Share

Past 4 | Lift Up Your Chin!

Penulis: refimariskaa_
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-16 02:45:03

***

Caitlin teramat muak berada di situasi ini. Ditatap seolah anak paling berdosa di muka, padahal sekadar menanggung setumpuk maksiat sepasang yang disebutnya Ayah dan Ibu. Malu ... tidak. Justru Caitlin tak peduli apa pun. Hanya saja, ia putus asa oleh pandangan cemooh orang-orang sekitar yang menyebabkannya ingin mengumpat setiap saat.

Besok atau lusa kamu temui pengacara Ayah dan Ibu untuk menunjang kebutuhan kamu ke depan.

Little gift for you, Sayang.

Kamu harus tahu Ayah dan Ibu mencintaimu melebihi apa pun.

Para pembohong! Bullshit! Penyesatan anak!

Nyatanya, saban kekecewaan Caitlin cukup tertuang di lubuk hati terdalam tanpa pengungkapan lisan. Kebahagiannya malam itu terlalu singkat dan menyakitkan untuk diingat, tetapi kenangan terindah Caitlin selama delapan belas tahun terakhir walau ... walaupun ditutup dengan penangkapan paksa tersebut.

“Aku sama sekali enggak menyangka orang sehebat Pak Andra melakukan hal keji yang merugikan negara.”

“Bu Yeni juga. Hilir mudik di telivisi menyiarkan partai yang katanya bebas korupsi. One more, katanya. Ternyata ... oh, ternyata ....”

“Pasangan yang meresahkan negara kita, memang sepantasnya dihukum berat. Koruptor sepatutnya dhukum mati!”

Tangan Caitlin terkepal, berupaya menolak dentuman jiwa pemberontak yang ingin menguasai. Tiga hari belakangan, koridor lantai dua gedung kelas dua belas tiga pun bak mengadakan pergelaran red carpet dengan Caitlin didaulat bintang tamunya. Sayang, gadis itu bukanlah tipe mudah terjerat mental breakdown.

Bak kaset rusak, bayang-bayang menyesakkan yang selalu datang terpaksa Caitlin ikhlaskan, begitu juga fragmen kedatangan tepat waktu Efrain dan pelukan hangatnya. Tidak lupa akan tegasnya langkah Efrain serta teguran keras memarahi pihak berwajib yang menarik Caitlin menjauh saat ingin memeluk orang tuanya, mengabaikan pula atraktifnya pencari berita mengambil wajah keduanya.

Karena setitik malu dan rasa tidak pantas yang menyelimutinya, Caitlin memutuskan menghindari laki-laki—pelindungnya—sendiri. Wajar ia rendah diri, sementara tidak pantas berharap berlebihan. Mengingat Efrain telah berjanji hanya memberi Caitlin waktu tiga hari untuk kesendiriannya menerima keadaan.

“Ah, aku benar-benar kasihan pada anaknya. Ya, Caitlin. Aku enggak menyangka satu sekolah dengan anak sampah negara.”

“Sama. Enggak satu kelas aja aku bersyukur.”

“Ya ... ya ... ya. Aku pun sama. Perlu hati-hati memiliki teman seperti orang tuanya, pelanggar hukum.”

Anak koruptor; begitulah istilah tersembunyi warga sekolah yang coba tak diacuhkan Caitlin meski sia-sia. Toh, melawan sama dengan menyanggah, dan ia tidak mempunyai hak. Semua limpahan kemarahan benar adanya. Penggelapan uang negara bukan sesuatu yang bisa dimaafkan sebab menyangkut kesejahteraan setanah air.

“Ikut aku!”

“Ef!” Spontan Caitlin balas meremas sebuah cengkeraman di lengannya, serta memenjarakan kakinya yang dipaksa berjalan oleh ... ah, ini adalah hari terakhir menghindari Efrain Reagan. “Lepaskan aku!”

Your time is over, Cait.”

“Setop. Kamu enggak punya hak mengaturku, Efrain!” kekeh Caitlin, tidak peduli kalau-kalau semua pasang mata menjadikan mereka tontonan gratis yang menambah daftar playlist kesalahan sang anak koruptor.

“Aku punya hak atas dirimu. So ... oke, kamu cukup pegang tanganku. Aku tahu kamu ingin ke perpustakaan. Together.”

“Ef, hanya aku. Kamu tetaplah di kelas mengikuti pelajaran.”

Efrain mengerang sebab nada dingin Caitlin meladeninya. “Enough, Honey. Aku yang akan menemani kamu. Ingat, kan, waktumu sudah habis untuk menghindariku.”

“Efrain!”

“Ya, Honey.” Sekeras kepalanya Caitlin, tidak mampu mengalahkan Efrain. Ia tahu cara meruntuhkan tembok kokoh yang dibangun Caitlin sejauh dirinya menerobos jauh.

Detik berikutnya, semerbak wangi buku menguat di penjuru ruangan. Senyum Efrain terbit sesudahnya menutup akses perpustakaan hingga hanya menyisakan dirinya dan Caitlin. Laki-laki itu bersandar di daun pintu, sedangkan tangannya mengurung Caitlin dengan teratur.

“Ef!”

“Menangislah ....”

Tatapan Caitlin menajam dengan retina yang mulai memerah. “Enggak akan,” gumamnya serak.

“Kamu sakit, kamu ingin menangis.”

“Aku baik-baiksaja!”

Efrain berdesis rendah di luar kendalinya mendengar celetukan muslihat Caitlin. “Kamu tahu ..., hanya orang sakit yang merasakan sesak di dadanya. Jangan mengelak. You felt it. Kamu sakit hati, Cait. Please, jangan menahannya sendiri.”

“Kamu apa-apaan, sih, Ef? Please, let me go!”

Hug me and cry now.” Caitlin konstan bergeming sampai Efrain kembali berujar, “Please, Honey, hug me.”

“Apa kamu enggak malu seperti ini?”

“Apa?”

“Aku anak koruptor, you know. Se-Indonesia tahu fakta itu, bahkan ka-kamu menjadi saksi karena berada di TKP, kamu dikejar wartawan, nama keluargamu dipertanyakan dan dikorek habis. Ka—” Kemudian, kecupan di per sekian detik oleh Efrain singgah di sudut bibirnya. “Ef, tolong ... aku enggak mau banyak utang padamu.”

“Kamu enggak pernah berutang, Honey. Just trust me.” Dalam satu tarikan, Efrain sukses melempar tubuh Caitlin padanya, memeluk gadis mungil itu dengan penuh perasaan. “Kamu punya aku, jangan pernah berpikir sendirian.”

Lantas tangis Caitlin luruh. Ia tidak pernah memperoleh perhatian sebesar yang dilimpahkan Efrain. Remasan Caitlin di punggung Efrain menguat, sementara sang empu diam dan balas menyusuri uraian rambut tebal nan panjangnya. “A-aku ... aku—”

“Menangislah sampai puas, Honey.”

“Ef, aku ... terima kasih banyak,” gumam Caitlin susah payah sebab suaranya yang tenggelam oleh isakan.

“Tiga hari ini kamu membuatku takut,” rengut Efrain setelah Caitlin mendongak. Satu tangannya terulur mengelus pipi basah dan mengecup kedua kelopak mata bengkak itu. “Kamu enggak boleh sendirian lagi.”

“Aku memang selalu sendirian.”

No. You’re mine, yang artinya kamu punya aku untuk berbagi apa pun. Kamu hanya perlu melihat ke depan, bersamaku.”

“Ef, ini berlebihan.” Netra sendu Caitlin kembali berair. “Semua orang menjauhi aku, dan kamu juga—”

“Aku bukan orang bodoh yang ikut menjauhi kamu untuk ajang-ajangan karena kesalahan orang tuamu. Anak kemarin sore sekali.” Efrain tersimpul manis, sementara rahangnya terlihat mengeras. “Ingat, Cait, kamu milikku.”

***

Efrain menggeram tertahan selagi Caitlin menunduk selama langkah keduanya yang baru akan meninggalkan kelas. Efrain frustrasi akan akibat dari kejadian malam itu, sehingga Caitlin yang dikenalnya cuek terhadap sekitar dan sanggup tuli atas tanggapan sekeliling, sekarang tampak tidak berdaya di bawah rumor-rumor yang menyeret namanya.

“Setop, Honey!” Sekali lagi Efrain mengumpat sebelum menghalangi Caitlin yang hampir memutar kenop. Cukup ia menahan diri saat Caitlin berkata ingin menunggu semua teman sekelasnya keluar.

“A-apa?”

Lift up your chin!”

“Ef, I’m scared,” cicit Caitlin gemetar.

“Ada aku, Honey.” Efrain mengangkat dagu gadis di hadapannya, lalu meluruskan ke depan. “Tunjukkan Caitlin Deborah Roland yang sesungguhnya. Lagi pula, kamu di sini tinggal kurang lebih satu bulan.”

“Tapi—”

“Cait, kamu punya masa depan. Kamu enggak bisa terus-terusan menanggung beban yang disebabkan ayah dan ibumu. Wake up, jangan hancurkan hidupmu sendiri!”

Lama Caitlin meresapi dorongan Efrain yang menginginkan kebangkitannya. Tiga hari ini, terlalu bodoh ia menyesalkan kehadirannya di dunia, bahkan sampai berdoa semoga umurnya tidak sepanjang harapan. Beruntunglah mental Caitlin tidak selemah itu, dan bunuh diri tidak masuk ke dalam list-nya. Mengingat dosa lebih utama.

“Ef.” Tanpa diduga, Caitlin balas menggenggam telapak tangan Efrain di sisi pinggangnya. Di keheningan ia membuat keputusan untuk mencoba, terlebih mata Efrain memancarkan ketenangan saat menatapnya. “Apa aku bisa mengandalkanmu?”

Mendengar pertanyaan impresif Caitlin, senyum Efrain terbit sampai anggukan penuh keyakinan ditunjukkannya. “Of course, Honey. I’m yours, you’re mine. Kamu boleh mengandalkanku di berbagai kondisi. Mengerti?”

Giliran Caitlin yang mengangguk, sekuat hati menguatkan nafsi bahwa tak ada yang salah dari keputusannya. “Aku mempercayaimu, Ef.”

***

Bab terkait

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Past 5 | Kamu Milikku!

    *** Sialan! Waktu terlalu cepat berlalu, di sisi lain kata ‘perubahan’ adalah momok ketakutan bagi Efrain. Nyaris dua minggu belakangan kedekatannya dan Caitlin terjalin, pun banyak hal mereka kerjakan bersama-sama. Caitlin yang berusaha membuka diri, serta Efrain menunjukkan bagaimana gadis itu begitu berharga. Setidaknya, Caitlin tahu jelas perasaan Efrain tidak sekadar permainan belaka. Tindakannya bahkan bernilai menggelikan jika dilakukan pada insan lain. Hanya pada Caitlin, maka lembutnya seorang Efrain Reagan akan muncul ke permukaan. Namun, saat ini pemandangan tak mengenakkan terpampang nyata. Efrain yang tidak satu kelas teramat berang ketika melongok keakraban pujaannya sedang tertawa puas dengan pria selain dirinya di sudut ruangan. Entah sejak kapan sifat posesif muncul, pastinya Efrain tahu tawa tersebut mengandung berjuta makna—khusus ditunjukkan laki-laki yang memiliki perasaan lebih pada lawan jenis. Sial, saingan Efr

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Past 6 | Tragedi Prom Night

    *** Ini tepat dua minggu setelah kejadian di gudang, dan prom night masa putih abu-abu sebagai pergelaran menyimpan kenangan akhirnya tiba. Sebuah ajang memamerkan segala hal untuk sebagian siswa-siswi, tetapi tidak bagi beberapa yang menghindari malam mewah nan glamor ini, termasuk Caitlin. Efrain tahu, membawa Caitlin ke sini bukanlah ide bagus, bahkan dirinya terkadang jijik. Walaupun berasal dari keluarga yang cukup, tetapi Efrain yakin Caitlin tidak terbiasa akan dunia malam meski sekadar acara sekolah. Martabat Caitlin Deborah Roland tinggi laksana perempuan, dan ia amat beruntung bisa memilikinya. Caitlin milik Efrain, it’s his nice obsession. Satu jam lalu, Efrain terpaksa meninggalkan Caitlin di balkon saat didapuk pemenang king of the year. Di sudut hatinya terdalam, Efrain benar-benar bahagia, dan beberapa rencana tersimpan baik di kepala. Sebentar lagi memasuki perkuliahan, ia berniat membawa Caitlin ke mana pun

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 7 | Meet Again

    *** Sepuluh tahun kemudian .... Namanya Caitlin Deborah Roland, wanita dewasa dengan kulit eksotis, lesung pipi di sebelah kiri, dan tubuh semampai hingga dianggap idaman di ruangan sakral itu. Visual yang bisa menghapus jejak berita bahwa kedua orang tua Caitlin adalah politikus terkenal—setidaknya sepuluh tahun lalu, sebelum masalah korupsi yang mencuat. Berbagai masalah di lampu membuat kepribadian Caitlin lebih keras daripada perempuan lain, kata ‘berjuang sendiri’ adalah kunci kehidupannya. Di umur yang menginjak dua puluh delapan tahun, Caitlin masih belum—tidak ingin—dekat pria sembarang, tetapi bukan berarti enggan berumah tangga suatu hari. Menghadirkan senyuman di bibir seksinya dikatakan gampang-gampang susah. Berbahagia di depan Caitlin, maka wanita tersebut akan menyoraki kegembiraan yang menopang dari bawah. Sesimpleks itu mengerti seorang Caitlin. “Thank you, Cait. Kamu benar, pernikahan tidak seburuk bayanganku. Aku se

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 8 | Pemimpin Baru

    *** Di detik pertama terbangun dari tidur, Caitlin langsung terduduk sampai pening. Dilanda gelisah sebelum terlelap, dan akhirnya terpejam menjelang subuh. Untung sekali datang bulan membuat Caitlin memiliki waktu beristirahat beberapa jam untuk memulihkan fisik serta perasaannya yang berada di tahap lelah. Omong-omong, syukur tak ada kejadian menyeramkan semalam. Memang Caitlin sempat memberontak ke sekian kali ketika Efrain menyuruh supirnya membelah gemerlap kota Jakarta. Namun, Efrain balik membentaknya dan berjanji tak akan menyakiti, alih-alih membawa Caitlin selamat ke apartemennya. Tepat pukul delapan pagi dan belum sempat sarapan, Caitlin sudah nangkring di kantin perusahaan memesan nasi goreng seafood. Tak terasa seminggu berlalu ditugaskan di CloudSky Indonesia. Hampir segenap pegawai mengenal Caitlin Deborah sebab satu-satunya perempuan di tim programmer dari divisi development web. “Cait, pulang bersamaku?” “

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17
  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 9 | Bos Gila

    *** “Kami dari tim Roderick mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan CloudSky. Semoga agenda kerja sama ini bisa terlaksana sesuai keinginan kami di lubuk hati terdalam. Selamat siang, Pak Efrain beserta tim!” Efrain berdeham, mengakhiri sesi tepuk tangan selepas presentasi virtual calon kolaborator menjelaskan secara garis besar rincian jika aliansi antar perusahan di bidang berbeda ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Sejujurnya, Efrain tak meragukan Roderick, tetapi argumen tetap diperlukan. “Silakan bagi para divisi atau setiap tim mengajukan pendapatnya sebagai pertimbangan apakah CloudSky pantas menjalin kerja sama dengan Roderick?” Rey, asisten pribadi Efrain yang juga merangkap sekretaris, menjalankan tugasnya sebagai juru bicara. “Divisi pemasaran sepenuhnya amat mensyukuri kerja sama ini, Pak Efrain. Game kedua Roderick benar-benar menjanjikan, prediksi target pasarnya pun tidak hanya terbatas pada gene

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 10 | Bos Gila (2)

    *** “Kamu membunuhku!” Caitlin tidak berusaha lebih dulu mengatur napas yang memburu, dan jari telunjuknya khusus terarah pada Efrain. Di pikiran Caitlin, pria dewasa di sebelahnya itu tidak ubah lintah darat dengan seringai panas yang mampu membakarnya bila diam saja. “Apa kamu enggak mengenal penolakan?” “Enggak.” “Argh!” Caitlin berteriak frustrasi, sementara Efrain masih setia tersenyum jemawa sambil melipat tangannya di depan dada. “Kamu … gila!” “Mengumpatlah sepuasmu, dan tanggung sendiri akibatnya. Aku menunggunya, Cait. Selalu,” “Me—” Oh my .... Efrain menarik tengkuk Caitlin dan memajukan tubuhnya sendiri. Tidak butuh satu detik kemudian, lidah Efrain langsung menerobos mulut Caitlin. Begitu dalam, intens, dan bergairah. Sejak dulu, rasanya tetap candu seperti pertama kali. Inilah yang dimaksud Efrain setoran per hari, sesuai harapannya. “Kamu memang menantikan ini, right?” gumam Efr

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 11 | Aku Pemilik Dirimu

    *** Setiap minggu sesuai aturan perusahaan, CloudSky memang melakukan pertemuan antar divisi agar terciptanya kerja sama yang harmonis dan saling mengerti. Namun, hal tersebut justru dibenci Caitlin yang selalu diperintahkan ketua divisinya untuk hadir, padahal menghindari Efrain adalah tujuannya. Seperti saat ini, pria arogan itu duduk dengan berwibawa di kursi kebesaran di ruang rapat, tampak memindai para pegawai satu per satu sebelum memulai. Dia memerintahkan Rey lewat lirikan mata. “Baik, sudah semua. Tanpa berlama-lama, saya mengajak kalian berkumpul setelah divisi web development melakukan pengujian akhir. Bagaimana presentasinya … siapa yang bersedia—atau Pak Yoga?” “Saya membawa perwakilan tim programmer, Pak Efrain. Caitlin akan menjelaskan hasil pengujian yang kami lakukan dua hari belakangan.” Efrain menyeringai lebar di posisi, tidak sabar mendengarkan penerangan Caitlin yang selalu indah dan dan sayang dilewatk

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-23
  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 12 | Listen to Me

    *** Caitlin beristigfar di detik pertama kali matanya mengerjap oleh sinar mentari yang mengintip malu-malu di sekat tanpa tirai kamar. Sekali lagi wanita muda itu menguap, mengakhiri sesi tidur panjangnya. Ah, tidak terlalu puas karena bayangan lembur pada hari ini, dipastikan waktu beristirahat hanya angan. Menyadari belum beribadah, padahal waktu sudah menunjukkan lebih dari setengah jam keterlambatan … Caitlin bergegas melaksanakan. Sebelum itu, ia terlebih dulu membasuh wajah, menyikat gigi, dilanjut wudu dan salat. Caitlin berniat mandi total setelah memasak sarapan serta bekal. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering keras. Caitlin yang baru beranjak dari ranjang, seketika melihat gerangan dan lantas mendengus. Memang menyebalkan, pikirnya dramatis. Sejak Efrain berhasil mencuri data nomor teleponnya, hidup Caitlin pun tak tenang walau di apartemen. “Ya, halo,” seru Caitlin malas-malasan. “Apa begitu caramu mengangkat telepon atasan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05

Bab terbaru

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 14 | Peringatan

    ***Efrain tengah fokus dengan setumpuk file yang harus ditandanganinya ketika perasaan tidak enak mendadak menyerang. Ia melirik jam di dinding, dan mendesah saat menyadari masih banyak menit-menit yang mesti dilaluinya. Setidaknya, profesionalitas Efrain tinggi, dan tidak memaksa kehendak.Lima menit berlalu tanpa kemajuan berarti, Efrain mengacak-acak rambutnya frustrasi. Nama Caitlin terus terbayang di kepala, membuat Efrain tidak dapat menahan umpatan dari mulutnya. Ketimbang penasaran, ia dengan cepat mengambil ponselnya di meja, lalu menghubungi seseorang.“Caitlin-nya ada, Pak Yoga?”Kemudian, terdengar manager divisi tersebut berteriak menanyai para bawahannya yang kemungkinan besar di satu ruangan karena sekarang belum memasuki jam makan siang. Efrain menunggu sabar dalih harap-harap cemas. Tidak terelakkan jika yang kini dibayangkannya hanya Caitlin.“

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 13 | CloudSky

    *** “Apa kita benar-benar harus masuk ke sana barengan?” Efrain menoleh, mendapati Caitlin menggigit bibir bawah dan menatapnya sendu. Rasanya, ia ingin menggantikan gigi-gigi itu dan melumatnya. Efrain sampai mengerang hanya karena memikirkannya. “Don’t do it, Honey. Atau kamu ingin aku yang menciummu, hem?” “Jangan coba-coba!” Efrain terkekeh, lalu tangannya terulur mengelus lembut puncak kepala Caitlin. “Ayo, kita kerja, Honey.” “Kamu duluan aja.” “Hem?” “Aku enggak mau orang-orang melihat kita, Ef,” gumam Caitlin hati-hati, yang diyakini akan membuat Efrain kesal.Di luar, terlihat sejumlah pegawai CloudSky berpakaian formal memasuki gedung delapan tingkat tersebut. Para perempuan tampak cantik dengan rambut panjang yang terurai, diikat, ataupun berjilbab, sementara kaum Adam begitu gagah di balutan kemeja serta dasi, ada ju

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 12 | Listen to Me

    *** Caitlin beristigfar di detik pertama kali matanya mengerjap oleh sinar mentari yang mengintip malu-malu di sekat tanpa tirai kamar. Sekali lagi wanita muda itu menguap, mengakhiri sesi tidur panjangnya. Ah, tidak terlalu puas karena bayangan lembur pada hari ini, dipastikan waktu beristirahat hanya angan. Menyadari belum beribadah, padahal waktu sudah menunjukkan lebih dari setengah jam keterlambatan … Caitlin bergegas melaksanakan. Sebelum itu, ia terlebih dulu membasuh wajah, menyikat gigi, dilanjut wudu dan salat. Caitlin berniat mandi total setelah memasak sarapan serta bekal. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering keras. Caitlin yang baru beranjak dari ranjang, seketika melihat gerangan dan lantas mendengus. Memang menyebalkan, pikirnya dramatis. Sejak Efrain berhasil mencuri data nomor teleponnya, hidup Caitlin pun tak tenang walau di apartemen. “Ya, halo,” seru Caitlin malas-malasan. “Apa begitu caramu mengangkat telepon atasan

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 11 | Aku Pemilik Dirimu

    *** Setiap minggu sesuai aturan perusahaan, CloudSky memang melakukan pertemuan antar divisi agar terciptanya kerja sama yang harmonis dan saling mengerti. Namun, hal tersebut justru dibenci Caitlin yang selalu diperintahkan ketua divisinya untuk hadir, padahal menghindari Efrain adalah tujuannya. Seperti saat ini, pria arogan itu duduk dengan berwibawa di kursi kebesaran di ruang rapat, tampak memindai para pegawai satu per satu sebelum memulai. Dia memerintahkan Rey lewat lirikan mata. “Baik, sudah semua. Tanpa berlama-lama, saya mengajak kalian berkumpul setelah divisi web development melakukan pengujian akhir. Bagaimana presentasinya … siapa yang bersedia—atau Pak Yoga?” “Saya membawa perwakilan tim programmer, Pak Efrain. Caitlin akan menjelaskan hasil pengujian yang kami lakukan dua hari belakangan.” Efrain menyeringai lebar di posisi, tidak sabar mendengarkan penerangan Caitlin yang selalu indah dan dan sayang dilewatk

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 10 | Bos Gila (2)

    *** “Kamu membunuhku!” Caitlin tidak berusaha lebih dulu mengatur napas yang memburu, dan jari telunjuknya khusus terarah pada Efrain. Di pikiran Caitlin, pria dewasa di sebelahnya itu tidak ubah lintah darat dengan seringai panas yang mampu membakarnya bila diam saja. “Apa kamu enggak mengenal penolakan?” “Enggak.” “Argh!” Caitlin berteriak frustrasi, sementara Efrain masih setia tersenyum jemawa sambil melipat tangannya di depan dada. “Kamu … gila!” “Mengumpatlah sepuasmu, dan tanggung sendiri akibatnya. Aku menunggunya, Cait. Selalu,” “Me—” Oh my .... Efrain menarik tengkuk Caitlin dan memajukan tubuhnya sendiri. Tidak butuh satu detik kemudian, lidah Efrain langsung menerobos mulut Caitlin. Begitu dalam, intens, dan bergairah. Sejak dulu, rasanya tetap candu seperti pertama kali. Inilah yang dimaksud Efrain setoran per hari, sesuai harapannya. “Kamu memang menantikan ini, right?” gumam Efr

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 9 | Bos Gila

    *** “Kami dari tim Roderick mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan CloudSky. Semoga agenda kerja sama ini bisa terlaksana sesuai keinginan kami di lubuk hati terdalam. Selamat siang, Pak Efrain beserta tim!” Efrain berdeham, mengakhiri sesi tepuk tangan selepas presentasi virtual calon kolaborator menjelaskan secara garis besar rincian jika aliansi antar perusahan di bidang berbeda ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Sejujurnya, Efrain tak meragukan Roderick, tetapi argumen tetap diperlukan. “Silakan bagi para divisi atau setiap tim mengajukan pendapatnya sebagai pertimbangan apakah CloudSky pantas menjalin kerja sama dengan Roderick?” Rey, asisten pribadi Efrain yang juga merangkap sekretaris, menjalankan tugasnya sebagai juru bicara. “Divisi pemasaran sepenuhnya amat mensyukuri kerja sama ini, Pak Efrain. Game kedua Roderick benar-benar menjanjikan, prediksi target pasarnya pun tidak hanya terbatas pada gene

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 8 | Pemimpin Baru

    *** Di detik pertama terbangun dari tidur, Caitlin langsung terduduk sampai pening. Dilanda gelisah sebelum terlelap, dan akhirnya terpejam menjelang subuh. Untung sekali datang bulan membuat Caitlin memiliki waktu beristirahat beberapa jam untuk memulihkan fisik serta perasaannya yang berada di tahap lelah. Omong-omong, syukur tak ada kejadian menyeramkan semalam. Memang Caitlin sempat memberontak ke sekian kali ketika Efrain menyuruh supirnya membelah gemerlap kota Jakarta. Namun, Efrain balik membentaknya dan berjanji tak akan menyakiti, alih-alih membawa Caitlin selamat ke apartemennya. Tepat pukul delapan pagi dan belum sempat sarapan, Caitlin sudah nangkring di kantin perusahaan memesan nasi goreng seafood. Tak terasa seminggu berlalu ditugaskan di CloudSky Indonesia. Hampir segenap pegawai mengenal Caitlin Deborah sebab satu-satunya perempuan di tim programmer dari divisi development web. “Cait, pulang bersamaku?” “

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Present 7 | Meet Again

    *** Sepuluh tahun kemudian .... Namanya Caitlin Deborah Roland, wanita dewasa dengan kulit eksotis, lesung pipi di sebelah kiri, dan tubuh semampai hingga dianggap idaman di ruangan sakral itu. Visual yang bisa menghapus jejak berita bahwa kedua orang tua Caitlin adalah politikus terkenal—setidaknya sepuluh tahun lalu, sebelum masalah korupsi yang mencuat. Berbagai masalah di lampu membuat kepribadian Caitlin lebih keras daripada perempuan lain, kata ‘berjuang sendiri’ adalah kunci kehidupannya. Di umur yang menginjak dua puluh delapan tahun, Caitlin masih belum—tidak ingin—dekat pria sembarang, tetapi bukan berarti enggan berumah tangga suatu hari. Menghadirkan senyuman di bibir seksinya dikatakan gampang-gampang susah. Berbahagia di depan Caitlin, maka wanita tersebut akan menyoraki kegembiraan yang menopang dari bawah. Sesimpleks itu mengerti seorang Caitlin. “Thank you, Cait. Kamu benar, pernikahan tidak seburuk bayanganku. Aku se

  • Stay Away From Me (BAHASA INDONESIA)   Past 6 | Tragedi Prom Night

    *** Ini tepat dua minggu setelah kejadian di gudang, dan prom night masa putih abu-abu sebagai pergelaran menyimpan kenangan akhirnya tiba. Sebuah ajang memamerkan segala hal untuk sebagian siswa-siswi, tetapi tidak bagi beberapa yang menghindari malam mewah nan glamor ini, termasuk Caitlin. Efrain tahu, membawa Caitlin ke sini bukanlah ide bagus, bahkan dirinya terkadang jijik. Walaupun berasal dari keluarga yang cukup, tetapi Efrain yakin Caitlin tidak terbiasa akan dunia malam meski sekadar acara sekolah. Martabat Caitlin Deborah Roland tinggi laksana perempuan, dan ia amat beruntung bisa memilikinya. Caitlin milik Efrain, it’s his nice obsession. Satu jam lalu, Efrain terpaksa meninggalkan Caitlin di balkon saat didapuk pemenang king of the year. Di sudut hatinya terdalam, Efrain benar-benar bahagia, dan beberapa rencana tersimpan baik di kepala. Sebentar lagi memasuki perkuliahan, ia berniat membawa Caitlin ke mana pun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status