingnya Dhilla. Padahal, nomor absen Abimanyu ada di deretan atas dan seharusnya laki-laki itu mengikuti latihan ujian berbasis komputer disesi pertama.Tidak lama kemudian bel tanda ujian akan segera dimulai berbunyi, dan semua siswa siswi mulai sibuk menyiapkan perlengkapan ujian. Tidak terkecuali Dhilla, setelah semua keperluan ujian sud
“Apa maksudnya, Tha?” Tanya Dhilla kaget. Tidak menyangka teman Abimanyu akan berbuat kasar dengannya.Dhilla rasa tidak punya masalah dengan teman Abimanyu itu, mengingat baru saja adalah pertemuan pertamanya dengan perempuan itu. Dan yang membuat Dhilla sangat kaget adalah, sikap Lytha. Tadi perempuan itu begitu baik dan menghargainya, tapi sekarang sikapnya berubah 1800.“Kamu nggak usah pura-pura bego, ah iya kamu memang bego beneran.” Ucap Lytha menatap tajam Dhilla.Dua teman Lytha langsung memegangi tangan Dhilla, entah apa yang akan mereka lakukan padanya, “Apa sih, lepasin.” Dhilla mencoba memberontak, namun ia kalah kekuatan dengan dua siswi yang memegangi tangannya.“Dia minta dilepasin, Tha.” Tanya satu teman Lyta bernama Irma. Lytha hanya tersenyum kecut mendengarnya.Dengan nada mengancam, Lytha membuat Dhilla sedikit takut, “Aku peringatkan, putusin
WARNING!!!!“Aku sayang kamu. Ingat itu.” Kata Abimanyu mengurai pelukan pada tubuh Dhilla.Mereka berdua masih berada di dalam mobil yang berhenti dijalan komplek yang sepi, “Komplek kamu sepi, ya…” Kata Abimanyu membuat Dhilla mengamati kesekeliling.“Memang, tidak semua rumah ada yang menempati. Lagian kamu nggak liat hujan deres kayak gini? Jadi bukan salah komplek yang sepi.” Kata Dhilla sambil mengamati hujan yang semakin deras mengguyur sore petang itu. Tentu orang-orang lebih memilih berdiam diri di dalam rumah dari pada berkeliaran di tengah derasnya hujan.“Oh iya, benar juga.” Abimanyu terkekeh, lalu mengacak rambut Dhilla yang tergerai.“Kamu mau nurunin aku di sini?” Tanya Dhilla melihat Abimanyu yang tidak kunjung melajukan mobil. Laki-laki tampan itu justru mematikan mesin mobilnya.Abimanyu melepas sabuk pengaman, lalu menatap Fadhill
Cahaya matahari pagi, sudah mulai menampakkan diri. Menyusup pada celah-celah tirai kamar, membawa kehangatan berbeda setelah semalam Kota Surabaya diguyur hujan deras, embusan angin dingin yang bertiyup mendayu pun sampai menusuk pori-pori kulit.Seorang gadis ayu, masih bergelung di dalam selimut. Tidak ada niatan bagi gadis ayu itu untuk membuka matanya, padahal jam di dinding kamarnya sudah menunjukan pukul 06.45. Entah lupa atau disengaja, padahal hari ini Dhilla mengikuti latihan ANBK di sesi pertama yang dimulai pukul 08.00.Saat Dhilla masih menikmati tidurnya, perlahan selimut yang menutupi tubuhnya ditarik paksa oleh sang Mama. Evi sang Mama menghela napas pelan, melihat putri sulungnya yang tidak terusik sedikitpun saat selimut yang menutupi tubuh jenjang dan ramping putrinya ia ambil.“Dhilla, kamu nggak lupa kan? hari ini jadwal latihan ANBK kamu sesi pertama?” Kata Evi sedikit keras, berharap Dhilla yang masih berada dialam mimpin
Dhilla yang dibantu Abimanyu baru saja seleasi membersihkan lapangan basket. Dhilla hendak mengistirahatkan badannya dan mengeringkan keringat yang membasahi bajunya, sementara Abimanyu sedang mengembalikan sapu ke ruang kebersihan.Baru beberapa langkah Dhilla menuju tempat yang ada di tepi lapangan, ia mendengar suara Sabrina meneriakan namanya. Segera Dhilla menoleh, dan benar, ia menemukan Sabrina tengah berlari kearahnya.“Gilla ya kamu! Berani banget ngelawan Lytha.” Runtuk Sabrina berglayut manja dibahu Dhilla.Dhilla melepas tangan Sabrina, dan baralih menghadap Sabrina yang kelihata tidak suka karena tangannya dilepas paksa oleh Dhilla, “Sorry, bajuku basah karena keringat.” Ujar Dhilla takut Sabrina salah paham karena dirinya telah mejauhkan tangan Sabrina dari bahunya, “Itu, kok kamu tau, padahal kan aku nggak ngasih tau kamu?” Tanya Dhilla.Sabrina memutar irisnya malas, lalu menarik tangan Sab
"Betapa indahnya menunggu jika hasil akhirnya adalah kamu."*****Warna putih tampak mendominasi dekorasi ballroom hotel bintang 5 milik Abimanyu. Dekorasi megah yang sudah terpasang megah menghiasi seisi ballroom yang luas itu. Tepat hari ini, hanya berselang 5 hari setelah pertemuan Dhilla dengan kedua orang tuanya yang memang sudah direncanakan Abimanyu sekaligus melamar perempuan pujaannya kemarin, akad nikah antara Abimanyu dan Dhilla akan diselenggarakan. Abimanyu sendiri tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang sebelum mereka sah menjadi suami istri. Kejadian dimana dirinya dan Dhilla yang hampir tidak bisa menahan nafsu. Beruntung panggialan video dari kedua anaknya menghentikan aksi mereka.Akad nikah diputuskan untuk diadakan di hotel milik Abimanyu sendiri, memudahkan kerabat dari kedua keluarga yang hendak menginap yang tentu saja memang sengaja di sediakan pria itu. Dan saat ini, keluarga tampak sudah berkumpul di ballroom, dengan pakaian yang serba putih s
Hidup adalah tentang sesederhana pilihan yang harus kamu ambil agar bisa melanjutkan kehidupanmu. Semua orang seolah dituntut untuk mengambil keputusan di dalam hidup mereka. Dari sebuah hal yang sepele atau yang penting sekalipun. Saat memandang ke depan kamu seolah dihadapkan dengan berbagai pilihan yang menyebar, siap untuk kamu pilih. Pilihan-pilihan itu seolah memberikan waktu tenggang dan memaksamu segera menentukan apa yang kamu inginkan. Di bawah semua tekanan itu, kita akhirnya tidak bisa banyak berpikir saat memilih berbagai pilihan yang ada. Hal yang wajar bila karenanya kamu hampir tidak menyadari bila kehidupan terus berjalan. Keputusan penting atau sepele yang kamu ambil mampu mengubah kehidupanmu. Pilihan-pilihan yang membuatmu berdiri di titik sekarang, tempat dimana kamu melihat hidupmu berubah pesat karena pilihan yang dulu kamu ambil.Dhilla mendongak untuk menatap wajah menawan Abimanyu karena perbedaan tinggi badan mereka. Tatapan Abimanyu begitu intens sampai-sam
“Nafsu hanya bertahan sementara, karena ia pembosan dan tidak pernah puas, tapi keindahan hati seorang wanita adalah pendamai yang mengokohkan jiwa laki-laki.”*****Tiga orang di meja makan itu mendadak terbengong karena ucapan tiba-tiba Abimanyu. Sepertinya bukan hanya tiga orang saja, karena Akbar yang semula bermain ponsel pun ikut ternganga tidak percaya, tidak kalah ternganganya dari sang Kakak Dhilla. Dan Dhilla sendiri tahu bahwa Abimanyu akan menikahinya, tapi tidak secepat ini. Sementara kedua orang tua Dhilla justru saling tatap beberapa saat, lalu tersenyum penuh arti. Ternyata Abimanyu Dika Daryatma menepati janjinya delapan tahun lalu. Sepertinya mereka tidak akan salah menerima laki-laki itu sebagai suami untuk putri sulungnya.“Kamu..... masih waras, Bi?” tanya Dhilla akhirnya.“Lebih dari waras, Dhilla!” balas Abimanyu cepat dengan tangan yang semakin erat menggenggam tangan perempuan disampingnya. “Kamu...., sakit?” tanya Dhilla kembali.Laki-laki itu mendeng
“Kesempatan selalu datang, ketika kita tidak menyadarinya. Sebuah kebetulan konyol, berubah menjadi takdir yang terlalu dibesar-besarkan, seolah memang itulah kehidupan yang ingin kamu percayai. Jika ada beberapa takdir yang tidak bisa kamu hindari dan harus kamu jalani sebagai sebuah kewajiban. Pada akhirnya, kamu terjebak di dalam kebetulan yang menggiringmu pada apa yang kamu miliki hari ini. Kebetulan yang berakhir menjadi takdirmu,”*****Pukul 7 malam, Dhilla dan kedua anaknya sudah terlihat rapi pun begitu juga dengan Abimanyu. Mereka sudah bersiap untuk pergi makan malam. Ya, Abimanyu mengajak Dhilla beserta kedua anaknya untuk makan malam bersama di sebuah restoran mewah di pusat Kota Surabaya.Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di restoran yang di tuju, kini mereka sudah tiba di depan restoran dengan bangunan yang sangat mewah. Saking mewahnya, Abit dan Nasywa yang belum pernah melihat rumah makan semewah itu sangat terpukau.“ Wahhhh keren banget,” ujar Abit ya
“ Cinta tidak selalu bersifat seumur hidup, tidak juga semua kisah cinta bisa menjadi abadi. Ada begitu banyak alasan pasangan berpisah, dari hal yang tidak masuk akal, hingga alasan klasik, namun setiap perpisahan akan meninggalkan luka yang begitu dalam. Ada yang melanjutkan hidup dan ada yang memutuskan bertindak implusif. Tidak ada yang pantas disalahkan dari sebuah perpisahan. Andai situasinya begitu sederhana, hingga tinggal mencari siapa yang salah dan semua bisa diselesaikan. Namun sayang, berpisah dan mengakhiri kisah cinta tidak hanya sekedar mencari pihak yang bersalah, masalah tervesarnya adalah apa kita bisa melupakan?”*****Berkali-kali Dhilla harus menghela napas panjang, jantungnya berdebar tidak menentu. Sesuai janji Abimanyu, hari ini laki-laki itu memboyong dirinya beserta kedua anak-anaknya menuju Surabaya. Laki-laki itu ingin mencari keberadaan orang tuanya, yang Abimanyu yakini masih berada di Surabaya.Tidak banyak bertanya serta tidak banyak bicara, Dhilla du
“Setiap pilihan selalu memiliki konsekuensi, kamu tidak mungkin bisa berharap bila pilihan yang kamu ambil selalu benar dan tidak memberikan rasa sakit maupun penyesalan bagi dirimu sendiri. Namun pada akhirnya kamu sadar, bila ada beberapa hal yang tidak mungkin bisa kamu dapatkan kembali ataupun diulang lagi. Yang telah usai tidak selamanya bisa kamu ubah,”*******Dua minggu setelah Nasywa pulang dari rumah sakit, Abimanyu kini pergi ke taman bermain. Tentu saja bersama dengan Dhilla dan kedua anaknya. Sesuai janji, setelah Nasywa keluar dari rumah sakit, mereka akan mengajak Nasywa dan Abit pergi ke taman bermain, sesuai keinginan gadis kecil itu sedari dulu.Khusus anak-anaknya, Abimanyu sengaja menyisikan waktu di akhir pekan yang seharusnya ia gunakan untuk beristirahat setelah enam hari penuh berkutat dengan pekerjaan. Begitupun dengan Dhilla, perempuan itu masih bekerja di Bima Persada Group sepagai staf legal, dan juga meluangkan waktu diakhir pekan.“Kak Abit, lihat deh!”
“Kata orang, saat kamu mencintai seseorang, maka tidak ada satu hal pun yang penting bagimu selain dirinya. Kamu menjadikannya sebagai pusat duniamu dan tidak ingin ada seorang pun yang membuatnya terluka. Kamu benci pada dirimu sendiri yang tidak mampu menjaga dan membuat orang yang kamu cintai tersakiti. Pada akhirnya, semua kehidupanmu adalah tentangnya. Satu-satunya alasanmu tetap hidup dan bersemangat menyambut hari adalah demi melihat tawanya,” ***** Abimanyu membuka pintu ruang rawat Nasywa, kemudian berjalan ke arah putrinya yang sedang menyantap makan malamnya dengan disuapi Dhilla, “Papa!” panggil Nasywa dengan mulut yang penuh dengan nasi. Dengan cepat, ia mengunyah makanannya, kemudian buru-buru menelannya, “Papa!” panggilnya lagi. Senyum lebar tersemat di bibir kecilnya yang mulai memerah kembali. Terlihat raut wajah terkejut dari Abimanyu. Biasanya gadis kecil itu akan memanggilnya Om, tapi kali ini gadis kecil itu memanggilnya ‘Papa’. Abimanya segera tersenyum semerin
Cinta bukanlah perasaan yang egois. Kamu menjadikannya nomor satu dan mengabaikan dirimu sendiri demi kebahagiaannya. Itulah yang orang sebut sebagai cinta yang sebenarnya. Cinta adalah tentang memberi, tanpa mengharap kembali. Kamu tidak pernah menginginkan balasan atas apa yang kamu berikan untuknya dan berharap bisa memberikan banyak lagi. Senyumnya adalah sesuatu yang membuatmu merasa begitu lengkap. Seperti, kamu tidak membutuhkan hal lain lagi di dunia ini. Semua adalah tentang dirinya, meski harus mengeluarkan jantungmu.Apa yang kuinginkan? Bukankah kamu sudah tahu, Anak? Berikan semua aset Daryatma Group, jika kamu tidak mau anakmu kenapa-napa,”“Tidak bole....., akkhh,” jerit Abit saat merasa benda tajam itu melukai lehernya. Menimbulkan rasa perih, meski tidak terlalu dalam. Kali ini, Abit benar-benar takut. Claudia itu iblis, atau mungkin jauh lebih dari itu.“Keparat! Jangan menyakitinya. Aku tidak akan memberikannya jika kamu melukainya lagi,”Tawa Claudia terdengar, beg
Yang membuat seseorang tidak mampu melangkah maju ke depan adalah kenangan. Apa yang pernah dilalui bersama, membuatmu terjebak di dalam dimensi waktu yang tidak bisa disentuh oleh siapa pun. Segala kenangan itu menyatu dan memporak porandakan hati. Kamu merasa begitu kesepian dan juga hampa, hal itu yang membuatmu tidak bisa pergi.Abimanyu menatap rumah mewah dari dalam mobil, dengan serius. Tempat tinggal Claudia, wanita yang menjadi dalang dari segala kemalangan yang menimpa anak-anaknya. Ternyata Claudia masih memiliki rumah seperti itu, meski dulu tidak banyak harta yang Papanya berikan setelah bercerai untuk wanita ituDi samping Abimanyu ada Stevie dan bodyguardnya duduk di depan di samping sopir yang mengemudikan mobil. Ia juga membawa beberapa anak buahnya untuk langsung menyebar dan membereskan orang yang berjaga. Matanya mengawasi rumah itu dari jarak yang cukup jauh. Ia memastikan anak buahnya melakukan tugas dengan benar, dan melumpuhkan mereka tanpa suara.“Anda akan ke