Lokasi Lavina bisa ditemukan dengan sangat mudah. Hotel di mana Lavina sekarang berada beserta nomor kamarnya sudah diketahui oleh Raveen. Sebenarnya pagi itu juga, ia hendak menemui istrinya itu. Akan tetapi, Emily menghalanginya. Ibunya bilang, Raveen tidak berhak menyakiti Lavina.
Tawa Raveen menggema di dalam kamar setelah ibunya pergi beberapa saat lalu. Dia semakin marah. Bukan seperti ini yang dia mau.
Tidak mengindahkan larangan ibunya, Raveen segera keluar dari mansion. Dia pergi menuju mobilnya tanpa memperdulikan wanita yang dia bawa, berkali-kali memanggil namanya. Ia pergi ke hotel tempat Lavina berada.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sana. Dia tidak perlu juga untuk bertanya pada receptionist tentang keberadaan Lavina. Dia langsung menaiki lift menuju kamar Lavina. Tidak khawatir Lavina akan kab
Lavina tahu Raveen adalah laki-laki yang sangat licik. Akan tetapi, lagi-lagi dia bertindak sangat bodoh sehingga tidak tahu bahwa pertemuannya sore ini adalah salah satu bagian dari rencana Raveen. Saat ini, Lavina tengah terengah-engah karena merasakan tubuhnya yang panas luar biasa.Rasanya dia ingin melepas pakaiannya dan meminta seseorang untuk menyentuh tubuhnya. Dia tiba-tiba sangat terangsang. Bahkan rasanya dia tidak sanggup berdiri. Lantas Lavina melihat Raveen yang memamerkan seringainya ke arahnya. Ada sesuatu yang tidak beres.“Kau benar-benar ingin disetubuhi, huh?” Seperti biasa, Raveen berbicara dengan sangat vulgar. “Ingin aku mencarikan pria untukmu?” tawarnya—bercanda.Mendengar Raveen bicara seperti itu, Lavina tahu bahwa Raveen meletakkan sesuatu di makanannya. Ini
Lavina sudah kembali ke apartemennya. Sudah mandi dan hendak bersiap berangkat ke gedung perusahaannya. Dia harus segera melupakan kejadian semalam. Satu-satunya agar dia bisa lupa adalah dengan menyibukkan diri.Sampai di gedung perusahaan, dia disambut oleh karyawan yang sudah tidak asing. Lavina tersenyum ramah membalas sapaan mereka. Lavina pikir, dia harus mengadakan pesta kecil untuk internal perusahaan. Sebagai peresmian perusahaan yang sudah menjadi miliknya, juga sebagai penghargaan pada karyawan yang masih mau bertahan di perusahaan LavinaAkan tetapi, sebelumnya, dia harus memastikan kembali kondisi perusahaan. Dia harus kembali menyesuaikan dengan perusahaan. Pasti banyak sekali pekerjaan yang sudah menumpuk selama Lavina vacum.Apalagi Lavina sudah kehilangan Althof. Ia teringat dengan perkataan Raveen.
Lavina menyeka air matanya. Lelah sekali seharian menangis karena Raveen dan meratapi hidupnya yang menyedihkan. Seharusnya tidak boleh seperti ini. Putus asa memang jalan keluar yang paling mudah tapi paling menyedihkan. Toh Lavina sudah berupaya sampai sejauh ini. Menyerah bukanlah pilihannya.Lantas dia berdiri, mengambil ikat rambut dan menguncir rambut hitamnya yang panjang. Tidak ada waktu untuk meratap. Masih banyak pekerjaan yang harus dia lakukan untuk menyelamatkan perusahaan.Lavina kembali mempelajari semua berkas yang diberikan oleh karyawannya. Tidak satupun dokumen yang terlewat. Saking fokusnya dengan pekerjaan itu, Lavina sampai tidak menyadari bahwa langit sudah gelap. Sudah malam. Bisa saja Lavina menghentikan pekerjaannya dan pulang, namun dia tetap bertahan di kursi kerjanya. Tidak ada waktu untuk istirahat.
Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk Lavina. Setidaknya dia bisa menghirup napas lega karena Louis Rembarnt menerima perusahannya menjadi investor. Tidak lama, perusahaannya akan mendapat keuntungan. AR Company adalah perusahaan besar yang sangat mudah mendapatkan keuntungan. Berinvestasi di sana tentu bisa mendapatkan keuntungan juga.Sembari menunggu keuntungan dari investasi, Lavina memeriksa berkas pelamar yang baru saja diserahkan oleh HRD. Hari ini jadwalnya melakukan wawancara pada pelamar. Kali ini Lavina sendiri yang akan melakukan wawancara.Pantas saja sejak pagi tadi, lobi perusahaannya sudah ramai dengan wajah asing. Orang-orang itu pasti hendak melamar pekerjaan di sini. Melirik jam tangannya, Lavina bergegas keluar menuju ruang interview karena sebentar lagi wawancara akan dimulai.Ketika waw
Lavina menghela napas. Kejadian kemarin membuatnya terganggu. Katanya Raveen ingin membatalkan perceraiannya. Sampai bingung harus bagaimana. Haruskah Lavina marah atau justru membuka tangan dan menerima pembatalan itu?Lavina tidak serta merta menolak tawaran Raveen. Dia ingin menolak tapi hatinya tidak bisa berbohong bahwa dia masih membutuhkan Raveen. Harus memikirkan banyak hal sebelum memutuskan. Terutama tentang memiliki anak, apakah setelah membatalkan perceraiannya, Raveen masih akan tetap memaksa Lavina untuk memiliki anak? Atau justru laki-laki itu akan mengalah dan menghormati keputusannya?Jika Raveen mengalah, Lavina benar-benar akan memberikan kesempatan untuk kembali bersama. Akan menyetujui sepenuhnya soal pembatalan perceraian itu. Bersedia kembali membangun rumah tangga yang bahagia bersamanya. Akan tetapi, jika pada akhirnya laki-laki itu tet
TRIGGER WARNINGBAB INI MENGANDUNG KEKERASAN SEKSUALSalah satu hal yang Lavina benci adalah ketika seseorang merasa memiliki segalanya sehingga bersikap seolah-olah over power dan seenaknya memperlakukan orang lain dengan buruk. Mempermainkan orang lain dengan dalih mereka pantas mendapatkannya. Lavina memang pernah menjadi orang yang ‘dipermainkan’. Akan tetapi Lavina yang baru tidak akan mau dipermainkan begitu saja. Dia akan membalas siapa pun yang menyakitinya.Seperti malam ini, Lavina berhasil memukul Raveen—atau justru malah gagal? Dia memang berhasil membuat Raveen marah, namun dia juga berakhir di atas ranjang, di hotel milik AR Company. Baru saja Raveen melemparnya ke atas kasur empuk itu.Tidak banyak bicara, Raveen melepaskan
Raveen masih bertahan di rumah sakit. Meskipun tampak tenang, sebenarnya dia merasa sangat panik. Apalagi saat melihat Lavina terkapar di lantai tidak sadarkan diri, Raveen seperti orang kesetanan, terburu-buru menggendong Lavina dan membawanya ke rumah sakit. Bahkan dia harus melanggar rambu-rambu lalu lintas agar bisa lebih cepat sampai ke rumah sakit.Saat ini, Lavian masih dirawat oleh dokter. Hampir dua jam tapi dokter belum juga keluar dari ruangan. Apakah terjadi sesuatu pada Lavina? Jika benar, Raveen akan menyalahkan dirinya sendiri. Lavina yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, pasti ada kaitannya dengan kejadian semalam.Raveen menyadari bahwa semalam dia menjadi monster. Dia melukai Lavina dengan sengaja. Padahal seorang psikopat. Wajar menyakiti orang lain bukan? Tapi lagi-lagi Raveen merasa bersalah telah berbuat kejam pada istri yang sangat dia cint
Aron sepekat tetap tutup mulut soal kehamilan Lavina. Toh lambat laun, orang-orang akan menyadari perubahan tubuh Lavina. Lambat laun perut wanita itu akan membesar dan kehamilan Lavina akan diketahui. Sebenarnya Aron cukup terkejut karena Lavina tiba-tiba Lavina memutuskan untuk berubah pikiran Apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita ini?Tidak ingin memikirkan atau ikut campur lebih jauh, Aron berkata, “Aku tidak bisa terus menerus membohongi Raveen soal kondisi kesehatanmu. Mungkin hari ini aku masih bisa mencegahnya untuk tidak menemuimu. Aku tidak berjanji besok aku masih bisa menahan Raveen.”Lavina mengangguk. Dia mengerti. “Tidak apa-apa. Aku akan menanganinya sendiri. Yang pasti, jangan bicara apapun soal kehamilanku padanya,” sahut Lavina. Aron menyetujui, lantas mengambil surat perjanjian medis dan keluar dari ruangan Lavina
“Bisakah kau tersenyum Altar? Tidak baik menunjukkan wajah cemberutmu pada teman-temanmu.” Lavina mengusap pipi Altar yang menggembung.Altar Landergee sudah menginjak usia lima tahun pagi ini. Mansion megah mereka sudah dihiasi banyak sekali balon dan semua pernak pernik ulang tahun. Seharusnya menjadi momen yang menyenangkan untuk Altar. Semua yang disiapkan, Lavina pastikan adalah semua yang terbaik dan yang paling disukai oleh putranya itu.“Ailee tidak datang!”Akhirnya Lavina tahu alasannya. Meskipun hadiah sudah menumpuk tinggi, tidak bisa menyembuhkan kesedihan Altar karena teman playgroup-nya yang bernama Ailee tidak datang. Gadis kecil itu memang telah menjadi teman favorit Altar.
Lavina spontan memegang perutnya yang sudah besar ketika melihat berita yang ada di televisi. Jane dikabarkan bunuh diri, melompat dari atas gedung media milik orang tuanya. Tiba-tiba firasatnya buruk. Apakah itu perbuatan Raveen? Dia tidak ingin berprasangka buruk pada suaminya, tapi perasaannya benar-benar tidak nyaman, seolah mengatakan bahwa Raveen adalah dalang di balik kematian Jane. Apalagi setelah pernikahan mereka yang hancur, hidup Lavina lebih tenang. Tidak ada kejadian apapun selain pemberitaan yang terlalu berlebihan tentang keburukan Jane yang telah menghancurkan rumah tangga Raveen dan Lavina. Memang sebelumnya itu adalah bagian dari rencana Lavina, tapi kali ini beritanya sangat berlebihan. Bahkan seperti mengulik semua keburukan Jane dan orang tuanya. Rumornya mereka terlibat kasus korupsi. Pamornya jatuh dan per
Semenjak hamil, Lavina berubah. Terutama pemikirannya. Mungkin memang masih ada rasa khawatir tentang bagaimana dia harus mengasuh anak, namun dia akan berusaha. Seiring dengan bertambahnya usia kandungan Lavina, ia merasa sangat terikat dengan sang bayi. Ada jalinan kasih yang berbeda, yang tidak bisa Lavina deskripsikan. Jika ditilik secara sains, itu wajar karena saat hamil, hormon oksitosin yang katanya adalah hormon cinta, meningkat. Itulah yang menyebabkan cinta ibu pada bayinya semakin kuat.Mungkin di awal masih belum begitu kentara. Hanya sayang saja. Belum begitu benar-benar mencintai. Hanya menyadari bahwa dia akan menjadi ibu dan harus mengasuh bayinya. Tapi kejadian tragis itu membuat Lavina menyadari betapa ia sangat ketakutan. Ketakutan yang sama seperti yang dia alami saat lampau.Apalagi melihat darah yang merembes di gaun putih yang dia pakai.
Rencana Lavina tampak berjalan dengan sangat baik. Sebuah persiapan untuk pernikahan megah telah selesai dilakukan. Hanya perlu menambah hal-hal kecil saja. Sisanya, gedung yang telah didekorasi sedemikian rupa siap untuk digunakan. Jujur saja, Lavina sedikit iri karena pesta pernikahan ini digelar lebih megah daripada pernikahan Lavina. Tentu saja karena Jane mendapatkan banyak kucuran dana dari banyak pihak.“Are you living in Disney Land or something?” tanya Lavina yang tampak takjub.Di sebelahnya Jane hanya tersenyum remeh. Terang-terangan meledek Lavina. Dia tengah menunjukkan superioritasnya karena tahu bahwa pesta pernikahannya lebih megah dibandingkan siapapun.“Tentu saja. Aku ratu di semesta Raveen. Sudah seharusnya seperti itu.”Lavina
Lavina dan Raveen keluar dari gedung perusahaan Dawson. Di sana sudah ada banyak wartawan yang menunggu. Mereka sengaja keluar dari pintu utama. Pura-pura terkejut dengan kehadiran mereka.“Bagaimana tanggapan Anda dengan skandal Anda?”“Apakah benar bayi yang dikandung Jane adalah anak Anda?”“Nona Lavina? Bagaimana kondisi kandungan Anda? Apakah Anda baik-baik saja?”“Bagaimana tanggapan Anda soal skandal yang menimpa suami Anda?”Dan banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para reporter itu. Akan tetapi, baik Raveen dan Lavina hanya bungkam. Belum saatnya mereka membuka suara. Justru diamnya mereka memang sengaja dilakukan agar semakin menciptakan banyak asumsi publik. Akan l
Berita tentang Jane yang mengandung anak Raveen semakin merebak. Bahkan gosip itu membuat harga saham perusahaan Landergee turun. Beberapa pihak mulai sedikit panik dan meminta Raveen untuk melakukan tindakan lebih lanjut.Musuh dalam selimut itu memang ada. apa yang Lavina katakan sebelumnya benar, beberapa orang terlihat menjadi pihak oposisi. Saat rapat darurat dilakukan oleh semua orang pemegang saham, Raveen dipaksa bertanggung jawab. Jane harus segera dinikahi oleh Raveen atau citra Landergee akan semakin buruk.“Kalian memintaku untuk menikahinya? Kenapa tidak memaksaku untuk melakukan tes DNA saja pada bayi itu? Apakah dia anakku?” Raveen melempar pertanyaan retoris ke dalam forum.“Bagaimana bisa itu bukan anakmu, Tuan Raveen? Beberapa kali aku melihatmu dengan wanita itu. Bahkan kau menga
“Sayang sekali, sepertinya kita harus menundanya,” ujar Lavina. Pura-pura kecewa karena laboratorium rumah sakit tidak bisa beroperasi. Padahal kenyataannya kejadian ini adalah pancingan saja. Sudah direncanakan oleh Lavina dan Raveen hanya mengikuti alur permainan istrinya.Raveen merangkul Lavina, “Kita terpaksa harus pulang,” Raveen juga pura-pura kecewa.“Kau benar. Kita harus pulang. Lagipula aku sudah lelah, bayi kita perlu istirahat.” Jane menimbrung. Dia tidak terlihat kecewa. Wajahnya yang sebelumnya panik, berubah menjadi cerah. Seolah masalah yang menimpanya bisa diselesaikan dengan mudah.Akan tetapi, justru ini membuat dugaan Lavina semakin benar. Wanita itu memang berbohong soal anak yang sedang dikandungnya. Hanya tinggal memikirkan bagaimana membuat wanita ini terp
Raveen masih tidak mengerti apa yang Lavina rencanakan. Istrinya itu sama sekali tidak terlihat marah. Bahkan memberikan kursi depannya pada wanita menjijikkan itu. Yang hanya bisa Raveen lakukan adalah mempercayai Lavina.Meskipun begitu, Raveen tidak diam begitu saja. Dia meminta anak buahnya untuk menyelidiki wanita itu. Raveen bisa memastikan bahwa bayi yang dikandungnya bukanlah anak Raveen. Raveen memang pernah membawa wanita itu ke rumah dan ke pesta, sering bertemu tapi tidak untuk melakukan hubungan seksual.Sebenarnya Raveen ingin menyingkirkan wanita itu, tapi dia harus menahan diri karena mempercayai Lavina akan menyelesaikan masalah ini. Raveen menduga ada seseorang di balik semua ini. Wanita itu terlalu berani datang ke rumah dan berbohong bahwa dia hamil anak Raveen kecuali memang ada seseorang yang berdiri di belakangnya.
Di akhir pekan, Lavina dan Raveen akhirnya meninggalkan apartemen dan pindah ke mansion baru mereka. Lavina takjub sekali ketika melihat bagunan yang begitu megah di depannya. Halamannya sangat luas dengan beberapa tanaman, membuat suasana rumah lebih asri. Apalagi bagunan itu dibangun di tengah hutan, membuat kesan damai. Sejuk sekali. Lavina sangat suka. Seperti … mansion ini begitu privat hanya untuk mereka berdua.“Kau suka?” tanya Raveen.Lavina yang masih takjub mengangguk mantap. Siapa yang tidak akan menyukai mansion ini? “Cantik sekali. Aku benar-benar menyukainya.” Netra Lavina tak bisa lepas dari mansion itu. Menyisir segala sisi, mengamati segala lekukan mansion itu.“Ini seperti lukisan!” imbuh Lavina.Pria yang ter