Dhilla dan Abimanyu masuk ke dalam ruang komputer bersama. Suasana ruang komputer kali ini memang sedikit sepi, karena latihan ujian berbasis komputer dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama pagi, sesi kedua siang, dan sesi ketiga sore hari. Dhilla mengikuti latihan ujian disesi terakhir, yang dimulai dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Sedangkan Sabrina, sahabatnya itu mengikuti sesi ujian disesi kedua.
Dhilla tetap saja duduk berada di kursi pojok belakang, karena memang nomor urut kelasnya terakhir. Sedangkan Abimanyu? Laki-laki itu sepertinya sudah memakai kekuasaannya untuk menempati tempat duduk di sampingnya Dhilla. Padahal, nomor absen Abimanyu ada di deretan atas dan seharusnya laki-laki itu mengikuti latihan ujian berbasis komputer disesi pertama.
Tidak lama kemudian bel tanda ujian akan segera dimulai berbunyi, dan semua siswa siswi mulai sibuk menyiapkan perlengkapan ujian. Tidak terkecuali Dhilla, setelah semua keperluan ujian sud
“Apa maksudnya, Tha?” Tanya Dhilla kaget. Tidak menyangka teman Abimanyu akan berbuat kasar dengannya.Dhilla rasa tidak punya masalah dengan teman Abimanyu itu, mengingat baru saja adalah pertemuan pertamanya dengan perempuan itu. Dan yang membuat Dhilla sangat kaget adalah, sikap Lytha. Tadi perempuan itu begitu baik dan menghargainya, tapi sekarang sikapnya berubah 1800.“Kamu nggak usah pura-pura bego, ah iya kamu memang bego beneran.” Ucap Lytha menatap tajam Dhilla.Dua teman Lytha langsung memegangi tangan Dhilla, entah apa yang akan mereka lakukan padanya, “Apa sih, lepasin.” Dhilla mencoba memberontak, namun ia kalah kekuatan dengan dua siswi yang memegangi tangannya.“Dia minta dilepasin, Tha.” Tanya satu teman Lyta bernama Irma. Lytha hanya tersenyum kecut mendengarnya.Dengan nada mengancam, Lytha membuat Dhilla sedikit takut, “Aku peringatkan, putusin
WARNING!!!!“Aku sayang kamu. Ingat itu.” Kata Abimanyu mengurai pelukan pada tubuh Dhilla.Mereka berdua masih berada di dalam mobil yang berhenti dijalan komplek yang sepi, “Komplek kamu sepi, ya…” Kata Abimanyu membuat Dhilla mengamati kesekeliling.“Memang, tidak semua rumah ada yang menempati. Lagian kamu nggak liat hujan deres kayak gini? Jadi bukan salah komplek yang sepi.” Kata Dhilla sambil mengamati hujan yang semakin deras mengguyur sore petang itu. Tentu orang-orang lebih memilih berdiam diri di dalam rumah dari pada berkeliaran di tengah derasnya hujan.“Oh iya, benar juga.” Abimanyu terkekeh, lalu mengacak rambut Dhilla yang tergerai.“Kamu mau nurunin aku di sini?” Tanya Dhilla melihat Abimanyu yang tidak kunjung melajukan mobil. Laki-laki tampan itu justru mematikan mesin mobilnya.Abimanyu melepas sabuk pengaman, lalu menatap Fadhill
Cahaya matahari pagi, sudah mulai menampakkan diri. Menyusup pada celah-celah tirai kamar, membawa kehangatan berbeda setelah semalam Kota Surabaya diguyur hujan deras, embusan angin dingin yang bertiyup mendayu pun sampai menusuk pori-pori kulit.Seorang gadis ayu, masih bergelung di dalam selimut. Tidak ada niatan bagi gadis ayu itu untuk membuka matanya, padahal jam di dinding kamarnya sudah menunjukan pukul 06.45. Entah lupa atau disengaja, padahal hari ini Dhilla mengikuti latihan ANBK di sesi pertama yang dimulai pukul 08.00.Saat Dhilla masih menikmati tidurnya, perlahan selimut yang menutupi tubuhnya ditarik paksa oleh sang Mama. Evi sang Mama menghela napas pelan, melihat putri sulungnya yang tidak terusik sedikitpun saat selimut yang menutupi tubuh jenjang dan ramping putrinya ia ambil.“Dhilla, kamu nggak lupa kan? hari ini jadwal latihan ANBK kamu sesi pertama?” Kata Evi sedikit keras, berharap Dhilla yang masih berada dialam mimpin
Dhilla yang dibantu Abimanyu baru saja seleasi membersihkan lapangan basket. Dhilla hendak mengistirahatkan badannya dan mengeringkan keringat yang membasahi bajunya, sementara Abimanyu sedang mengembalikan sapu ke ruang kebersihan.Baru beberapa langkah Dhilla menuju tempat yang ada di tepi lapangan, ia mendengar suara Sabrina meneriakan namanya. Segera Dhilla menoleh, dan benar, ia menemukan Sabrina tengah berlari kearahnya.“Gilla ya kamu! Berani banget ngelawan Lytha.” Runtuk Sabrina berglayut manja dibahu Dhilla.Dhilla melepas tangan Sabrina, dan baralih menghadap Sabrina yang kelihata tidak suka karena tangannya dilepas paksa oleh Dhilla, “Sorry, bajuku basah karena keringat.” Ujar Dhilla takut Sabrina salah paham karena dirinya telah mejauhkan tangan Sabrina dari bahunya, “Itu, kok kamu tau, padahal kan aku nggak ngasih tau kamu?” Tanya Dhilla.Sabrina memutar irisnya malas, lalu menarik tangan Sab
“Merah tuh kayanya, atau melepuh nantinya. Itu kuah bakso pasti panas banget!”“Ini baru awalnya. Nanti kita bantuin lagi, Tha!”Deg!Dua tangan Abimanyu terkepal kuat, rahangnya mengeras kala mendengar obrolan di dalam toilet. Seseorang yang jelas Abimanyu kenal, dan ia menyesal pernah mengagumi gadis yang pandai dan berbakat itu.“Mampus! Aku yakin bakal melepuh tuh paha!”“Siapa suruh main-main sama Lytha. Hari ini pahanya, besok mukanya! Liat aja, dia main-main sama aku!”Wajah Abimanyu memerah, menandakan laki-laki tampan itu sedang menahan amarah. Abimanyu tidak berniat masuk menghampiri mereka ke dalam toilet. Ia memeilih bersandar pada tembok didepan toilet, menunggu mereka keluar.“Kenapa kamu nyuruh temen kamu buat nyiram Dhilla? Kenapa THA?” Kata Abimanyu tepat saat Lytha dan temannya keluar dari toilet.Tubuh Lyhta mematung dengan kedua mata yang berkaca-ka
Abimanyu mendengus mendengar perkataan laki-laki yang masih berada di sekolah. Okay, memang salahnya yang membelikan rok untuk Dhilla tapi rok yang dibelikan itu terlalu pendek untuk kaki Dhilla yang jenjang. Dan, saat Abimanyu akan menukar rok itu ternyata koperasi sudah tutup.Dan, sekarang saat Abimanyu dan Dhilla berjalan menuju parkiran, mereka benar-benar menjadi perhatian murid-murid yang masih ada di sekolah. Dhilla berjalan biasa saja disamping Abimanyu, tentu saja Abimanyu tidak sekalipun melepas gandengan tangan di tangan kekasihnya itu. Penampilan Dhillalah yang membuat murid-murid kagum dengan kecantikan bak model yang gadis ayu itu pancarkan.Dhilla memang cantik, tinggi semampai ditambah dengan rok yang dibelikan Abimanyu lebih pendek beberapa senti diatas lutut dan jelas-jelas memamerkan kaki Dhilla yang jenjang. Abimanyu tidak berhenti mendengus, saat para lelaki di sekolah menatap gila pada kekasihnya, sementara Dhill
Hari berganti waktu berlalu, hubungan asmara Abimanyu dan Fadhilla masih sama seperti beberapa bulan yang lalu. Hanya saja, akhir-akhir ini waktu pertemuan mereka semakin berkurang karena Abimanyu yang juga menekuni bisnis serta menjalankan perusahaan Papanya disela jadwal sekolahnya. Bahkana, Abimanyu juga sering tidak masuk sekolah karena harus keluar kota bahkan keluar negeri untuk perjalanan bisnis.Sore hari selepas pulang kerja, Abimanyu menuju rumah Claudia, wanita yang masih bersetatus Mama tirinya itu, entah kenapa tiba-tiba mengundangnya untuk datang ke rumahnya. Abimanyu sudah menolaknya, namun bertubi-tubi ancaman wanita angkuh itu berikan untuknya.Dan, ancaman yang paling membuat Abimanyu tidak bisa menolak permintaan Mama tirinya adalah, Papanya, “Sial!” Entah sudah berapa kali Abimanyu mengumpat kesal. Bagaimana bisa, Mama tirinya itu mengetahui keberadaan sang Papa. Padahal sudah bertahun-tahun, ia menyembunyikan k
“Please help me!”Dahi Dhilla kembali berkerut, nentarnya bertemu dengan manik hazel yang berkabut gairah milik Abimanyu, “Apa maksudnya?” Batin Dhilla yang semakin bingung melihat wajah putih bersih milik Abimanyu yang sudah merah sampai kedua telinganya.Abimanyu berhasil melepas pengait bra milik Dhilla, dan langsung melumat bibir ranum itu dengan lembut. Tangannya yang tadi berada dipunggung, sudah teralih meremasi dua gundukan kembar milik Dhilla secara bergantian di balik baju yang masih lengkap terpakai.“Abi, ja-jangan…” Dhilla mendadak mengatupkan rapat bibirnya, berharap Abimanyu menghentikan ciumannya. Kuncian satu tangan kiri Abimanyu yang dilakukannya pada dua pergelangan tangan Dhilla di atas kepala, membuat Dhilla sulit untuk menghentikan apa yang dilakukan Abimanyu saat ini terhadapnya.Pikir Dhilla, dengan mengatupkan rapat bibirnya, Abimanyu akan berhenti menciumnya. Tapi ternyata
"Betapa indahnya menunggu jika hasil akhirnya adalah kamu."*****Warna putih tampak mendominasi dekorasi ballroom hotel bintang 5 milik Abimanyu. Dekorasi megah yang sudah terpasang megah menghiasi seisi ballroom yang luas itu. Tepat hari ini, hanya berselang 5 hari setelah pertemuan Dhilla dengan kedua orang tuanya yang memang sudah direncanakan Abimanyu sekaligus melamar perempuan pujaannya kemarin, akad nikah antara Abimanyu dan Dhilla akan diselenggarakan. Abimanyu sendiri tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang sebelum mereka sah menjadi suami istri. Kejadian dimana dirinya dan Dhilla yang hampir tidak bisa menahan nafsu. Beruntung panggialan video dari kedua anaknya menghentikan aksi mereka.Akad nikah diputuskan untuk diadakan di hotel milik Abimanyu sendiri, memudahkan kerabat dari kedua keluarga yang hendak menginap yang tentu saja memang sengaja di sediakan pria itu. Dan saat ini, keluarga tampak sudah berkumpul di ballroom, dengan pakaian yang serba putih s
Hidup adalah tentang sesederhana pilihan yang harus kamu ambil agar bisa melanjutkan kehidupanmu. Semua orang seolah dituntut untuk mengambil keputusan di dalam hidup mereka. Dari sebuah hal yang sepele atau yang penting sekalipun. Saat memandang ke depan kamu seolah dihadapkan dengan berbagai pilihan yang menyebar, siap untuk kamu pilih. Pilihan-pilihan itu seolah memberikan waktu tenggang dan memaksamu segera menentukan apa yang kamu inginkan. Di bawah semua tekanan itu, kita akhirnya tidak bisa banyak berpikir saat memilih berbagai pilihan yang ada. Hal yang wajar bila karenanya kamu hampir tidak menyadari bila kehidupan terus berjalan. Keputusan penting atau sepele yang kamu ambil mampu mengubah kehidupanmu. Pilihan-pilihan yang membuatmu berdiri di titik sekarang, tempat dimana kamu melihat hidupmu berubah pesat karena pilihan yang dulu kamu ambil.Dhilla mendongak untuk menatap wajah menawan Abimanyu karena perbedaan tinggi badan mereka. Tatapan Abimanyu begitu intens sampai-sam
“Nafsu hanya bertahan sementara, karena ia pembosan dan tidak pernah puas, tapi keindahan hati seorang wanita adalah pendamai yang mengokohkan jiwa laki-laki.”*****Tiga orang di meja makan itu mendadak terbengong karena ucapan tiba-tiba Abimanyu. Sepertinya bukan hanya tiga orang saja, karena Akbar yang semula bermain ponsel pun ikut ternganga tidak percaya, tidak kalah ternganganya dari sang Kakak Dhilla. Dan Dhilla sendiri tahu bahwa Abimanyu akan menikahinya, tapi tidak secepat ini. Sementara kedua orang tua Dhilla justru saling tatap beberapa saat, lalu tersenyum penuh arti. Ternyata Abimanyu Dika Daryatma menepati janjinya delapan tahun lalu. Sepertinya mereka tidak akan salah menerima laki-laki itu sebagai suami untuk putri sulungnya.“Kamu..... masih waras, Bi?” tanya Dhilla akhirnya.“Lebih dari waras, Dhilla!” balas Abimanyu cepat dengan tangan yang semakin erat menggenggam tangan perempuan disampingnya. “Kamu...., sakit?” tanya Dhilla kembali.Laki-laki itu mendeng
“Kesempatan selalu datang, ketika kita tidak menyadarinya. Sebuah kebetulan konyol, berubah menjadi takdir yang terlalu dibesar-besarkan, seolah memang itulah kehidupan yang ingin kamu percayai. Jika ada beberapa takdir yang tidak bisa kamu hindari dan harus kamu jalani sebagai sebuah kewajiban. Pada akhirnya, kamu terjebak di dalam kebetulan yang menggiringmu pada apa yang kamu miliki hari ini. Kebetulan yang berakhir menjadi takdirmu,”*****Pukul 7 malam, Dhilla dan kedua anaknya sudah terlihat rapi pun begitu juga dengan Abimanyu. Mereka sudah bersiap untuk pergi makan malam. Ya, Abimanyu mengajak Dhilla beserta kedua anaknya untuk makan malam bersama di sebuah restoran mewah di pusat Kota Surabaya.Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di restoran yang di tuju, kini mereka sudah tiba di depan restoran dengan bangunan yang sangat mewah. Saking mewahnya, Abit dan Nasywa yang belum pernah melihat rumah makan semewah itu sangat terpukau.“ Wahhhh keren banget,” ujar Abit ya
“ Cinta tidak selalu bersifat seumur hidup, tidak juga semua kisah cinta bisa menjadi abadi. Ada begitu banyak alasan pasangan berpisah, dari hal yang tidak masuk akal, hingga alasan klasik, namun setiap perpisahan akan meninggalkan luka yang begitu dalam. Ada yang melanjutkan hidup dan ada yang memutuskan bertindak implusif. Tidak ada yang pantas disalahkan dari sebuah perpisahan. Andai situasinya begitu sederhana, hingga tinggal mencari siapa yang salah dan semua bisa diselesaikan. Namun sayang, berpisah dan mengakhiri kisah cinta tidak hanya sekedar mencari pihak yang bersalah, masalah tervesarnya adalah apa kita bisa melupakan?”*****Berkali-kali Dhilla harus menghela napas panjang, jantungnya berdebar tidak menentu. Sesuai janji Abimanyu, hari ini laki-laki itu memboyong dirinya beserta kedua anak-anaknya menuju Surabaya. Laki-laki itu ingin mencari keberadaan orang tuanya, yang Abimanyu yakini masih berada di Surabaya.Tidak banyak bertanya serta tidak banyak bicara, Dhilla du
“Setiap pilihan selalu memiliki konsekuensi, kamu tidak mungkin bisa berharap bila pilihan yang kamu ambil selalu benar dan tidak memberikan rasa sakit maupun penyesalan bagi dirimu sendiri. Namun pada akhirnya kamu sadar, bila ada beberapa hal yang tidak mungkin bisa kamu dapatkan kembali ataupun diulang lagi. Yang telah usai tidak selamanya bisa kamu ubah,”*******Dua minggu setelah Nasywa pulang dari rumah sakit, Abimanyu kini pergi ke taman bermain. Tentu saja bersama dengan Dhilla dan kedua anaknya. Sesuai janji, setelah Nasywa keluar dari rumah sakit, mereka akan mengajak Nasywa dan Abit pergi ke taman bermain, sesuai keinginan gadis kecil itu sedari dulu.Khusus anak-anaknya, Abimanyu sengaja menyisikan waktu di akhir pekan yang seharusnya ia gunakan untuk beristirahat setelah enam hari penuh berkutat dengan pekerjaan. Begitupun dengan Dhilla, perempuan itu masih bekerja di Bima Persada Group sepagai staf legal, dan juga meluangkan waktu diakhir pekan.“Kak Abit, lihat deh!”
“Kata orang, saat kamu mencintai seseorang, maka tidak ada satu hal pun yang penting bagimu selain dirinya. Kamu menjadikannya sebagai pusat duniamu dan tidak ingin ada seorang pun yang membuatnya terluka. Kamu benci pada dirimu sendiri yang tidak mampu menjaga dan membuat orang yang kamu cintai tersakiti. Pada akhirnya, semua kehidupanmu adalah tentangnya. Satu-satunya alasanmu tetap hidup dan bersemangat menyambut hari adalah demi melihat tawanya,” ***** Abimanyu membuka pintu ruang rawat Nasywa, kemudian berjalan ke arah putrinya yang sedang menyantap makan malamnya dengan disuapi Dhilla, “Papa!” panggil Nasywa dengan mulut yang penuh dengan nasi. Dengan cepat, ia mengunyah makanannya, kemudian buru-buru menelannya, “Papa!” panggilnya lagi. Senyum lebar tersemat di bibir kecilnya yang mulai memerah kembali. Terlihat raut wajah terkejut dari Abimanyu. Biasanya gadis kecil itu akan memanggilnya Om, tapi kali ini gadis kecil itu memanggilnya ‘Papa’. Abimanya segera tersenyum semerin
Cinta bukanlah perasaan yang egois. Kamu menjadikannya nomor satu dan mengabaikan dirimu sendiri demi kebahagiaannya. Itulah yang orang sebut sebagai cinta yang sebenarnya. Cinta adalah tentang memberi, tanpa mengharap kembali. Kamu tidak pernah menginginkan balasan atas apa yang kamu berikan untuknya dan berharap bisa memberikan banyak lagi. Senyumnya adalah sesuatu yang membuatmu merasa begitu lengkap. Seperti, kamu tidak membutuhkan hal lain lagi di dunia ini. Semua adalah tentang dirinya, meski harus mengeluarkan jantungmu.Apa yang kuinginkan? Bukankah kamu sudah tahu, Anak? Berikan semua aset Daryatma Group, jika kamu tidak mau anakmu kenapa-napa,”“Tidak bole....., akkhh,” jerit Abit saat merasa benda tajam itu melukai lehernya. Menimbulkan rasa perih, meski tidak terlalu dalam. Kali ini, Abit benar-benar takut. Claudia itu iblis, atau mungkin jauh lebih dari itu.“Keparat! Jangan menyakitinya. Aku tidak akan memberikannya jika kamu melukainya lagi,”Tawa Claudia terdengar, beg
Yang membuat seseorang tidak mampu melangkah maju ke depan adalah kenangan. Apa yang pernah dilalui bersama, membuatmu terjebak di dalam dimensi waktu yang tidak bisa disentuh oleh siapa pun. Segala kenangan itu menyatu dan memporak porandakan hati. Kamu merasa begitu kesepian dan juga hampa, hal itu yang membuatmu tidak bisa pergi.Abimanyu menatap rumah mewah dari dalam mobil, dengan serius. Tempat tinggal Claudia, wanita yang menjadi dalang dari segala kemalangan yang menimpa anak-anaknya. Ternyata Claudia masih memiliki rumah seperti itu, meski dulu tidak banyak harta yang Papanya berikan setelah bercerai untuk wanita ituDi samping Abimanyu ada Stevie dan bodyguardnya duduk di depan di samping sopir yang mengemudikan mobil. Ia juga membawa beberapa anak buahnya untuk langsung menyebar dan membereskan orang yang berjaga. Matanya mengawasi rumah itu dari jarak yang cukup jauh. Ia memastikan anak buahnya melakukan tugas dengan benar, dan melumpuhkan mereka tanpa suara.“Anda akan ke